tirto.id - Beredar di media sosial, unggahan yang melaporkan adanya sejumlah kendaraan yang mengalami kerusakan mesin usai menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) berjenis Pertamax dari Pertamina. Narasi tersebut di antaranya diunggah oleh akun Instagram bernama “sorotinfo” (arsip) pada Selasa (26/11/2024).
Video tersebut menampilkan keluhan seseorang warga di sebuah bengkel di daerah Cibinong, Bogor, Jawa Barat yang memperlihatkan filter bensin rusak yang diklaim disebabkan oleh BBM Pertamax. Seorang dalam video tersebut juga memperlihatkan adanya sejumlah mobil di bengkel tersebut yang diklaim mengalami kerusakan filter bensin dan tangki bensin yang disebabkan oleh Pertamax.
“Ini filter pompa bensin sampai hancur sampe berlumut rusak, ini BBM yang baru diisi harus dibuang semua jadinya nih Pertamax. Nih, kasus-kasus yang lain tuh sama nih di bengkel ini,“ ujar seseorang di video tersebut.
Tirto juga menemukan video dengan narasi serupa diunggah di akun Threads bernama “lawan_politik_1995” pada Kamis (28/11/2024). Unggahan tersebut memperlihatkan sejumlah orang yang mengecek pompa bensin. Keterangan dalam unggahan tersebut bertuliskan:
“WARNIIING....!!!! Buat teman² di manapun kalian berada untuk sementara ini jangan dulu memakai pertamax 92 deh, sedang banyak kasus soalnya, dari pada berabe,” tulis keterangan takarir unggahan tersebut.
Sepanjang Selasa (26/11/2024) hingga Kamis (5/12/2024) atau selama sembilan hari tersebar di instagram, unggahan tersebut telah memperoleh 8.334 tanda suka, 1.029 komentar dan telah dibagikan sebanyak 9.390 kali.
Lantas, bagaimana kebenaran klaim tersebut?
(GFD-2024-24452) Klaim Kerusakan Mobil oleh BBM Pertamax, Bagaimana Faktanya?
Sumber:Tanggal publish: 05/12/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
PT Pertamina Patra Niaga, anak usaha PT Pertamina (Persero), merespons laporan yang mengatakan adanya sejumlah kendaraan yang mengalami kerusakan mesin usai menggunakan Pertamax dari SPBU di Cibinong, Jawa Barat.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari, menyatakan bahwa pihaknya tengah melakukan investigasi terhadap kejadian tersebut, mulai dari mengecek kualitas Pertamax di terminal BBM hingga ke SPBU-SPBU. Bahkan, Pertamina Patra Niaga juga melakukan pengecekan ke bengkel-bengkel di area Cibinong. Selain berkoordinasi dengan bengkel, Pertamina Patra Niaga juga menggandeng Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri Institut Teknologi Bandung (LAPI ITB).
Happy menjelaskan, berdasarkan hasil uji lab Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi Lemigas, sampel-sampel BBM jenis Pertamax SPBU Cibinong, Bogor dan beberapa wilayah lainnya telah memenuhi spesifikasi teknis yang dipersyaratkan oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Adapun uji lab ini dilakukan untuk mengetahui kandungan dari Pertamax yang sebelumnya sempat dikabarkan membuat mesin kendaraan rusak.
"Hasil uji lab dari Lemigas menyatakan bahwa produk Pertamax on spec, sesuai ketentuan Dirjen Migas. Masyarakat tidak perlu khawatir dengan kualitas Pertamax," tegas Heppy, dalam keterangan resminya, dikutip Jumat (29/11/2024).
Meski begitu, Sub Holding Pertamina Commercial & Trading itu tetap akan terus memonitor kondisi kendaraan-kendaraan yang mengalami kerusakan usai mengisi bahan bakar menggunakan Pertamax. Selain itu, pengawasan dan kajian lebih lanjut juga dilakukan Pertamina bersama LAPI ITB.
"Kami masih melakukan kajian mengingat kendala mesin hanya terjadi di merek dan jenis kendaraan tertentu serta di lokasi-lokasi tertentu, jadi kami perlu mempelajari detail penyebab gangguan pada mesin-mesin kendaraan di lokasi-lokasi tersebut," ujar Heppy.
Tidak hanya itu, Pertamina juga berkomitmen untuk bertanggungjawab terhadap produk yang mereka salurkan. Meski begitu, Heppy juga meminta kepada para konsumen untuk senantiasa melakukan perawatan kendaraan rutin di bengkel resmi dan menggunakan bahan bakar sesuai spesifikasi kendaraan, sehingga performa tetap optimal.
Hasil monitoring sementara di lapangan menunjukkan bahwa kendala mesin hanya terjadi pada kendaraan dari jenama dan tipe tertentu. Heppy menyebut bahwa tidak di semua kendaraan yang melakukan pengisian Pertamax mengalami kerusakan mesin.
