Akun TikTok “Loker Indonesia” pada Senin (9/12/2024) mengunggah foto [arsip], isinya tentang lowongan kerja (loker) sebagai pegawai laut untuk lulusan SMK/D4/S1, disertai narasi:
“REKRUTMEN BERSAMA BUMN
✨RESMI BUKA, 110 BUMN menyediakan 2000+ lowongan pekerjaan, terbuka tanpa minimal pendidikan. (Silahkan Klik Link Di Bio)
Pertimbangkan dengan seksama pilihanmu, lengkapi persyaratan terbaikmu dan asah terus kemampuanmu. Optimis kamu siap mengikuti seluruh rangkaian proses RBB.
Jaga kesehatan dan jangan lupa untuk selalu berdoa, meminta restu dari orang tua ya!”
Dalam unggahan yang mencantumkan logo PT PELNI tersebut, warganet diarahkan mendaftarkan diri melalui tautan di bio akun,
Per Kamis (16/01/2025) unggahan telah dilihat lebih dari 535 ribu pengguna TikTok dan menuai 247 komentar. Mayoritas tertarik dengan loker tersebut, terlihat dari komentar seperti “dari smk pelayaran bisa nggak?”.
(GFD-2025-25159) [PENIPUAN] Tautan Rekrutmen “Pegawai Laut PT PELNI” untuk Lulusan SMK
Sumber: TikTok.comTanggal publish: 17/01/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) melakukan penelusuran foto dengan menggunakan Google Lens. Hasilnya, foto tersebut mirip dengan unggahan kabarbumn.com “Rekrutmen Pegawai Kapal Laut PT PELNI Kembali Dibuka, Deadline Pendaftaran Tanggal 31 Agustus 2024” yang tayang pada Jumat (30/7/2024).
PT PELNI memang sempat membuka rekrutmen untuk nahkoda kapal barang hingga kapal perintis. Namun, batas akhir pendaftarannya pada Agustus 2024.
TurnBackHoax kemudian mencoba mengakses tautan yang disebutkan dalam unggahan akun TikTok “Loker Indonesia”. Diketahui, tautan tidak mengarah ke laman resmi PT PELNI (karir.pelni.co.id). Warganet justru diminta mengisi nama lengkap serta nomor telegram yang aktif.
PT PELNI memang sempat membuka rekrutmen untuk nahkoda kapal barang hingga kapal perintis. Namun, batas akhir pendaftarannya pada Agustus 2024.
TurnBackHoax kemudian mencoba mengakses tautan yang disebutkan dalam unggahan akun TikTok “Loker Indonesia”. Diketahui, tautan tidak mengarah ke laman resmi PT PELNI (karir.pelni.co.id). Warganet justru diminta mengisi nama lengkap serta nomor telegram yang aktif.
Kesimpulan
Unggahan berisi tautan rekrutmen “Pegawai Laut PT PELNI” untuk lulusan SMK merupakan konten tiruan (impostor content).
(Ditulis oleh Vania Astagina)
(Ditulis oleh Vania Astagina)
Rujukan
(GFD-2025-25157) [SALAH] Pernyataan Prof. Dr. Ir Budi Indarto Terkait Konsumsi Pangan
Sumber: facebook.comTanggal publish: 16/01/2025
Berita
Ditemukan informasi pada akun Facebook “NurSyamsiah” yang menuliskan unggahan [arsip] Informasi terkait pernyataan oleh Prof. Dr. Ir Budi Indarto Terkait Konsumsi Pangan. Informasi tersebut menyebutkan beberapa pantangan mengombinasikan satu pangan dengan pangan lain, dengan narasi sebagai berikut:
Assalamu’alaikum
Selamat siang sahabatku
MACAM MACAM PANTANGAN SETELAH KONSUMSI MAKANAN KESUKAAN
> Setelah makan semangka jangan langsung minum susu.
> Setelah makan manggis jangan langsung minum gula.
> Setelah makan durian jangan langsung minum bir dan coca cola bisa stroke.
