• (GFD-2025-25203) [SALAH] Rumah David Steiner di LA Tidak Terbakar

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 21/01/2025

    Berita

    Akun Facebook “Ramadhan Syukur” pada Selasa (14/01/2025) mengunggah tulisan [arsip] disertai dengan gambar rumah beratap merah yang terlihat utuh dibandingkan dengan sekelilingnya yang sudah terbakar. Pada informasi tersebut, disebutkan rumah yang tidak terbakar dalam peristiwa kebakaran di Los Angeles, California, Amerika Serikat pada Selasa (07/01/2025) diklaim milik David Steiner. Postingan itu disertai dengan narasi sebagai berikut:

    RUMAH SEORANG RABBI

    FOTO rumah milik David Steiner yang secara ajaib selamat dari kebakaran hebat di California dan menyebar ke seluruh dunia, ternyata banyak yang gak percaya. Di situs berbahasa Rusia malah dituduh sebagai “fake” dan hasil “photoshop”.

    Lalu blogger Amerika, Alexander J Flint, memberi kesaksian bahwa: Rumah di foto tersebur betul milik pengusaha bernama David Steiner. Terletak di Malibu dan bernilai US$9 juta. Memiliki tiga lantai dan luasnya 4.200 meter persegi. Didesain dengan bahan tahan api, seperti plesteran dan batu, serta atap tahan api. Material itulah yang menyelamatkan rumah tersebut.........

    Hasil Cek Fakta

    Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) melakukan pencarian dengan menggunakan alat pendeteksi AI https://app.illuminarty.ai/ . Hasilnya, gambar tersebut terbukti memiliki probabilitas sebanyak 95% terbuat dari AI.

    Dikutip dari Medcom.id, Rumah mewah seharga USD8 juta atau Rp130 miliar (kurs Rp16.320) dimiliki oleh CEO pengelolaan limbah David Steiner. rumah milik David Steiner memang sebagian besar selamat dari kebakaran. Kendati demikian, penampakan rumahnya berbeda dari informasi yang beredar dan tidak memiliki atap berwarna merah.

    Kesimpulan

    Unggahan penampakan “rumah David Steiner yang tidak terbakar di LA” adalah konteks yang salah (false context).

    (Ditulis oleh Arief Putra Ramadhan)

    Rujukan

  • (GFD-2025-25202) [HOAKS] Tautan Pendaftaran Program Petani Milenial 2025

    Sumber:
    Tanggal publish: 20/01/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar unggahan disertai tautan yang diklaim untuk mengakses pendaftaran program Petani Milenial dengan gaji Rp 10 juta.

    Unggahan yang beredar pada Januari 2025 tersebut juga mengatasnamakan Kementerian Pertanian (Kementan).

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tautan tersebut palsu, informasinya juga keliru.

    Tautan pendaftaran "Petani Milenial dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada Januari 2025. Berikut narasi yang dibagikan:

    Pendaftaran petani milenial 2024/2025 Gaji 10 Juta Resmi dibuka

    Program petani milenial 2024/2025 yang di gagas oleh kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI)kembali dibuka! Program ini merupakan salah satu langkah strategis pemerintah untuk meningkatkan minat generasi muda di sektor pertanian.

    Apa aja syaratnya?

    Lulusan SMA/SMK/D3/S1Usia 19-39 TahunPunya semangat inovasi tinggi

    Dengan program ini.kamu bisa jadi bagian dari perubahan besar di sektor pertanian.Selain itu, penghasilan Rp 10 Juta dan fasilitas asuransi bikin masa depanmu lebih cerah!

    Gimana cara daftar? Klik link yang sudah tercantum di halaman Fecebook kami dan jangan sampai ketinggalan

    Screenshot Hoaks, tautan pendaftaran program Petani Milenial 2025

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com mengeklik tautan tersebut dan menemukan bahwa situs yang dituju bukanlah situs resmi Kementan.

    Situs tersebut meminta pengunjung memasukkan nama lengkap sesuai Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan nomor akun Telegram aktif.

    Situs tersebut kemungkinan besar adalah modus phishing atau pencurian data untuk mengambilalih akun Telegram.

    Sementara itu, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan melalui akun Instagram resmi, 29 November 2024, telah mengimbau masyarakat untuk mewaspadai informasi tidak benar terkait program Petani Milenial.

    Menurut BPPSDMP, banyak akun media sosial palsu yang menyebarkan informasi tidak benar tentang program Petani Milenial atau Brigade Pangan.

    "Jangan mudah percaya pada link atau akun yang tidak resmi. Pastikan hanya mendapatkan informasi langsung dari website resmi Kementerian Pertanian atau Dinas Pertanian daerahmu di pertanian.go.id," demikian imbauan BPPSDMP.

    Klaim peserta Brigade Pangan akan mendapatkan gaji Rp 10 juta juga tidak benar. BPPSDMP mengatakan, angka tersebut bukan gaji, tetapi potensi penghasilan dari usaha pertanian.

    Cara mendaftar menjadi Brigade Pangan adalah sebagai berikut:

    Syarat dan penjelasan program Brigade Pangan dapat dibaca di artikel Kompas.com ini.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tautan pendaftaran Petani Milenial yang dibagikan sejumlah akun Facebook adalah hoaks.

