• (GFD-2025-26426) Video Diklaim Pembongkaran Patung Naga di Aceh, Apa Iya?

    Sumber:
    Tanggal publish: 09/04/2025

    Berita

    tirto.id - Belum lama ini di jagat maya berseliweran video pembongkaran patung naga yang diklaim terjadi di Aceh. Narasi ini dikaitkan dengan budaya China dan paham komunisme, yang memang kerap ramai diperbincangkan di media sosial. Namun demikian, klaim semacam ini perlu diperiksa kebenarannya, lantaran tidak jarang dikait-kaitkan secara serampangan.

    Akun X bernama @H4T14K4LN4L42 (arsip) misalnya, menyebarkan narasi ini dalam bentuk klip 23 detik. Video itu memperlihatkan alat berat tengah menghancurkan sebuah patung naga oranye berukuran besar.

    “Aceh patung naga sudah mulai pembongkaran. Kapan Provinsi Banten ...! @banten_pemprov. kenapa pejabatnya masih pro ke penjajah ...! Apa sudah bilang jiwa nasionalisme bantennya ...! Sujud ke taipan ...!,” tulis akun pengunggah, Jumat (21/3/2025).

    Sampai Senin (8/4/2025), klip ini sudah ditonton sebanyak 112 ribu kali, serta memperoleh 1.200 likes, 505 retweet, dan 84 komentar. Respons warganet terhadap cuitan ini kebanyakan justru sangsi dan ada pula yang mengatakan bahwa video ini tidak terjadi di Aceh.

    Meski banyak warganet tak percaya, narasi serupa bertebaran pula di Facebook, seperti bisa dilihat di sini, di sini, dan di sini.

    Lantas, bagaimana faktanya?

    Hasil Cek Fakta

    Tim Riset Tirto mencoba memasukkan kata kunci “pembongkaran patung naga di Aceh” ke mesin penelusuran Google. Hasilnya, kami menjumpai narasi ini sudah dinyatakan tidak benar oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

    Disebutkan bahwa video yang beredar merupakan rekaman pembongkaran Taman Wisata Matahari (TWM) Park, yang terletak di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

    Saat Tirto melakukan penelusuran lanjutan dengan mengetik kata kunci “patung naga di Taman Wisata Matahari Puncak Bogor” di kolom pencarian YouTube, kami juga menemukan beberapa klip yang memperlihatkan adanya patung naga di TWM Park.

    Akun YouTube “Lala Salmon” salah satunya, yang mengunggah dokumentasi jalan-jalan di tempat wisata tersebut pada 5 Mei 2018 lalu. Potret patung naga bisa dilihat di menit 4:28. Selain itu ada juga akun YouTube “zizoungie” yang membagikan shorts YouTube berisi visual patung naga di TWM pada 27 November 2022.

    TWM Park sendiri merupakan tempat rekreasi yang didirikan sejak 2007 silam, akan tetapi kini telah ditutup. Lokasinya diambil alih oleh Taman Safari Indonesia dan saat ini menjadi destinasi wisata baru bernama Enchanting Valley.

    Seperti dilaporkan Kompas, Enchanting Valley milik Taman Safari Indonesia Group mengusung konsep retail, dining, and experience. Saat ini, Enchanting Valley sudah dibuka untuk umum dan berencana mengadakan grand opening pada April 2025.

    Isu patung naga rupanya tak hanya sekali ini berlalu-lalang di internet. Sebelumnya, patung naga raksasa ini disebut bakal dibangun di Ibu Kota Nusantara (IKN), namun klaim ini sudah dinyatakan hoaks oleh Antara.

    Kesimpulan

    Hasil penelusuran fakta menunjukkan bahwa video pembongkaran patung naga di Aceh sudah dinyatakan tidak benar oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

    Klip yang beredar merupakan rekaman pembongkaran Taman Wisata Matahari (TWM) Park yang terletak di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Beberapa akun YouTube seperti Lala Salmon dan zizoungie memotret adanya patung naga ini di TWM Park.