> Setelah makan buah pear jangan langsung minum madu karena bisa mati keracunan..!
> Setelah makan udang jangan langsung minum vit C, krn vit C + udang = keracunan arsen (terjadi reaksi arsen dlm udang dan vit C)
> Madu + bawang merah = merusak mata.
> Madu + tahu = merusak pendengar-an.
> Madu + susu kedelai = mengganggu pencernaan & pendengaran.
> Madu + teh = mengganggu pencer-naan.
> Madu + kepiting = keracunan.
> Madu + pear = merusak 5 organ penting / mati.
> Jangan minum jeruk atau jus jeruk saat makan sea food.. bisa jadi calcium sitrat….tidak bagus u ginjal anda…
> Kirim ke semua org yg kita sayangi..
semoga kita semua hidup sehat…
Prof. Dr. Ir Budi Indarto
Semoga kita semua diberi kesehatan…Aamiin
Assalamu’alaikum
Selamat siang sahabatku
MACAM MACAM PANTANGAN SETELAH KONSUMSI MAKANAN KESUKAAN
> Setelah makan semangka jangan langsung minum susu.
> Setelah makan manggis jangan langsung minum gula.
> Setelah makan durian jangan langsung minum bir dan coca cola bisa stroke.
> Setelah makan buah pear jangan langsung minum madu karena bisa mati keracunan..!
> Setelah makan udang jangan langsung minum vit C, krn vit C + udang = keracunan arsen (terjadi reaksi arsen dlm udang dan vit C)
> Madu + bawang merah = merusak mata.
> Madu + tahu = merusak pendengar-an.
> Madu + susu kedelai = mengganggu pencernaan & pendengaran.
> Madu + teh = mengganggu pencer-naan.
> Madu + kepiting = keracunan.
> Madu + pear = merusak 5 organ penting / mati.
> Jangan minum jeruk atau jus jeruk saat makan sea food.. bisa jadi calcium sitrat….tidak bagus u ginjal anda…
> Kirim ke semua org yg kita sayangi..
semoga kita semua hidup sehat…
Prof. Dr. Ir Budi Indarto
Semoga kita semua diberi kesehatan…Aamiin
Hasil Cek Fakta
Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) melakukan penelusuran efek konsumsi makananan dari kombinasi yang disebutkan pada narasi tersebut. Hasilnya, ditemukan artikel yang ditulis oleh health.detik.com [ini] dan [ini] .
Pakar nutrisi Jansen Ongko, MSc, RD mengatakan informasi tersebut belum terbukti kebenarannya. Tidak ada penelitian yang mengatakan konsumsi madu dan makanan tertentu dapat merusak organ tubuh.
Menurutnya, sampai saat ini justru banyak ahli kesehatan yang setuju apabila madu dijuluki dengan ‘superfood’ karena berbagai nutrisi dan manfaat kesehatan yang terkandung di dalamnya.
Selain itu, tim Pemeriksa Fakta Mafindo juga menyorot nama Prof. Dr. Ir Budi Indarto yang cukup sering muncul dalam dunia kesehatan yang tersebar di media sosial. Dikutip dari Tempo.co, saat memeriksa nama tersebut dalam laman Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), suatu badan otonom, mandiri, non struktural dan bersifat independen, yang bertanggung jawab kepada Presiden RI. Hasilnya, tidak terlacak nama Budi Indarto dalam laman KKI.
Yang paling dekat dengan nama tersebut adalah Prod. Dr. Ir. Indarto, yang merupakan dosen program studi teknik mesin. Informasi tersebut didapat melalui laman website https://dtmi.ft.ugm.ac.id/dosen/indarto/.
Pakar nutrisi Jansen Ongko, MSc, RD mengatakan informasi tersebut belum terbukti kebenarannya. Tidak ada penelitian yang mengatakan konsumsi madu dan makanan tertentu dapat merusak organ tubuh.
Menurutnya, sampai saat ini justru banyak ahli kesehatan yang setuju apabila madu dijuluki dengan ‘superfood’ karena berbagai nutrisi dan manfaat kesehatan yang terkandung di dalamnya.
