• (GFD-2025-28219) [SALAH] Prabowo Segera Usir Habib Ba’alawi

    Sumber: Tiktok.com
    Tanggal publish: 01/08/2025

    Berita

    Pada Kamis (24/7/2025) akun TikTok “tinta.nusantara” membagikan video [arsip] berisi narasi :

    “Presiden Prabowo Segera Usir Habib Ba’alawi, Kiat Hukum Menghadapi “Teroris” Bukan Keturunan Nabi”

    Hingga Jumat (1/8/2025) unggahan mendapatkan 9.500-an tanda suka, hampir 2.300-an komentar dan dibagikan ulang lebih dari 2.100 kali.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) menyimak video tersebut dari awal hingga akhir. Menit-menit awal (0:01—0:05) memperlihatkan Prabowo mengucapkan narasi sebagai berikut:

    “Dan kita akan mengusir mereka dari bumi Indonesia kalau perlu”

    Setelah ditelusuri menggunakan Google Lens, klip tersebut mirip dengan unggahan akun Instagram beritasatu pada Kamis (13/3/2025). Konteks asli video adalah momen pidato Presiden Prabowo dalam peluncuran mekanisme baru tunjangan guru ASN daerah langsung ke rekening guru di Kantor Kemendikdasmen, Jakarta, Kamis (13/3/2025).

    Selanjutnya, di menit (0:09-0:15) terlihat video yang memperlihatkan Prabowo menyampaikan pernyataan :

    “Mereka-mereka yang tidak setia kepada negara akan kita singkirkan dengan tidak ragu-ragu”

    Hasil penelusuran menggunakan Google Lens, klip tersebut mirip dengan unggahan akun Instagram tvrinasional pada Kamis (3/6/2025). Konteks asli video adalah momen pidato Presiden Prabowo dalam upacara peringatan Hari Lahir Pancasila.

    Di menit (0:16-0:36) dalam konten akun TikTok “tinta.nusantara”, potongan video itu memperlihatkan Prabowo mengatakan :

    “Oleh mereka-mereka yang ingin Indonesia selalu gaduh. Indonesia gelap, kabur aja deh. Emang gampang lo di situ, di luar negeri? Dimana lo, lo dikejar-kejar disitu ”

    Penelusuran lebih lanjut melalui Google Lens menunjukkan klip tersebut mirip dengan unggahan akun Instagram katadatacoid pada Senin (21/7/2025). Konteks asli video adalah momen Presiden Prabowo memberi sambutan pada acara penutupan Kongres PSI di Surakarta, Jawa Tengah, Minggu (20/7/2025).

    Dilansir dari pemberitaan tirto.id yang tayang Agustus 2024, pro dan kontra klaim Ba’alawi keturunan Nabi Muhammad sebenarnya sudah lama terjadi. Isu ini memanas setelah peneliti Imaduddin Utsman menyatakan bahwa secara ilmiah sangat sulit memastikan Ba’alawi adalah keturunan dari Ahmad bin Isa, yang merupakan bagian dari silsilah Nabi. Tidak ditemukan keterlibatan langsung Prabowo Subianto dalam permasalahan tersebut.

    Kesimpulan

    Unggahan video berisi klaim “Presiden Prabowo segera usir Habib Ba’alawi” adalah konten yang menyesatkan (misleading content).

    Rujukan

  • (GFD-2025-28218) Hoaks! Korea Utara akan eksekusi pendukung Zionisme

    Sumber:
    Tanggal publish: 31/07/2025

    Berita

    Jakarta (ANTARA/JACX) - Pemerintah Korea Utara disebut bakal menghukum mati penduduknya yang mempromosikan Zionisme di negara tersebut.

    Zionisme merupakan gerakan nasionalis Yahudi yang muncul pada akhir abad ke-19 dengan tujuan mendirikan dan mempertahankan negara Yahudi di Tanah Israel.

