KOMPAS.com - Beredar konten yang memuat narasi soal unjuk rasa terkait kasus Pegi Setiawan di Cirebon, Jawa Barat, pada Sabtu (1/6/2024).
Pegi merupakan tersangka pembunuhan Vina dan Eki di Cirebon pada 2016. Ia ditangkap saat pulang dari tempat kerjanya sebagai buruh bangunan di Bandung, pada 21 Mei 2024.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi mengenai unjuk rasa terkait kasus Pegi tidak benar.
Sebagai konteks, penangkapan Pegi dinilai kontroversial karena rekan-rekannya mengungkapkan bahwa tersangka tidak ada di lokasi pembunuhan Vina dan Eki.
Jenazah Vina Dewi Arsita dan Muhammad Rizky Rudiana alias Eki ditemukan di Jalan Raya Talun, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, pada 27 Agustus 2016 malam.
Rekan kerja Pegi, Suharsono mengatakan, temannya itu berada di Bandung, Jawa Barat, saat terjadi pembunuhan Vina.
Suharsono merupakan rekan kerja sekaligus teman satu desa Pegi di Desa Kepongpongan, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Rekan Pegi lainnya bernama Sandi Ibnu Zalil menegaskan, temannya tidak terlibat dalam pembunuhan Vina.
Dia mengaku bersama Pegi, Robi Setiawan (adik Pegi), dan Suparman di Bandung saat kejadian. Mereka menginap di bedeng dekat rumah yang sedang mereka bangun.
Narasi mengenai demo terkait kasus Pegi Setiawan di Cirebon, pada Sabtu (1/6/2024), dibagikan oleh akun Facebook ini.
Berikut narasi yang dibagikan:
Guys ada yg tau jawabannya? Saya bertanya2 dalam hati, Gini lho logika nya,, kenapa semua media gak publis demo Pegi hari ini?? Di TV juga di larang, di aplikasi2 TT juga selalu di banned,, ada yg live langsung gagal siaran, pasti udh tau lah ya jawaban nya ada orang yang mengatur sengaja banget gak di publikasikan, gak apa2 kwanku ada yg lagi demo di cirebon sekarang,, aku sruh video dan rekam terus.. Semoga kasus Vina ini terpecahkan...Up trus.....Kawanku mau live di t1kt0k, smpai di banned juga,, gak bisa2....Makin salut sama sila pancasila, sila ke 5....
(GFD-2024-20346) [HOAKS] Video Demo Terkait Kasus Pegi Setiawan di Cirebon pada 1 Juni
Sumber:Tanggal publish: 03/06/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com mencermati video tersebut untuk menemukan petunjuk tentang lokasi dan waktu pengambilannya.
Sebuah bangunan tinggi berwarna biru putih menjadi petunjuk yang mengindikasikan video itu diambil di sekitar Jalan Siliwangi, Kota Cirebon.
Bangunan itu adalah Hotel MD7 yang beralamat di Jalan Siliwangi No 88, Kota Cirebon.
Petunjuk lain diperoleh dari pakaian yang dikenakan oleh para demonstran, yakni jaket almamater perguruan tinggi.
Berbekal petunjuk tersebut, Kompas.com melakukan penelusuran di Google dan berbagai platform media sosial dengan kata kunci "demo mahasiswa cirebon".
Hasilnya, sebuah video yang memiliki kesamaan penanda lokasi ditemukan di TikTok. Video itu diunggah oleh akun ini pada 11 April 2022.
Jika dicermati, video Facebook dan TikTok sama-sama memperlihatkan papan nama bertuliskan "Kimia Farma" dan "Klinik".
Video di Facebook dan TikTok dipastikan berasal dari tahun 2022, karena papan nama "Klinik" terakhir kali terlihat di dokumentasi Google Street View pada Maret 2022.
Sedangkan di dokumentasi Google Street View pada Maret dan November 2023, papan nama "Klinik" sudah tidak terlihat lagi.
