• (GFD-2025-28013) Hoaks Erick Thohir Minta Polisi Stop Usut Kasus Ijazah Jokowi

    Sumber:
    Tanggal publish: 21/07/2025

    Berita

    tirto.id - Pada Kamis (10/7/2025) lalu, sidang gugatan dugaan ijazah palsu Joko Widodo (Jokowi) di Pengadilan Negeri Surakarta (Solo) resmi berhenti melalui putusan sela. Perkara nomor 99/Pdt.G/2025/PN Skt tersebut ditutup usai Majelis Hakim mengabulkan eksepsi para tergugat, maka otomatis perkara dinyatakan gugur.

    ADVERTISEMENT

    Sementara itu Polda Metro Jaya meningkatkan status laporan Presiden ke-7 Indonesia, terkait tudingan ijazah palsu itu ke tingkat penyidikan, sehingga perbincangan mengenai ijazah palsu Jokowi masih terus bergulir di jagat maya. Beberapa narasi bahkan turut menyeret tokoh-tokoh publik.

    let gpt_inline2 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline2.cmd.push(function() {gpt_inline2.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-2', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline2-passback').addService(gpt_inline2.pubads());gpt_inline2.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline2.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline2.enableServices();gpt_inline2.display('gpt-inline2-passback');});

    Sebuah akun Facebook bernama “DoNi DoNi” (arsip) misalnya, membagikan video yang berisi pernyataan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengancam polisi untuk menghentikan pengusutan kasus tersebut.
    #inline3 img{margin: 20px auto;max-width:300px !important;}

    let gpt_inline3 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline3.cmd.push(function() {gpt_inline3.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-3', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline3-passback').addService(gpt_inline3.pubads());gpt_inline3.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline3.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline3.enableServices();gpt_inline3.display('gpt-inline3-passback');});

    #gpt-inline3-passback{text-align:center;}

    Video itu disertai tangkapan layar artikel CNBC Indonesia bertanggal 8 Juli 2025, judulnya “Erick Thohir Minta ke Polisi Tidak Usah lagi usut Ijazah Palsu Jokowi Jika Diusut Mau Mati Tragis Kayak Laskar FPI Berapa Tahun yang lalu”.
    #inline4 img{max-width:300px !important;margin:20px auto;}

    let gpt_inline4 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline4.cmd.push(function() {gpt_inline4.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-4', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline4-passback').addService(gpt_inline4.pubads());gpt_inline4.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline4.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline4.enableServices();gpt_inline4.display('gpt-inline4-passback');});

    #gpt-inline4-passback{text-align:center;}

    Di bawah tajuk artikel, tampak header foto Erick berlatar biru sedang memegang pengeras suara. Erick dalam foto tersebut terlihat mengenakan kemeja batik paduan warna coklat dan kuning.

    “Kalian Percaya Termul bisa Berstatemen. Menngancam POLRI untuk kembali mengusut Kasus Pembunuhan KM 50??? Segala Cara mereka gunakan Issyu untuk memadamkan Kasus Ijazah Palsu Jokowi ‼️ Inilah pengalihan Isyu yang terbaru,” tulis akun pengunggah disertai emoji tertawa, Minggu (13/7/2025).

    ADVERTISEMENT

    PERIKSA FAKTA Hoaks Erick Thohir Minta Polisi Stop Usut Kasus Ijazah Jokowi

    Per Senin (21/7/2025), video ini sudah diputar sebanyak 137 ribu kali dan mendapatkan 2.600 reaksi emoji, serta 515 komentar. Klaim tersebut tampak memunculkan asumsi liar di kolom komentar, di mana seorang warganet menyebut pelaku peristiwa Kilometer 50 atau KM 50 adalah Jokowi.

    Klip serupa turut disebarkan akun X “04_zainal” dan akun TikTok “raki_gm”

    Lantas, bagaimana kebenaran video yang beredar?

    Hasil Cek Fakta

    Tim Riset Tirto mencari kebenaran klaim ini menggunakan penelusuran Google sebagai langkah awal. Hasilnya, dengan memasukkan kata kunci “Erick Thohir*ijazah palsu Jokowi”, kami tak menemukan adanya sumber resmi maupun pemberitaan kredibel yang melaporkan soal permintaan Erick kepada polisi untuk menghentikan pengusutan dugaan ijazah palsu Jokowi.

    Hasil pencarian teratas justru membawa kami ke artikel yang dipublikasikan oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) yang menyatakan narasi ini tidak benar.