    Namun demikian, TWM Park kini telah ditutup dan lokasinya diambil alih oleh Taman Safari Indonesia. Saat ini TWM Park menjadi destinasi wisata baru bernama Enchanting Valley.

    Jadi, video penghancuran patung naga yang diklaim terjadi di Aceh bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

    Rujukan

  • (GFD-2025-26425) Keliru: Klaim soal Tempo Menghapus Berita Jokowi

    Sumber:
    Tanggal publish: 08/04/2025

    Berita

    TANGKAPAN layar berita dengan judul Jadi Capres Tak Perlu IPK4, Jokowi: IPK Sayamedia sosial X [arsip]. Terdapat juga gambar yang diklaim sebagai potongan artikel Tempo.

    Dalam tangkapan layar itu terlihat tanggal publikasi berita pada Sabtu, 29 Juni 2013 dan dilengkapi dengan foto Mantan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi). Pengunggah menulis: “Tempo @tempodotco @BocorAlusPol please jujur. Kenapa beritanya dihapus?”



    Benarkah Tempo menghapus berita Jokowi tersebut?

    Hasil Cek Fakta

    Tempo memverifikasi unggahan tersebut menggunakan bantuan mesin pencarian Google dan mewawancarai Pemimpin Redaksi Tempo, Setri Yasra. Faktanya, artikel tentang Jokowi tersebut masih ditemukan di website Tempo.co dengan tautan berikut ini.

    Tangkapan layar berita yang masih dipublikasikan di website Tempo.co pada Selasa 8 April 2025.

    Dalam artikel tersebut, Tempo melaporkan mengenai acara seminar kepemimpinan di Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta pada 28 Juni 2013. Seminar tersebut dihadiri oleh Jokowi, Mahfud MD dan Buya Syafii Maarif dengan moderator Rosiana Silalahi. Saat itu, Jokowi masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

    Pada kesempatan tersebut, Joko Widodo harus menjawab sejumlah pertanyaan yang mendorongnya maju menjadi calon presiden pada pemilihan presiden 2014.

    Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah sempat mengulas singkat karakter calon presiden idaman publik, yakni mampu bertindak nyata untuk persoalan rakyat dan jujur serta anti pencitraan. "Hanya itu ukurannya, IPK 4 bukan indikator," kata dia.

    Namun, dia buru-buru menambahkan IPK calon presiden sebaiknya tidak tiga ke bawah. Saat dia bertanya kepada Mahfud berapa IPK saat kuliah, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu menjawab "IPK saya dulu 3,8."

    Giliran Jokowi yang saat itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, jawabannya, "Dua saja tidak ada."

    Kebijakan Tempo

    Menurut Pemimpin Redaksi Tempo, Setri Yasra, tidak ada kebijakan menghapus berita di Tempo, kecuali itu keputusan Dewan Pers. Sesuai pedoman media siber, media tidak dibenarkan menghapus berita di website sesuka hati.

    Tak dipungkiri, permasalahan teknologi kadang kala membuat eror sistem. Namun yang pasti, tidak ada kebijakan menghapus berita dari website Tempo.

    “Yang pasti, tidak ada kebijakan menghapus berita di Tempo, kecuali itu keputusan Dewan Pers. Sesuai pedoman media siber, media tidak boleh sesuka hati menghapus berita di website,” kata Setri, Selasa, 8 April 2025.

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa Tempo menghapus berita Jokowi adalah keliru.

    Rujukan

  • (GFD-2025-26424) Keliru: Video-video yang Memperlihatkan Penyiksaan WNI di Kamboja

    Sumber:
    Tanggal publish: 08/04/2025

    Berita

    SEJUMLAH video beredar dalam sebuah utas di Twitter atau X [arsip] yang diklaim memperlihatkan penyiksaan terhadap warga negara Indonesia (TKI) atau pekerja migran Indonesia (PMI) di Kamboja. 