“Meskipun penyebab belum diketahui—apakah dari produk Pertamax atau dari sparepart kendaraan, kami mohon maaf atas kejadian ini,” ujarnya.
Lebih lanjut, VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso juga telah mengonfirmasi isu ini dalam keterangannya, Minggu (1/12/2024), seperti dilansir Detik.
"Sampel endapan dari kendaraan yang bermasalah sudah dicek oleh Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri (LAPI) ITB dan dinyatakan bahwa penyebab rusaknya kendaraan bukan dari BBM Pertamax," katanya.
Namun, penjelasan lebih lanjut juga diberikan oleh Tri Yuswidjajanto Zaenuri, dosen dan ahli konversi energi Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB, yang juga bagian dari tim LAPI ITB. Yuswidjajanto mengatakan, kemungkinan ada kandungan dari lapisan anti-karat pada bagian dinding tangki BBM mobil yang larut setelah diisi Pertamax dan membentuk endapan.
"Endapan inilah penyebab mobil kehilangan tenaga karena menyumbat filter sebelum bahan bakar masuk ke dalam pompa, sehingga suplai bahan bakar ke mesin tidak mencukupi," ujar Yuswidjajanto, dalam keterangan resminya, dilansir dari Kompas.com.
Yuswidjajanto juga mengatakan pada Kompas.com, pelapis anti-karat tangki BBM yang digunakan oleh mobil-mobil sebelum tahun 2012 adalah terne metal. Terne metal merupakan kombinasi paduan antara timbal dan timah.
"Harusnya setelah tahun 2012 sudah diganti, timbalnya dihilangkan, dan diganti dengan Seng (Zn), timahnya tetap. Tapi, setelah itu, diganti lagi juga dengan electroplating. Jadi, hanya timah saja lapisan anti-karatnya," kata Yuswidjajanto.
"Nah, yang bermasalah ini adalah yang masih pakai terne metal, masih pakai paduan timbal (Pb) dan timah (Sn), yang lengket-lengket warna abu-abu itu adalah timbal," ujarnya.
Menurutnya, industri otomotif harusnya berubah mengikuti perkembangan bahan bakar juga. Kandungan dalam bahan bakar juga kerap berganti seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi.
Yuswidjajanto mengatakan, dirinya mempertanyakan mengapa industri otomotif sekarang ini masih mempertahankan penggunaan lapisan anti-karat tersebut. Sebab, seharusnya mobil-mobil sekarang sudah menggunakan metode electroplating galvanized atau timah. "Kemudian, dari sisi bahan bakarnya, kenapa kok di dalamnya ada sesuatu yang melarutkan Pb (timbal). Sampai sekarang belum ditemukan apa itu. Kita masih mencari nih, apa yang ada di bahan bakar, yang bisa melarutkan Pb," ujar Yuswidjajanto.
Yuswidjajanto menambahkan, pabrikan lain atau merek lain yang tidak terdampak mungkin saja lapisan anti-karat di dalam tangki sudah tidak lagi menggunakan pelapis yang memiliki kandungan timbal. "Industri otomotif yang mengikuti update teknologi mungkin sudah diganti. Makanya, tidak ada masalah yang pelapisnya tidak mengandung timbal," kata Yuswidjajanto.
Sehingga, bisa disimpulkan bahwa penelitian soal penyebab kerusakan filter pompa bensin tersebut masih berjalan. Bahan pelapis anti-karat tangki BBM yang digunakan oleh mobil-mobil sebelum tahun 2012 adalah terne metal dan ini juga diduga menjadi faktor kerusakan filter bensin di mobil. Di sisi lain, peneliti masih mencari tahu apa yang membuat pelapis ini luntur, meski Pertamina sendiri telah menegaskan bahwa penyebabnya bukan Pertamax.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari, menyatakan bahwa pihaknya tengah melakukan investigasi terhadap kejadian tersebut, mulai dari mengecek kualitas Pertamax di terminal BBM hingga ke SPBU-SPBU. Bahkan, Pertamina Patra Niaga juga melakukan pengecekan ke bengkel-bengkel di area Cibinong. Selain berkoordinasi dengan bengkel, Pertamina Patra Niaga juga menggandeng Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri Institut Teknologi Bandung (LAPI ITB).
Happy menjelaskan, berdasarkan hasil uji lab Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi Lemigas, sampel-sampel BBM jenis Pertamax SPBU Cibinong, Bogor dan beberapa wilayah lainnya telah memenuhi spesifikasi teknis yang dipersyaratkan oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Adapun uji lab ini dilakukan untuk mengetahui kandungan dari Pertamax yang sebelumnya sempat dikabarkan membuat mesin kendaraan rusak.