    Untuk mencari tahu konteks asli tangkapan layar artikel CNBC yang disematkan, Tirto mencoba memasukkan foto itu ke Google Image. Hasilnya, kami menjumpai kalau header, penulis berita, dan waktu terbit artikel identik dengan laporanCNBC Indonesia bertajuk “Erick Thohir Akan Berkantor di Danantara Seminggu Sekali”.

    Seperti judulnya, laporan itu berisi tentang rencana Erick untuk berkantor di Wisma Danantara minimal sekali dalam sepekan. Rencana itu menjadi bagian dari posisi Erick sebagai Ketua Dewan Pengawas Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Dengan begitu, dia merasa perlu untuk mengunjungi kantor Danantara.

    "Kami hanya regulasi pengawasan, bahkan alhamdulillah, saya diberikan kantor di Danantara di mana sudah ada kesepakatan, insya Allah setiap seminggu sekali minimum," ujarnya di gedung DPR RI Jakarta, seperti dilaporkan CNBC Indonesia, Selasa (8/7/2025).

    Dalam artikel aslinya tidak ada informasi terkait ancaman Erick ke polisi untuk menghentikan pengusutan dugaan ijazah palsu Jokowi.

    Universitas Gadjah Mada sebagai tempat berkuliah Jokowi sebenarnya sudah pernah mengeluarkan klarifikasi terkait dugaan ijazah dan skripsi palsu Jokowi. Lewat siaran pers, Jumat (21/3/2025), Guru Besar Hukum Pidana UGM, Marcus Priyo Gunarto, mengatakan bahwa tuduhan UGM melindungi Jokowi terkait kepemilikan ijazah dan skripsi palsu adalah hal keliru.

    Meski begitu, kuasa hukum Jokowi, Yakup Hasibuan, menyatakan tidak akan menunjukkan ijazah asli Jokowi kepada Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) maupun Roy Suryo. Dilansir Tempo, Rabu (9/7/2025), Yakup mengatakan hasil dari Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) yang telah diumumkan sudah cukup menjadi bukti keaslian ijazah Jokowi.

    Kesimpulan

    Hasil penelusuran fakta menunjukkan kalau tangkapan layar artikel CNBC Indonesia berisi pernyataan Erick mengancam polisi untuk menghentikan pengusutan kasus dugaan ijazah palsu Jokowi bersifat salah dan meneysatkan (false & misleading).

    Header, penulis berita, dan waktu terbit artikel identik dengan laporan CNBC Indonesia bertajuk “Erick Thohir Akan Berkantor di Danantara Seminggu Sekali”. Seperti judulnya, laporan itu berisi tentang rencana Erick untuk berkantor di Wisma Danantara minimal sekali dalam sepekan.

    Dalam artikel aslinya tidak ada informasi terkait ancaman Erick ke polisi untuk menghentikan pengusutan dugaan ijazah palsu Jokowi. Klaim ini juga sudah dinyatakan tidak benar oleh Komdigi.

    ==

    Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.

    Rujukan

  • (GFD-2025-28012) [KLARIFIKASI] Nenek Ditabrak Motor PJR Dirawat di RS, Tidak Tewas

    Sumber:
    Tanggal publish: 19/07/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Terjadi kecelakaan melibatkan seorang nenek dan motor Patroli Jalan Raya (PJR) di Jalan Sisingamangaraja, Kota Medan, sekitar pukul 10.15 WIB.

    Pengguna media sosial mengabarkan bahwa nenek yang menjadi korban kecelakaan tersebut tewas.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut keliru.

    Informasi mengenai nenek tewas akibat ditabrak motor PJR disebarkan oleh akun Facebook ini dan ini.

    Pengguna media sosial menyertakan video menampilkan kondisi jalanan.

    Terlihat dua motor PJR milik polisi dan seorang nenek yang terkapar di aspal. Orang-orang lantas datang berkerumun.

    Berikut teks yang tertulis dalam video:

    Terjadi 2 sepeda motor anggota PJR polda Sumut menaberak nenek nenek hingga sampek tewas

     

    Hasil Cek Fakta

    Kepala Bidang Humas Polda Sumut Kombes Pol Ferry Walintukan mengatakan, nenek berinisial R yang menjadi korban kecelakaan telah dilarikan ke rumah sakit (RS).

    Sebagaimana diwartakan Kompas.com, R dirawat di RS Mitra Medika, dan Polda Sumut bertanggung jawab atas seluruh biaya pengobatan korban.