Selain itu, tim Pemeriksa Fakta Mafindo juga menyorot nama Prof. Dr. Ir Budi Indarto yang cukup sering muncul dalam dunia kesehatan yang tersebar di media sosial. Dikutip dari Tempo.co, saat memeriksa nama tersebut dalam laman Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), suatu badan otonom, mandiri, non struktural dan bersifat independen, yang bertanggung jawab kepada Presiden RI. Hasilnya, tidak terlacak nama Budi Indarto dalam laman KKI.
Yang paling dekat dengan nama tersebut adalah Prod. Dr. Ir. Indarto, yang merupakan dosen program studi teknik mesin. Informasi tersebut didapat melalui laman website https://dtmi.ft.ugm.ac.id/dosen/indarto/.
Kesimpulan
Tulisan “Pernyataan Prof. Dr. Ir Budi Indarto Terkait Konsumsi Pangan” adalah konteks yang salah (false context).
(Ditulis oleh Arief Putra Ramadhan)
(Ditulis oleh Arief Putra Ramadhan)
Rujukan
- http[detik.com] Benarkah Minum Madu Setelah Makan Buah Pir Bisa Bikin Keracunan? [detik.com] Makan Kepiting Campur Madu Bisa Bikin Keracunan? [dtmi.ft.ugm.ac.id]
- https://dtmi.ft.ugm.ac.id/dosen/indarto/
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid0EFZyEwbER5skFfBAXiYdu1t4Y6GeAxKE6KpuN26eXTL2ALPS7PfYMLYjsetK31M9l&id=100012463330861 (tautan unggahan akun Facebook “NurSyamsiah” )
- https://archive.ph/2VpxR (arsip unggahan akun Facebook “NurSyamsiah”)
- https://www.facebook.com/profile.php?id=100012463330861 (profil pemilik Facebook “NurSyamsiah”)
(GFD-2025-25156) [SALAH] Pesawat Jatuh saat Bantu Padamkan Kebakaran Los Angeles
Sumber: X.comTanggal publish: 17/01/2025
Berita
Pada Sabtu (11/1/2025) akun X “SoftWarNews” membagikan video [arsip] berisi klaim “pesawat yang sedang dalam perjalanan untuk membantu memadamkan kebakaran di Los Angeles (LA), Amerika Serikat, terbakar dan mengalami kecelakaan”.
Berikut narasi selengkapnya :
“🎥 Pesawat pemadam kebakaran terbakar
Sebuah pesawat yang sedang dalam perjalanan untuk membantu memadamkan kebakaran di Los Angeles, AS, terbakar dan jatuh.”
Hingga Rabu (15/1/2025), unggahan mendapat lebih dari 4.600 tanda suka, 181 komentar dan telah dilihat 326.6 ribu kali.
Berikut narasi selengkapnya :
“🎥 Pesawat pemadam kebakaran terbakar
Sebuah pesawat yang sedang dalam perjalanan untuk membantu memadamkan kebakaran di Los Angeles, AS, terbakar dan jatuh.”
Hingga Rabu (15/1/2025), unggahan mendapat lebih dari 4.600 tanda suka, 181 komentar dan telah dilihat 326.6 ribu kali.
Hasil Cek Fakta
Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) menelusuri video tersebut dengan Google Lens. Hasilnya, ditemukan video serupa yang diunggah kanal YouTube TRT World “Firefighter plane crash kills pilot, injures four in Chile” pada Kamis (16/1/2024).
TurnBackHoax kemudian melakukan penelusuran dengan memasukkan kata kunci “Firefighter plane crash kills pilot, injures four in Chile” di Google. Hasilnya, ditemukan artikel aero time, yang menyebut pesawat Ayres Turbo Thrush sedang menjalankan tugas pengendalian kebakaran pada Januari 2024. Namun, pesawat kehilangan kendali sekitar pukul 4:30 sore waktu setempat.