"Hasil uji lab dari Lemigas menyatakan bahwa produk Pertamax on spec, sesuai ketentuan Dirjen Migas. Masyarakat tidak perlu khawatir dengan kualitas Pertamax," tegas Heppy, dalam keterangan resminya, dikutip Jumat (29/11/2024).
Meski begitu, Sub Holding Pertamina Commercial & Trading itu tetap akan terus memonitor kondisi kendaraan-kendaraan yang mengalami kerusakan usai mengisi bahan bakar menggunakan Pertamax. Selain itu, pengawasan dan kajian lebih lanjut juga dilakukan Pertamina bersama LAPI ITB.
"Kami masih melakukan kajian mengingat kendala mesin hanya terjadi di merek dan jenis kendaraan tertentu serta di lokasi-lokasi tertentu, jadi kami perlu mempelajari detail penyebab gangguan pada mesin-mesin kendaraan di lokasi-lokasi tersebut," ujar Heppy.
Tidak hanya itu, Pertamina juga berkomitmen untuk bertanggungjawab terhadap produk yang mereka salurkan. Meski begitu, Heppy juga meminta kepada para konsumen untuk senantiasa melakukan perawatan kendaraan rutin di bengkel resmi dan menggunakan bahan bakar sesuai spesifikasi kendaraan, sehingga performa tetap optimal.
Hasil monitoring sementara di lapangan menunjukkan bahwa kendala mesin hanya terjadi pada kendaraan dari jenama dan tipe tertentu. Heppy menyebut bahwa tidak di semua kendaraan yang melakukan pengisian Pertamax mengalami kerusakan mesin.
“Meskipun penyebab belum diketahui—apakah dari produk Pertamax atau dari sparepart kendaraan, kami mohon maaf atas kejadian ini,” ujarnya.
Lebih lanjut, VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso juga telah mengonfirmasi isu ini dalam keterangannya, Minggu (1/12/2024), seperti dilansir Detik.
"Sampel endapan dari kendaraan yang bermasalah sudah dicek oleh Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri (LAPI) ITB dan dinyatakan bahwa penyebab rusaknya kendaraan bukan dari BBM Pertamax," katanya.
Namun, penjelasan lebih lanjut juga diberikan oleh Tri Yuswidjajanto Zaenuri, dosen dan ahli konversi energi Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB, yang juga bagian dari tim LAPI ITB. Yuswidjajanto mengatakan, kemungkinan ada kandungan dari lapisan anti-karat pada bagian dinding tangki BBM mobil yang larut setelah diisi Pertamax dan membentuk endapan.
"Endapan inilah penyebab mobil kehilangan tenaga karena menyumbat filter sebelum bahan bakar masuk ke dalam pompa, sehingga suplai bahan bakar ke mesin tidak mencukupi," ujar Yuswidjajanto, dalam keterangan resminya, dilansir dari Kompas.com.
Yuswidjajanto juga mengatakan pada Kompas.com, pelapis anti-karat tangki BBM yang digunakan oleh mobil-mobil sebelum tahun 2012 adalah terne metal. Terne metal merupakan kombinasi paduan antara timbal dan timah.
"Harusnya setelah tahun 2012 sudah diganti, timbalnya dihilangkan, dan diganti dengan Seng (Zn), timahnya tetap. Tapi, setelah itu, diganti lagi juga dengan electroplating. Jadi, hanya timah saja lapisan anti-karatnya," kata Yuswidjajanto.
"Nah, yang bermasalah ini adalah yang masih pakai terne metal, masih pakai paduan timbal (Pb) dan timah (Sn), yang lengket-lengket warna abu-abu itu adalah timbal," ujarnya.
Menurutnya, industri otomotif harusnya berubah mengikuti perkembangan bahan bakar juga. Kandungan dalam bahan bakar juga kerap berganti seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi.
Yuswidjajanto mengatakan, dirinya mempertanyakan mengapa industri otomotif sekarang ini masih mempertahankan penggunaan lapisan anti-karat tersebut. Sebab, seharusnya mobil-mobil sekarang sudah menggunakan metode electroplating galvanized atau timah. "Kemudian, dari sisi bahan bakarnya, kenapa kok di dalamnya ada sesuatu yang melarutkan Pb (timbal). Sampai sekarang belum ditemukan apa itu. Kita masih mencari nih, apa yang ada di bahan bakar, yang bisa melarutkan Pb," ujar Yuswidjajanto.
Yuswidjajanto menambahkan, pabrikan lain atau merek lain yang tidak terdampak mungkin saja lapisan anti-karat di dalam tangki sudah tidak lagi menggunakan pelapis yang memiliki kandungan timbal. "Industri otomotif yang mengikuti update teknologi mungkin sudah diganti. Makanya, tidak ada masalah yang pelapisnya tidak mengandung timbal," kata Yuswidjajanto.
