• (GFD-2024-21386) Hoaks Kamala Harris Tak Memenuhi Syarat Jadi Presiden AS

    Sumber:
    Tanggal publish: 26/07/2024

    Berita

    tirto.id - Belum lama ini, Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, mengumumkan mundur dari pemilihan presiden (Pilpres) AS 2024. Ia mengklaim hal itu dilakukan dalam rangka menyatukan negara dan menyelamatkan demokrasi.

    Biden juga sebelumnya menyampaikan kepada para pendukung Partai Demokrat mengenai dukungannya dalam pengusungan Calon Presiden AS dari Partai Demokrat, Kamala Harris.

    Biden meyakini kalau Harris, yang juga rekan kerjanya sebagai Wakil Presiden AS saat ini, adalah pemimpin yang kuat dan mampu menjadi presiden yang baik.

    Kabar tersebut lantas memunculkan narasi Birtherism soal Harris yang beredar di media sosial. Harris diklaim tidak memenuhi syarat untuk mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilu AS 2024, lantaran dianggap lahir dari orang tua yang bukan warga negara AS.

    Akun Facebook bernama “Wendy Nelson-Sweeney” menyebarkan klaim ini disertai sebuah foto akta kelahiran yang disebut milik Kamala Harris.

    “Kecuali dibuktikan dengan dokumen pengadilan, pada saat Kamala lahir, orang tuanya bukan warga negara AS. Mereka adalah mahasiswa asing. Pada saat kelahirannya, dia adalah putri seorang non-warga negara. Ini menjadikannya sebagai bayi jangkar. Dia tidak memenuhi syarat untuk memegang jabatan Presiden,” tulis keterangan pada unggahan yang muncul pada Senin (22/7/2024).

    Per Jumat (26/7/2024), unggahan ini memperoleh dua reaksi emoji dan satu komentar. Meski impresinya tak ramai, narasi ini turut diamplifikasi oleh akun-akun Facebook lain, seperti ini dan ini. Sebuah unggahan Instagram bahkan secara eksplisit menyebut bahwa Kamala bukanlah warga negara AS sejak lahir.

    Namun, bagaimana faktanya?

    Hasil Cek Fakta

    Tim Riset Tirto mencoba menelusuri klaim ini di mesin perambah Google. Dengan memasukkan kata kunci “Kamala Harris is not a US citizen and not eligible to be a president”, kami menemukan narasi ini sudah dibantah oleh banyak lembaga pemeriksa fakta, di antaranya yang berbasis di AS, PolitiFact dan Reuters.

    Ayah dan ibu Kamala memang disebut masing-masing lahir di Jamaika dan India. Namun karena Kamala lahir di California, para ahli mengatakan bahwa Kamala memenuhi definisi warga negara AS sejak lahir atau natural-born citizen.

    “Jika Anda lahir di AS, Anda secara otomatis menjadi warga negara AS berdasarkan konstitusi,” kata profesor Hukum Harvard, Einer Elhuage, kepada PolitiFact, pada 2019 silam.

    Seperti yang tertera dalam akta kelahiran Kamala yang diunggah oleh Grup Berita Bay Area, Kamala diketahui lahir pada 20 Oktober 1964, di Oakland, California, AS. Informasi soal tempat lahir Kamala juga tercantum di laman resmi White House.

    Menurut penjelasan Institut Informasi Hukum Cornell Law School tentang istilah natural-born citizen, siapa pun yang lahir di wilayah AS dan tunduk pada yurisdiksinya adalah warga negara sejak lahir, terlepas dari kewarganegaraan orang tuanya.

    Amandemen ke-14 Konstitusi AS juga menyebut bahwa "semua orang yang lahir atau dinaturalisasi di AS, dan tunduk pada yurisdiksinya, adalah warga negara AS dan negara bagian di mana mereka tinggal."

    Sementara itu, menyoal kualifikasi menjadi Presiden AS, Konstitusi AS Pasal II Ayat 1 di bagian Klausul 5 menyatakan “Tidak ada orang kecuali warga negara sejak lahir, atau warga negara AS, pada saat pengadopsian Konstitusi ini, berhak menduduki jabatan Presiden; begitu pula orang mana pun yang belum mencapai usia tiga puluh lima tahun, dan empat belas tahun menjadi penduduk di Amerika Serikat, tidak akan memenuhi syarat untuk jabatan tersebut.”

    Kamala Harris sendiri lahir dari pasangan ekonom dan ilmuwan, Donald Harris dan Shyamala G. Harris.

