• (GFD-2025-28970) Cek Fakta: Tidak Benar Ini Link Pendaftaran BSU Kuartal 3 dan 4

    Sumber:
    Tanggal publish: 10/09/2025

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim link pendaftaran BSU kuartal 3 dan 4, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 5 September 2025.
    Unggahan klaim link pendaftaran BSU kuartal 3 dan 4 berupa tulisan sebagai berikut.
    "INFO TERBARU BSU 2025
    Pemerintah memastikan BSU tetap cair di Kuartal III & IV.
    ✅ Resmi dari pemerintah
    ✅ Cair langsung ke rekening
    ✅ Gratis tanpa pungutan
    👉 Jangan tunggu lama,
    Klik Daftar Sekarang & pastikan nama Anda terdaftar!"
    Unggahan tersebut disertai dengan menu daftar, jika menu tersebut dipilih akan muncul link
    "https://layanan3.i-bsu.com/home"
    Link tersebut megarah pada halaman situs dengan menampilkan formulir digital yang meminta sejumlah identitas seperti nama lengkap dan nomor Telegram.
    Benarkah klaim link pendaftaran BSU kuartal 3 dan 4? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim link pendaftaran BSU kuartal 3 dan 4, dalam artikel berjudul "BSU 2025 akan Cair, Simak Syarat Penerima dan Cara Cek Status" yang dimuat Liputan6.com, 4 Juni 2025.
    Artikel Liputan6.com menyebutkan, syarat Utama Penerima BSU BPJS Ketenagakerjaan 2025 Untuk menjadi penerima BSU BPJS Ketenagakerjaan 2025, ada beberapa syarat utama yang harus dipenuhi:
    Terdaftar aktif sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan hingga Mei 2025.
    Memiliki gaji maksimal Rp 3.500.000 (tiga juta lima ratus ribu rupiah) per bulan, atau sesuai UMP/UMK daerah masing-masing.
    Bukan Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI, atau anggota Polri.Tidak sedang menerima bantuan sosial lain seperti Kartu Prakerja, Program Keluarga Harapan (PKH), atau Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM).
    Pastikan Anda memenuhi semua persyaratan di atas agar dapat menerima BSU Bantuan Subsidi Upah tahun 2025.Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "Cek Status BSU Kemnaker 2025: Panduan Login bsu.kemnaker.go.id" yang dimuat Liputan6.com, pada 4 Juni 2025.
    Artikel situs Liputan6.com menyebutkan cara Login dan Cek Status BSU di bsu kemnaker go id
    Untuk mengecek status penerimaan BSU Kemnaker 2025 melalui situs web bsu.kemnaker.go.id, ikuti langkah-langkah berikut:
    Akses Situs Web: Buka situs resmi Kemnaker di bsu.kemnaker.go.id menggunakan peramban (browser) di komputer atau ponsel Anda.
    Login atau Daftar Akun: Jika Anda sudah memiliki akun, login menggunakan email dan kata sandi Anda. Jika belum memiliki akun, Anda perlu mendaftar terlebih dahulu dengan melengkapi data diri sesuai dengan KTP dan nomor BPJS Ketenagakerjaan Anda. Gunakan alamat email aktif untuk verifikasi.
    Lengkapi Profil (Jika Diperlukan): Setelah login, pastikan profil Anda lengkap. Ini termasuk informasi seperti status pekerjaan, lokasi tempat kerja, dan nomor rekening bank aktif. Data yang lengkap akan mempercepat proses verifikasi.
    Cek Status BSU: Setelah semua data terisi dan diverifikasi, cari menu "Cek Status BSU" atau yang serupa di dasbor akun Anda. Klik menu tersebut. Sistem akan menampilkan notifikasi apakah Anda termasuk penerima BSU atau tidak.
    Jika status belum muncul, berarti data Anda masih dalam proses verifikasi oleh BPJS Ketenagakerjaan dan Kementerian Ketenagakerjaan. Lakukan pengecekan secara berkala. 