    Kebijakan itu diatur dalam sebuah produk hukum baru di Korea Utara, sebagaimana dinarasikan sejumlah konten yang beredar di Instagram, Facebook, maupun Youtube.

    Konten-konten tersebut juga mengklaim bahwa negara pimpinan Kim Jong-un itu secara resmi menganggap Israel sebagai negara ilegal.

    Berikut potongan narasi dalam sejumlah unggahan tersebut:

    “Korut Jatuhkan Hukuman Mati Bagi Siapapun Yang Dukung Zionisme Dan Nyatakan Israel Illegal

    Korea Utara sahkan hukum baru: Promosi Zion1sme Dianc*m Hukuman M*ti,".

    Lalu, benarkah pemerintah Korea Utara akan mengeksekusi mati pendukung zionisme?



    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    Hasil Cek Fakta

    Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), yang merupakan media resmi pemerintah Korea Utara, menjelaskan negara tersebut memiliki "Law on Rejecting Reactionary Ideology and Culture". Regulasi itu disahkan pada 4 Desember 2020, kemudian direvisi pada Agustus 2022.

    Situs buatan Stimson Center yang khusus menganalisa kejadian di Korea Utara, 38north.org, turut menerangkan bahwa aturan tersebut menyasar distribusi konten layaknya film, musik, atau buku dari Korea Selatan maupun negara lain yang dianggap sebagai musuh Korea Utara.

    Menurut aturan itu, acara nonton bareng konten asing berskala besar, dapat dikenakan hukuman berat di Korea Utara, termasuk hukuman mati.

    Kendati demikian, aturan "Law on Rejecting Reactionary Ideology and Culture" ini tidak secara eksplisit menyebut zionisme sebagai objek sasaran atau menyatakan Israel sebagai negara ilegal.



    Sejumlah pemberitaan ANTARA menyebutkan bahwa Korea Utara telah mengecam tindakan Israel karena dianggap melakukan agresi dan pelanggaran terhadap hak asasi warga Palestina.

    Namun, pernyataan-pernyataan tersebut merupakan sikap politik dan tidak berkaitan langsung dengan regulasi hukum pidana domestik di Korea Utara.

    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    Tim ANTARA juga tidak menemukan sumber terpercaya yang menyatakan bahwa Korea Utara secara eksplisit menjatuhkan hukuman mati terhadap warga yang mendukung atau mempromosikan zionisme maupun menyatakan Israel ilegal.

    Dengan begitu, narasi soal pemerintah Korea Utara akan mengkesekusi mati pendukung zionisme bisa disebut sebagai informasi salah.

    Klaim: Korea Utara akan eksekusi pendukung Zionisme

    Rating: Hoaks

    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    Pewarta: Tim JACX

    Editor: M Arief Iskandar

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

    Rujukan

  • (GFD-2025-28217) [HOAKS] Pasukan Garuda Membawa Rudal N45

    Sumber:
    Tanggal publish: 31/07/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial, beredar unggahan video yang menampilkan pasukan Garuda membawa rudal N45.

    Rampak barisan truk militer membawa rudal bertuliskan "garuda N54".

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu merupakan konten manipulatif berbasis artificial intelligence.

    Video pasukan Garuda membawa rudal N45 disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.

    Berikut teks yang tertera dalam video yang diunggah salah satu akun pada 30 Juni 2025:

    Pasukan Garuda Membawa Rudal N45

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek keaslian video dengan menggunakan Hive Moderation.

    Tools tersebut dapat digunakan untuk mengecek campur tangan akal imitasi atau artificial intelligence (AI).

    Hasil pendeteksiannya menunjukkan, video pasukan Garuda membawa rudal N45 memiliki probabilitas 99,3 persen dihasilkan AI.

    Video yang beredar bukan berdasarkan peristiwa nyata.