    Dalam buku berjudul "The Truths We Hold: An American Journey" (2019), Donald Harris disebut berimigrasi ke AS setelah diterima belajar di Universitas California-Berkeley.

    Ia menerima gelar PhD dari Berkeley pada tahun 1966 dan tetap menjadi profesor emeritus. Dalam biografinya, Donald Harris mencantumkan kewarganegaraannya sebagai "Jamaika (berdasarkan kelahiran)” dan “AS (berdasarkan naturalisasi)".

    Sementara itu, Shyamala Gopalan, lahir di Chennai, di India selatan, dan dia lulus dari Universitas Delhi pada usia 19 tahun. Dia mendaftar ke program pascasarjana di Berkeley untuk mengejar gelar doktor di bidang nutrisi dan endokrinologi, dalam perjalanannya menjadi seorang peneliti kanker payudara.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran fakta yang sudah dilakukan, ayah dan ibu Kamala Harris diketahui masing-masing lahir di Jamaika dan India.

    Namun, karena Harris lahir di Oakland, California, Amerika Serikat (AS), para ahli mengatakan bahwa Harris memenuhi definisi warga negara AS sejak lahir atau natural-born citizen.

    Dengan begitu, narasi di media sosial yang menyebut Kamala Harris tak memenuhi syarat menjadi Presiden AS karena bukan warga negara AS sejak lahir bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

    Rujukan

  • (GFD-2024-21385) Cek fakta, terdapat kandungan darah babi dalam filter rokok

    Sumber:
    Tanggal publish: 26/07/2024

    Berita

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan Facebook menarasikan adanya zat berbahaya yang terdapat dalam rokok, yaitu zat babi. Dalam unggahan tersebut, dijelaskan zat babi atau darah babi terdapat di dalam filter rokok.

    Berikut narasi dalam unggahan tersebut:

    “Zat Babi Ada dalam Sebatang Rokok. Merokok Berarti Menghisab Babi...

    Jauhkan dari diri kita, segeralah bertaubat dan berhenti merokok...”

    Namun, benarkah terdapat kandungan darah babi dalam filter rokok?

    Hasil Cek Fakta

    Badan POM (BPOM) pada 2017 telah mengklarifikasi pernyataan tersebut. Isu ini pernah muncul pada tahun 2010 dan 2013. Berdasarkan hasil uji filter rokok yang dilakukan di laboratorium Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPOMN) Badan POM RI pada tahun 2010 menggunakan Metode DNA, dari 5 (lima) merek rokok berfilter yang diuji, TIDAK TERDETEKSI adanya kandungan DNA babi.

    Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan, Badan POM RI diamanahkan untuk mengawasi produk dan iklan rokok yang beredar. Pengawasan yang dimaksud hanya terkait beberapa hal yaitu kebenaran kandungan nikotin dan tar, pencantuman peringatan kesehatan pada label, dan ketaatan dalam pelaksanaan penayangan iklan dan promosi rokok.

    Masyarakat diimbau untuk tidak mudah terprovokasi isu-isu terkait obat dan makanan yang beredar melalui media. Apabila masyarakat memerlukan informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Contact Center HALO BPOM di nomor telp. 1-500-533 (pulsa lokal), SMS 0-8121-9999-533, email halobpom@pom.go.id, atau Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK) Balai Besar/Balai POM di seluruh Indonesia.

    ANTARA pada tahun 2020 juga telah membuat bantahan terkait narasi tersebut disini.

    Klaim: Terdapat kandungan darah babi dalam filter rokok

    Rating: Hoaks

    Pewarta: Tim JACX

    Editor: Indriani

    Copyright © ANTARA 2024

    Rujukan

  • (GFD-2024-21384) [HOAKS] Warna Tutup Botol Air dalam Kemasan Menandakan Jenis Airnya

    Sumber:
    Tanggal publish: 25/07/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar narasi dalam unggahan media sosial yang mengeklaim warna tutup botol air dalam kemasan menandakan jenis air.

    Berdasarkan penelusuran dan konfirmasi yang dilakukan Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu hoaks.

    Informasi warna tutup botol air minum dalam kemasan menandakan jenis air disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.

    "Beda warna tutup, beda arti air kemasan loh! Kalau kamu suka minum air kemasan yang mana?" tulis salah satu akun pada Selasa (23/7/2024).

    Dalam video, seorang pria mengeklaim bahwa warna biru menandakan air kemasan berasal dair sumber air bawah tanah yang melalui proses penyulingan.

    Watna tutup botol hijau menandakan air kemasan bersumber dari air tanah yang mengandung mineral tinggi.

