• (GFD-2025-27416) Menyesatkan: Bandara dan Bangunan di Israel Rusak akibat Serangan Iran

    Sumber:
    Tanggal publish: 17/06/2025

    Berita

    Sebuah video yang diklaim menggambarkan situasi terkini Israel setelah serangan balasan Iran beredar di TikTok [arsip] pada 15 Juni 2025. Video itu menampilkan kondisi apron bandara dan sejumlah pesawat berbendera Israel dalam kondisi hancur dan gedung-gedung di pusat kota yang runtuh. 



    Video yang  dibagikan lebih dari 8.000 kali itu,  menyebar di tengah konflik antara Israel dan Iran dalam beberapa hari terakhir. Namun, apakah video yang disebutkan sebagai kondisi terkini kota Tel Aviv itu asli?

    Hasil Cek Fakta

    Tempo memverifikasi video tersebut menggunakan layanan pencarian gambar terbalik dari Google, aplikasi pemindai konten AI, serta membandingkan narasinya dengan informasi dari media kredibel. Hasilnya, klip-klip itu hasil buatan akal imitasi. 



    Pada klip pertama yang memperlihatkan landasan pacu bandara dan sejumlah pesawat yang rusak itu ditemukan sama dengan yang diunggah akun TikTok 3amelyonn pada 9 Mei 2025. Artinya, video tersebut telah beredar sebelum aksi saling serang antara Israel dan Iran pecah pada 13 Juni 2025.

    TikTok juga menambahkan keterangan bahwa konten itu dihasilkan oleh akal imitasi (AI). 



    Demikian juga klip gedung rusak. Klip itu juga pernah diunggah akun 3amelyonn tanggal 26 Mei 2025. Meski tidak ada keterangan dari TikTok bahwa video itu hasil AI, Tempo mengecek lebih lanjut dengan memindainya menggunakan AI or NOT. Hasilnya, gambar tersebut kemungkinan 100 persen konten itu dibuat menggunakan akal imitasi (AI).





    Klip ketiga yang menampilkan plataran pesawat yang hancur karena bom ternyata juga bersumber dari akun 3amelyonn yang diunggah 27 Mei 2025.

    Hasil pemindaian menggunakan AI or NOT juga menunjukkan terdapat 82 persen kemungkinan gambar itu dibuat menggunakan mesin kecerdasan buatan. Salah satu alat yang digunakan yakni 4o dari Open AI.



    Penutupan Bandara Israel

    Dilansir Aljazeera, Bandara Internasional Ben Gurion di Tel Aviv ditutup sejak 13 Juni 2025 hingga waktu yang belum ditentukan. Sejumlah media memberitakan banyaknya penduduk Israel di luar negeri yang tak bisa segera pulang. Tidak ada informasi dari sumber yang kredibel bahwa bandara tersebut rusak karena serangan balasan dari Iran.   

    Sementara itu, Iran juga menutup seluruh bandaranya dan memaksa maskapai penerbangan internasional mengubah rute pesawat mereka yang melintasi Timur Tengah.

    Dilansir BBC, Kementerian Kesehatan Iran menyatakan setidaknya 224 orang warganya telah meninggal dunia karena serangan Israel. Sementara otoritas Israel mengatakan 24 orang warganya meninggal karena serangan balasan Iran.

    Kesimpulan

    Verifikasi Tempo menyimpulkan narasi yang mengatakan video yang beredar memperlihatkan bandara dan gedung-gedung di Tel Aviv, Israel, yang diserang Iran adalah klaim yang menyesatkan.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27415) Belum Ada Bukti: Jokowi Mengidap Penyakit Langka

    Sumber:
    Tanggal publish: 17/06/2025

    Berita

    SEBUAH tangkapan layar dari berita siber Gelora.co berjudul “Jokowi Diduga Mengidap Penyakit Langka Sindrom Stevens Johnson” berisi klaim bahwa mantan Presiden Joko Widodo menderita penyakit langka beredar di media sosial X dan WhatsApp. Konten itu memuat foto Jokowi menderita penyakit kulit dan foto lain bagian tubuh dengan bercak-bercak merah. Tautan artikel di situs Gelora dapat diakses di sini.



    Tempo mendapat permintaan pembaca untuk memeriksa benarkah klaim soal Jokowi mengidap penyakit langka tersebut?

    Hasil Cek Fakta

    Tempo membandingkan klaim tersebut dengan pemberitaan media kredibel. Sejauh ini belum ada bukti-bukti yang dapat diverifikasi secara independen mengenai penyakit kulit yang diderita Joko Widodo (Jokowi). 

