• (GFD-2024-22778) [HOAKS] Wabah Mpox Telah Menyebar di Nias pada September 2024

    Sumber:
    Tanggal publish: 19/09/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar narasi di media sosial yang menyatakan wabah Mpox atau cacar monyet telah menyebar di Kabupaten Nias, Sumatera Utara.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks.

    Narasi wabah Mpox telah menyebar di Nias dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada Kamis (19/9/2024).

    Berikut narasi yang dibagikan:

    Tolong di share ke group yg lain, kasitau ke semua kluarga dan teman spy ber'hati2 dan jaga kesehatan !!

    Virus Monyet sdh sampai di Nias, sdh ada 78 kasus di rumah sakit. Mulai skrg pergunakan lg masker kalo ke tempat keramaian apalagi klo menjenguk pasien yg sakit di rumah sakit.

    Jaga sebaik mungkin imun tubuh, kurangi bergadang sehingga tidur yg cukup, habis megang uang langsung cuci tangan dg sabun, dan habis dari tempat keramaian langsung mandi, bajunya jgn dipakai lg, taroh / rendam ke tempat cucian utk menghindari virus yg menempel di pakaian tidak menular ke kita. Selamat malam, Ya'ahowu

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menghubungi Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DKP2KB) Kabupaten Nias untuk mengonfirmasi narasi tersebut.

    Kepala DKP2KB Nias, Rahmani O Zandroto, mengatakan bahwa narasi wabah Mpox telah menyebar di Nias adalah hoaks. 

    "Terkait berita tersebut sudah kami klarifikasi melalui akun Facebook Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Nias," kata Rahmani saat dihubungi Kompas.com, Kamis (19/9/2024).

    DKP2KB membantah narasi tersebut pada Kamis (19/9/2024) melalui laman Facebook resmi:

    "Terkait berita yang beredar di media sosial tentang kasus cacar monyet atau Mpox yang sudah terdapat kasus di Nias, maka informasi/berita tersebut tidak benar atau Hoaks.

    Namun demikian kita harus tetap Waspada dan disarankan agar menerapkan protokol kesehatan serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)."

    Adapun foto memperlihatkan pasien yang dinarasikan mengidap Mpox berulang kali digunakan pada konten hoaks bertema Mpox.

    Misalnya, foto ini pernah diunggah dalam konten hoaks dengan narasi Bupati Brebes mengidap Mpox di tautan ini.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi wabah Mpox telah menyebar di Kabupaten Nias, Sumatera Utara, adalah hoaks.

    Kepala DKP2KB Nias, Rahmani O Zandroto, mengatakan bahwa narasi tersebut tidak benar. DPKP2B Nias juga telah menerbitkan bantahan melalui laman Facebook resmi.

    Foto yang disematkan dalam unggahan juga pernah digunakan dalam konten hoaks lain, yang juga bertema Mpox.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22777) [HOAKS] BMKG Prediksi Akan Terjadi Tsunami di Kota Batam

    Sumber:
    Tanggal publish: 19/09/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar unggahan yang mengeklaim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi akan terjadi tsunami di Kota Batam.

    Informasi tersebut beredar setelah terjadi hujan deras dan angin kecang di Kota Batam pada Selasa (17/9/2024)

    Namun, setelah ditelusuri unggahan tersebut adalah hoaks.

    Narasi yang mengeklaim BMKG memprediksi akan terjadi tsunami di Kota Batam dan Tanjungpinang muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Facebook ini, ini dan ini.

    Akun tersebut membagikan video yang menampilkan kejadian angin kencang dan diberi keterangan demikian:

    **Prediksi Tsunami di Batam: Sekolah Diliburkan dari 18 September 2024 hingga Keadaan Mereda**

    Batam, 17 September 2024 – Menyusul prediksi kemungkinan terjadinya tsunami, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini untuk wilayah Batam.

    Sebagai langkah pencegahan, semua sekolah di Batam akan diliburkan mulai tanggal 18 September 2024 hingga situasi dianggap aman.