    Video-video itu memperlihatkan sejumlah aksi penyiksaan, seperti perebusan manusia hidup, pemukulan, penyetruman, penyeretan, dan pemasungan. Di bagian akhir utas tersebut, diselipkan tautan penjualan produk kamera tersembunyi.



    Namun, benarkah video-video itu memperlihatkan penyiksaan WNI di Kamboja?

    Hasil Cek Fakta

    Warga negara Indonesia yang bekerja di perusahaan-perusahaan perjudian di Kamboja rentan mengalami kekerasan. Penelusuran jurnalis Tempo ke Kamboja mendapati fakta bahwa lebih dari 90 orang WNI meninggal di komplek-komplek perusahaan perjudian di sana selama tahun 2024. Sebagian dilaporkan meninggal dunia karena perkelahian antar sesama WNI.

    Meski WNI yang bekerja di Kamboja rentan mendapatkan kekerasan, namun video yang dibagikan dalam utas di X tersebut tidak terkait dengan penyiksaan tersebut. 

    Tempo memverifikasi empat video yang dibagikan dengan menggunakan layanan reverse image search dari mesin pencari Google. Berikut hasil penelusurannya:



    Video pertama dalam utas yang beredar memperlihatkan beberapa orang berkelahi dan salah satunya dimasukkan ke dalam panci besar bergambar tengkorak. Sesungguhnya peristiwa itu bukan kejadian nyata, melainkan atraksi untuk pertunjukan.

    Video aslinya ditemukan di akun TikTok @panuwatkaenpech yang memperlihatkan atraksi drama peperangan. Keterangan dalam video menyebutkan bahwa aksi itu hanya dilakukan atau diawasi oleh profesional. Akun tersebut juga mengunggah video atraksi serupa lainnya.



    Video kedua dalam utas yang beredar memperlihatkan dua orang berbaju putih diseret di lantai ruangan dengan kurungan-kurungan besi. Video itu sesungguhnya konten akun TikTok @zoeandunclerobert tentang permainan melarikan diri atau escape game.

    Perusahaan yang menyediakan permainan melarikan diri dari ruangan yang dikemas dengan suasana horor itu berada di Fullerton, California, Amerika Serikat. Hal ini membuktikan video itu bukan tentang penyiksaan WNI di Kamboja.



    Video ketiga dalam utas itu memperlihatkan empat orang anak yang disetrum hingga kejang. Namun saat dicermati, sesungguhnya anak yang berdiri itu tidak diikat. Video itu berasal dari Akun TikTok @Thuanlm1 yang kerap mengunggah konten kegiatan olahraga beberapa remaja dan aktivitas mereka di kamar mes.

    Video juga ditempeli tulisan berbahasa Vietnam yang berbunyi: Hinh ånh chi mang tinh chat minh hoa. Artinya: Gambar hanya untuk tujuan ilustrasi.

    Sementara takarir gambarnya berbunyi: ??ng ham vi?c nh? l??ng cao campuchia#xuhuong. Artinya: Jangan serakah dengan pekerjaan mudah dengan gaji tinggi kamboja#trend.



    Video berikutnya yang berhasil ditelusuri memperlihatkan sejumlah pria dipasung. Dikatakan mereka WNI yang disiksa di Kamboja, namun tak ada di antaranya yang berusaha memberontak, malah seorang di antaranya santai mengoperasikan ponsel.

    Saat dicermati, salah satu pria dalam video itu mengenakan kaos bertuliskan “HK Film Lighting” yang merupakan logo perusahaan perfilman asal Hong Kong. Website HK Film menyatakan bahwa perusahaan mereka beroperasi dengan memproduksi film, menyewakan studio, dan jasa lighting atau pencahayaan untuk produksi film.

    Kesimpulan

    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan video-video yang beredar memperlihatkan penyiksaan yang dialami WNI di Kamboja adalah klaim yang keliru.

