• (GFD-2025-28786) Keliru: Ada Korban Pemerkosaan di Tengah Demonstrasi yang Dirawat di RSU UKI

    Sumber:
    Tanggal publish: 01/09/2025

    Berita

    SEBUAH tangkapan layar dengan klaim korban pemerkosaan selama aksi unjuk rasa di Jakarta beredar di WhatsApp [arsip] dan X pada 31 Agustus 2025. Korban disebut dirawat di Rumah Sakit Umum Universitas Kristen Indonesia (RSU UKI).

    Gambar itu menampilkan bagian kaki terlilit lakban disertai imbauan agar perempuan yang tinggal di indekos berhati-hati. “Stay safe buat perempuan yang kost sendiri,” tulis narasi yang menyebar.



    Benarkah ada korban pemerkosaan dalam demonstrasi Jakarta sepekan terakhir?

    Tempo memverifikasi klaim tersebut lewat pencarian di Twitter Advanced Search dan menghubungi RSU UKI. Petugas rumah sakit membantah mereka merawat korban pemerkosaan terkait demonstrasi akhir Agustus. “Itu hoaks. Tidak ada pasien yang dimaksud,” kata petugas RSU UKI kepada Tempo, 1 September 2025.

    Hasil penelusuran di Twitter Advanced Search dengan akun @JawsOfLifes dan kata kunci “perkosa” menemukan jejak cuitan akun itu. Pemilik akun sudah mengklarifikasi tidak ada pasien korban pemerkosaan yang dirawat malam itu. Kemungkinan, twit yang beredar sudah dihapus.

    Pegawai marketing RSU UKI, Rudi, juga menyatakan tidak ada pasien korban pemerkosaan dalam beberapa hari terakhir, seperti dilaporkan Kompas.com.

    Kericuhan memang terjadi dalam gelombang demonstrasi sejak 25 hingga 31 Agustus 2025. Aksi ini bermula dari kelompok yang menamakan diri “Revolusi Rakyat Indonesia” pada 25 Agustus.

    Pada 28 Agustus, buruh dan sejumlah elemen masyarakat sipil turun ke jalan menuntut kesejahteraan serta percepatan pembahasan RUU Ketenagakerjaan dan RUU Perampasan Aset. Namun, demonstrasi berujung bentrok dengan aparat.

    Situasi memanas setelah pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, tewas terlindas kendaraan taktis Brimob di Jakarta pada 28 Agustus malam. Tewasnya Affan memicu protes di 13 daerah dan memicu kericuhan.

    Hasil Cek Fakta

    Kesimpulan

    Tempo menyimpulkan, klaim adanya korban pemerkosaan yang dirawat di RS UKI dalam rangkaian demonstrasi di Jakarta akhir Agustus 2025 adalah keliru.

    Rujukan

  • (GFD-2025-28785) CEK FAKTA: Hoaks! Rumah Dinas Wagub Jatim Emil Dardak Dibakar dan Dijarah Massa

    Sumber:
    Tanggal publish: 02/09/2025

    Berita

    Sebuah unggahan di platform X menarasikan bahwa rumah dinas Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, dibakar dan dijarah massa. Klaim itu muncul di tengah memanasnya aksi demonstrasi sejak 25 Agustus 2025 yang meluas dari Jakarta ke sejumlah kota besar, termasuk Surabaya.

    Dalam unggahan tersebut, disertakan pula narasi:
    “Rumah Dinas Wagub Jatim Emil Dardak dan Arumi Bachsin Dibak*r, Barang-barang juga Dijarah.”

    Unggahan ini kemudian viral dan memicu keresahan publik.

    https://x.com/pencintaproduk/status/1962022977308078529

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta TIMES Indonesia melakukan penelusuran dan menemukan fakta berbeda. Foto yang beredar dalam unggahan tersebut bukan rumah dinas Emil Dardak, melainkan Gedung Negara Grahadi di Jalan Raya Gubernur Suryo, Surabaya. Bagian barat gedung ini dibakar massa pada Sabtu (30/8/2025) malam sekitar pukul 21.38 WIB, saat kerusuhan pecah di sekitar lokasi demonstrasi.

    Kebakaran merusak sejumlah ruangan penting di Grahadi, di antaranya ruang kerja Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak, ruang Kepala Biro Umum, ruang Protokol, serta ruang Biro Rumah Tangga.
    Sumber: Breaking News: Demo Ricuh Surabaya, Ruang Kerja Wagub Jatim Emil Dardak Dibakar Massa

    Tidak ada bukti yang menunjukkan rumah dinas Emil Dardak maupun istrinya, Arumi Bachsin, dibakar atau dijarah massa.

    Kesimpulan

    Klaim informasi rumah dinas Wagub Jatim Emil Dardak dibakar dan dijarah massa adalah palsu alias hoaks. Foto yang beredar merupakan bagian barat Gedung Negara Grahadi, bukan rumah dinas Emil Dardak.
    TIMES Indonesia mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya terhadap informasi di media sosial tanpa verifikasi dan selalu memeriksa kebenarannya melalui sumber resmi atau media terpercaya.