Setelah ditelusuri lebih lanjut, Kompas.com menemukan pemberitaan tentang demo mahasiswa di sekitar Gedung DPRD Kota Cirebon pada 11 April 2022.
Gedung tersebut beralamat di Jalan Siliwangi No 109, Kota Cirebon.
Dilansir Liputan6.com, sedikitnya 500 mahasiswa yang tergabung dalam aliansi mahasiswa Cirebon menggelar unjuk rasa pada 11 April 2022 dengan sejumlah tuntutan.
Pengunjuk rasa menuntut harga BBM tidak naik, mendesak DPRD Kota Cirebon untuk menolak penundaan pemilu, serta menolak perpanjangan periode kepemimpinan Presiden Joko Widodo menjadi tiga periode.
Mereka mendesak masuk ke Gedung DPRD Kota Cirebon, tetapi dihalau oleh aparat kepolisian sehingga aksi saling dorong tak terhindarkan. Beberapa pengunjuk rasa terluka akibat insiden tersebut.
Sebuah bangunan tinggi berwarna biru putih menjadi petunjuk yang mengindikasikan video itu diambil di sekitar Jalan Siliwangi, Kota Cirebon.
Bangunan itu adalah Hotel MD7 yang beralamat di Jalan Siliwangi No 88, Kota Cirebon.
Petunjuk lain diperoleh dari pakaian yang dikenakan oleh para demonstran, yakni jaket almamater perguruan tinggi.
Berbekal petunjuk tersebut, Kompas.com melakukan penelusuran di Google dan berbagai platform media sosial dengan kata kunci "demo mahasiswa cirebon".
Hasilnya, sebuah video yang memiliki kesamaan penanda lokasi ditemukan di TikTok. Video itu diunggah oleh akun ini pada 11 April 2022.
Jika dicermati, video Facebook dan TikTok sama-sama memperlihatkan papan nama bertuliskan "Kimia Farma" dan "Klinik".
Video di Facebook dan TikTok dipastikan berasal dari tahun 2022, karena papan nama "Klinik" terakhir kali terlihat di dokumentasi Google Street View pada Maret 2022.
Sedangkan di dokumentasi Google Street View pada Maret dan November 2023, papan nama "Klinik" sudah tidak terlihat lagi.
Setelah ditelusuri lebih lanjut, Kompas.com menemukan pemberitaan tentang demo mahasiswa di sekitar Gedung DPRD Kota Cirebon pada 11 April 2022.
Gedung tersebut beralamat di Jalan Siliwangi No 109, Kota Cirebon.
Dilansir Liputan6.com, sedikitnya 500 mahasiswa yang tergabung dalam aliansi mahasiswa Cirebon menggelar unjuk rasa pada 11 April 2022 dengan sejumlah tuntutan.
Pengunjuk rasa menuntut harga BBM tidak naik, mendesak DPRD Kota Cirebon untuk menolak penundaan pemilu, serta menolak perpanjangan periode kepemimpinan Presiden Joko Widodo menjadi tiga periode.
Mereka mendesak masuk ke Gedung DPRD Kota Cirebon, tetapi dihalau oleh aparat kepolisian sehingga aksi saling dorong tak terhindarkan. Beberapa pengunjuk rasa terluka akibat insiden tersebut.
Kesimpulan
Narasi mengenai demo terkait Pegi Setiawan di Cirebon, pada Sabtu (1/6/2024), merupakan hoaks.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video yang dibagikan merupakan unjuk rasa mahasiswa di Cirebon pada 11 April 2022, dan tidak terkait kasus Pegi Setiawan.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video yang dibagikan merupakan unjuk rasa mahasiswa di Cirebon pada 11 April 2022, dan tidak terkait kasus Pegi Setiawan.