Sehingga, bisa disimpulkan bahwa penelitian soal penyebab kerusakan filter pompa bensin tersebut masih berjalan. Bahan pelapis anti-karat tangki BBM yang digunakan oleh mobil-mobil sebelum tahun 2012 adalah terne metal dan ini juga diduga menjadi faktor kerusakan filter bensin di mobil. Di sisi lain, peneliti masih mencari tahu apa yang membuat pelapis ini luntur, meski Pertamina sendiri telah menegaskan bahwa penyebabnya bukan Pertamax.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelusuran fakta yang dilakukan, belum ditemukan bukti yang membenarkan klaim adanya kerusakan mesin kendaraan usai mengisi bahan bakar menggunakan Pertamax di SPBU Cibinong, Bogor, Jawa Barat.
Belum ada bukti yang membenarkan klaim bahwa kerusakan mesin kendaraan tersebut disebabkan oleh BBM berjenis Pertamax. Hasil uji lab dari Lemigas menyatakan bahwa produk Pertamax masih memenuhi spesifikasi sesuai ketentuan Dirjen Migas, namun penelitian masih berlangsung. Bahan pelapis anti-karat tangki BBM yang digunakan oleh mobil-mobil sebelum tahun 2012 adalah terne metal dan ini juga diduga menjadi faktor kerusakan filter bensin di mobil.
Lalu, belum ditemukan bukti yang valid dan konkrit terkait Pertamax yang menjadi penyebab kerusakan mobil berdasarkan penelitian yang dilakukan, dan peneliti masih mencari tahu apa yang membuat pelapis ini luntur.
Jadi, narasi soal adanya kerusakan mesin kendaraan usai mengisi bahan bakar menggunakan Pertamax bersifat missing context (menyesatkan tanpa tamba
Belum ada bukti yang membenarkan klaim bahwa kerusakan mesin kendaraan tersebut disebabkan oleh BBM berjenis Pertamax. Hasil uji lab dari Lemigas menyatakan bahwa produk Pertamax masih memenuhi spesifikasi sesuai ketentuan Dirjen Migas, namun penelitian masih berlangsung. Bahan pelapis anti-karat tangki BBM yang digunakan oleh mobil-mobil sebelum tahun 2012 adalah terne metal dan ini juga diduga menjadi faktor kerusakan filter bensin di mobil.
Lalu, belum ditemukan bukti yang valid dan konkrit terkait Pertamax yang menjadi penyebab kerusakan mobil berdasarkan penelitian yang dilakukan, dan peneliti masih mencari tahu apa yang membuat pelapis ini luntur.
Jadi, narasi soal adanya kerusakan mesin kendaraan usai mengisi bahan bakar menggunakan Pertamax bersifat missing context (menyesatkan tanpa tamba
Rujukan
- https://www.instagram.com/reel/DC0DNOFhA4c/?utm_source=ig_embed&ig_rid=f8bb2711-9f4a-49fa-a87d-247b3386eab3
- https://ghostarchive.org/archive/kblB8
- https://www.threads.net/@lawan_politik_1995/post/DC521M7pCVd?fbclid=IwZXh0bgNhZW0CMTAAAR2-X739Yr7BLYw0n1LaUwCzkoeyylV0dfy1m5mHg8YK94KsHw50gneLMg0_aem_VtEuNK3dkoxIp7QaUYl6Iw
- https://tirto.id/pertamina-kualitas-pertamax-sesuai-spesifikasi-ditjen-migas-g6i5
- https://oto.detik.com/berita/d-7665699/hasil-uji-lapi-itb-pertamax-bukan-penyebab-mobil-rusak
- https://otomotif.kompas.com/read/2024/12/04/071200715/update-isu-mobil-rusak-karena-pakai-bbm-jenis-pertamax
(GFD-2024-24451) Hoaks Video Burung Bertopi dari Kalimantan
Sumber:Tanggal publish: 05/12/2024
Berita
tirto.id - Sebuah unggahan video, yang memperlihatkan burung yang memiliki bulu di bagian kepala menyerupai topi mahkota, memantik perbincangan di media sosial. Sejumlah akun di Facebook bahkan berspekulasi bahwa hewan tersebut merupakan burung langka yang hanya terdapat di pedalaman Pulau Kalimantan.
Narasi tersebut diunggah oleh sejumlah akun di Facebook yaitu akun “Siti Hamidah” (arsip) pada Sabtu (31/8/2024), “Jeng Sri Nganjuk”(arsip) pada Selasa (3/9/2024) dan “Junijar Hasibuan”(arsip) pada Minggu (17/11/2024) dan “Pereslin Abraham” (arsip) pada Senin (18/11/2024).
“Viral sampai keluar negri ini burung. Burung bertopi mahkota dari Kalimantan. Ga nemu keterangan Kalimantan bagian mana, temen-temen dari Kalimantan ada yang taukah? Ini beneran ada apa engga. Sebelum mulai kerja malah bahas burung,” bunyi keterangan takarir salah satu unggahan tersebut.