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim link pendaftaran BSU kuartal 3 dan 4 tidak benar.
    Situs resmi untuk login cek status BSU adalah bsu.kemnaker.go.id
  • (GFD-2025-28969) Tidak Benar Obat Cacing dan Imunisasi Sebarkan Virus Baru

    Sumber:
    Tanggal publish: 10/09/2025

    Berita

    tirto.id - Beredar di media sosial, video yang memuat narasi penolakan terhadap program Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), terkait bagi-bagi obat cacing, imunisasi, dan vaksin. Program dari Kemenkes dianggap oleh masyarakat sebagai bagian dari misi global untuk penyebaran virus baru.

    ADVERTISEMENT

    Tayangan video menunjukan seorang pria yang berbicara di depan kamera, disertai takarir terkait narasi obat cacing menyebarkan virus.

    let gpt_inline2 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline2.cmd.push(function() {gpt_inline2.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-2', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline2-passback').addService(gpt_inline2.pubads());gpt_inline2.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline2.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline2.enableServices();gpt_inline2.display('gpt-inline2-passback');});

    “Gawat darurat, waspada terhadap menteri kesehatan saat ini. Tolak program membagi-bagi obat cacing/imunisasi plus vaksin dari Kementerian Kesehatan sebab ini bagian dari misi global dalam rangka penyebaran virus baru. Target utama mereka sekolah-sekolah dan keluarga yang awam terhadap kesehatan,” bunyi keterangan teks.

    let gpt_inline3 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline3.cmd.push(function() {gpt_inline3.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-3', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline3-passback').addService(gpt_inline3.pubads());gpt_inline3.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline3.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline3.enableServices();gpt_inline3.display('gpt-inline3-passback');});

    #gpt-inline3-passback{text-align:center;}

    Periksa Fakta Obat Cacing dan Vaksin. foto/hotline periksa fakta tirto

    let gpt_inline4 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline4.cmd.push(function() {gpt_inline4.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-4', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline4-passback').addService(gpt_inline4.pubads());gpt_inline4.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline4.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline4.enableServices();gpt_inline4.display('gpt-inline4-passback');});

    #gpt-inline4-passback{text-align:center;}

    Video tersebut diunggah oleh akun Instagram "Sinshe Ukie" (arsip), Selasa (13/5/2025). Hingga Rabu (10/9/2025) video tersebut telah mendapatkan 87,4 ribu likes.

    Kami juga menemukan unggahan serupa di Facebook dari unggahan akun “Nurlaela Ella” (arsip) dan akun "Merni Pronjo".

    Video serupa juga diunggah pada platform TikTok oleh akun "Ruthberry" pada Kamis (14/8/2025). Unggahan-unggahan tersebut cukup ramai mendapat perhatian publik.

    ADVERTISEMENT

    Namun, benarkah pemberian obat cacing, imunisasi dan vaksin menyebarkan virus baru?

    Hasil Cek Fakta

    Melansir situs resmi Kemenkes RI, cacingan merupakan penyakit akibat cacing yang menginfeksi tubuh manusia dan ditularkan melalui tanah. Orang yang menderita cacingan dalam pemeriksaan tinjanya mengandung telur cacing dan/atau cacing.

    Menukil dari Kemenkes pula, cacingan secara kumulatif pada manusia dapat menimbulkan kehilangan zat gizi berupa karbohidrat dan protein serta kehilangan darah, sehingga dapat menurunkan produktivitas kerja. Kecacingan juga dapat menghambat perkembangan fisik. Kecacingan juga dapat menyebabkan menurunnya ketahanan tubuh sehingga mudah terkena penyakit lainnya.

    Kecacingan merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit berupa cacing. Dimana dapat terjadi infestasi ringan maupun infestasi berat. Infeksi kecacingan adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing kelas nematode usus, khususnya yang penularan melalui tanah, diantaranya Ascaris lumbricoides, Trichuri strichiura, dan cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus) dan Strongyloides stercoralis.

    Data dari Kemenkes tahun 2015 menunjukkan bahwa prevalensi cacingan pada beberapa provinsi di Indonesia untuk usia 1-12 tahun berada pada tingkat yang tinggi, yakni 30 persen-90 persen, dengan prevalensi di Kota Surabaya sebesar 36 persen.

    Pencegahan dan penanggulangan cacingan di Indonesia diatur dalam Undang-undang Nomor 15 tahun 2017 tentang penanggulangan cacingan, salah satu caranya dengan strategi deworming yang dikenal dengan Pemberian Obat Pencegahan secara Massal (POPM).

