(GFD-2025-26149) Cek Fakta: Tidak Benar Foto Penampakan Robot Petani Canggih Buatan China
Sumber:Tanggal publish: 14/03/2025
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Sebuah foto yang diklaim sebagai robot petani super canggih buatan China beredar di media sosial. Foto tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 7 Maret 2025.
Dalam foto tersebut, tampak sejumlah robot berbentuk manusia sedang berada di lahan persawahan. Mereka terlihat memegang alat untuk menggarap padi. Foto itu kemudian dikaitkan dengan kabar bahwa China sedang mengembangkan robot petani super canggih.
"China Telah Kembangkan Robot Petani Yang Super Canggih Yang Bisa Mengancam Tenaga Kerja Manusia Yang Suka Ngeluh Dan Makan Gaji Buta," tulis salah satu akun Facebook.
Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 9 kali dibagikan dan mendapat 21 komentar dari warganet.
Benarkah dalam foto tersebut merupakan robot petani canggih buatan China? Berikut penelusurannya.
Ikuti Kuis Cek Fakta Liputan6.com di Aplikasi Youniverse dan menangkan saldo e-money jutaan rupiah.
Caranya mudah:
* Gabung ke Room Cek Fakta di aplikasi Youniverse
* Scroll tab ke samping, klik tab “Campaign”
* Klik Campaign “Kuis Cek Fakta”
* Klik “Check It Out” untuk mengikuti kuisnya
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri foto yang diklaim sebagai robot petani super canggih buatan China. Penelusuran dilakukan dengan mengunggah gambar tersebut ke situs Google Images.
Hasilnya terdapat gambar identik di situs berbagi video YouTube. Video tersebut berjudul "If rebort are going to Farming" yang dimuat channel YouTube farming diaries pada 3 Maret 2025.
Berikut gambar tangkapan layarnya.
Penelusuran juga dilakukan dengan mengunggah foto tersebut ke situs pendeteksi artificial intelligence (AI), hivemoderation.com. Hasilnya, foto tersebut memiliki probabilitas 99,9 persen dibuat menggunakan perangkat AI.
Berikut gambar tangkapan layarnya.
Di sisi lain, hingga kini tidak ada informasi valid yang menyatakan adanya robot berbentuk manusia yang bisa bekerja sebagai petani.
Kesimpulan
Foto yang diklaim sebagai robot petani super canggih buatan China ternyata tidak benar alias hoaks. Faktanya, foto tersebut merupakan hasil rekayasa digital menggunakan perangkat AI.
Rujukan
(GFD-2025-26148) Keliru: Video Richard Lee Promosikan Web Miliknya Untuk Berbagi Rezeki
Sumber:Tanggal publish: 14/03/2025
Berita
SEBUAH video beredar di Facebook [arsip] yang memperlihatkan pemengaruh Richard Lee mempromosikan situs Ajo89. Situs tersebut untuk berbagi rezeki di bulan Ramadan.
Dalam video itu, Richard Lee menjelaskan akan memberi kemenangan kepada anggota baru berupa scatter hitam. Ini berlaku untuk 2000 akun pendaftar pertama. Pendakwah yang dikenal sebagai Ustadz Syam itu lantas menyampaikan dukungannya.
Namun, benarkah Richard Lee mempromosikan situs web untuk berbagi rezeki?
Dalam video itu, Richard Lee menjelaskan akan memberi kemenangan kepada anggota baru berupa scatter hitam. Ini berlaku untuk 2000 akun pendaftar pertama. Pendakwah yang dikenal sebagai Ustadz Syam itu lantas menyampaikan dukungannya.
Namun, benarkah Richard Lee mempromosikan situs web untuk berbagi rezeki?
Hasil Cek Fakta
Tempo memverifikasi video itu dengan mengunjungi akun YouTube milik Richard Lee. Ditemukan bukti bahwa video identik tidak mempromosikan web Ajo89 seperti yang diunggah konten di atas.
Video versi asli yang memperlihatkan Richard Lee berbaju putih Bersama Ustadz Syam diunggah akun YouTube dr. Richard Lee, MARS pada 7 Februari 2025 lalu dengan judul Ustadz Juga Manusia, Banyak Salah Banyak Dosa?! | Ustadz Syam.