    Kecelakaan terjadi ketika Bripda AD dan Bripda RS tengah berpatroli dari arah Polda Sumut menuju Kota Medan.

    Sementara, R berada di bahu jalan depan RS Mitra Medika dan hendak menyebrang. Namun pohon di bahu jalan, membuat R tidak terlihat oleh dua personel polisi.

    Ketika R hendak menyebrang, ada truk melintas di depannya. Setelah truk lewat, ia turun ke jalan untuk menyeberang, lantas tertabrak.

    "Petugas kami yang patroli dari arah belakang truk secara mendadak membuang ke kanan sehingga ibu itu terkena sabetan boks motor patroli," kata Ferry, seperti yang sudah ditulis Kompas.com.

    Atas insiden tersebut, Polda Sumut menyampaikan permohonan maaf kepada R dan masyarakat.

    Pihak kepolisian masih mendalami apakah ada unsur kelalaian dari anggota PJR dalam berkendara.

    Kesimpulan

    Narasi mengenai nenek berinisal R tewas akibat ditabrak motor PJR di Kota Medan tidak benar.

    R tertabrak ketika hendak menyebrang. Ia mengalami luka tetapi tidak tewas. Ia segera dilarikan ke RS Mitra Medika dan mendapatkan perawatan.

    Rujukan

  • (GFD-2025-28011) [KLARIFIKASI] Ini Bukan Surat Permintaan Maaf CEO Astronomer

    Sumber:
    Tanggal publish: 19/07/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar surat permintaan maaf yang diklaim berasal dari CEO Astronomer, Andy Byron.

    Untuk diketahui, Byron viral setelah tertangkap kamera jumbotron sedang memeluk perempuan yang bukan istrinya saat menyaksikan konser Coldplay pada Rabu (16/7/2025).

    Dalam surat yang beredar di media sosial, Byron meminta maaf kepada istrinya, keluarganya, dan pegawainya karena ketahuan berselingkuh.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, surat itu bukan ditulis oleh Byron dan tergolong sebagai satire.

    Surat permintaan maaf yang disebut berasal dari CEO Astronomer Andy Byron dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada Sabtu (19/7/2025).

    Berikut narasi yang dibagikan:

    Yang lagi viral CEO dan Karyawannya ketahuan selingkuh saat nonton konser, niat hati ingin privasi tapi malah kesorot kamera

    Berikut isi surat yang dicantumkan

    Pernyataan dari CEO Andy Byron

    New York, New York-17 Jull 2025-"Saya ingin mengakui momen yang telah beredar secara daring, dan kekecewaan yang telah dilambulkannya.

    Apa yang seharusnya menjadi malam penuh musik dan sukacita berubah menja kesalahan pribadi yang mendalam yang kini terjadi di ruang publik,

    Saya ingin dengan tulus meminta maaf kepada istri saya, keluarga saya, dan tim di Astronomes. Kalian pantas mendapatkan yang lebih baik dari saya sebaga pasangan, sebagai ayah, dan sebagai pemimpin.

    Ini bukanlah sosok yang ingin saya tampilkan atau cara saya ingin mewakili perusahaan yang saya bantu bangun.

    Saya sedang mengambil waktu untuk merenung, bertanggung jawab, dan mencari tahu langkah selanjutnya secara pribadi maupun profesional. Saya memohon privasi selama saya menjalani proses ini.

    Saya juga ingin menyampaikan betapa mengganggunya kenyataan bahwa momen yang seharusnya bersifat pribadi menjadi publik tanpa persetujuan saya.

    Saya menghormati para seniman dan penghibur, namun saya berharap kita semua bisa lebih berpikir secara mendalam tentang dampak dari mengubah kehidupan seseorang menjadi tontonan.

    Seperti yang pernah dinyanyikan seorang taman: Lights wil gede you home and ignite your bones, and I will try to fix you

    -Andy

    Screenshot Klarifikasi, ini bukan surat permintaan maaf CEO Astronomer

    Hasil Cek Fakta

    Dilansir TMZ, pihak Astronomer membantah bahwa surat permintaan maaf yang beredar di media sosial tersebut ditulis oleh Andy Byron.

    "Bukan pernyataan asli," kata perwakilan Astronomer, Kamis (17/7/2025).

    Melalui akun X resmi, Sabtu (19/7/2025) Astronomer mengumumkan bahwa posisi Byron digantikan oleh CEO interim Pete DeJoy.