    Tautan tersebut tidak mengarah ke situs resmi Kementan, tetapi ke situs yang meminta pengunjung memasukkan nama lengkap sesuai KTP dan nomor akun Telegram.

    Situs tersebut kemungkinan besar adalah modus phishing atau pencurian data untuk mengambilalih akun Telegram.

    Sementara itu, BPPSDMP Kementan telah mengimbau masyarakat untuk mewaspadai informasi tidak benar terkait program Petani Milenial.

    Rujukan

  • (GFD-2025-25201) Cek Fakta: Hoaks Poster Lowongan Kerja Petugas Haji 2025

    Sumber:
    Tanggal publish: 20/01/2025

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Sebuah poster berisi lowongan kerja petugas haji 2025 beredar di media sosial. Poster itu disebarkan salah satu akun Facebook pada 20 Januari 2025.
    Dalam poster itu berisi tentang pengumuman Kementerian Agama (Kemenag) RI membuka lowongan pekerjaan petugas haji untuk tingkat kabupaten dan kota di seluruh Indonesia.
    "LOWONGAN KERJA PETUGAS HAJI 2025
    TINGKAT KABUPATEN DAN KOTA DI SELURUH INDONESIA
    Kementerian Agama sudah buka lowongan Petugas Haji Tahun 2025
    Lulusan SMA SMK D3 S1 bisa daftar ?
    Apa saja posisi jabatannya ?
    Apa saja syaratnya ?
    Cara buat syarat rekomendasi terbaru ?
    Bagaimana cara daftarnya ?
    Simak berikut ini >>>," demikian isi dari poster tersebut.
    Selain itu, akun Facebook tersebut juga menyertakan link atau tautan bagi mereka yang ingin mendaftar. Tetapi ketika tautan tersebut diklik, mengarah pada situs tertentu dan diminta untuk memasukkan nama lengkap sesuai KTP dan nomor ponsel.
    "DI BUKA PENDAMPING PETUGAS HAJI 2025
    Sesuai Domisili/Daerah kalian silahkan isi data klik Daftar 👇👇
    Pendaftaran Gratis Tidak Dipungut Biaya!!!" tulis salah satu akun Facebook.
    Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah beberapa kali direpons dan mendapat dua komentar dari warganet.
    Benarkah poster tersebut merupakan lowongan kerja petugas haji tahun 2025? Berikut penelusurannya.
     
    Ikuti Kuis Cek Fakta Liputan6.com di Aplikasi Youniverse dan menangkan saldo e-money jutaan rupiah.
    Caranya mudah:
    * Gabung ke Room Cek Fakta di aplikasi Youniverse
    * Scroll tab ke samping, klik tab “Campaign”
    * Klik Campaign “Kuis Cek Fakta”
    * Klik “Check It Out” untuk mengikuti kuisnya
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri poster berisi lowongan kerja petugas haji 2025. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "lowongan kerja petugas haji 2025" di kolom pencarian Google Search.
    Hasilnya terdapat beberapa artikel yang membantah kabar bahwa Kemenag masih membuka lowongan petugas haji 2025. Satu di antaranya artikel berjudul "Marak Hoaks Loker Petugas Haji, Biro HKP: Waspada, Cek Infonya di Web dan Medsos Kemenag" yang dimuat situs resmi Kemenag, kemenag.go.id pada 19 Januari 2025.
    Jakarta (PHU) --- Dalam dua tahun terakhir, marak informasi palsu atau hoaks seputar lowongan kerja (loker) atau seleksi petugas haji di media sosial. Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik (HKP) Kemenag Ahmad Fauzin meminta masyarakat untuk waspada, tidak mudah percaya, dan mengeceknya di web atau media sosial Kementerian Agama.
    Ada beragam bentuk hoaks info lowongan atau seleksi petugas haji. Salah satunya pada facebook Info Terkini 2025. Akun tersebut memposting meme berlogo Kemenag, BUMN, dan Garuda dengan tulisan sebagai berikut:
    Pemerintah buka pendaftaran rekruitmen haji 2025. Di dalam satu provinsi pemerintah akan memilih 100 orang untuk diberangkatkan ibadah haji. Biaya ditanggung oleh pemerintah. Daftar sekarang juga.
    "Itu jelas hoaks. Waspada, cek infonya di web dan medsos Kemenag," tegas Akhmad Fauzin di Jakarta, Minggu (19/1/2025).
    Menurutnya, proses seleksi petugas haji 1446 H/2025 M, baik daerah maupun pusat, sudah dilakukan pada November - Desember 2024. Saat ini, para peserta sedang menunggu pengumuman seleksi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi tingkat pusat.
    "Jadi seluruh rangkaian proses seleksi sudah berjalan. Di tingkat pusat, tinggal pengumuman hasil seleksinya," sebut Fauzin, panggilan akrabnya.
    "Sebagaimana info sebelumnya, hasil seleksi ini rencananya akan diumumkan pada Januari 2025," sambungnya.
    Fauzin mengimbau, masyarakat untuk waspada pada hoaks seputar loker atau seleksi petugas haji. Apalagi jika ditawarkan untuk mengakses salah satu tautan (link) di dalamnya. Hal itu bisa juga menjadi modus pencurian atau penyalahgunaan data.
    "Seleksi petugas haji 2025 sudah selesai. Tinggal pengumuman hasilnya. Waspada dengan hoaks dan modus pencurian data," tandasnya.
     