Rujukan
- https://www.kompas.com/tren/read/2024/05/29/151500865/rekan-kerja-sebut-penangkapan-pegi-salah-sasaran-ini-alasannya?page=all
- https://www.facebook.com/100012078286068/videos/471013152075656/
- https://www.tiktok.com/@badutcirebon.bule/video/7085260112566291738
- https://www.liputan6.com/regional/read/4936229/demo-11-april-di-cirebon-ricuh-aparat-hingga-mahasiswa-terluka?page=2
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2024-20345) [HOAKS] Paket COD di Yogyakarta dari Sindikat Narkoba China
Sumber:Tanggal publish: 03/06/2024
Berita
KOMPAS.com - Beredar pesan berantai soal kiriman paket dengan sistem cash on delivery (COD) di Yogyakarta yang diklaim dari sindikat pengedar narkoba China.
Paket itu dikirimkan ke rumah, padahal penerima tidak pernah memesan. Kemudian, kurir akan memaksa memfoto sebagai konfirmasi ke pengirim.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut tidak benar atau hoaks.
Pesan berantai soal kiriman paket COD dari sindikat pengedar narkoba China disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun, pada Kamis (30/5/2024):
Hati2 Skrg Say na Krn banyak skali mi macam2 penipuan banyak skali mi org dpt kiriman paket dari tiktok dari Tokopedia pada hal tidak pernah pesan paket.kalau ada bgtu jgn di ambil langsung kembalikan saja apa lagi kalau kurir minta foto jgn diladeni
Pengguna Facebook menyertakan gambar yang sama, yakni foto paket disertai teks berikut:
Dapet info dr Jogya, bahwa mulai ada paket2 yg dikirim ke rumah2, ke toko2 & ke kantor, akan terus berdatangan COD tsb, katanya dr China. Padahal sipenerima tdk pernah order barang. Hati2 ini penipuan. Sindikat narkoba! Nanti kalau kita tolak, bilang kita gk order ini barang, sipengantar akan meminta kita difoto bersama orderan barangnya, katanya utk konfirmasi ke China. Jangan mau difoto. Biar ngotot maksa pun jangan mau difoto. Ini pemerasan jaringan narkoba! Tolong info semua saudara/i & teman2!
akun Facebook Tangkapan layar konten hoaks di sebuah akun Facebook, Kamis (30/5/2024), soal pemerasan jaringan narkoba dari China melalui kiriman paket COD.
Paket itu dikirimkan ke rumah, padahal penerima tidak pernah memesan. Kemudian, kurir akan memaksa memfoto sebagai konfirmasi ke pengirim.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut tidak benar atau hoaks.
Pesan berantai soal kiriman paket COD dari sindikat pengedar narkoba China disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun, pada Kamis (30/5/2024):
Hati2 Skrg Say na Krn banyak skali mi macam2 penipuan banyak skali mi org dpt kiriman paket dari tiktok dari Tokopedia pada hal tidak pernah pesan paket.kalau ada bgtu jgn di ambil langsung kembalikan saja apa lagi kalau kurir minta foto jgn diladeni
Pengguna Facebook menyertakan gambar yang sama, yakni foto paket disertai teks berikut:
Dapet info dr Jogya, bahwa mulai ada paket2 yg dikirim ke rumah2, ke toko2 & ke kantor, akan terus berdatangan COD tsb, katanya dr China. Padahal sipenerima tdk pernah order barang. Hati2 ini penipuan. Sindikat narkoba! Nanti kalau kita tolak, bilang kita gk order ini barang, sipengantar akan meminta kita difoto bersama orderan barangnya, katanya utk konfirmasi ke China. Jangan mau difoto. Biar ngotot maksa pun jangan mau difoto. Ini pemerasan jaringan narkoba! Tolong info semua saudara/i & teman2!
akun Facebook Tangkapan layar konten hoaks di sebuah akun Facebook, Kamis (30/5/2024), soal pemerasan jaringan narkoba dari China melalui kiriman paket COD.