Dalam video itu, Richard Lee dan Ustadz Syam berbincang seputar pengalaman Ustadz Syam selama menjadi pendakwah, dari awal hingga sekarang. Sebelum muncul di TV sebagai pendakwah, Ustadz Syam adalah notulen di program TV Islam Itu Indah.
Pada tahun 2015 Ustadz Maulana pengisi acara Islam Itu Indah berangkat Umroh. Karena kekosongan itu, Ustadz Syam ditawari untuk menggantikan Ustadz Maulana sementara waktu.
“Sama Ustadz Maulana, saya dilatih dan akhirnya sampai sekarang,” kata Ustadz Syam.
Dalam video tersebut tidak ada pembicaraan tentang berbagi rezeki di Bulan Ramadhan melalui situs web Ajo89 miliki Richard Lee.
Tempo juga memverifikasi keaslian video dengan bantuan Hivemoderation.com. Dari hasil pemindaian diperoleh kesimpulan bahwa 99 persen video yang beredar di Facebook itu dibuat menggunakan mesin AI atau mengandung konten deepfake.
Video versi asli yang memperlihatkan Richard Lee berbaju putih Bersama Ustadz Syam diunggah akun YouTube dr. Richard Lee, MARS pada 7 Februari 2025 lalu dengan judul Ustadz Juga Manusia, Banyak Salah Banyak Dosa?! | Ustadz Syam.
Dalam video itu, Richard Lee dan Ustadz Syam berbincang seputar pengalaman Ustadz Syam selama menjadi pendakwah, dari awal hingga sekarang. Sebelum muncul di TV sebagai pendakwah, Ustadz Syam adalah notulen di program TV Islam Itu Indah.
Pada tahun 2015 Ustadz Maulana pengisi acara Islam Itu Indah berangkat Umroh. Karena kekosongan itu, Ustadz Syam ditawari untuk menggantikan Ustadz Maulana sementara waktu.
“Sama Ustadz Maulana, saya dilatih dan akhirnya sampai sekarang,” kata Ustadz Syam.
Dalam video tersebut tidak ada pembicaraan tentang berbagi rezeki di Bulan Ramadhan melalui situs web Ajo89 miliki Richard Lee.
Tempo juga memverifikasi keaslian video dengan bantuan Hivemoderation.com. Dari hasil pemindaian diperoleh kesimpulan bahwa 99 persen video yang beredar di Facebook itu dibuat menggunakan mesin AI atau mengandung konten deepfake.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa klim video dr. Richard Lee promosikan web miliknya untuk berbagi rezeki adalah klaim keliru.
Video merupakan hasil rekayasa menggunakan AI-generated audio.
Video merupakan hasil rekayasa menggunakan AI-generated audio.
Rujukan
(GFD-2025-26147) Keliru: Video yang Memperlihatkan IKN Banjir Besar
Sumber:Tanggal publish: 14/03/2025
Berita
SEBUAH video beredar di WhatsApp [arsip] serta akun Facebook satu dan dua, yang diklaim bahwa kawasan Ibu Kota Negara (IKN) banjir digenangi air cokelat.
Video itu memperlihatkan gedung Istana Negara di Kalimantan Timur dikelilingi genangan air cokelat, disertai kayu-kayu yang mengapung. Gedung-gedung IKN yang dikelilingi banjir itu diperlihatkan dari berbagai sisi. “IKN banjir besar. Hampir tenggelam,” tulis pengunggah konten.
Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa kebenaran narasi tersebut. Benarkah video itu memperlihatkan kondisi IKN terkena banjir?
Video itu memperlihatkan gedung Istana Negara di Kalimantan Timur dikelilingi genangan air cokelat, disertai kayu-kayu yang mengapung. Gedung-gedung IKN yang dikelilingi banjir itu diperlihatkan dari berbagai sisi. “IKN banjir besar. Hampir tenggelam,” tulis pengunggah konten.
Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa kebenaran narasi tersebut. Benarkah video itu memperlihatkan kondisi IKN terkena banjir?
