• (GFD-2024-23661) Sebagian Benar, Video Menkes Budi Gunadi tentang Vaksin Covid-19 di Indonesia

    Sumber:
    Tanggal publish: 28/10/2024

    Berita



    Sebuah konten beredar di Instagram [ arsip ] berisi klaim Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa keberhasilan vaksin di Indonesia karena banyak yang tidak tahu dampak negatif vaksin.

    Konten itu berisi video pendek isi wawancara Budi Gunadi terkait penanganan Covid-19 di Indonesia. Dalam teks yang menerjemahkan pernyataan Budi tersebut, tertulis bahwa Budi mengatakan bahwa orang Indonesia percaya pada vaksin karena tidak terekspos oleh efek negatif vaksin seperti di negara maju. Tapi beberapa dari mereka percaya dengan ajaran agamanya bahwa mereka berdoa kepada tuhan, mereka bisa sembuh dengan menggunakan vaksin.



    Benarkah Menkes Budi Gunadi menyatakan suksesnya vaksin di Indonesia karena tidak banyak yang tahu dampak negatif dari vaksin?

    Hasil Cek Fakta



    Hasil verifikasi Tempo, video Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin tersebut merupakan bagian dari wawancara Menkes dengan Dekan Boston University School of Public Health, Sandro Galea. 

    Video tersebut pernah ditayangkan oleh akun YouTube Boston University School of Public Health pada 8 Oktober 2024 dengan judul “In Conversation with Budi Gunadi Sadikin”.

    Pada video aslinya, durasi wawancara tersebut mencapai 30 menit 37 detik. Video yang beredar di Instagram itu telah dipotong menjadi sekitar satu menit pada menit ke-03:15 hingga 03:46.

    Wawancara tersebut sebenarnya untuk menggali bagaimana Menkes Budi menangani pandemi Covid-19, tantangan mendapatkan dan memberikan vaksin Covid-19 di Indonesia. Dalam video yang dipotong itu, Budi sebenarnya menjawab pertanyaan bagaimana orang Indonesia percaya terhadap kampanye vaksin Covid-19. 

    Budi kemudian menjawab tantangan memberikan vaksin pada populasi di Indonesia:

    “Not as bad as developed country. I think they are not exposed as developed countries to the negative side of the vaccine, but some of them believe that by their religion that you know actually they can ask God to cure the sickness instead of using vaccines. So is the most difficult point.”

    Jawaban tersebut jika diterjemahkan menjadi:

    “Tidak seburuk negara maju. Menurut saya mereka tidak terekspos seperti masyarakat di negara maju lainnya tentang sisi negatif dari vaksin. Tetapi beberapa dari mereka, berdasarkan agama mereka, percaya  dapat berdoa kepada Tuhan untuk menyembuhkan penyakitnya, daripada menggunakan vaksin. jadi poin itu yang paling sulit,” kata Budi.

    Dari jawaban tersebut Budi sebenarnya menjelaskan bahwa tantangan pemberian vaksin di Indonesia bukan karena terpapar informasi tentang sisi negatif vaksin, tapi karena ada yang lebih percaya dengan berdoa dapat sembuh dari penyakitnya, ketimbang melalui vaksin. Sehingga klaim dalam teks di Instagram bahwa Budi menjawab keberhasilan vaksin Covid-19 di Indonesia karena doktrin agama adalah tidak akurat.

    Berikut ini adalah terjemahan jawaban Budi Gunadi dalam wawancara tersebut:

    Host: Dapatkah kamu menjelaskan bagaimana Indonesia merespon Covid-19, dan apa saja yang telah kamu lakukan untuk menangani krisis?

    Saya diminta oleh presiden untuk menggantikan Menteri Kesehatan yang sebelumnya. Jadi saya hanya punya waktu tiga tahun sembilan bulan dan beliau hanya meminta saya melakukan dua hal, pertama menangani pandemi, melakukan vaksinasi, dan nomor dua melakukan reformasi sistem kesehatan.

    Jadi satu tahun enam bulan, saya berfokus untuk mendapatkan akses pada vaksin Covid-19, kami mendapatkan sekitar 2 juta suntikan sehari. Jadi 204 juta masyarakat Indonesia telah mendapatkan vaksin dalam waktu satu tahun enam bulan, setelah berfokus pada memperbaiki sistem layanan kesehatan.

    Host: Apa tantangan terbesar untuk mendapatkan akses ke vaksin?