Sepanjang Minggu (17/11/2024) hingga Kamis (5/12/2024) atau selama 18 hari tersebar di Facebook, unggahan ini telah memperoleh 37 tanda suka dan 34 komentar. Lantas, bagaimana kebenaran video tersebut?
Narasi tersebut diunggah oleh sejumlah akun di Facebook yaitu akun “Siti Hamidah” (arsip) pada Sabtu (31/8/2024), “Jeng Sri Nganjuk”(arsip) pada Selasa (3/9/2024) dan “Junijar Hasibuan”(arsip) pada Minggu (17/11/2024) dan “Pereslin Abraham” (arsip) pada Senin (18/11/2024).
“Viral sampai keluar negri ini burung. Burung bertopi mahkota dari Kalimantan. Ga nemu keterangan Kalimantan bagian mana, temen-temen dari Kalimantan ada yang taukah? Ini beneran ada apa engga. Sebelum mulai kerja malah bahas burung,” bunyi keterangan takarir salah satu unggahan tersebut.
Sepanjang Minggu (17/11/2024) hingga Kamis (5/12/2024) atau selama 18 hari tersebar di Facebook, unggahan ini telah memperoleh 37 tanda suka dan 34 komentar. Lantas, bagaimana kebenaran video tersebut?
Hasil Cek Fakta
Pertama-tama, Tim Riset Tirto menonton secara utuh salah satu video yang disertakan dari awal hingga akhir.
Video tersebut memang memperlihatkan dua ekor burung yang nampak memiliki bulu di bagian kepala yang menyerupai topi. Namun, kami melihat kejanggalan dalam video tersebut khususnya pada detik ke 22-26.
Bagian menyerupai topi pada kepala burung tiba-tiba hilang secara tidak natural dalam video dan nampak seperti hasil suntingan. Anehnya lagi, bagian menyerupai topi itu kembali muncul pada detik ke-26. Kejanggalan tersebut mengindikasikan adanya ciri-ciri penggunaan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dalam pembuatan video.
Tirto kemudian mengunduh video tersebut lalu menelusurinya dengan menggunakan perangkat pemindai AI, Hive Moderation. Sebagai informasi, Hive Moderation merupakan sebuah perangkat yang dapat membantu mendeteksi kemungkinan konten berbasis AI dalam bentuk gambar, video dan teks.
Hasil penelusuran menggunakan Hive Moderation menunjukkan, video burung bertopi yang disertakan dalam unggahan memiliki skor nilai 99,8 persen kemungkinan dibuat menggunakan teknologi AI.
Sebagai informasi, unggahan tersebut juga menyertakan foto burung bertopi yang sama. Dengan menggunakan perangkat Hive Moderation, kami juga menelusuri keaslian foto tersebut.
Senada, hasil analisis Hive Moderation menunjukkan, foto burung bertopi yang disertakan dalam unggahan juga memiliki skor nilai 99,8 persen kemungkinan dibuat menggunakan teknologi AI.
Tirto lalu menelusuri kebenaran klaim yang menyatakan bahwa burung bertopi itu merupakan hewan langka yang berasal dari pedalaman Pulau Kalimantan. Hasilnya, kami tidak menemukan satupun adanya bukti keberadaan hewan tersebut sebagai hewan langka yang diklaim berasal dari Pulau Kalimantan.
Pencarian menggunakan kata kunci “Burung Bertopi Langka dari Pedalaman Kalimantan” justru mengarahkan kami ke artikel pemeriksaan fakta yang diunggah di situs resmi Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
Komdigi menyatakan bahwa video burung bertopi yang diklaim berasal dari pedalaman Pulau Kalimantan adalah hoaks. Serupa dengan penelusuran Tirto, video tersebut kemungkinan besar diduga merupakan hasil manipulasi menggunakan AI.
Video tersebut memang memperlihatkan dua ekor burung yang nampak memiliki bulu di bagian kepala yang menyerupai topi. Namun, kami melihat kejanggalan dalam video tersebut khususnya pada detik ke 22-26.
Bagian menyerupai topi pada kepala burung tiba-tiba hilang secara tidak natural dalam video dan nampak seperti hasil suntingan. Anehnya lagi, bagian menyerupai topi itu kembali muncul pada detik ke-26. Kejanggalan tersebut mengindikasikan adanya ciri-ciri penggunaan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dalam pembuatan video.
Tirto kemudian mengunduh video tersebut lalu menelusurinya dengan menggunakan perangkat pemindai AI, Hive Moderation. Sebagai informasi, Hive Moderation merupakan sebuah perangkat yang dapat membantu mendeteksi kemungkinan konten berbasis AI dalam bentuk gambar, video dan teks.
Hasil penelusuran menggunakan Hive Moderation menunjukkan, video burung bertopi yang disertakan dalam unggahan memiliki skor nilai 99,8 persen kemungkinan dibuat menggunakan teknologi AI.