    Rujukan

  • (GFD-2025-26423) Keliru: Gempa di Thailand Terjadi Akibat Melegalkan Pernikahan Sesama Jenis

    Sumber:
    Tanggal publish: 08/04/2025

    Berita

    SEBUAH video yang memperlihatkan dahsyatnya gempa di Thailand terjadi akibat negara itu menjadi yang pertama di Asia Tenggara melegalkan pernikahan sesama jenis. Video itu diunggah akun media sosial X ini [arsip] dan beberapa akun Facebook dengan menampakkan bangunan pencakar langit hancur, tiang listrik bergoyang, dan orang-orang berlarian.

    Narator menyebut bahwa Undang-undang tersebut disahkan pada Juni 2024 dan mulai berlaku 23 Januari 2025. Pengunggah menulis bahwa negeri itu kebanyakan maksiat, maka akan turun gempa bumi.



    Lalu benarkah gempa di Thailand karena negara itu melegalkan pernikahan sesama jenis?

    Hasil Cek Fakta

    Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa gempa di Thailand tidak disebabkan karena negara itu meresmikan pernikahan sesama jenis. Gempa di Thailand terjadi karena peristiwa tektonik. Selain itu, pusat gempa berkekuatan 7,7 Skala Richter itu berada di wilayah Myanmar, bukan Thailand.

    Myanmar dan Thailand diguncang gempa besar berkekuatan 7,7 Skala Richter (SR) pada Jumat, 28 Maret 2025. Dikutip dari BBC.com, gempa tersebut menyebabkan lebih dari 3.000 kematian dan runtuhnya sejumlah bangunan. Ibu kota Thailand, Bangkok, terletak lebih dari 621 mil dari episentrum gempa, namun sebuah gedung tinggi yang belum rampung di kota itu roboh karenanya.

    Tempo melansir, ahli geologi Jess Phoenix menyatakan energi yang dilepaskan oleh gempa tersebut setara dengan 334 bom atom. "Kekuatan yang dilepaskan oleh gempa yang begitu kuat mirip dengan ledakan 334 bom atom," kata Jess seperti dikutip dari Times Now, Ahad, 30 Maret 2025.

    Gempa ini berpusat di wilayah Sagaing, Myanmar, pada kedalaman 10 kilometer (km). Menurut profesor ilmu bumi dan planet di Northwestern University, Suzan van der Lee, peristiwa ini terjadi akibat pergerakan Lempeng Tektonik India yang bertabrakan dengan Lempeng Eurasia.

    "Himalaya dan Dataran Tinggi Tibet adalah hasil yang paling menonjol dari tabrakan ini, tetapi sisi timur Lempeng India juga bertemu dengan Lempeng Eurasia, di Myanmar," ujar Van der Lee seperti dikutip dari Al Arabiya.

    Judith Hubbard, ilmuwan gempa lulusan Harvard, mengatakan hal yang sama. Ia menjelaskan bahwa gempa ini berasal dari Sesar Sagaing—patahan tektonik sepanjang 1.200 km yang membentang dari selatan hingga utara Myanmar—menjadi faktor utama di balik gempa ini.

    "Patahan yang pecah Jumat disebut Sesar Sagaing, dan merupakan patahan strike-slip besar yang menjangkau dari pantai di selatan ke perbatasan utara Myanmar, jarak hampir 1.200 km," ujarnya.

    Ia juga mengungkapkan keberadaan Sesar Sagaing membelah wilayah tengah Myanmar, menciptakan formasi perbukitan serta pegunungan akibat pergerakan kerak bumi. Patahan ini juga berisiko tinggi karena melintasi kota-kota besar seperti Yangon, Nay Pyi Taw, dan Mandalay.

    Karena hal tersebut, setiap aktivitas seismik berpotensi menimbulkan dampak yang luas. Berdasarkan pengukuran GPS serta penelitian geologi, Sesar Sagaing mengalami pergeseran sekitar 20 milimeter per tahun, menjadikannya salah satu patahan paling aktif dan berbahaya di dunia.

    Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menunjuk Sesar Sagaing merupakan bagian dari sistem tektonik yang membatasi Lempeng India dan Eurasia, sehingga memiliki aktivitas seismik yang sangat signifikan. Laju pergeseran dari tumbukan kedua lempeng itu sendiri disebutnya cukup signifikan, yakni 18-22 mm per tahun. "Mekanismenya geser menganan," kata Daryono seperti dikutip oleh Tempo pascagempa Myanmar.

    Menurut Daryono, ada dua kemungkinan efek merusak gempa Myanmar bisa menjangkau jauh hingga ke Bangkok yang berjarak lebih dari 965 kilometer dari pusat gempa tersebut. Pertama, efek Vibrasi Periode Panjang (Long Vibration Period) dimana gelombang gempa yg sumbernya jauh direspons tanah lunak dan tebal di Bangkok.

    Kedua, efek direktivitas atau efek yang terjadi ketika energi gempa terfokus dalam satu arah. "Semakin tinggi direktivitas, semakin terkonsentrasi energi dalam satu arah," kata dia.

    Tim Cek Fakta Tempo memeriksa video tersebut dengan bantuan Google Lens, mesin pencarian Google dan Youtube. Video tersebut merupakan kumpulan dari beberapa video peristiwa gempa yang terjadi di Thailand dan Myanmar.



    Potongan video ini telah diunggah sejumlah akun media social aksara Myanmar. 

    Di antaranya akun Facebook Myanmar Live,  akun Facebook ini dan ini. Keterangan yang menyertai video menunjukkan bahwa peristiwa tersebut terjadi di Kota Myanmar, yaitu di Distrik Mandalay.



    Potongan video ini pernah diunggah oleh akun Youtube KTVU FOX 2 San Francisco di sini pada 29 Maret 2025 dengan mencantumkan kredit video Anansit Yamee melalui Storyful. Gedung tersebut merupakan gedung 34 lantai di Bangkok yang runtuh pada hari Jumat, 28 Maret, setelah gempa bumi berkekuatan 7,7 skala Richter yang mengguncang negara tetangga Myanmar. 

    Anansit Yamee merekam dan memperlihatkan sebuah derek di atas gedung yang sedang dibangun, bergoyang sebelum bangunan itu runtuh.

    “Saya mengalami gempa bumi, yang belum pernah saya alami sebelumnya dalam hidup saya. Jadi saya mengeluarkan ponsel saya untuk merekam video,” kata Yamee kepada Storyful.

    “Saya mengarahkan kamera ke atas gedung dan melihat lokasi konstruksi berguncang maju mundur. Itu sangat menakutkan. Bangunan itu runtuh tepat di depan mata saya. Saya sangat terkejut dengan ini.”



    Potongan video ini menunjukkan lokasi yang sama dengan video yang pernah diunggah akun Youtube The Guardian News pada detik ke 42 hingga 50. Video yang diunggah pada 28 Maret 2025 tersebut berjudul “Myanmar: earthquake destroys temple and collapses bridge amid widespread damage”.

    Tiga foto di lokasi serupa, juga pernah diunggah oleh akun Facebook Myanmar Live di sini. Pengunggah menulis bahwa Hotel Aung Pan ambruk. Aung pan nama sebuah kota di Myanmar.

    Akun Burma VJ juga mengunggah sejumlah foto. Satu diantaranya di Lokasi yang sama dengan potongan video di atas. “Bangunan dan hotel di Myanmar runtuh karena gempa bumi yang kuat, dua kali setelah 12:02 pm. Akibat gempa Force 7 yang bergerak ke barat laut wilayah Sagaing, wilayah Sagaing dan wilayah Mandalay, menyebabkan kerusakan terbanyak dan ada korban longsor,” tulis akun Burma VJ berbahasa Myanmar yang sudah diterjemahkan.

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa video gempa di Thailand karena negara itu melegalkan pernikahan sesama jenis adalah keliru.

    TIM CEK FAKTA TEMPO 

    **Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]

    Rujukan