    Tidak ada yang percaya Indonesia bisa bayar, jadi saya dekati semua perusahaan dan mereka cukup kapitalis. Jadi saya ke Cina, saya dapat vaksin pertama dari mereka. Setelah itu Astrazeneca mendekati saya, karena mereka tahu, oh Indonesia bisa membayar. Kita dapatkan dari Astrazeneca dan perusahaan vaksin lain mendekati kami. Tapi setelah itu saya pindah ke GAVI (organisasi internasional untuk memperluas akses terhadap vaksin). Saya menyadari ada sebuah organisasi bernama GAVI, jadi saya mendekati GAVI sehingga kami mendapatkan bantuan setara 1 miliar vaksin.

    Host: Soal kepercayaan orang pada vaksin, apakah masalahnya ada pada vaksin itu sendiri atau sistem vaksinasinya?

    Penyedia vaksin itu, mereka hanya memprioritaskan berdasarkan negara yang mampu membayar, jadi itulah yang terjadi. Sehingga negara seperti Singapura bisa mendapat akses ke vaksin lebih cepat. Saya pikir ini secara ilmiah dan etika salah. Anda tahu, jika Anda memberikan vaksin hanya kepada sekelompok negara yang mampu membayar, Anda tidak akan dapat menghentikan penyebaran virus di seluruh dunia.

    Host: Ceritakan bagaimana orang-orang di Indonesia dan kepercayaan mereka terhadap kampanye vaksinasi?

    Tidak seburuk negara maju. Menurut saya mereka tidak terekspos seperti masyarakat di negara maju lainnya tentang sisi negatif dari vaksin. Tetapi beberapa dari mereka, berdasarkan agama mereka, mereka percaya  dapat berdoa kepada Tuhan untuk menyembuhkan penyakit, daripada menggunakan vaksin. jadi poin itu yang paling sulit..

    Host: Berapa persen populasi yang mendapatkan vaksinasi? 

    204 juta dari 280 juta, tetapi anak-anak tidak kita vaksinasi. Untuk vaksinasi pada sekitar 92-93 persen di 17,000 pulau. 

    Dikutip dari laman situs resmi Kementerian Kesehatan, Indonesia berhasil masuk dalam jajaran 5 besar negara dengan jumlah vaksinasi terbanyak di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat.

    Kesimpulan



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan Menkes Budi menyatakan keberhasilan vaksin di Indonesia karena banyak yang tidak tahu dampak negatif vaksin dan doktrin agama adalah klaim yangsebagian benar.

    Wawancara Budi Gunadi tersebut menjelaskan tantangan pemberian vaksin di Indonesia bukan karena terpapar informasi tentang sisi negatif vaksin, tapi karena ada yang lebih percaya bahwa dengan berdoa dapat sembuh dari penyakitnya, ketimbang melalui vaksin. Jadi terjemahan aslinya pada pernyataan Budi adalah tidak terkait dengan doktrin agama.

    Rujukan

  • (GFD-2024-23660) Cek Fakta: Video Lucas Vazquez Akui Berdarah Sulawesi Barat, Siap Dinaturalisasi

    Sumber:
    Tanggal publish: 28/10/2024

    Berita

    Suara.com - Beredar di media sosial sebuah unggahan video yang menampilkan seorang pemain sepak bola tengah berada di lapangan dan berbicara dengan bahasa asing.

    Dalam postingan Facebook itu, pemain inti klub sepak bola Real Madrid Lucas Vázquez dinarasikan memiliki darah Indonesia tepatnya berasal dari Sulawesi Barat. Ia juga disebut siap untuk dinaturalisasi oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).

    Berikut narasi yang disampaikan:

    “Pemain Inti Real Madrid ini Mengaku Memiliki Keturunan Orang TOPOYO dan Siap Untuk di Naturalisasi....!?!?!?”

    Lantas benarkah klaim tersebut?

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran fakta dari Antara, video yang diunggah serupa dengan unggahan akun X resmi Real Madrid pada 25 September 2024. Dalam video itu, Vázquez menyampaikan ucapan terima kasih kepada para penggemar Madrid atas dukungan yang diberikan.

    Berikut ucapan Vázquez di video itu, diterjemahkan dalam bahasa Inggris:

    “Thank you so much for your support, #Madridistas. It was an important match and a good win and now we get ready for Sunday and the derby. Hala Madrid!”.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan di atas, tidak ada bagian dalam video tersebut yang menarasikan Vázquez keturunan Indonesia dan siap dinaturalisasi. Dengan demikian, unggahan tersebut termasuk dalam konten yang menyesatkan.
  • (GFD-2024-23659) [SALAH] Vaksin Pfizer Digunakan untuk Mengendalikan Pikiran Manusia

    Sumber: instagram.com
    Tanggal publish: 28/10/2024

    Berita

    Dr. Robert Young : “Ketika seseorang diracuni dengan Graphene Oxide, tubuh mereka menjadi ‘menara sel manusia’.”