Sebagai informasi, unggahan tersebut juga menyertakan foto burung bertopi yang sama. Dengan menggunakan perangkat Hive Moderation, kami juga menelusuri keaslian foto tersebut.
Senada, hasil analisis Hive Moderation menunjukkan, foto burung bertopi yang disertakan dalam unggahan juga memiliki skor nilai 99,8 persen kemungkinan dibuat menggunakan teknologi AI.
Tirto lalu menelusuri kebenaran klaim yang menyatakan bahwa burung bertopi itu merupakan hewan langka yang berasal dari pedalaman Pulau Kalimantan. Hasilnya, kami tidak menemukan satupun adanya bukti keberadaan hewan tersebut sebagai hewan langka yang diklaim berasal dari Pulau Kalimantan.
Pencarian menggunakan kata kunci “Burung Bertopi Langka dari Pedalaman Kalimantan” justru mengarahkan kami ke artikel pemeriksaan fakta yang diunggah di situs resmi Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
Komdigi menyatakan bahwa video burung bertopi yang diklaim berasal dari pedalaman Pulau Kalimantan adalah hoaks. Serupa dengan penelusuran Tirto, video tersebut kemungkinan besar diduga merupakan hasil manipulasi menggunakan AI.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelusuran fakta, tidak ditemukan bukti adanya burung bertopi yang diklaim berasal dari pedalaman Pulau Kalimantan.
Hasil penelusuran menggunakan perangkat pemindai AI Hive Moderation menunjukan, bahwa video burung bertopi yang disertakan dalam unggahan memiliki skor sebesar 99,8 persen dibuat menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI). Pun foto yang disertakan juga kemungkinan besar merupakan hasil buatan AI.
Jadi, informasi dalam video yang menunjukan adanya burung bertopi yang diklaim berasal dari pedalaman Pulau Kalimantan bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).
Hasil penelusuran menggunakan perangkat pemindai AI Hive Moderation menunjukan, bahwa video burung bertopi yang disertakan dalam unggahan memiliki skor sebesar 99,8 persen dibuat menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI). Pun foto yang disertakan juga kemungkinan besar merupakan hasil buatan AI.
Jadi, informasi dalam video yang menunjukan adanya burung bertopi yang diklaim berasal dari pedalaman Pulau Kalimantan bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).
Rujukan
- https://web.facebook.com/watch/?v=885454756834415
- https://web.facebook.com/reel/335341589572027
- https://archive.ph/5POXx
- https://web.facebook.com/junijar/posts/pfbid02D9Y9RA9zia6YxcrVHNFR6whkbkwnj8xjvWbPpN7LrSo6gTrE2o7JEHZiWv5Btvol
- https://archive.ph/pW7e4
- https://web.facebook.com/100022693811086/posts/456991383690223/
- https://archive.ph/EGRcp
- https://hivemoderation.com/ai-generated-content-detection
- https://www.komdigi.go.id/berita/berita-hoaks/detail/hoaks-burung-bertopi-merak-langka-asal-pulau-kalimantan
(GFD-2024-24450) [HOAKS] HAARP Digunakan untuk Menciptakan Banjir
Sumber:Tanggal publish: 04/12/2024
Berita
KOMPAS.com - Beredar narasi yang mengeklaim High-frequency Active Auroral Research Program atau HAARP digunakan untuk menciptakan banjir.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau merupakan hoaks.
Informasi yang mengeklaim HAARP digunakan untuk menciptakan banjir disebarkan oleh akun Facebook ini dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Selasa (3/12/2024):
HAARP untuk menciptakan banjir dan gempa bertujuan Menghancurkan Pasokan Pangan DuniaKrisis pangan mengintai
akun Facebook Tangkapan layar konten hoaks di sebuah akun Facebook, yang mengeklaim HAARP digunakan untuk menciptakan banjir.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau merupakan hoaks.
Informasi yang mengeklaim HAARP digunakan untuk menciptakan banjir disebarkan oleh akun Facebook ini dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Selasa (3/12/2024):
HAARP untuk menciptakan banjir dan gempa bertujuan Menghancurkan Pasokan Pangan DuniaKrisis pangan mengintai
akun Facebook Tangkapan layar konten hoaks di sebuah akun Facebook, yang mengeklaim HAARP digunakan untuk menciptakan banjir.
Hasil Cek Fakta
HAARP merupakan proyek kolaborasi Angkatan Udara dan Angkatan Laut Amerika Serikat (AS).
Dikutip dari situs HAARP, awalnya proyek ini bertujuan meningkatkan sistem komunikasi dan pengawasan baik untuk tujuan sipil maupun pertahanan.
Kemudian Universitas Alaska Fairbanks mengambil alih bangunannya pada 2015, dan dimanfaatkan menjadi fasilitas penelitian yang mempelajari atmosfer dan bagian atas Bumi.