Hasil Cek Fakta
Tempo mengamati video itu secara langsung dan mendapati adanya tanda-tanda konten telah dibuat menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau AI. Pemindaian menggunakan aplikasi pendeteksi AI juga menghasilkan kesimpulan video itu mengandung elemen AI atau dibuat menggunakan AI. Berikut hasil penelusurannya:
Pada detik ke-5 video itu, tampak watermark atau tanda air berupa tulisan “endangpriyono AI” di bagian kanan atas. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan video itu dibuat oleh orang dengan username “endangpriyono” menggunakan AI.
Pencarian menggunakan mesin pencari Google dan kata kunci menunjukkan bahwa akun Instagram dan TikTok bernama “endangpriyono” berisi konten-konten visual yang dibuat menggunakan AI. Namun kini akun-akun itu tak bisa diakses.
Tampilan gedung Patung Garuda yang ditampilkan video itu memiliki detail perbedaan dengan yang ditampilkan berita Tempo.co. Perbedaan tampak pada tiang bendera, bagian atas gedung, dan kerapatan kisi-kisi Patung Garuda.
Penampilan gedung juga saling berbeda dalam video tersebut, yakni pada detik pertama, detik ke-5, dan detik ke-9. Perbedaan tampak dari warna pilar di depan gedung, bagian atas gedung, dan bendera merah putih di atas gedung.
Pemindaian tangkapan layar video itu di beberapa aplikasi pendeteksi konten AI, yakni Deep Fake Detector, Winston.ai, dan Aiornot.com, menyatakan bahwa besar kemungkinan video yang beredar itu dibuat dengan AI.
Sementara hasil analisis secara deskriptif dari AI Detector, Yeschat.ai, menyatakan, warna air banjir tampak agak terlalu seragam. Ini menjadi indikasi penggunaan AI yang mencoba mereplikasi air tetapi tidak sepenuhnya realistis dalam menangani pantulan atau distorsi.
Di sisi lain, Staf Khusus Bidang Komunikasi Publik sekaligus Juru Bicara Otorita IKN, Troy Harrold Pantouw telah menyatakan bahwa video itu dibuat menggunakan AI dan mengandung hoaks, sebagaimana diberitakan Antara.
Dia mengatakan kondisi di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN saat ini aman dan tidak kebanjiran, dalam berita tertanggal 13 Maret 2025 itu. Ia meminta masyarakat mengakses informasi resmi untuk mengetahui kondisi terbaru IKN.
Pada detik ke-5 video itu, tampak watermark atau tanda air berupa tulisan “endangpriyono AI” di bagian kanan atas. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan video itu dibuat oleh orang dengan username “endangpriyono” menggunakan AI.
Pencarian menggunakan mesin pencari Google dan kata kunci menunjukkan bahwa akun Instagram dan TikTok bernama “endangpriyono” berisi konten-konten visual yang dibuat menggunakan AI. Namun kini akun-akun itu tak bisa diakses.
Tampilan gedung Patung Garuda yang ditampilkan video itu memiliki detail perbedaan dengan yang ditampilkan berita Tempo.co. Perbedaan tampak pada tiang bendera, bagian atas gedung, dan kerapatan kisi-kisi Patung Garuda.
Penampilan gedung juga saling berbeda dalam video tersebut, yakni pada detik pertama, detik ke-5, dan detik ke-9. Perbedaan tampak dari warna pilar di depan gedung, bagian atas gedung, dan bendera merah putih di atas gedung.
Pemindaian tangkapan layar video itu di beberapa aplikasi pendeteksi konten AI, yakni Deep Fake Detector, Winston.ai, dan Aiornot.com, menyatakan bahwa besar kemungkinan video yang beredar itu dibuat dengan AI.
Sementara hasil analisis secara deskriptif dari AI Detector, Yeschat.ai, menyatakan, warna air banjir tampak agak terlalu seragam. Ini menjadi indikasi penggunaan AI yang mencoba mereplikasi air tetapi tidak sepenuhnya realistis dalam menangani pantulan atau distorsi.
Di sisi lain, Staf Khusus Bidang Komunikasi Publik sekaligus Juru Bicara Otorita IKN, Troy Harrold Pantouw telah menyatakan bahwa video itu dibuat menggunakan AI dan mengandung hoaks, sebagaimana diberitakan Antara.