    Rujukan

  • (GFD-2025-28784) [SALAH] Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim Selalu Menantang Indonesia Berperang di Laut Ambalat

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 01/09/2025

    Berita

    Beredar sebuah unggahan [arsip] oleh akun Facebook “Ivan Ivan” pada Jumat (29/08/2025). Unggahan tersebut menyebutkan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim selalu menantang Indonesia berperang di Laut Ambalat. Berikut narasi pendukungnya:

    Malaysia militer ingin perang dengan Indonesia

    Hingga artikel ini ditulis, postingan tersebut telah mendapatkan lebih dari 228 ribu kali tayangan, disukai lebih dari 2,3 ribu kali, menuai 519 kali komentar, dan 198 kali dibagikan.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) menelusuri kebenaran klaim dengan memasukkan kata kunci “Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim selalu menantang Indonesia berperang di Laut Ambalat” ke mesin pencarian Google. Tidak ditemukan informasi yang membenarkan klaim.

    Penelusuran tersebut mengarah kepada pemberitaan dari beberapa media nasional. Berdasarkan informasi yang didapatkan, Anwar Ibrahim, sebagai Perdana Menteri Malaysia, memang menegaskan pentingnya membela kedaulatan wilayah Malaysia, termasuk dalam sengketa Ambalat, namun ia tidak pernah menyatakan secara terbuka atau resmi tantangan perang kepada Indonesia.

    Dalam isu Laut Ambalat, pernyataan Anwar lebih menekankan pada penyelesaian lewat jalur diplomasi dan dialog, bukan provokasi perang. Pemerintah Malaysia dan Indonesia sepakat agar konflik di Ambalat diselesaikan melalui negosiasi damai dan kerja sama, bukan ancaman militer atau perang. Indonesia dan Malaysia sepakat mengelola Ambalat secara bersama. Kesepakatan ini dicapai dalam pertemuan Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Anwar Ibrahim di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (27/6/2025).

    Kesimpulan

    Unggah berisi klaim “Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim selalu menantang Indonesia berperang di Laut Ambalat” adalah konten yang menyesatkan (misleading content). Anwar Ibrahim, sebagai Perdana Menteri Malaysia, tidak pernah menyatakan secara terbuka atau resmi tantangan perang kepada Indonesia.

    (Ditulis oleh Desta Ardiansyah)

    Rujukan

  • (GFD-2025-28783) CEK FAKTA: Hoaks! Rumah Puan Maharani Dibakar Massa - TIMES Indonesia

    Sumber:
    Tanggal publish: 01/09/2025

    Berita

    TIMESINDONESIA, JAKARTA – Beredar sebuah video di media sosial dan aplikasi WhatsApp yang memperlihatkan sekelompok massa membakar sebuah gedung. Dalam narasi yang menyertai video tersebut, diklaim bahwa gedung yang dibakar adalah rumah Ketua DPR RI, Puan Maharani. 

    Video ini juga menampilkan ratusan massa memanjat pagar dan memaksa masuk ke dalam bangunan sebelum api membesar. Benarkah gedung yang dibakar tersebut merupakan rumah Puan Maharani?

    Hasil Cek Fakta

    Hasil penelusuran tim Cek Fakta TIMES Indonesia menunjukkan bahwa informasi tersebut tidak benar alias hoaks. 

    Hasil penelusuran TIMES Indonesia menunjukkan bahwa informasi tersebut tidak benar alias hoaks. 

    Fakta pertama, berdasarkan penelusuran melalui sejumlah sumber terpercaya, video yang diklaim sebagai pembakaran rumah Puan Maharani sebenarnya adalah rekaman aksi demonstrasi penolakan RUU Cipta Kerja. Peristiwa tersebut terjadi di Gedung DPRD Kota Malang, Jawa Timur, pada Kamis, 8 Oktober 2020. Seperti yang pernah diberitakan oleh Tempo.co (Demo Tolak UU Cipta Kerja di Malang Berujung Ricuh | Tempo). 

    Video ini sebenarnya juga sempat diedarkan oleh beberapa akun di media sosial dan Youtube pada tahun 2020. Seperti yang diupload oleh akun  @risnaalesha3096 (@risnaalesha3096/YouTube). Video ini kemudian kembali diedarkan dengan narasi yang menyesatkan, seolah-olah menunjukkan rumah Ketua DPR RI yang dibakar massa. 

    TIMES Indonesia pada 8 Oktober melaporkan kejadian tersebut. Sejumlah massa aksi membakar ban di depan DPRD Kota Malang. Demonstran juga terlihat melempari botol ke arah gedung dewan.  

    Massa aksi menolak UU Cipta Kerja memanjat pagar DPRD Kota Malang dan memasuki halaman. Emosi demonstran tak terkendali hingga akhirnya polisi menembakkan gas air mata dan mengerahkan water canon.
    Sumber: Demo Tolak Omnibus Law di Kota Malang Ricuh

    Fakta kedua, berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai kanal media mainstream seperti Suara.com (Rumah Puan Maharani Nyaris Dijarah Massa, Beruntung Gerbang Digoyang Tak Tumbang | Suara), rumah Puan Maharani memang sempat didatangi massa aksi pada Minggu (31/8/2025), namun tidak terjadi pembakaran. Pagar rumahnya kokoh dan tidak berhasil dijebol oleh massa sehingga situasi tetap terkendali.

    Kesimpulan

    Klaim yang menyebut rumah Ketua DPR RI Puan Maharani dibakar massa adalah tidak benar. Video yang beredar merupakan peristiwa lama, yaitu aksi pembakaran Gedung DPRD Kota Malang saat demonstrasi penolakan RUU Cipta Kerja pada 8 Oktober 2020. 

    TIMES Indonesia mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya terhadap informasi di media sosial tanpa verifikasi dan selalu memeriksa kebenarannya melalui sumber resmi atau media terpercaya.