Fasilitas penelitian ini melakukan studi mendasar soal atmosfer tertinggi Bumi, yakni termosfer dan ionosfer.
Meski meneliti atmosfer, tetapi HAARP tidak dapat merekayasa cuaca bahkan menciptakan banjir.
Tim Cek Fakta Kompas.com menemukan klaim keliru seputar HAARP lainnya, seperti ini dan ini.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, pada November 2024 sampai awal 2025 ada potensi bencana hidrometeorologi.
Curah hujan diprediksi lebih tinggi dari biasanya dan berpotensi mengakibatkan banjir, longsor, hingga angin kencang.
Dikutip dari situs BMKG, faktor utama yang memengaruhi cuaca dan iklim di Indonesia yakni fenomena La Nina.
"Fenomena La Nina yang lemah diperkirakan akan berlanjut hingga awal tahun 2025, menyebabkan suhu perairan Indonesia lebih hangat dari rata-rata, yang pada gilirannya meningkatkan pembentukan awan hujan," kata Dwikorita.
Dikutip dari situs HAARP, awalnya proyek ini bertujuan meningkatkan sistem komunikasi dan pengawasan baik untuk tujuan sipil maupun pertahanan.
Kemudian Universitas Alaska Fairbanks mengambil alih bangunannya pada 2015, dan dimanfaatkan menjadi fasilitas penelitian yang mempelajari atmosfer dan bagian atas Bumi.
Fasilitas penelitian ini melakukan studi mendasar soal atmosfer tertinggi Bumi, yakni termosfer dan ionosfer.
Meski meneliti atmosfer, tetapi HAARP tidak dapat merekayasa cuaca bahkan menciptakan banjir.
Tim Cek Fakta Kompas.com menemukan klaim keliru seputar HAARP lainnya, seperti ini dan ini.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, pada November 2024 sampai awal 2025 ada potensi bencana hidrometeorologi.
Curah hujan diprediksi lebih tinggi dari biasanya dan berpotensi mengakibatkan banjir, longsor, hingga angin kencang.
Dikutip dari situs BMKG, faktor utama yang memengaruhi cuaca dan iklim di Indonesia yakni fenomena La Nina.
"Fenomena La Nina yang lemah diperkirakan akan berlanjut hingga awal tahun 2025, menyebabkan suhu perairan Indonesia lebih hangat dari rata-rata, yang pada gilirannya meningkatkan pembentukan awan hujan," kata Dwikorita.
Kesimpulan
Narasi yang mengeklaim HAARP digunakan untuk menciptakan banjir merupakan hoaks.
HAARP adalah fasilitas penelitian atmosfer di AS. Fasilitas penelitian tersebut tidak dapat merekayasa cuaca bahkan menciptakan banjir.
Penyebab meningkatnya bencana hidrometeorologi di Indonesia adalah fenomena La Nina.
HAARP adalah fasilitas penelitian atmosfer di AS. Fasilitas penelitian tersebut tidak dapat merekayasa cuaca bahkan menciptakan banjir.
Penyebab meningkatnya bencana hidrometeorologi di Indonesia adalah fenomena La Nina.
Rujukan
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid0VRn9iWaBu74oDy6GPhRMbTAJruZxnmE4pFbrjWbcz5vv8XzD2Y3ZZcC1f6nsQEzul&id=61564454264505
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid02ZgNi49WEZuphE7FZErTMy9etLrvp5BNXezoxNe5M6ktGQvZv6HBfXDhw55Tj86dCl&id=61555676564847
- https://haarp.gi.alaska.edu/
- https://www.kompas.com/cekfakta/read/2023/12/21/102000982/-hoaks-teknologi-awan-buatan-untuk-merekayasa-cuaca?page=all
- https://www.kompas.com/cekfakta/read/2024/10/16/121500382/-hoaks-lokasi-haarp-di-dunia-salah-satunya-sumatera-barat?page=all
- https://www.bmkg.go.id/berita/?p=peningkatan-curah-hujan-di-akhir-2024-hingga-2025-tingkatkan-risiko-bencana-hidrometeorologi&lang=ID
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2024-24449) [HOAKS] Tautan Pendaftaran Program Petani Milenial
Sumber:Tanggal publish: 04/12/2024
Berita
KOMPAS.com - Di jagat maya beredar unggahan disertai tautan yang diklaim sebagai akses untuk pendaftaran program "Petani Milenial" dengan gaji Rp 10 juta mengatasnamakan Kementerian Pertanian (Kementan).
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tautan tersebut palsu.