Hasil Cek Fakta
Foto paket yang beredar merupakan kiriman untuk Ulfa Fitria (45), pemilik toko pakaian di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Seperti dilaporkan Harian Kompas, pada 18 September 2018, Ulfa mendapat kiriman paket berisi jam tangan dari China.
Ulfa menolak menerima paket dan membayar dengan sistem COD karena merasa tidak memesan.
Selain Ulfa, Sunaryo (36) warga Kabupaten Bantul juga menerima kiriman paket COD berisi sepatu, padahal tidak pernah memesan.
Kepolisian Daerah (Polda) DIY membenarkan peristiwa pengiriman paket misterius, tetapi isinya bukan narkoba.
Polisi menduga, pihak pengirim mengambil keuntungan dari pembayaran COD.
Adapun E-commerce menyediakan layanan COD yang memungkinkan pelanggan membayar barang saat diterima.
Namun, ketika ada ketidaksesuaian barang yang dikirim, kesalahan bukan dibebankan pada kurir.
Penerima COD dapat melakukan pengembalian barang, dengan syarat menerima dan membayar kepada kurir.
Kemudian, penerima melakukan proses pengembalian barang atau retur ke penjual melalui pusat resolusi yang tersedia.
External Communications Senior Lead Tokopedia Ekhel Chandra Wijaya menyarankan kepada masyarakat untuk merekam proses penerimaan, pembukaan paket, dan bukti-bukti lain untuk mengajukan retur.
“Kami juga menyarankan masyarakat untuk tidak melanjutkan komunikasi dan transaksi di luar platform Tokopedia, serta merekam video ketika membuka paket,” kata Chandra, dikutip dari Kompas.com, 17 Mei 2021.
Seperti dilaporkan Harian Kompas, pada 18 September 2018, Ulfa mendapat kiriman paket berisi jam tangan dari China.
Ulfa menolak menerima paket dan membayar dengan sistem COD karena merasa tidak memesan.
Selain Ulfa, Sunaryo (36) warga Kabupaten Bantul juga menerima kiriman paket COD berisi sepatu, padahal tidak pernah memesan.
Kepolisian Daerah (Polda) DIY membenarkan peristiwa pengiriman paket misterius, tetapi isinya bukan narkoba.
Polisi menduga, pihak pengirim mengambil keuntungan dari pembayaran COD.
Adapun E-commerce menyediakan layanan COD yang memungkinkan pelanggan membayar barang saat diterima.
Namun, ketika ada ketidaksesuaian barang yang dikirim, kesalahan bukan dibebankan pada kurir.
Penerima COD dapat melakukan pengembalian barang, dengan syarat menerima dan membayar kepada kurir.
Kemudian, penerima melakukan proses pengembalian barang atau retur ke penjual melalui pusat resolusi yang tersedia.
External Communications Senior Lead Tokopedia Ekhel Chandra Wijaya menyarankan kepada masyarakat untuk merekam proses penerimaan, pembukaan paket, dan bukti-bukti lain untuk mengajukan retur.
“Kami juga menyarankan masyarakat untuk tidak melanjutkan komunikasi dan transaksi di luar platform Tokopedia, serta merekam video ketika membuka paket,” kata Chandra, dikutip dari Kompas.com, 17 Mei 2021.
Kesimpulan
Pesan berantai soal kiriman paket dengan sistem COD dari sindikat pengedar narkoba China merupakan hoaks.
Foto paket yang beredar berasal dari kasus pengiriman paket COD misterius di Yogyakarta pada 2018. Polda DIY membenarkan kasus tersebut, tetapi isinya bukan narkoba.
Foto paket yang beredar berasal dari kasus pengiriman paket COD misterius di Yogyakarta pada 2018. Polda DIY membenarkan kasus tersebut, tetapi isinya bukan narkoba.
