• (GFD-2024-22679) [SALAH]: Ahli Farmasi menempatkan bahan penyebab kanker dalam vaksin Covid-19

    Sumber: instagram.com
    Tanggal publish: 18/09/2024

    Berita

    Ilmuan farmasi besar mengaku: mereka menempatkan bahan kimia penyebab kanker di jabs COVID

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah klaim bahwa vaksin covid dibuat dari bahan berbahaya. Namun setelah dilakukan penelusuran klaim tersebut tidak benar.

    Artikel yang beredar, diterjemahkan dari laman Thepeoplevoice.tv , memuat klaim dari ilmuwan seperti Sasha Latypova, yang dipublikasikan pada 14 Juli 2023. Berdasarkan penelusuran melalui Google, Sasha Latypova sering muncul dalam artikel, berita, dan podcast terkait isu kesehatan, terutama mengenai Covid-19. Di LinkedIn, Latypova menyebut dirinya sebagai pengusaha farmasi dan alat kesehatan. Beberapa klaim Latypova telah dibantah oleh otoritas kesehatan. Laman University of Illinois Urbana dan FactCheck.org mencatat bantahan dari FDA terkait klaim-klaim tersebut. FactCheck.org menegaskan bahwa semua uji klinis vaksin Covid-19 nyata dan transparan, melibatkan ribuan partisipan, serta ditinjau oleh FDA dan kelompok independen. Data uji coba juga dipublikasikan dalam jurnal yang ditinjau oleh sejawat. Klaim bahwa uji coba vaksin Covid-19 tidak nyata disebut dapat memicu teori konspirasi.

    Kesalahpahaman Latypova mungkin berasal dari ketidakpahamannya tentang undang-undang terkait Otorisasi Penggunaan Darurat (EUA) yang berbeda dengan persetujuan penuh oleh FDA. Meskipun EUA mengizinkan penggunaan vaksin dalam keadaan darurat seperti pandemi, vaksin Covid-19 tetap memerlukan uji klinis sebelum mendapatkan EUA. Klaim bahwa vaksin Covid-19 mengandung bahan kimia penyebab kanker juga telah dibantah oleh para ahli. Patrick Jackson, spesialis penyakit menular di University of Virginia Health, menyatakan bahwa tidak ada bahan aktif dalam vaksin Pfizer-BioNTech, Moderna, atau Johnson & Johnson yang bersifat karsinogenik. Dr. Arif Kamal dari American Cancer Society menambahkan bahwa tidak ada bukti bahwa vaksin Covid-19 menyebabkan kanker.

    Peneliti senior Jordan L. Meier dari National Cancer Institute juga menyanggah klaim terkait N1-methylpseudouridine dalam vaksin, menyatakan bahwa klaim tersebut salah mengartikan fungsi N1-methylpseudouridine dan tidak memberikan bukti bahwa zat tersebut melemahkan sistem kekebalan tubuh.

    Penelusuran laman Thepeoplevoice.tv melalui Mediabiasfactcheck.com menyebut situs ini sebagai sumber yang patut dipertanyakan karena bias sayap kanan, sering mempromosikan klaim ekstrem, teori konspirasi, dan berita palsu, termasuk propaganda anti-vaksin, Dengan demikian klaim yang beredar mengenai vaksin dibuat dari bahan berbahaya tidak benar dengan kategori konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Klaim bahwa ahli farmasi telah menempatkan bahan kimia penyebab kanker dalam vaksin Covid-19 terbukti menyesatkan. Klaim-klaim ini telah dibantah oleh peneliti dan otoritas yang mengawasi peredaran serta penggunaan vaksin, termasuk FDA dan para ahli kesehatan. Media yang menyebarkan klaim ini tidak dapat dijadikan rujukan karena memiliki rekam jejak dalam mempromosikan kampanye anti-vaksin, teori konspirasi, serta bias sayap kanan.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22678) [SALAH] Viral Polwan Brigadir Putri Cikita Resmi Di Pecat/Dikeluarkan Secara Tidak Hormat

    Sumber: tiktok.com
    Tanggal publish: 07/09/2024

    Berita

    Viral Polwan Brigadir Putri Cikita resmi di pecat/dikeluarkan secara tidak hormat
    Arsip: https://archive.md/cxH1j

    Hasil Cek Fakta

    Akun Tiktok dengan nama @terbitlahterang1990 mengunggah sebuah konten tangkapan layar berita JPNN dengan judul “Viral Polwan Brigadir Putri Cikita resmi di pecat/dikeluarkan secara tidak hormat.”
    Penelusuran fakta dilakukan dengan mengetikkan secara manual judul berita yang beredar ke mesin pencarian Google. Hasilnya, tidak ditemukan satupun informasi yang valid mengenai berita tersebut di situs JPNN.