    Kemudian merah atau oranye menandakan air memiliki rasa tertentu atau branding tanpa alasan spesifik.

    Hasil Cek Fakta

    Humas Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Eka Rosmalasari menjelaskan, warna tutup botol tidak menandakan jenis air.

    "Tidak ada kaitan warna tutup botol dengan kandungan airnya," kata Eka saat dihubungi Kompas.com pada Jumat (25/7/2024).

    Warna pada tutup botol pada air minum dalam kemasan ditentukan sendiri oleh produsen.

    BPOM tidak menetapkan penggunaan warna tutup botol berbeda terhadap air minum dalam kemasan berdasarkan kandungannya.

    "Itu tergantung desain dari produsennya," ujar Eka.

    Tim Cek Fakta Kompas.com penah mengulas narasi keliru mengenai warna tutup botol, tetapi yang beredar di Amerika Serikat (AS).

    Warna tutup botol dari air minum dalam kemasan yang beredar di AS juga tidak menandakan jenis airnya.

    Kesimpulan

    Narasi warna tutup botol air minum dalam kemasan menandakan jenis air merupakan hoaks.

    BPOM tidak menetapkan warna tutup botol berdasarkan kandungannya. Warna tersebut ditentukan oleh produsen.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21383) [HOAKS] Presiden AS Joe Biden Meninggal Dunia pada 22 Juli 2024

    Sumber:
    Tanggal publish: 25/07/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Presiden ke-46 Amerika Serikat (AS) Joe Biden dikabarkan meninggal dunia, sebagaimana disampaikan sebuah unggahan pada 22 dan 23 Juli 2024.

    Kabar itu berembus setelah Biden mengumumkan mundur dari pencalonan Partai Demokrat untuk Pemilihan Presiden AS 2024 yang pemungutan suaranya berlangsung pada November mendatang.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, kabar tersebut hoaks.

    Narasi Joe Biden meninggal dunia dibagikan oleh akun Facebook ini pada Selasa (23/7/2024) dan akun X (Twitter) ini pada (22/7/2024).

    Berikut narasi yang dibagikan di Facebook:

    Breaking! Joe Biden meninggal dunia

    Sementara, narasi yang dibagikan di X sebagai berikut:

    BEREDAR RUMOR BAHWA JOE BIDEN TELAH MENINGGAL DUNIA

    Narasi di X disertai foto Joe Biden mengenakan setelan jas dan masker, serta duduk di kursi.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri kabar kematian Biden menggunakan Google Search dan menemukan artikel bantahan dari berbagai media pemeriksa fakta.

    Dilansir FullFact, rumor kematian Biden muncul setelah Sang Presiden dinyatakan positif Covid-19 pada 17 Juli 2024 dan menjalani isolasi mandiri.

    Rumor tersebut seolah mendapat penegasan dengan pengibaran bendera setengah tiang di Gedung Kongres AS.

    Namun, pengibaran bendera setengah tiang tersebut adalah untuk menandai kematian seorang Anggota Kongres AS, Sheila Jackson Lee.

    Undang-undang menyatakan, bendera setengah tiang akan dikibarkan pada hari kematian Anggota Kongres hingga hari pemakaman.

    Sementara itu, PolitiFact menyebutkan, laporan dari dokter Gedung Putih pada Selasa (23/7/2024) menunjukkan, gejala Covid-19 yang diderita Biden telah teratasi.

    Laporan tersebut juga mengatakan, fungsi vital dan paru-paru Biden tetap normal selama infeksi.

    Pada Selasa, (23/7/2024) Biden tampil ke publik untuk pertama kali setelah isolasi dan para jurnalis merekam videonya saat menaiki pesawat Air Force One. Biden mengatakan kepada reporter bahwa dia merasa sehat.

    Kemudian, Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek foto Joe Biden yang disertakan dalam narasi di X menggunakan Hive Moderation, untuk mendeteksi apakah gambar itu dihasilkan AI.

    Hasil pemeriksaan Hive Moderation mendeteksi foto tersebut memiliki probabilitas mencapai 99,9 persen dihasilkan AI.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi Presiden AS Joe Biden meninggal dunia adalah hoaks.

    Laporan terbaru dokter Gedung Putih pada Selasa (23/7/2024) menyebutkan, gejala Covid-19 yang diderita Biden telah teratasi.

    Sementara itu, Biden tampil ke publik untuk pertama kali pada Selasa dan direkam oleh para jurnalis saat memasuki pesawat Air Force One.

    Rujukan