    Lalu, melansir situs Ciputra Hospital, obat cacing memiliki efek samping mual, muntah, nafsu makan berkurang, sakit perut, diare, perut kembung, muncul ruam, sakit kepala, pusing dan mudah mengantuk. Namun, tidak ada keterangan bahwa mengonsumsi obat cacing menyebarkan virus, seperti klaim yang beredar.

    Lebih lanjut, Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Kedokteran Universitas Dian Nuswantoro, dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes, juga membantah klaim ini.

    "Perlu digarisbawahi bahwa klaim yang menyatakan obat cacing, vaksin, atau imunisasi dapat menyebarkan virus baru adalah tidak benar (hoaks)," katanya pada Tirto, Rabu (10/9/2025).

    dr. Wilson menambahkan, hingga kini, tidak ada bukti ilmiah maupun penelitian medis yang mendukung klaim tersebut. Justru sebaliknya, obat cacing maupun vaksin telah melalui uji keamanan yang ketat sebelum diberikan secara luas pada masyarakat.

    Cacingan adalah salah satu penyakit infeksi parasit yang ditularkan melalui tanah (soil-transmitted helminth/STH). Infeksi ini sering menyerang anak-anak karena kebiasaan bermain di tanah, belum sempurna dalam menjaga kebersihan, serta daya tahan tubuh yang masih berkembang. Cacing yang umum menginfeksi adalah Ascaris lumbricoides (cacing gelang), Trichuris trichiura (cacing cambuk), dan Ancylostoma duodenale/Necator americanus (cacing tambang).

    Bila tidak ditangani, cacingan dapat menyebabkan gangguan penyerapan nutrisi, anemia, nyeri perut, hingga menghambat tumbuh kembang anak.

    "Karena itu, program Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) berupa obat cacing menjadi salah satu strategi kesehatan masyarakat yang sangat penting," ujarnya.

    Ia juga menyebut, data Kemenkes menunjukkan bahwa program ini berhasil menurunkan prevalensi cacingan di banyak daerah di Indonesia.

    Secara medis, obat cacing bekerja dengan cara membunuh atau melumpuhkan cacing di saluran cerna sehingga dapat dikeluarkan bersama tinja. Beberapa penelitian internasional, termasuk yang dilaporkan oleh National Library of Medicine, menunjukkan bahwa pemberian obat cacing secara rutin (misalnya dua kali setahun) terbukti menurunkan prevalensi dan intensitas infeksi cacing tanah pada anak-anak.

    Tirto juga melakukan penelusuran dengan menggunakan fitur reverse image search dari video tersebut. Hasil penelusuran tersebut mengarahkan kami pada laporan Cek Fakta Kompas yang menyatakan bahwa pemberian obat cacing ke anak sekolah menyebarkan virus baru klaim tidak berdasar.

    Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muharmawan, menegaskan bahwa narasi tersebut adalah hoaks lama.

    “Pemberian obat atau vaksin untuk semua sasaran masyarakat itu sudah dipastikan keamanan, kualitas dan khasiatnya,” begitu kata Aji, seperti dilansir Kompas.

    Kemudian, dalam buku terkait keamanan vaksin rutin di Amerika Serikat, dalam Comparative Effectiveness Reviewtahun 2021 yang diterbitkan AHRQ (Badan Penelitian dan Kualitas Kesehatan AS), tidak ditemukan bukti bahwa vaksin pada orang dewasa, anak-anak dan wanita hamil menimbulkan risiko efek samping serius.

    Dengan demikian klaim yang mengatakan bahwa obat cacing, imunisasi dan vaksin menyebarkan virus baru adalah klaim tidak berdasar.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran fakta, klaim yang menyebut program Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), terkait bagi-bagi obat cacing, imunisasi, dan vaksin perlu ditolak karena bagian dari misi global untuk penyebaran virus baru, bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).

    dr. Andreas Wilson Setiawan menegaskan bahwa klaim obat cacing, vaksin, atau imunisasi bisa menyebarkan virus baru adalah hoaks. Hingga kini tidak ada bukti ilmiah maupun penelitian medis yang mendukung tuduhan tersebut. Sebaliknya, baik obat cacing maupun vaksin telah melewati uji keamanan ketat sebelum digunakan secara luas di masyarakat.