Tautan pendaftaran "Petani Milenial" dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada November 2024 dengan narasi yang dibagikan:
Pendaftaran Petani Milenial 2024 Gaji Rp 10 Juta Dibuka
Program Petani Milenial 2024 yang digagas oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) kembali dibuka! Program ini merupakan salah satu langkah strategis pemerintah untuk meningkatkan minat generasi muda di sektor pertanian
Apa aja syaratnya?Lulusan SMA/SMK/D3/S1Usia 19-50 tahunPunya semangat inovasi tinggi
Gimana cara daftar?Silahkan Klik link di Bawah
Screenshot Hoaks, tautan pendaftaran program Petani Milenial mengatasnamakan Kementan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tautan tersebut palsu.
Tautan pendaftaran "Petani Milenial" dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada November 2024 dengan narasi yang dibagikan:
Pendaftaran Petani Milenial 2024 Gaji Rp 10 Juta Dibuka
Program Petani Milenial 2024 yang digagas oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) kembali dibuka! Program ini merupakan salah satu langkah strategis pemerintah untuk meningkatkan minat generasi muda di sektor pertanian
Apa aja syaratnya?Lulusan SMA/SMK/D3/S1Usia 19-50 tahunPunya semangat inovasi tinggi
Gimana cara daftar?Silahkan Klik link di Bawah
Screenshot Hoaks, tautan pendaftaran program Petani Milenial mengatasnamakan Kementan
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri tautan yang dibagikan akun Facebook tersebut menggunakan WhereGoes, untuk mengetahui situs yang dituju.
Hasil penelusuran menunjukkan, tautan tersebut tidak mengarah ke situs resmi Kementan.
Sementara itu, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan melalui akun Instagram resmi, 29 November 2024, telah mengimbau masyarakat untuk mewaspadai informasi tidak benar terkait program Petani Milenial.
Menurut BPPSDMP, banyak akun media sosial palsu yang menyebarkan informasi tidak benar tentang program Petani Milenial atau Brigade Pangan.
"Jangan mudah percaya pada link atau akun yang tidak resmi. Pastikan hanya mendapatkan informasi langsung dari website resmi Kementerian Pertanian atau Dinas Pertanian daerahmu di pertanian.go.id," demikian imbauan BPPSDMP.
Klaim peserta Brigade Pangan akan mendapatkan gaji Rp 10 juta juga tidak benar. BPPSDMP mengatakan, angka tersebut bukan gaji, tetapi potensi penghasilan dari usaha pertanian.
Cara mendaftar menjadi Brigade Pangan adalah sebagai berikut:
Syarat dan penjelasan program Brigade Pangan dapat dibace di artikel Kompas.com ini.
Hasil penelusuran menunjukkan, tautan tersebut tidak mengarah ke situs resmi Kementan.
Sementara itu, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan melalui akun Instagram resmi, 29 November 2024, telah mengimbau masyarakat untuk mewaspadai informasi tidak benar terkait program Petani Milenial.
Menurut BPPSDMP, banyak akun media sosial palsu yang menyebarkan informasi tidak benar tentang program Petani Milenial atau Brigade Pangan.
"Jangan mudah percaya pada link atau akun yang tidak resmi. Pastikan hanya mendapatkan informasi langsung dari website resmi Kementerian Pertanian atau Dinas Pertanian daerahmu di pertanian.go.id," demikian imbauan BPPSDMP.
Klaim peserta Brigade Pangan akan mendapatkan gaji Rp 10 juta juga tidak benar. BPPSDMP mengatakan, angka tersebut bukan gaji, tetapi potensi penghasilan dari usaha pertanian.
Cara mendaftar menjadi Brigade Pangan adalah sebagai berikut:
Syarat dan penjelasan program Brigade Pangan dapat dibace di artikel Kompas.com ini.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tautan pendaftaran "Petani Milenial" yang dibagikan sejumlah akun Facebook adalah hoaks.
Tautan tersebut tidak mengarah ke situs resmi Kementan. BPPSDMP Kementan mengimbau masyarakat untuk mewaspadai informasi tidak benar terkait program Petani Milenial.
Tautan tersebut tidak mengarah ke situs resmi Kementan. BPPSDMP Kementan mengimbau masyarakat untuk mewaspadai informasi tidak benar terkait program Petani Milenial.
Rujukan
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid02rj46au7w6VRSK3fBrMDJ4QebF6UM2RgfwzmSZJEhg6y5umsbdnrA9CwCbNrd7CAyl&id=61569295860053
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid0FdvbVQXvMuX75Pxtt84yapidRWukRDEBBiE5oon8bYfGr4cQo6jyHNsNmbtvzaHJl&id=61569474096664
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid02oweAoMd2y4bP793Bdk1Jm9LARA4u5J93Z23mypNgcr6ZcACdWPYVCdJrBiojWz7il&id=61569479984259
- https://wheregoes.com/trace/20247073080/
- https://www.instagram.com/bppsdmp/reel/DC9aCGTS_AJ/
- https://regional.kompas.com/read/2024/11/28/231328078/apa-itu-brigade-pangan-gerakan-untuk-wujudkan-swasembada-pangan?page=all
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
Halaman: 242/5717