Dia mengatakan kondisi di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN saat ini aman dan tidak kebanjiran, dalam berita tertanggal 13 Maret 2025 itu. Ia meminta masyarakat mengakses informasi resmi untuk mengetahui kondisi terbaru IKN.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa video yang dikatakan memperlihatkan IKN dilanda banjir adalah klaim yang keliru. Video itu merupakan konten yang dibuat menggunakan AI.
Rujukan
- https://s3.eu-west-1.amazonaws.com/check-api-live/capi/1192624858925640
- https://www.facebook.com/61554471155347/videos/482273298296115/
- https://www.facebook.com/reel/989717655956195
- https://www.instagram.com/endangpriyono/
- https://www.tiktok.com/@endangpriyonoreal/
- https://www.tiktok.com/@endangpriyonoreal/
- https://www.tempo.co/politik/gedung-perkantoran-belum-siap-pemindahan-asn-ke-ikn-ditunda-lagi-1201245
- https://huggingface.co/spaces/Jesse311/Deepfake-Detector
- https://app.gowinston.ai/image-detection
- https://www.aiornot.com/dashboard/home
- https://www.yeschat.ai/gpts-9t557DWSpZk-AI-Detector
- https://www.antaranews.com/berita/4708253/hoaks-video-banjir-di-depan-istana-garuda-ikn /cdn-cgi/l/email-protection#3457515f52555f405574405159445b1a575b1a5d50
(GFD-2025-26146) Belum Ada Bukti: Pembalut Wanita Yang Mengandung BPA dan Klorin Sebagai Penyebab Kanker
Sumber:Tanggal publish: 14/03/2025
Berita
BEBERAPA foto produk pembalut wanita berbagai merek yang diklaim mengandung zat tertentu sebagai penyebab kanker, beredar di Instagram [arsip].
Pengunggah menulis bahwa beberapa pembalut mengandung bahan seperti klorin, phthalates, dan BPA yang tidak selalu tertulis secara langsung dalam daftar kandungan. Zat-zat ini diduga dapat memicu gangguan hormon hingga risiko kanker.
Apakah pembalut yang mengandung BPA sebagai penyebab kanker?
Pengunggah menulis bahwa beberapa pembalut mengandung bahan seperti klorin, phthalates, dan BPA yang tidak selalu tertulis secara langsung dalam daftar kandungan. Zat-zat ini diduga dapat memicu gangguan hormon hingga risiko kanker.
Apakah pembalut yang mengandung BPA sebagai penyebab kanker?
Hasil Cek Fakta
Tempo memverifikasi klaim tersebut melalui penelusuran publikasi, riset dan wawancara ahli. Menurut Dosen Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Dr. Daniel, M.Sc., zat-zat itu memang punya potensi menyebabkan kanker dan gangguan hormon. Tetapi belum ada penelitian yang jelas-jelas membuktikan kandungan itu terdapat pada pembalut dan menyebabkan kanker dan gangguan hormon.
“Setahu saya, belum ada penelitian yang jelas-jelas membuktikan kandungan zat klorin, phthalates, dan BPA pada pembalut bisa menyebabkan kanker dan ganggun hormon,” kata Daniel kepada Tempo, Kamis, 12 Maret 2025.
Daniel yang pernah melakukan riset tentang sampah pembalut ini, menjelaskan kandungan zat-zat itu pada pembalut sebenarnya tergolong rendah. Dengan demikian belum ada riset yang telah membuktikan hubungan sebab-akibat atau korelasi statistik antara zat-zat tersebut dengan kanker dan hormon.
“Kalau kadarnya tinggi, ya, bisa menyebabkan kanker dan gangguan hormon. Tapi di konteks pembalut, belum ada, apalagi kadarnya pun rendah. Kalau selama ini digembar-gemborkan soal kehadiran zat-zat itu menyebabkan kanker dan gangguan hormon, menurut saya ini karena masalah "perang dagang" antar brand-brand pembalut,” tuturnya.
Menurut Asisten Penelitian RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr Lathifah Dzakiyyah Zulfa. Penelitian mengenai pemakaian produk yang mengandung klorin terhadap potensinya menyebabkan kanker. telah lama dipublikasikan. Misalnya minum air keran yang dimurnikan dengan klorin tanpa dimasak, berenang di kolam renang berklorin, atau pembalut menstruasi.