    Demikian pula ketika ditelusuri secara manual pada indeks berita di web JPNN tanggal 25 Agustus 2024, tidak ditemukan informasi valid mengenai berita Brigadir Putri Cikita resmi di pecat/dikeluarkan secara tidak hormat dari Polri.

    Konten ini merupakan hasil suntingan menggunakan inspect element, yakni dengan mengedit judul berita pada sebuah web tanpa mengubah tampilan aslinya. Sehingga ketika discreenshot, judul berita pada sebuah web tampak nyata.

    Diketahui video Brigadir Putri Cikita dalam program The Police yang dirilis pada tanggal 22 Agustus 2024 viral lantaran dirinya menegur seorang pria yang sedang makan di sebuah warung. Warganet menganggap tindakan Brigadir Cikita tidak sopan.

    Melalui akun twitter resminya, Divisi Humas Polri sebagaimana dikutip dari berita Tempo.co memberikan klarifikasi bahwa video yang beredar merupakan cuplikan dari acara TV “The Police”

    “Di cuplikan video tersebut, dalam upaya memelihara Kamtibmas, kami memberikan teguran kepada lima orang masyarakat yang sedang mengonsumsi minuman keras di lokasi tersebut. Namun, terdapat satu orang yang tidak mengindahkan teguran tersebut dan malah menaikkan kakinya ke kursi serta membuang puntung rokok ke arah petugas. Atas tindakan tersebut, kami memberikan teguran lisan kepada orang tersebut” tulis keterangan Polri.

    Mengenai kejadian tersebut, Brigadir Cikita memberikan pernyataan permohonan maaf melalui unggahan di akun TikTok @putrisirtycikita_sabunge.

    “Manusia tidak ada yang sempurna dan tentunya manusia tempatnya salah dan dosa. Tolong stop hujat kami. Kami juga manusia biasa yang bisa saja melakukan kesalahan, baik yang di sengaja ataupun tidak di sengaja. Yang kami lakukan adalah sebagai edukasi supaya saling menghargai saat berbicara, karena kami datang untuk tugas patroli malam mengamankan wilayah dari hal-hal yang mengganggu ketertiban atau mencurigakan perbuatan kejahatan, Semua nya sudah selesai dan jelas yaa, mohon untuk tidak berlanjut dalam kasus kesalahpahaman ini. Dan kembali kami sampaikan bahwa tidak ada manusia yang luput dari sebuah kesalahan atau bisa menghindari sebuah kesalahpahaman seperti yang terjadi disini. Terimakasih.” Tulisnya.

    Hingga artikel periksa fakta ini diterbitkan, tidak ditemukan informasi mengenai Brigadir Putri Cikita diberhentikan secara tidak hormat dari Polri.

    Kesimpulan


    Faktanya tangkapan layar yang diunggah merupakan hasil suntingan menggunakan inspect element. Tidak ditemukan judul berita mengenai Polwan Brigadir Putri Cikita resmi di pecat/dikeluarkan secara tidak hormat.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22677) Cek fakta, Timnas lolos kualifikasi Piala Dunia karena Arab Saudi kena sanksi FIFA

    Sumber:
    Tanggal publish: 18/09/2024

    Berita

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan video di YouTube menarasikan Federasi Sepak bola Internasional atau Fédération Internationale de Football Association (FIFA) mendiskualifikasi tim nasional Arab Saudi yang membuat tim nasional Indonesia lolos kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

    Berikut narasi dalam unggahan tersebut:

    “FIFA DISKUALIFIKASI SAFF SAUDI ARABIA DARI KUALIFIKASI PIALA DUNIA 2026, TIMNAS INDONESIA AUTO LOLOS”

    Namun, benarkah Indonesia lolos kualifikasi Piala Dunia Asia karena FIFA diskualifikasi Timnas Arab Saudi?

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran, narator dalam video tersebut membacakan narasi Bola Sport yang berjudul “Head to Head Arab Saudi di Ronde Ketiga Kualifikasi Piala Dunia Kontra Tim ASEAN - Timnas Indonesia Wajib Waspada”.

    Dalam laman berita tersebut dijelaskan Timnas Indonesia wajib mewaspadai Arab Saudi saat bertemu di ronde ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia yang akan bertanding pada 6 September 2024 dini hari waktu Indonesia di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah. Artikel tersebut diunggah pada 2 September, sebelum pertandingan Indonesia melawan Arab Saudi.