TurnBackHoax kemudian melakukan penelusuran dengan memasukkan kata kunci “Firefighter plane crash kills pilot, injures four in Chile” di Google. Hasilnya, ditemukan artikel aero time, yang menyebut pesawat Ayres Turbo Thrush sedang menjalankan tugas pengendalian kebakaran pada Januari 2024. Namun, pesawat kehilangan kendali sekitar pukul 4:30 sore waktu setempat.
Kesimpulan
Unggahan berisi klaim “pesawat yang akan padamkan kebakaran di Los Angeles mengalami kecelakaan” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).
Rujukan
- http[www.youtube.com] Firefighter plane crash kills pilot, injures four in Chile [www.aerotime.aero] Firefighting pilot killed after plane crashes onto highway in Chile: video
- https://www.youtube.com/shorts/kBUAPixK9DY
- https://www.aerotime.aero/articles/chile-plane-crash-conaf-pilot-killed
- https://x.com/softwarnews/status/1877978060798206143?s (tautan unggahan akun X “SoftWarNews”)
- https://ghostarchive.org/archive/N3MhJ (arsip unggahan akun X “SoftWarNews”)
(GFD-2025-25155) HMPV Disebut Virus Buatan Manusia, Apa Iya?
Sumber:Tanggal publish: 17/01/2025
Berita
tirto.id - Jelang tutup tahun 2024 sampai pembukaan tahun 2025, publik ramai membicarakan soal Human Metapneumovirus (HMPV). Virus ini menyebabkan infeksi saluran pernapasan, terutama pada anak-anak dan orang tua, serta mereka yang punya kekebalan tubuh rendah.
Virus ini disebut banyak merebak di Tiongkok. Penyakit ini pun jadi sumber kekhawatiran publik, akibat ketakutan akan pandemi Covid-19, yang juga pertama merebak di Tiongkok di masa lalu.
Baca juga:
Perbincangan mengenai HMPV juga banyak beredar di media sosial. Salah satu yang banyak mendapat perhatian adalah narasi soal HMPV sebagai virus buatan manusia yang baru dan sengaja disebarkan.
“PANDEMI 2025 is coming. Bukan bakal lagi tetapi memang sudah terjadi. Pandemi ini Multipandemi. Dengan berbagai macam VIRUS SINTETIK yang satu demi satu dilepas ke seluruh penjuru dunia,” begitu bunyi pesan dalam unggahan di Facebook pada 4 Januari 2025 tersebut.
“Lanjut kemudian di akhir 2024, muncul Virus Baru yang bahkan belum jelas taxa nya: Human Metapneumovirus atau HMPV yang tiba-tiba meledak di China Mainland. Semua Virus tersebut adalah ternakan Laboratorium, hasil dari mixed breeding berbagai jenis Virus dan juga hasil dari Vaccine Induced Disease, atau Penyakit Infeksi yang muncul akibat Vaksinasi,” tambah narasi yang beredar.
Narasi tersebut memang hanya mengumpulkan ratusan tanda suka dan puluhan komentar per 17 Januari 2025. Namun, unggahan ulang dari narasi tersebut banyak ditemukan, misalnya dari unggahan akun "Amin Wahyudi Harahap" (arsip), "Amin Harahap" (arsip), "Kabar LabuhanBatu" (arsip), "Ngatno" (arsip), dan belasan akun lainnya.
Informasi tersebut beredar tidak hanya di Facebook tapi juga di X (dulu Twitter) dan dilihat hampir 350 ribu orang per 17 Januari 2025.
Lalu, bagaimana faktanya? Apakah benar narasi HMPV adalah virus baru yang dibuat oleh manusia?
Virus ini disebut banyak merebak di Tiongkok. Penyakit ini pun jadi sumber kekhawatiran publik, akibat ketakutan akan pandemi Covid-19, yang juga pertama merebak di Tiongkok di masa lalu.
Baca juga:
Perbincangan mengenai HMPV juga banyak beredar di media sosial. Salah satu yang banyak mendapat perhatian adalah narasi soal HMPV sebagai virus buatan manusia yang baru dan sengaja disebarkan.