Rujukan
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=1375090757217414&set=a.119126922813810
- https://www.facebook.com/photo?fbid=937985291405553&set=a.423444982859589
- https://www.facebook.com/groups/1227079931160710/posts/1691426808059351/
- https://www.facebook.com/groups/157251194713650/posts/1907793702992715/
- https://www.kompas.id/baca/utama/2018/09/18/cerita-awal-mula-kehebohan-paket-misterius-di-yogyakarta
- https://money.kompas.com/read/2021/05/17/174452026/mengenal-cod-dan-cara-komplain-jika-barang-tidak-sesuai-pesanan
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2024-20344) Cek Fakta: Tidak Benar Pendaftaran Program Grand Prize Permata Bank Bagikan Hadiah
Sumber:Tanggal publish: 04/06/2024
Berita
Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim pendaftaran program grand prize Pertama Bank bagikan hadiah, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 31 Mei 2023.
Program grand prize Pertama Bank bagikan hadiah berupa tulisan sebagai berikut.
"Khusus Untuk Nasabah Bank Permata Yang Sudah Terdaftar Mobile Banking PERMATA MOBILE X
Program Grend Prize Bank PermataBerhadiah Hadir Lagi,Ayo Buruan Daftar Menangkan Hadiah Nya Utama nya
-2: Unit Mobil XPander
-5 : Unit Mobile Innova
-2 : Unit Mobile Toyota Fortuner
10: Unit Gunung
-6:Unit Sepada motor Honda Vario
-6: paket umroh gratis
-10 : Unit TV Led
-15 : Unit Leptop
-15: Unit Lemari es
-20 : Unit Specker Prolytron
-20 : Unit Ac Prolytron
Masih Banyak Keuntungan Lainnya... Info Lebih Lanjut Tentang Pendaftaran ( Grend Prize Undian Bank Permata) Silakan Klik Menu (Daftar) Yang Telah Kami Sediakan."
Unggahan tersebut disertai tautan berikut "https://gebyarinfo-permata.web.app/?fbclid=IwZXh0bgNhZW0CMTEAAR1lRIjX-NxSdX6FoeT9-z9Mfn0wrZtmuBQKfj3JpkGAy5CcaN4RLleGi7A_aem_ATGrUoFemtYmXM8znQkhGK6EX6j9I1So1uDVh3WNblmyvrShUgPu1A8nFSinyjmUyxoJRL2mucrur4bGRqT_G4kh" jika tautan tersebut diklik makan mengarah pada situs yang menampilkan formulir pendaftaran.
Formulir tersebut meminta sejumlah data seperti nama lengkap, nomor kartu ATM, CVV tiga digit angkat dibalik kartu ATM, nomor handphone dan masa berlaku kartu.
Benarkah klaim pendaftaran program grand prize Pertama Bank bagikan hadiah? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim pendaftaran program grand prize Pertama Bank bagikan hadiah, penelusuran mengarah pada tulisan berjudul "Modus Kejahatan Perbankan" yang dimuat situs resmi Permata Bank permatabank.com.
Tulisan situs permatabank.com menyebutkan, salah satu kejahatan perbankan berkedok penipuan berhadiah, calon korbanakan menerima WhatsApp, Telegram, ataupanggilan yang menginformasikan akan mendapatkan hadiah tertentu dengan syarat mengirimkan uang ke kode yang merupakan virtual account dari penipu tersebut.
Selain itu juga lewat email Phishing, yang meminta korban untuk memberikan informasi dengan cara mengisi data diri di link bodong.
Artikel berjudul "Kenali Modus Penipuan Lewat Whatsapp" yang dimuat situs permatabank.com menyebutkan, informasi pembagian hadiah yang meminta informasi data pribadi, seperti PIN kartu debit/kredit, OTP, nama ibu kandung,dan lainnya sudah pasti penipuan.
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim pendaftaran program grand prize Pertama Bank bagikan hadiah tidak benar.