    Sebagaimana diwartakan Harian Kompas, Indonesia belum memiliki rudal nasional. Produksi rudal nasional terkendala penugasan teknologi, sehingga baru mampu membuat roket.

    Pengembangan senjata militer dipegang oleh PT Dahana, BUMN yang bergerak di bidang peledak.

    Indonesia memiliki roket R-Han 122, hasil pengembangan Konsorsium Roket Nasional yang dipimpin PT Dahana.

    Roket ini telah resmi digunakan oleh TNI dan memiliki jangkauan efektif sekitar 25 kilometer. Ada pula R-Han 450 yang masih dalam tahap pengembangan.

    Sementara, rudal panggul atau Rudal Merapi masih dalam tahap pengembangan dan belum tersertifikasi.

    Ada pula rudal yang tengah dikembangkan PT Dirgantara Indonesia lewat Konsorsium Rudal Nasional. Apabila selesai, produknya akan mirip dengan rudal Exocet atau C-705 buatan China.

    Kesimpulan

    Video pasukan Garuda membawa rudal N45 merupakan konten manipulatif berbasis AI.

    Sejauh ini, Indonesia belum memiliki rudal buatan nasional. Ada Rudal Merapi yang sedang dalam proses pengembangan oleh PT Dahana dan belum tersertifikasi.

    Indonesia baru mampu membuat roket, yakni R-Han 122.

    Rujukan

  • (GFD-2025-28216) [HOAKS] Video Warga Israel Mengamankan Diri dari Serangan Rudal Iran

    Sumber:
    Tanggal publish: 31/07/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah video yang diunggah di media sosial diklaim menampilkan peristiwa warga Israel mengamankan diri dari serangan rudal yang diluncurkan Iran.

    Sepanjang Juni 2025, Iran dan Israel memang saling melancarkan serangan rudal. Serangan rudal Iran juga menyebabkan sejumlah kota di Israel mengalami kerusakan.

    Namun, setelah ditelusuri, narasi dalam video itu keliru dan perlu diluruskan.

    Video yang diklaim menampilkan warga Israel mengamankan diri dari serangan rudal Israel salah satunya dibagikan akun Facebook ini,ini, ini, dan ini.

    Akun tersebut membagikan video yang menampilkan kerumunan orang yang sedang berlarian.

    Keterangan dalam video yakni sebagai berikut: 

    Malam ini warga Israel disuruh mengamankan diri karena akan ada serangan rudal dari Iran Sekrang warga Israel merasakan apa yang dirasakan warga Palestina.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com mengambil tangkapan layar video tersebut kemudian menelusurinya menggunakan Google Lens.

    Hasilnya, video identik dengan unggahan di akun Instagram ini dan ini pada 30 April 2025.

    Keterangan dalam video menyebut bahwa peristiwa itu merupakan kericuhan di Lapangan Habima, Tel Aviv saat acara Memorial Day 2025 atau Yom Hazikaron.

    Yom Hazikaron merupakan acara peringatan yang bertujuan untuk memberi penghormatan kepada tentara dan warga yang meninggal dalam upaya kemerdekaan Israel. 

    Dikutip dari Times of Israel kericuhan itu terjadi pada 29 April 2025 di Lapangan Habima setelah seorang pria ditangkap karena dicurigai mencoba menyerang polisi.

    Hal itu kemudian diperparah dengan kabar bohong soal adanya penembakan yang membuat orang-orang panik dan berlarian. 

    Kepolisian Israel kemudian mengeluarkan pernyataan untuk menenangkan masyarakat dengan menyatakan tidak ada insiden penembakan di acara Yom Hazikaron. 

    Kesimpulan

    Video yang diklaim menampilkan warga Israel mengamankan diri dari serangan rudal Israel merupakan informasi tidak benar atau hoaks.

    Faktanya, video itu adalah momen ketika terjadi kericuhan di lapangan Habima, Tel Aviv saat acara peringatan Yom Hazikaron.

    Rujukan