“PANDEMI 2025 is coming. Bukan bakal lagi tetapi memang sudah terjadi. Pandemi ini Multipandemi. Dengan berbagai macam VIRUS SINTETIK yang satu demi satu dilepas ke seluruh penjuru dunia,” begitu bunyi pesan dalam unggahan di Facebook pada 4 Januari 2025 tersebut.
“Lanjut kemudian di akhir 2024, muncul Virus Baru yang bahkan belum jelas taxa nya: Human Metapneumovirus atau HMPV yang tiba-tiba meledak di China Mainland. Semua Virus tersebut adalah ternakan Laboratorium, hasil dari mixed breeding berbagai jenis Virus dan juga hasil dari Vaccine Induced Disease, atau Penyakit Infeksi yang muncul akibat Vaksinasi,” tambah narasi yang beredar.
Narasi tersebut memang hanya mengumpulkan ratusan tanda suka dan puluhan komentar per 17 Januari 2025. Namun, unggahan ulang dari narasi tersebut banyak ditemukan, misalnya dari unggahan akun "Amin Wahyudi Harahap" (arsip), "Amin Harahap" (arsip), "Kabar LabuhanBatu" (arsip), "Ngatno" (arsip), dan belasan akun lainnya.
Informasi tersebut beredar tidak hanya di Facebook tapi juga di X (dulu Twitter) dan dilihat hampir 350 ribu orang per 17 Januari 2025.
Lalu, bagaimana faktanya? Apakah benar narasi HMPV adalah virus baru yang dibuat oleh manusia?
Hasil Cek Fakta
Hasil rangkumanTirto mendapatkan kalau HMPV bukanlah penyakit baru. Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), HMPV adalah penyakit lama yang sudah teridentifikasi dunia medis sejak tahun 2001 lalu dan bukan ancaman baru seperti Covid-19.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut kalau lonjakan kasus HMPV di Cina juga kurang tepat. Ia mengklaim informasi tersebut juga sudah dikonfirmasikan kepada pemerintah Tiongkok dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Menurut Budi, yang terjadi di Cina hanyalah peningkatan kasus flu biasa. Di negara empat musim, hal tersebut bisa dibilang umum terjadi memasuki musim dingin.
Budi menegaskan bahwa HMPV bukan virus yang mematikan. Virus ini memiliki karakteristik mirip influenza biasa seperti gejala batuk, demam, pilek, dan sesak napas.
Sebagian besar orang yang terinfeksi dinyatakan akan kembali pulih tanpa memerlukan perawatan khusus. “Saya sudah lihat datanya, yang naik di Cina itu virusnya bukan HMPV tapi melainkan tipe H1N1 atau virus flu biasa. HMPV itu ranking nomor tiga di China dari sisi prevalensi, jadi itu tidak benar,” ucap Menkes.
Sementara terkait asal-usul HMPV, sebuah artikel ilmiah yang dipublikasikan pada Maret 2022 di jurnal Viruses, menjelaskan kalau HMPV pertama kali ditemukan pada tahun 2001 lalu. Bahkan, menurut sejumlah studi, HMPV telah menular pada manusia setidaknya 50 tahun ke belakang.
Tulisan dalam jurnal kesehatan tersebut menyebut HMPV memiliki kedekatan dengan avian metapneumoviruses (AMPV), virus pada unggas.
Metapneumovirus, anggota keluarga Pneumoviridae, ditemukan pada burung (avian metapneumovirus/AMPV) dan manusia (human metapneumovirus/HMPV). AMPV dan HMPV adalah virus yang saling terkait dengan struktur genom serupa dan menyebabkan infeksi saluran pernapasan pada burung dan manusia. AMPV terbagi menjadi empat subgrup (A–D).
Subgrup AMPV-C memiliki hubungan lebih dekat dengan HMPV dibandingkan subgrup AMPV lainnya, menunjukkan HMPV berkembang dari AMPV-C melalui transfer zoonosis, menurut temuan penelitian tersebut.