Kanker dapat terjadi karena reaksi dari klorin yang menghasilkan zat sisa (dioksin) dengan sifat karsinogenik. Selain klorin, bahan lainnya seperti phthalates dan BPA juga punya potensi yang sama.
“Perlu digarisbawahi bahwa kadar tertentu saja yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker seperti kanker usus dan kanker kandung kemih. Barang-barang rumah tangga yang ditambahkan klorin, bila hanya untuk pemakaian luar, maka kadar yang diserap ke tubuh akan lebih sedikit,” kata Latifah.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia pernah mendesak pemerintah agar membuat Standar Nasional Indonesia (SNI) mengenai kadar aman dioksin atau klorin selain untuk air dan pangan. Namun dari keterangan Kementerian Kesehatan, kata Lathifah, produksi pembalut saat ini tidak menggunakan klorin elemental yang menyebabkan terbentuknya dioksin.
Dikutip dari BBC.com bahwa Kementerian Kesehatan mengatakan sejumlah merk pembalut wanita dan pantyliner (pelapis celana dalam) yang beredar resmi di Indonesia sudah memenuhi persyaratan kesehatan.
Keterangan resmi Kemenkes ini menanggapi temuan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) pada 2015, yang menyebut adanya kandungan klorin pada sembilan merek pembalut dan tujuh merek pantyliner. YLKI mengatakan zat klorin dapat membahayakan para perempuan yang menggunakan pembalut tersebut karena dapat menyebabkan kanker leher rahim, kemandulan, dan keputihan.
Seorang pejabat Kementerian Kesehatan mengatakan, temuan residu klorin dalam proses pemutihan (bleaching) produk pembalut wanita tidak berbahaya untuk kesehatan. Kementerian Kesehatan menegaskan, proses produksi semua merek pembalut di Indonesia sesuai standar klasifikasi Badan Makanan dan Obat Amerika Serikat (FDA), termasuk penggunaan zat pemutih (klorin).
"FDA menyatakan bahwa masih diperbolehkan adanya jejak residu klorin pada hasil akhir pembalut wanita," kata Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes, Maura Linda Sitanggang, dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu, 8 Juli 2015.
National Library Medicine melansir bahwa Bisphenol A (BPA)–senyawa sintetis berbasis karbon, memiliki sifat seperti hormon yang terkandung di lingkungan dan dalam jaringan manusia karena penggunaannya yang luas dan akumulasi biologis. BPA dapat meniru estrogen untuk berinteraksi dengan reseptor estrogen α dan β, yang menyebabkan perubahan dalam proliferasi sel, apoptosis, atau migrasi dan dengan demikian, berkontribusi pada perkembangan dan progresi kanker.
Pada tingkat genetik, BPA telah terbukti terlibat dalam beberapa jalur pensinyalan onkogenik, seperti jalur STAT3, MAPK, dan PI3K/AKT. Selain itu, BPA juga dapat berinteraksi dengan reseptor steroid lainnya (seperti reseptor androgen) dan berperan dalam perkembangan kanker prostat.
“Setahu saya, belum ada penelitian yang jelas-jelas membuktikan kandungan zat klorin, phthalates, dan BPA pada pembalut bisa menyebabkan kanker dan ganggun hormon,” kata Daniel kepada Tempo, Kamis, 12 Maret 2025.
Daniel yang pernah melakukan riset tentang sampah pembalut ini, menjelaskan kandungan zat-zat itu pada pembalut sebenarnya tergolong rendah. Dengan demikian belum ada riset yang telah membuktikan hubungan sebab-akibat atau korelasi statistik antara zat-zat tersebut dengan kanker dan hormon.
“Kalau kadarnya tinggi, ya, bisa menyebabkan kanker dan gangguan hormon. Tapi di konteks pembalut, belum ada, apalagi kadarnya pun rendah. Kalau selama ini digembar-gemborkan soal kehadiran zat-zat itu menyebabkan kanker dan gangguan hormon, menurut saya ini karena masalah "perang dagang" antar brand-brand pembalut,” tuturnya.