    Sumber : zeee_media

    Frekuensi yang dikirimkan melalui satelit, drone dan/atau menara seluler ke manusia) mempengaruhi semua orang yang diinokulasi. Setelah koneksi kuantum diterapkan, Mereka dapat mendorong secara bertahap, frekuensinya hingga 60 GHz, menyebabkan kekurangan oksigen, pembekuan darah patologis, Isi botol Vaksin Pfizer Covid diungkap oleh pelapor WHO. Ini mengandung graphene oksida, parasit, RFID, logam dan sirkuit nano. DARPA dan Bill Gates mengembangkan suntikan sintetis non biologis untuk mengendalikan pikiran dan tubuh masyarakat.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) pertama-tama memasukkan kata kunci “Bahaya vaksin pfizer bagi manusia” ke Google. Hasilnya, tidak ada laporan kredibel dari jurnal ilmiah atau otoritas kesehatan (seperti WHO) yang membenarkan klaim.

    Sejak vaksin Pfizer diluncurkan, berbagai informasi menyesatkan telah beredar, termasuk klaim tentang microchip dalam vaksin atau adanya kandungan yang berbahaya. Narasi tersebut berulang kali dipatahkan oleh pemeriksaan fakta, termasuk dari Associated Press dan Tempo.co.

    WHO sudah menyatakan semua vaksin COVID-19—termasuk Pfizer—telah melalui kajian menyeluruh yang independen dan aman untuk digunakan.

    Unggahan video akun Instagram “boungenville_yy503” yang memperlihatkan manusia dalam laboratorium kaca juga terbukti palsu. Setelah melakukan verifikasi melalui Google Reserve Image, diketahui video tersebut merupakan potongan dari film fiksi ilmiah “Venom” (2018), tidak ada hubungannya dengan vaksin atau COVID-19.

    Verifikasi gambar dan video dengan perangkat InVID dan Yandex Image juga menunjukkan narasi dalam video adalah hasil manipulasi informasi dari berbagai sumber yang tidak terkait. Sejumlah gambar yang ada dalam video hanyalah potret nomor atau nama paten vaksin.

    Kesimpulan

    Unggahan berisi klaim tentang “vaksin Pfizer digunakan untuk mengendalikan pikiran manusia” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).

    Rujukan

  • (GFD-2024-23658) [SALAH] Menggoyangkan Punggung Mampu Atasi Angin Duduk

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 28/10/2024

    Berita

    menggoyangkan punggung bagian kanan adalah pertolongan pertama saat terkena angin duduk.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) melakukan pencarian di Google dengan kata kunci “Penyebab dan cara mengatasi angin duduk”, diketahui klaim tersebut tidak benar.
    Tempo.co dalam artikel “Dokter Jantung Luruskan Salah Kaprah soal Angin Duduk, Bukan karena Angin Malam atau Kipas” menuliskan angin duduk bukanlah masalah terkait gas atau perut seperti yang sering disalahpahami, melainkan gejala dari penyakit jantung yang bisa berbahaya.


    “Serangan jantung atau angin duduk itu adalah suatu kondisi penyakit jantung yang memerlukan penanganan yang cepat. Jadi, kalau menemukan sendiri atau keluarga dalam kondisi nyeri dada disertai sesak napas, berdebar, gelisah, dan mencurigai ini sebagai serangan jantung, tolong segera bawa ke fasilitas kesehatan,” kata dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Hendry Yoseph Nainggolan, dikutip Tempo, Rabu (14/8/2024).


    Siloam Hospitals melalui artikel “Angin Duduk (Angina Pectoris): Penyebab, Gejala, dan Pencegahan” membeberkan pertolongan pertama yang dapat dilakukan saat mengalami angin duduk adalah segera menghentikan segala aktivitas dan beristirahat untuk mengurangi beban pada jantung.


    Selain itu, penting untuk mengatur napas agar tubuh merasa lebih rileks dan mencoba berbaring dengan posisi kepala lebih tinggi dibandingkan badan, yang dapat membantu aliran darah lebih stabil. Jika sebelumnya sudah pernah mengalami angin duduk dan memiliki obat yang diresepkan dokter, seperti nitrogliserin, obat tersebut dapat dikonsumsi untuk meredakan nyeri dada.

    Kesimpulan

    Pertolongan pertama yang dapat dilakukan saat mengalami angin duduk adalah segera menghentikan segala aktivitas dan beristirahat untuk mengurangi beban pada jantung.
    Unggahan berisi klaim “menggoyangkan punggung untuk mengatasi angin duduk” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).

    Rujukan