Analisis urutan dari penelitian yang dilakukan juga menunjukan evolusi virus di hewan (zoonosis) tersebut mungkin terjadi sekitar 200 tahun yang lalu. Penelitian ini juga memberi bukti ilmiah dan penjelasan bagaimana HMPV adalah evolusi dari virus lain yang berasal dari unggas.
Sementara kepada Tirto, epidemiolog dan pengamat kesehatan masyarakat, Dicky Budiman, menyatakan bisa saja virus HMPV sudah tersebar di Indonesia, sejak virus tersebut pertama kali ditemukan pada 2001.
Hal ini membuat peredaran HMPV di masyarakat tidak menjadi sebuah ancaman baru, sehingga tak menjadi perhatian sebelumnya. Dicky sendiri menilai memang sistem deteksi virus di negeri ini belum merata, sehingga sirkulasi kasus HMPV bisa saja baru tercatat sekarang ini.
Dia juga menyebut bahwa infeksi HMPV cenderung ringan hingga sedang. Umumnya, istirahat yang cukup dapat membantu memulihkan kondisi orang yang tertular. Namun, Dicky mengingatkan, masyarakat dan pemerintah untuk tidak memandang remeh penyakit ini. Ia menilai tetap ada risiko keparahan bagi kelompok rentan dalam konteks HMPV, sehingga tetap harus waspada dan saling menjaga kesehatan tubuh.
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) juga sempat membahas narasi soal HMPV sebagai virus sintetis dan memberi label hoaks. Dalam artikelnya mereka juga mengutip Dicky sebagai epidemiolog, yang mengatakan tidak ada virus yang bersifat sintetis.
"Kalau bicara satu penyakit, tidak ada penyakit sintetis. Penyakit itu biologis semuanya dan tidak bisa manusia menciptakan virus atau bakteri, mereka kan makhluk hidup," kata Dicky,” dikutip dari Kompas.com.
Lebih lanjut, terkait narasi HMPV dibuat sebagai senjata atau serangan biologis yang sengaja dibuat oleh manusia juga tidak tepat. "Ada kriteria tertentu untuk suatu patogen dijadikan sebagai senjata. Dalam kaitan itu, Covid-19 dan HMPV tidak dalam kategori itu," tambah Dicky.
Narasi di X, juga mencantumkan foto berikut dalam unggahannya. Foto tersebut menunjukkan penjelasan soal HMPV yang dikutip dari media lain. Penelusuran Tirto, potongan foto tersebut berasal dari video berikut dari program Good Morning America, bagian dari kanal ABC. Dalam video potongan berita tersebut, terdapat penjabaran mengenai HMPV.
Video tersebut juga menyebut kalau HMPV bukan virus baru dan sudah ditemukan sekitar 20 tahun lalu.
"CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat) tracking jumlah kasus dalam jumlah besar sebelum pandemi Covid-19. Sama halnya dengan virus lain seperti RSV, mumps (gondongan), dan campak," ujar Chief Medical Correspondent ABC News, Dr. Jennifer Ashton di video tersebut.
Dia menyebut kalau masyarakat terlalu fokus dengan virus seperti influenza dan Covid-19, padahal ada juga virus lain seperti HMPV ini yang sebenarnya menyebar tapi kurang mendapat perhatian.
Terkait beragam wabah penyakit yang banyak menyebar dan menarik perhatian masyarakat, publik cenderung sering bereaksi heboh di media sosial. Beberapa kemudian terjerumus dalam narasi yang bersifat misinformasi. Sebelumnya Tirto menemukan banyak narasi tersebar di media sosial yang ternyata hoaks seputar Mpox.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut kalau lonjakan kasus HMPV di Cina juga kurang tepat. Ia mengklaim informasi tersebut juga sudah dikonfirmasikan kepada pemerintah Tiongkok dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Menurut Budi, yang terjadi di Cina hanyalah peningkatan kasus flu biasa. Di negara empat musim, hal tersebut bisa dibilang umum terjadi memasuki musim dingin.