    BMKG menginformasikan bahwa potensi tsunami disebabkan oleh aktivitas seismik yang terdeteksi di perairan sekitar Batam. Oleh karena itu, pihak berwenang memutuskan untuk menutup semua institusi pendidikan selama periode tersebut untuk menjaga keselamatan siswa dan staf.

    Seluruh masyarakat diimbau untuk tetap mengikuti informasi terbaru dari BMKG dan otoritas lokal, serta mematuhi petunjuk evakuasi jika diperlukan. Pemerintah daerah dan lembaga terkait akan terus memantau situasi dan memberikan update berkala mengenai keadaan dan langkah-langkah selanjutnya.

    Keamanan masyarakat adalah prioritas utama, dan semua pihak diharapkan untuk tetap waspada serta mengikuti arahan resmi selama masa kritis ini.

    Semoga kawan² mau pun sanak saudara kita dalam keadaan sehat dan selamat

    Akun Facebook Tangkapan layar Facebok narasi yang mengeklaim BMKG menginformasikan akan terjadi tsunami di Kota Batam

    Hasil Cek Fakta

    Dilansir Antara, BMKG Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam memastikan informasi yang menyebut akan terjadi tsunami di Kota Batam dan Tanjungpinang adalah hoaks.

    “Berita itu tidak benar dan BMKG tidak pernah membuat berita tersebut,” kata Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Hang Nadim Batam, Ramlan. 

    Menurut Ramlan, informasi tersebut merupakan isu yang membohongi masyarakat.

    "Karena isu tersebut tidak mempunyai dasar ilmiah yang jelas," ujarnya.

    Ramlan menjelaskan, wilayah Kepulauan Riau, khususnya Kota Batam dan Kabupaten Bintan bukan wilayah yang dilalui sesar aktif sehingga bukan merupakan wilayah yang rawan gempa.

    "Sampai saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi gempa bumi (penyebab terjadinya tsunami) dengan tepat dan akurat, kapan, di mana, dan berapa kekuatannya. Sehingga BMKG tidak mengeluarkan informasi prediksi gempa bumi," kata dia.

    Ramlan mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpancing isu yang beredar. Masyarakat bisa menghubungi kantor BMKG di nomor 0813-1470-7352.

    Kesimpulan

    Narasi yang mengeklaim BMKG memprediksi akan terjadi tsunami di Kota Batam tidak benar. BMKG Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam memastikan informasi tersebut adalah hoaks. 

    Rujukan

  • (GFD-2024-22776) [HOAKS] Kasus Cacar Monyet di RS Prof Dr RD Kandou, Manado

    Sumber:
    Tanggal publish: 19/09/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Tersiar kabar yang menyatakan wabah cacar monyet atau monkeypox (Mpox) telah masuk ke Manado, Sulawesi Utara.

    Kasus Mpox terbaru diklaim ditemukan di RSUP Prof dr RD Kandou di Manado.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.

    Informasi kasus cacar monyet di Manado, disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada 11 September 2024:

    So di Manado dia gaiss... Please pake masker, jgn sembarangan bli2 makanan masak dari luar nee samua

    Meneruskan !!!Selamat malam semua

    Izin menginfokan, jadi ada kabar katanya di RS Kandou so ditemukan kasus penyakit MPox. Oleh karena itu, mulai besok teman² diharapkan *menggunakan masker* dalam melakukan aktivitas di luar, baik kuliah maupun yg lain.

    Atas perhatian, diucapkan terima kasih

    Hasil Cek Fakta

    Manager Tim Kerja Pelayanan Medik RSUP Prof Dr RD Kandou, Wiyono membantah adanya pasien Mpox di rumah sakit tersebut.

    "Berita tersebut adalah hoaks," kata Wiyono, Kamis (12/9/2024) dikutip dari Tribunnews.

    Ada satu pasien perempuan berusia 61 tahun yang dirawat karena kelainan kulit.

    Setelah menjalani pemeriksaan, dia tidak terjangkit Mpox.

    "Pasien telah menjalani pemeriksaan laboratorium dan tes swab, termasuk swab tenggorokan, nasofaring, lesi, serta anus," kata Wiyono.