Menurut Asisten Penelitian RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr Lathifah Dzakiyyah Zulfa. Penelitian mengenai pemakaian produk yang mengandung klorin terhadap potensinya menyebabkan kanker. telah lama dipublikasikan. Misalnya minum air keran yang dimurnikan dengan klorin tanpa dimasak, berenang di kolam renang berklorin, atau pembalut menstruasi.
Kanker dapat terjadi karena reaksi dari klorin yang menghasilkan zat sisa (dioksin) dengan sifat karsinogenik. Selain klorin, bahan lainnya seperti phthalates dan BPA juga punya potensi yang sama.
“Perlu digarisbawahi bahwa kadar tertentu saja yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker seperti kanker usus dan kanker kandung kemih. Barang-barang rumah tangga yang ditambahkan klorin, bila hanya untuk pemakaian luar, maka kadar yang diserap ke tubuh akan lebih sedikit,” kata Latifah.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia pernah mendesak pemerintah agar membuat Standar Nasional Indonesia (SNI) mengenai kadar aman dioksin atau klorin selain untuk air dan pangan. Namun dari keterangan Kementerian Kesehatan, kata Lathifah, produksi pembalut saat ini tidak menggunakan klorin elemental yang menyebabkan terbentuknya dioksin.
Dikutip dari BBC.com bahwa Kementerian Kesehatan mengatakan sejumlah merk pembalut wanita dan pantyliner (pelapis celana dalam) yang beredar resmi di Indonesia sudah memenuhi persyaratan kesehatan.
Keterangan resmi Kemenkes ini menanggapi temuan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) pada 2015, yang menyebut adanya kandungan klorin pada sembilan merek pembalut dan tujuh merek pantyliner. YLKI mengatakan zat klorin dapat membahayakan para perempuan yang menggunakan pembalut tersebut karena dapat menyebabkan kanker leher rahim, kemandulan, dan keputihan.
Seorang pejabat Kementerian Kesehatan mengatakan, temuan residu klorin dalam proses pemutihan (bleaching) produk pembalut wanita tidak berbahaya untuk kesehatan. Kementerian Kesehatan menegaskan, proses produksi semua merek pembalut di Indonesia sesuai standar klasifikasi Badan Makanan dan Obat Amerika Serikat (FDA), termasuk penggunaan zat pemutih (klorin).
"FDA menyatakan bahwa masih diperbolehkan adanya jejak residu klorin pada hasil akhir pembalut wanita," kata Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes, Maura Linda Sitanggang, dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu, 8 Juli 2015.
National Library Medicine melansir bahwa Bisphenol A (BPA)–senyawa sintetis berbasis karbon, memiliki sifat seperti hormon yang terkandung di lingkungan dan dalam jaringan manusia karena penggunaannya yang luas dan akumulasi biologis. BPA dapat meniru estrogen untuk berinteraksi dengan reseptor estrogen α dan β, yang menyebabkan perubahan dalam proliferasi sel, apoptosis, atau migrasi dan dengan demikian, berkontribusi pada perkembangan dan progresi kanker.
Pada tingkat genetik, BPA telah terbukti terlibat dalam beberapa jalur pensinyalan onkogenik, seperti jalur STAT3, MAPK, dan PI3K/AKT. Selain itu, BPA juga dapat berinteraksi dengan reseptor steroid lainnya (seperti reseptor androgen) dan berperan dalam perkembangan kanker prostat.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa klaim pembalut yang mengandung BPA dan klorin sebagai penyebab kanker adalah klaim yang belum ada bukti.
Zat tersebut bila hanya untuk pemakaian luar dengan kadar rendah, sangat kecil terserap dan bisa menyebabkan kanker.
Zat tersebut bila hanya untuk pemakaian luar dengan kadar rendah, sangat kecil terserap dan bisa menyebabkan kanker.
Rujukan
- https://www.instagram.com/p/DG28qePzdYr/?utm_source=ig_embed&ig_rid=d88c282f-0201-4c28-b283-7d812abc90a1
- https://mvau.lt/media/2aeda931-916e-4498-afdf-09caacde1dfc
- https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/07/150708_indonesia_pembalut_klorin
- https://pmc-ncbi-nlm-nih-gov.translate.goog/articles/PMC4602822/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc /cdn-cgi/l/email-protection#7714121c11161c03163703121a0718591418591e13
Halaman: 243/6140