Budi menegaskan bahwa HMPV bukan virus yang mematikan. Virus ini memiliki karakteristik mirip influenza biasa seperti gejala batuk, demam, pilek, dan sesak napas.
Sebagian besar orang yang terinfeksi dinyatakan akan kembali pulih tanpa memerlukan perawatan khusus. “Saya sudah lihat datanya, yang naik di Cina itu virusnya bukan HMPV tapi melainkan tipe H1N1 atau virus flu biasa. HMPV itu ranking nomor tiga di China dari sisi prevalensi, jadi itu tidak benar,” ucap Menkes.
Sementara terkait asal-usul HMPV, sebuah artikel ilmiah yang dipublikasikan pada Maret 2022 di jurnal Viruses, menjelaskan kalau HMPV pertama kali ditemukan pada tahun 2001 lalu. Bahkan, menurut sejumlah studi, HMPV telah menular pada manusia setidaknya 50 tahun ke belakang.
Tulisan dalam jurnal kesehatan tersebut menyebut HMPV memiliki kedekatan dengan avian metapneumoviruses (AMPV), virus pada unggas.
Metapneumovirus, anggota keluarga Pneumoviridae, ditemukan pada burung (avian metapneumovirus/AMPV) dan manusia (human metapneumovirus/HMPV). AMPV dan HMPV adalah virus yang saling terkait dengan struktur genom serupa dan menyebabkan infeksi saluran pernapasan pada burung dan manusia. AMPV terbagi menjadi empat subgrup (A–D).
Subgrup AMPV-C memiliki hubungan lebih dekat dengan HMPV dibandingkan subgrup AMPV lainnya, menunjukkan HMPV berkembang dari AMPV-C melalui transfer zoonosis, menurut temuan penelitian tersebut.
Analisis urutan dari penelitian yang dilakukan juga menunjukan evolusi virus di hewan (zoonosis) tersebut mungkin terjadi sekitar 200 tahun yang lalu. Penelitian ini juga memberi bukti ilmiah dan penjelasan bagaimana HMPV adalah evolusi dari virus lain yang berasal dari unggas.
Sementara kepada Tirto, epidemiolog dan pengamat kesehatan masyarakat, Dicky Budiman, menyatakan bisa saja virus HMPV sudah tersebar di Indonesia, sejak virus tersebut pertama kali ditemukan pada 2001.
Hal ini membuat peredaran HMPV di masyarakat tidak menjadi sebuah ancaman baru, sehingga tak menjadi perhatian sebelumnya. Dicky sendiri menilai memang sistem deteksi virus di negeri ini belum merata, sehingga sirkulasi kasus HMPV bisa saja baru tercatat sekarang ini.
Dia juga menyebut bahwa infeksi HMPV cenderung ringan hingga sedang. Umumnya, istirahat yang cukup dapat membantu memulihkan kondisi orang yang tertular. Namun, Dicky mengingatkan, masyarakat dan pemerintah untuk tidak memandang remeh penyakit ini. Ia menilai tetap ada risiko keparahan bagi kelompok rentan dalam konteks HMPV, sehingga tetap harus waspada dan saling menjaga kesehatan tubuh.
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) juga sempat membahas narasi soal HMPV sebagai virus sintetis dan memberi label hoaks. Dalam artikelnya mereka juga mengutip Dicky sebagai epidemiolog, yang mengatakan tidak ada virus yang bersifat sintetis.
"Kalau bicara satu penyakit, tidak ada penyakit sintetis. Penyakit itu biologis semuanya dan tidak bisa manusia menciptakan virus atau bakteri, mereka kan makhluk hidup," kata Dicky,” dikutip dari Kompas.com.
Lebih lanjut, terkait narasi HMPV dibuat sebagai senjata atau serangan biologis yang sengaja dibuat oleh manusia juga tidak tepat. "Ada kriteria tertentu untuk suatu patogen dijadikan sebagai senjata. Dalam kaitan itu, Covid-19 dan HMPV tidak dalam kategori itu," tambah Dicky.