    Hal ini sejalan dengan temuan internasional, termasuk Comparative Effectiveness Review tahun 2021 dari AHRQ di Amerika Serikat, yang menyimpulkan tidak ada bukti bahwa vaksin rutin menimbulkan risiko efek samping serius pada anak-anak, orang dewasa, maupun ibu hamil.

    ==

    Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkann

    Rujukan

  • (GFD-2025-28968) Hoaks Jokowi Tantang Pendemo Datang ke Rumahnya

    Sumber:
    Tanggal publish: 10/09/2025

    Berita

    tirto.id - Demonstrasi besar di pelbagai daerah pada akhir Agustus 2025 lalu menjadi peristiwa yang masih disoroti oleh publik, dengan jatuhnya 10 korban jiwa pada aksi tersebut.

    ADVERTISEMENT

    Di tengah aksi demonstrasi yang banyak berakhir kericuhan itu, muncul narasi yang mengklaim Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi, menantang para demonstran untuk datang ke rumahnya. Narasi tersebut tersebar di media sosial Facebook, dengan tampilan gambar tangkapan layar sebuah pemberitaan yang diklaim berisi artikel Jokowi menantang pendemo ke rumahnya.

    let gpt_inline2 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline2.cmd.push(function() {gpt_inline2.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-2', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline2-passback').addService(gpt_inline2.pubads());gpt_inline2.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline2.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline2.enableServices();gpt_inline2.display('gpt-inline2-passback');});

    “Mahasiswa Lanjutkan ke Rumah Mulyono, Mulyono Minta Tolong Bersih-bersikan 🚮 Rumahnya,” begitu tulis teks unggahan akun bernama "Sultan" (arsip), Minggu (31/8/2025). Teks tersebut masuk ke dalam sebuah foto tangkapan layar dari sebuah artikel yang diklaim dimuat media berita detikcom, pada 29 Agustus 2025.

    let gpt_inline3 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline3.cmd.push(function() {gpt_inline3.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-3', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline3-passback').addService(gpt_inline3.pubads());gpt_inline3.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline3.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline3.enableServices();gpt_inline3.display('gpt-inline3-passback');});

    #gpt-inline3-passback{text-align:center;}

    Perikasa Fakta Jokowi Tantang Pendemo. foto/hotline periksa fatkta tirto

    #inline4 {margin:1.5em 0}
    #inline4 img{max-width:300px !important;margin:auto;display:block;}

    let gpt_inline4 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline4.cmd.push(function() {gpt_inline4.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-4', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline4-passback').addService(gpt_inline4.pubads());gpt_inline4.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline4.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline4.enableServices();gpt_inline4.display('gpt-inline4-passback');});

    #gpt-inline4-passback{text-align:center;}

    Selain narasinya mencurigakan, penulisan judul yang tidak konsisten dalam penggunaan huruf kapital juga menambah anomali dari unggahan tersebut.

    Sampai Rabu (10/9/2025) atau lebih dari sepekan unggahan tersebut beredar di Facebook, mengumpulkan 609 reaksi (tanda suka dan emoji), 130 komentar, serta 51 kali dibagikan ulang.

    Di kolom komentar, terpantau banyak yang mempercayai narasi tersebut, bahkan memuat sentimen negatif yang tinggi. Lalu, bagaimana faktanya? Apakah betul terdapat pemberitaan yang menyatakan Jokowi menantang demonstran ke rumahnya?

    ADVERTISEMENT

    Hasil Cek Fakta

    Tirto mula-mula mencoba melakukan penelusuran gambar terbalik (reverse image search) terhadap gambar yang tersebar di Facebook tersebut. Kami menemukan artikel dari situs detikcom yang memiliki gambar muka dan tanggal terbit serupa dengan unggahan di media sosial tersebut.

    Akan tetapi, artikel tersebut punya judul berbeda dengan tangkapan layar yang diunggah di Facebook. Artikel asli dari situs detikcom berjudul, "Jokowi Berdukacita Ojol Affan Kurniawan Tewas Dilindas Rantis."