    Kesimpulan


    Poster berisi lowongan kerja petugas haji 2025 yang beredar di Facebook dan media sosial lain adalah hoaks. Faktanya, proses seleksi petugas haji 1446 H/2025 M, baik daerah maupun pusat, sudah dilakukan pada November hingga Desember 2024. Saat ini, para peserta sedang menunggu pengumuman seleksi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi tingkat pusat.
     

    Rujukan

  • (GFD-2025-25200) Keliru, Narasi yang Mengatakan Vaksin COVID-19 Mengandung Luciferase

    Sumber:
    Tanggal publish: 20/01/2025

    Berita



    Sebuah video beredar di Instagram [ arsip ] dan YouTube berisi klaim bahwa vaksin COVID-19 mengandung zat yang disebut luciferase. Zat ini disebut mirip GPS yang bisa menunjukkan lokasi orang yang telah divaksin.

    Video itu memperlihatkan wanita berdiri di balik sebuah podium yang berbicara soal vaksin COVID-19. Dia mengatakan, vaksin berbasis mRNA mengandung zat-zat yang dapat diterima oleh sistem imun atau sistem kekebalan tubuh termasuk mengandung luciferase yang juga mereka sebut SM-102.



    Namun, benarkah vaksin COVID-19 mengandung luciferase?

    Hasil Cek Fakta



    Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 tidak mengandung zat luciferase (SM-102). Dilansir The-scientist.com, dalam artikel yang ditulis Priyom Bose PhD, luciferase adalah sekelompok enzim penghasil bioluminesensi, atau sekelompok enzim yang mengoksidasi substrat yang dikenal sebagai luciferin untuk menghasilkan cahaya.

    Dari penelusuran para ilmuwan, istilah luciferase pertama kali digunakan oleh ahli farmakologi Prancis Raphael Dubois pada abad ke-19. Namun, sesungguhnya bioluminesensi pada hewan-hewan yang mengeluarkan cahaya, telah diamati berabad-abad sebelumnya.

    Namun, berdasarkan penelusuran media Voanews.com dan organisasi pemeriksa fakta Snopes.com, vaksin COVID-19 apapun jenisnya tidak menggunakan bahan luciferase. Narasi yang beredar merupakan teori konspirasi untuk mengajak komunitas beragama Kristen yang menganggap lucifer sebagai iblis untuk menolak vaksin.

    Menyamakan SM-102 dengan luciferase juga tidak tepat karena keduanya berbeda. SM-102 adalah lipid atau senyawa organik atau berlemak yang tidak larut dalam air, berbeda dengan luciferase yang merupakan sekelompok enzim yang bisa mengeluarkan cahaya.

    Daftar bahan pembuatan vaksin COVID-19 yang dipublikasikan University of Colorado Health, Pemerintah Kanada, dan Pemerintah Amerika Serikat, menyatakan tak ada bahan bernama luciferase. Sementara SM-102 hanya digunakan oleh Moderna dalam pembuatan vaksin COVID-19.

    Narasi adanya kandungan luciferase dalam vaksin COVID-19 untuk menakut-nakuti umat Kristen agar menolak vaksinasi, ramai setelah dicuitkan koresponden Gedung Putih dari Newsmax, Emerald Robinson pada November 2021, sebagaimana dilaporkan Forbes.com dan Theconversation.com.

    Robinson telah menghapus cuitannya, namun jejaknya masih tersimpan. Luciferase memang pernah digunakan untuk mengidentifikasi virus COVID-19, namun tidak dijadikan bahan untuk memproduksi vaksin COVID-19.

    Tempo juga menelusuri sumber video yang beredar menggunakan layanan reverse image search dan pencarian dengan kata kunci dari mesin pencari Google. Ditemukan video asli dari klip yang beredar tersebut. Berikut hasil penelusurannya:

    Verifikasi Video



    Video yang beredar sesungguhnya adalah acara "Health & Freedom Conference" yang digelar di Colorado Springs, negara bagian Colorado, Amerika Serikat, pada September 2021, yang rekamannya dipublikasikan di One America News Network.

    Acara itu digelar di bawah komando Michael Flynn, mantan penasihat keamanan Amerika Serikat yang terbukti berbohong dua kali terkait pekerjaannya, sebagaimana diberitakan BBC. Ia adalah orang dekat Donald Trump yang mendapat ampunan atas pelanggaran hukum yang dilakukannya tersebut.

    Kesimpulan



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan vaksin Covid-19 mengandung luciferase atau luciferin adalah klaim yangkeliru.

    Selain itu, luciferase dan SM-102 yang ada dalam vaksin Covid-19 Moderna adalah dua zat yang berbeda.

    Rujukan