    Bantahan terkait surat permintaan maaf mengatasnamakan Byron juga disampaikan Mark Wheeler, wakil presiden senior pemasaran Astronomer, kepada AFP Fact Check.

    "Itu memang berasal dari akun troll dan memang palsu," kata Wheeler, Jumat (18/7/2025).

    Ry Walker, mantan CEO Astronomer, juga posting di X pada Jumat (18/7/2025) bahwa pesan mengatasnamakan Byron tersebut "sangat jelas palsu".

    Adapun surat permintaan maaf mengatasnamakan Byron itu terlacak berasal dari unggahan akun troll, @PeterEnisCBS, tertanggal Kamis (17/7/2025).

    Akun tersebut kini telah ditangguhkan dari X karena melanggar kebijakan platform.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, surat permintaan maaf yang disebut berasal dari CEO Astronomer Andy Byron tergolong satire dan perlu diluruskan.

    Surat tersebut bukan ditulis oleh Byron, dan pertama kali diunggah oleh akun troll di X. Akun tersebut kini telah ditangguhkan karena telah melanggar kebijakan platform.

    Rujukan

  • (GFD-2025-28010) [HOAKS] Video Jokowi Mengancam Para Ulama

    Sumber:
    Tanggal publish: 19/07/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah video di media sosial menampilkan Presiden ke-7 Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi), dan dinarasikan mengancam para ulama.

    Video itu tidak menjelaskan dalam konteks apa Jokowi mengancam para ulama. Selain itu, video juga menyertakan potongan ceramah KH Zainuddin MZ, yang seakan-akan terkait dengan ucapan Jokowi.

    Namun, setelah ditelusuri narasi tersebut tidak benar atau hoaks. Informasinya menyesatkan dan berpotensi memecah belah masyarakat.

    Video yang diklaim menampilkan Jokowi mengancam para ulama salah satunya dibagikan akun Facebook ini.

    Akun tersebut membagikan dua klip video yang menampilkan Jokowi sedang berpidato.

    Dalam video, Jokowi mengatakan akan menggigit orang yang berani bermain-main dengan caranya sendiri.

    Jokowi juga memerintahkan polisi untuk melakukan penangkapan dan penembakan.

    Keterangan dalam video yakni sebagai berikut:

    Penyiksa Ulama dan umat Islam

    Paling kejam sm para ulama

    Akun Facebook Tangkapan layar Facebook video yang diklaim menampilkan Jokowi mengancam ulama

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri, video yang beredar merupakan gabungan dua klip berbeda.

    Klip pertama yang menampilkan Jokowi mengatakan akan mengigit orang yang berani bermain-main identik dengan unggahan di kanal YouTube Official iNews pada 2019.

    Dalam video utuhnya, Jokowi mengatakan ia akan menggigit pihak yang masih mengganggu agenda besar pemerintah.

    Jokowi mengaku bisa menggigit para pengganggu dengan menggunakan penegak hukum seperti kepolisian, kejaksaan, serta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 

    Hal itu disampaikan Jokowi dalam dalam Rapat Koordinasi Nasional Pemerintah Pusat dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah 2019 di Sentul, Bogor.

    Sementara, klip kedua yang menampilkan Jokowi meminta polisi untuk melakukan penangkapan dan penembakan identik dengan unggahan di kanal YouTube Kementerian Sekretariat Negara RI pada 2016.

    Video itu adalah momen ketika Jokowi memberikan sambutan dalam peringatan Hari Anti-Narkotika Internasional, di kawasan Kota Tua, Jakarta.

    Dalam sambutannya Jokowi meminta kepolisian dan Badan Narkotika Nasional (BNN) mengambil langkah tegas terhadap pengedar narkoba.

    Dua pernyataan Jokowi tidak ditujukan kepada para ulama sebagaimana yang dinarasikan dalam unggahan tersebut. 

    Kesimpulan

    Video yang diklaim menampilkan Jokowi mengancam para ulama merupakan informasi tidak benar atau hoaks.

    Faktanya, video asli merupakan gabungan dua klip yang berbeda. Klip pertama adalah momen ketika Jokowi mengancam akan "menggigit" pihak yang masih mengganggu agenda besar pemerintah. 

    Sementara, dalam klip kedua Jokowi menyampaikan permintaan kepada kepolisian dan BNN untuk mengambil langkah tegas terhadap pengedar narkoba.

    Dua pernyataan Jokowi itu tidak ditujukan kepada para ulama. Jokowi juga tidak menyinggung ulama dalam dua kesempatan berbeda itu.

    Rujukan