Informasi pembagian hadiah yang meminta informasi data pribadi, seperti PIN kartu debit/kredit, OTP, nama ibu kandung,dan lainnya sudah pasti penipuan.
Rujukan
(GFD-2024-20343) [SALAH] SRI MULYANI DAN AHOK BERHASIL RINGKUS ORANG BESAR ISTANA
Sumber: youtube.comTanggal publish: 04/06/2024
Berita
MAMFUSSJ0K0WI PUCAT, SRI MULYANI & AHOK BERHASIL RINGKUS ORANG BESAR ISTANA INI
KABAR MENGGEMPARKAN
AHOK KEMBALI GEGERKAN PUBLIK
BERHASIL R1NGKUS ORANG BESAR ISTANA INI
KABAR MENGGEMPARKAN
AHOK KEMBALI GEGERKAN PUBLIK
BERHASIL R1NGKUS ORANG BESAR ISTANA INI
Hasil Cek Fakta
Beredar sebuah video dari channel youtube bernama ONE NATION bernarasikan Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berhasil meringkus orang besar istana.
Setelah ditelusuri, thumbnail yang ditampilkan dalam video tersebut merupakan hasil manipulasi dari beberapa gambar yang digabung menjadi satu. Dalam video tersebut hanya menyajikan beberapa cuplikan video berbeda yang tidak mendukung klaim narasi.
Narator dalam video tersebut hanya membacakan ulang artikel dari detik.com berjudul “Ada 14 Temuan BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah, Ini Kata Sri Mulyani”. Artikel ini membahas tentang respon Sri Mulyani terkait Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mencatat terdapat 14 temuan pemeriksaan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun 2023.
Selain itu, narator juga membacakan artikel dari sinarlampung.co dengan judul “Lagi, BPK Ketahuan Peras Pejabat Minta Rp10 Miliar ke PT Waskita”. Dalam artikel ini membahas tentang Pegawai BPK yang ketahuan memeras Rp 10 miliar kepada proyek pembangunan jalan.
Dengan demikian, narasi dengan klaim Sri Mulyani dan Ahok berhasil meringkus orang besar istana tidak terbukti dan termasuk ke dalam konten yang dimanipulasi.
Setelah ditelusuri, thumbnail yang ditampilkan dalam video tersebut merupakan hasil manipulasi dari beberapa gambar yang digabung menjadi satu. Dalam video tersebut hanya menyajikan beberapa cuplikan video berbeda yang tidak mendukung klaim narasi.
Narator dalam video tersebut hanya membacakan ulang artikel dari detik.com berjudul “Ada 14 Temuan BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah, Ini Kata Sri Mulyani”. Artikel ini membahas tentang respon Sri Mulyani terkait Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mencatat terdapat 14 temuan pemeriksaan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun 2023.
Selain itu, narator juga membacakan artikel dari sinarlampung.co dengan judul “Lagi, BPK Ketahuan Peras Pejabat Minta Rp10 Miliar ke PT Waskita”. Dalam artikel ini membahas tentang Pegawai BPK yang ketahuan memeras Rp 10 miliar kepada proyek pembangunan jalan.
Dengan demikian, narasi dengan klaim Sri Mulyani dan Ahok berhasil meringkus orang besar istana tidak terbukti dan termasuk ke dalam konten yang dimanipulasi.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Pekik Jalu Utomo.
Tidak ditemukan informasi terkait Sri Mulyani dan Ahok berhasil meringkus orang besar istana. Selain thumbnail merupakan hasil rekayasa, video tersebut hanya berisi cuplikan dari beberapa peristiwa berbeda yang ditambahi dengan narasi menyesatkan.
Tidak ditemukan informasi terkait Sri Mulyani dan Ahok berhasil meringkus orang besar istana. Selain thumbnail merupakan hasil rekayasa, video tersebut hanya berisi cuplikan dari beberapa peristiwa berbeda yang ditambahi dengan narasi menyesatkan.
Rujukan
Halaman: 1636/6098