Narasi di X, juga mencantumkan foto berikut dalam unggahannya. Foto tersebut menunjukkan penjelasan soal HMPV yang dikutip dari media lain. Penelusuran Tirto, potongan foto tersebut berasal dari video berikut dari program Good Morning America, bagian dari kanal ABC. Dalam video potongan berita tersebut, terdapat penjabaran mengenai HMPV.
Video tersebut juga menyebut kalau HMPV bukan virus baru dan sudah ditemukan sekitar 20 tahun lalu.
"CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat) tracking jumlah kasus dalam jumlah besar sebelum pandemi Covid-19. Sama halnya dengan virus lain seperti RSV, mumps (gondongan), dan campak," ujar Chief Medical Correspondent ABC News, Dr. Jennifer Ashton di video tersebut.
Dia menyebut kalau masyarakat terlalu fokus dengan virus seperti influenza dan Covid-19, padahal ada juga virus lain seperti HMPV ini yang sebenarnya menyebar tapi kurang mendapat perhatian.
Terkait beragam wabah penyakit yang banyak menyebar dan menarik perhatian masyarakat, publik cenderung sering bereaksi heboh di media sosial. Beberapa kemudian terjerumus dalam narasi yang bersifat misinformasi. Sebelumnya Tirto menemukan banyak narasi tersebar di media sosial yang ternyata hoaks seputar Mpox.
Kesimpulan
Hasil pemeriksaan fakta menunjukkan, narasi HMPV adalah virus baru yang dibuat oleh manusia di laboratorium, yang tersebar di media sosial, bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
Jurnal ilmiah dari PubMed Central menegaskan kalau HMPV pertama ditemukan sejak tahun 2001 dan bahkan kemungkinan sudah ada dari 50 tahun yang lalu. Virus ini juga diperkirakan hasil evolusi dari virus zoonosis, AMPV.
Jurnal ilmiah dari PubMed Central menegaskan kalau HMPV pertama ditemukan sejak tahun 2001 dan bahkan kemungkinan sudah ada dari 50 tahun yang lalu. Virus ini juga diperkirakan hasil evolusi dari virus zoonosis, AMPV.
Rujukan
- https://www.facebook.com/tifauzia.tyassuma/posts/pfbid0fSU8fgHQpWM1VNvjNBetaE2WtkkW2zv9ZZiB67Mfs4NC2ctv2yKwgHZ4mSDV2TBfl
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid02xpNdCAnh4k9pKYwy4RJEfh7H2aS979JB76VL2VSsjpXQ4CV7oBxJUYZxtrqCN5ZNl&id=100010121711749
- https://archive.ph/wip/kx594
- https://www.facebook.com/Aminwahydiharahap/posts/pfbid025cjQXzPvzyjWHHBAnGvs8qYgZbfDX9LNxggRSrdA3t2vgrYGvbxuwoHj1NY5rqxjl
- https://archive.ph/wip/sAFbg
- https://www.facebook.com/groups/2307774602806399/posts/3791467904437054/
- https://archive.ph/wip/1jdCv
- https://www.facebook.com/ngatno.ngatno.75839923/posts/pfbid02JBbmNbVnwQnVfWRmHthpZpVVaMWUeW22TewP9iVx8aJSbT2eBd9p6hk6r9GA8Fdml
- https://archive.ph/wip/0HLtN
- https://x.com/DokterTifa/status/1876048544383303692/photo/2
- https://tirto.id/kasus-hmpv-di-indonesia-jaga-kewaspadaan-jangan-remehkan-g7eK
- https://ayosehat.kemkes.go.id/human-metapneumovirus
- https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9028271/
- https://www.komdigi.go.id/berita/berita-hoaks/detail/hoaks-hmpv-adalah-virus-sintetis-yang-dibuat-di-laboratorium
- https://www.kompas.com/cekfakta/read/2025/01/07/175100582/-hoaks-hmpv-adalah-virus-sintetis-yang-dibuat-di-laboratorium?page=all#page2
- https://www.youtube.com/watch?v=5V9W_NYOesk
Halaman: 211/5861