    "Berdasarkan hasil pemeriksaan, pasien didiagnosis menderita herpes atau yang dikenal dengan istilah 'muntah ular', bukan Mpox," ucapnya.

    Foto memperlihatkan pasien Mpox yang digunakan unggahan juga diketahui berulang kali digunakan pada konten hoaks yang temanya sejenis.

    Misalnya, foto ini pernah diunggah dalam konten hoaks dengan narasi Bupati Brebes mengidap Mpox di tautan ini, atau foto dengan narasi pasien Mpox di Nias dalam tautan ini.

    Kesimpulan

    Narasi mengenai adanya kasus Mpox di RSUP Prof Dr RD Kandou, Manado merupakan hoaks.

    Ada satu pasien perempuan mengalami kelainan kulit. Setelah dites, ia menderita muntah ular, bukan Mpox. Foto yang dipasang unggahan juga beberapa kali digunakan oleh konten hoaks bertema Mpox.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22775) CEK FAKTA: Hoaks! Foto Surat E-Tilang di Pasuruan karena 'Pocong' Tak Pakai Helm

    Sumber:
    Tanggal publish: 20/09/2024

    Berita

    Baru-baru ini, unggahan di media sosial X (sebelumnya Twitter) dengan 3,5 juta penayangan menjadi viral setelah menampilkan foto surat tilang elektronik (e-tilang) dari Polres Pasuruan. Dalam foto tersebut, terlihat seorang pengendara motor yang ditilang karena tidak memakai helm.

    Namun, yang membuat unggahan ini viral adalah adanya sosok putih yang diklaim sebagai 'pocong' berada di belakang pengendara motor. Narasi dalam unggahan tersebut berbunyi:

    “pov lu ketilang karena
    gak bawa SIM x,
    gak bawa STNK x,
    gak bawa helm x,
    poci nya gak pake helm v
    kejadian di Pasuruan lagi.”

    Lantas, benarkah surat e-tilang ini melibatkan penampakan mahluk halus pocong?

    Hasil Cek Fakta

    Penelusuran Fakta

    Berdasarkan klarifikasi dari Humas Satlantas Polres Pasuruan, penampakan pocong dalam foto surat e-tilang tersebut adalah hoaks. Faktanya, gambar yang tampak seperti sosok putih di belakang pengendara motor merupakan bayangan dari pengendara itu sendiri akibat efek cahaya atau kualitas foto yang kurang jelas.

    Unggahan viral ini sudah diklarifikasi oleh akun resmi Instagram Humas Satlantas Polres Pasuruan. Mereka menyatakan bahwa foto asli dari sistem tilang elektronik (ETLE) hanya menunjukkan pengendara motor yang tidak menggunakan helm, dan tidak ada penumpang atau sosok lain di belakangnya.

    Sumber: https://www.instagram.com/p/C_uph8YSher/

    Kasat Lantas Polres Pasuruan, AKP Deni Eko Prasetyo, juga memberikan penjelasan resmi mengenai viralnya foto tersebut. Menurut Deni, unggahan tersebut adalah tidak benar alias hoaks. Foto yang tersebar di media sosial sudah dimanipulasi untuk menimbulkan kehebohan.

    "Itu bohong. Pengendara ditilang karena nggak pakai helm, bukan karena ada pocong. Kejadiannya di Jalan Ahmad Yani, Bangil, pada 8 Agustus 2024," jelas Deni kepada media beberapa waktu lalu.

    Ia juga menunjukkan foto asli hasil jepretan dari sistem ETLE yang sama sekali tidak menampilkan sosok putih seperti yang ramai diperbincangkan.

    Kesimpulan

    Kesimpulan

    Klaim bahwa surat e-tilang dari Polres Pasuruan menunjukkan penampakan pocong tanpa helm adalah hoaks. Gambar tersebut merupakan hasil distorsi cahaya atau foto yang kurang jelas. Pengendara motor ditilang murni karena melanggar aturan dengan tidak memakai helm, tanpa adanya unsur mistis seperti yang disebutkan dalam unggahan viral.

    Rujukan