    Diketahui, Timnas Indonesia berhasil menahan imbang Arab Saudi dengan skor 1-1 pada pertandingan 6 September. Dilansir dari laman FIFA, Indonesia masih menduduki peringkat 4 dari 6 tim di Grup C.

    Pertandingan terdekat Timnas Indonesia melawan Bahrain pada 10 Oktober mendatang. Selain itu, tidak ada informasi resmi mengenai FIFA mendiskualifikasi Arab Saudi.

    Klaim: Indonesia lolos kualifikasi Piala Dunia Asia karena Arab Saudi didiskualifikasi FIFA

    Rating: Disinformasi

    Pewarta: Tim JACX

    Editor: Indriani

    Copyright © ANTARA 2024

    Rujukan

  • (GFD-2024-22676) [KLARIFIKASI] Video Tidak Perlihatkan Demonstran Dibayar untuk Pasukan Berani Mati Jokowi

    Sumber:
    Tanggal publish: 17/09/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar video yang diklaim menampilkan salah satu warga ikut aksi Pasukan Berani Mati Dukung Jokowi (Presiden Joko Widodo), yang mengaku dibayar untuk melakukan demonstrasi.

    Namun, setelah ditelusuri video tersebut dibagikan dengan konteks keliru.

    Video tersebut diambil pada 2015 atau lebih dari sembilan tahun lalu, dan tidak ada kaitan dengan aksi Pasukan Berani Mati Dukung Jokowi.

    Sebagai konteks, pada 22 September mendatang akan ada aksi apel akbar yang mengatasnamakan Pasukan Berani Mati Dukung Jokowi. Apel akbar itu kemudian menjadi sorotan sejumlah tokoh, termasuk mantan Ketua MPR RI Amien Rais.

    Video yang diklaim menampilkan pasukan berani mati Jokowi muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Faceboook ini, ini dan X ini. 

    Video itu menampilkan seorang perempuan mengaku ikut demo mendukung Jokowi karena mendapat bayaran. Video diberi keterangan sebagai berikut:

    Pasukan Berani Mati Jokowi Siap Masuk Jakarta

    Mendukung kowi lantik jadi Polri, udehhh"Konon 20Kini 20.000Pasukan berani mati ????

    Akun Facebook Tangkapan layar Facebook video yang diklaim sebagai pasukan berani mati Jokowi

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri, video tersebut identik dengan yang ada di kanal YouTube Jakartanicus ini, yang diunggah pada 12 Februari 2015. Video itu merupakan potongan klip mulai menit 2:08.

    Video menggambarkan momen ketika sejumlah orang melakukan unjuk rasa di depan Istana Negara lebih dari sembilan tahun lalu. Unjuk rasa tidak ada kaitan dengan apel akbar Bela Jokowi.

    Saat itu, massa menuntut Presiden Jokowi untuk segera melantik Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan sebagai Kapolri.

    Pada periode Januari hingga Februari 2015, Budi Gunawan menjadi perhatian setelah ditetapkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka korupsi saat menjabat Kepala Biro Pembinaan Karier Deputi Sumber Daya Manusia Polri periode 2003-2006 dan jabatan lainnya di kepolisian.

    Padahal, Budi Gunawan merupakan calon tunggal Kapolri yang menggantikan Jenderal Sutarman. Komisi III DPR juga sudah melakukan uji kepatutan dan kelayakan, dan meloloskan BG.

    Budi Gunawan kemudian melakukan gugatan praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, yang sidang perdananya digelar 2 Februari 2015.

    Saat demonstrasi berlangsung, proses praperadilan masih berlangsung. Ketika ditanya, beberapa demonstran mengaku dibayar untuk mengikuti aksi. Mereka tidak mengetahui esensi dari demonstrasi tersebut.

    Sehingga, dapat dipastikan video itu tidak terkait dengan Pasukan Berani Mati Dukung Jokowi. 

    Kesimpulan

    Video yang diklaim menampilkan Pasukan Berani Mati Dukung Jokowi melakukan demonstrasi dibagikan dengan informasi yang keliru.

    Adapun video aslinya memperlihatkan peristiwa ketika sejumlah orang melakukan unjuk rasa di depan Istana Negara menuntut Jokowi segera melantik Budi Gunawan sebagai Kapolri. Ketika ditanya, beberapa demonstran mengaku dibayar untuk mengikuti aksi tersebut.

    Namun, peristiwa itu terjadi pada 2015, dan tidak ada kaitan dengan rencana apel akbar Pasukan Berani Mati Dukung Jokowi pada 22 September mendatang.

    Rujukan