    Tulisan tersebut, sesuai judul aslinya, berisikan informasi pernyataan Jokowi merespons peristiwa yang menimpa driver ojol Affan Kurniawan. Affan tewas dilindas oleh mobil Rantis Brimob dalam peristiwa demonstrasi besar di Jakarta, Kamis (28/8/2025).

    Artikel tersebut fokus membahas Jokowi yang ikut berbelasungkawa atas wafatnya Affan. Tidak ada pernyataan apapun dari Jokowi dalam artikel tersebut yang mengomentari aksi unjuk rasa, apalagi menantang demonstran ke rumahnya.

    Klaim narasi Jokowi menantang pendemo untuk datang ke rumahnya juga tidak ditemukan dalam artikel tersebut. Ada indikasi penyuntingan gambar, dengan mengganti judul artikel asli pemberitaan media untuk membuat narasi baru yang tidak berdasar fakta.

    Modus seperti ini banyak digunakan berbagai unggahan di media sosial yang sempat Tirto simpulkan sebagai hoaks.

    Baca juga:Salah, Artikel Sebut Tom Lembong dan Hasto Bebas karena JokowiHoaks, Artikel Sebut Yaqut Minta Jokowi Dipanggil KPKHoaks Tangkapan Layar Artikel Bernarasi Jokowi Terkena Kusta

    Kesimpulan

    Hasil penelusuran Tirto menunjukkan gambar tangkapan layar berisi narasi artikel soal Jokowi menantang demonstran datang ke rumahnya bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

    Unggahan yang beredar di media sosial adalah potongan gambar dari artikel detikcom yang telah disunting judulnya. Artikel aslinya tidak membahas sama sekali soal tanggapan Jokowi soal demonstrasi, apalagi menantang peserta demo untuk datang ke rumahnya.

    ==

    Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.

    Rujukan

  • (GFD-2025-28967) [HOAKS] Jubir Kementerian P2MI Benarkan Ada Bantuan Rp 3 Miliar untuk TKI

    Sumber:
    Tanggal publish: 10/09/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah unggahan video di media sosial mengeklaim Juru Bicara Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Gina Fita, membenarkan kabar adanya bantuan Rp 3 miliar kepada 15 orang tenaga kerja Indonesia (TKI).

    Namun, setelah ditelusuri narasi dalam video tersebut tidak benar atau hoaks

    Video yang mengeklaim Jubir Kementerian P2MI, Gina Fita membenarkan terkait adanya bantuan Rp 3 miliar kepada 15 orang TKI salah satunya dibagikan akun Facebook ini.

    Dalam video, Gina seolah-olah memberikan klarifikasi terkait informasi keliru di medsos. Dia terdengar membenarkan kabar itu.

    Hasil Cek Fakta

    Ketika dicek, akun media sosial Kementerian P2MI tidak mengunggah video yang menampilkan Gina Fita membenarkan informasi terkait program bantuan Rp 3 miliar. 

    Tim Cek Fakta Kompas.com justru menemukan faktanya bahwa video itu memanipulasi konten Kementerian P2MI yang diunggah pada 25 April 2025 ini.

    Video utuhnya dipotong, seolah-olah Gina membenarkan adanya bantuan Rp 3 miliar kepada 15 orang TKI. 

    Padahal, dalam video aslinya Gina menyampaikan bahwa konten Kementerian P2MI akan memberikan dana bantuan Rp 3 miliar kepada 15 orang pekerja migran tidak benar atau hoaks.

    Dalam video, Gina mengimbau masyarakat untuk tidak percaya terhadap konten penipuan mengatasnamakan Kementerian P2MI.

    Sebelumnya di media sosial juga muncul konten manipulasi yang mengeklaim Gina menawarkan dana bantuan presiden Rp 300 juta pada pekerja migran.

    Penelusuran Kompas.com bisa dilihat di sini.

    Kesimpulan

    Video yang mengeklaim Jubir Kementerian P2MI, Gina Fita membenarkan terkait adanya bantuan Rp 3 miliar kepada 15 orang TKI merupakan kabar tidak benar atau hoaks.

    Faktanya, video itu dipotong seolah Gina membenarkan informasi terkait bantuan tersebut. 

    Padahal, dalam video aslinya ia menyampaikan bahwa konten soal Kementerian P2MI akan memberikan dana bantuan Rp 3 miliar tidak benar atau hoaks.

    Rujukan