    Situs media Radar Solo, bagian dari Grup Jawa Pos, melansir penjelasan dari Jokowi pada 6 Juni 2025. Dalam berita itu, Jokowi membantah kabar bahwa ia mengidap Sindrom Stevens Johnson atau Steven Johnson Syndrome (SJS). “Ini hanya alergi biasa,” kata Jokowi dikutip dari Radar Solo.

    Gejala alergi kulit itu, kata Jokowi, mulai muncul setelah ia kembali dari kunjungan ke Vatikan beberapa waktu lalu. Meski mengalami alergi, Jokowi memastikan bahwa kondisi fisiknya tidak terganggu dan ia masih beraktivitas seperti biasanya.

    Sindrom Stevens Johnson (SJS) adalah gangguan kulit dan membran mukosa yang langka dan serius. Biasanya, ini merupakan reaksi terhadap obat tertentu. Gejala penyakit ini mirip flu, diikuti oleh ruam yang menyebar dan membuat kulit melepuh. Setelah beberapa hari, lapisan atas kulit yang terkena akan mati, mengelupas, dan mulai sembuh.

    Sindrom Stevens-Johnson merupakan keadaan darurat medis yang biasanya memerlukan rawat inap. Pengobatan berfokus untuk menghilangkan penyebabnya, merawat luka, mengendalikan nyeri, dan meminimalkan komplikasi saat kulit tumbuh kembali. Pemulihan dapat memakan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.

    Analisis Isi Artikel

    Tempo menganalisis isi artikel yang diterbitkan situs Gelora.co. Setelah membaca seluruh artikel, Tempo tidak menemukan narasumber atau sumber informasi yang digunakan dalam artikel itu.

    Situs tersebut juga tak mencantumkan susunan redaksi dan alamat kantor. Padahal sebagaimana Pasal 12, Undang-Undang Pers, perusahaan pers wajib mengumumkan nama, alamat dan penanggung jawab secara terbuka melalui media yang bersangkutan.

    Kesimpulan

    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa klaim Jokowi mengidap penyakit langka adalah belum ada bukti.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27414) Keliru: Vaksin TBC Berisi Elemen Nanobots

    Sumber:
    Tanggal publish: 17/06/2025

    Berita

    SEBUAH video beredar di media sosial [arsip] tentang seorang pria yang mengajak warga agar tidak menggunakan vaksin tuberkulosis (TBC). Sebabnya, pria tersebut mengklaim, vaksin TBC mengandung elemen nanobots atau teknologi berukuran mikro. “Itu bukan obat TBC, Saudara. Ada nanobotnya di dalam,” kata pria tersebut.

    Di luar negeri, kata dia, orang dewasa yang telah divaksin TBC berubah menjadi autis. Dia juga menyebut, pendiri Microsoft, Bill Gates, menjadikan Indonesia sebagai kelinci percobaan untuk vaksin TBC.



    Tempo mendapat permintaan pembaca untuk memeriksa, benarkah vaksin TBC berisi elemen nanobots?

    Hasil Cek Fakta

    Tempo memverifikasi klaim itu dengan bantuan mesin penelusuran Google, YouTube, dan wawancara ahli. Faktanya, narasi yang disebarkan tersebut tidak berdasarkan fakta dan bukti ilmiah. 



    Potongan video di atas secara utuh dipublikasikan di kanal YouTube Lukas Sutrisno pada 17 Mei 2025 berjudul Musuh yang Harus Kita Kalahkan. Potongan video yang menyebar tersebut terdapat pada menit ke-32.29 sampai 36.59.

    Kandidat vaksin TBC baru yang dibiayai oleh Bill Gates adalah M72/AS01E. Menurut Aliansi Vaksin (GAVI) dan sejumlah peneliti, vaksin ini dibangun berdasarkan protein fusi bernama M72, yang menggabungkan fragmen dari dua protein yang terdapat pada Mycobacterium tuberculosis, bakteri penyebab TB. Untuk meningkatkan respons imun tubuh, vaksin ini juga mengandung adjuvan bernama AS01E, yang juga digunakan untuk meningkatkan respons imun terhadap vaksin malaria dan vaksin herpes zoster Shingrix. Tidak ada nanobots sebagai komposisi bahan vaksin TBC.

    Hal itu juga dijelaskan oleh peneliti dan virolog dari Universitas Airlangga (UNAIR), Dr. Arif Nur Muhammad Ansori. Menurut dia, vaksin terdiri dari zat aktif berupa protein, atau bagian dari kuman yang sudah dilemahkan atau tidak aktif. Bahan-bahan tambahan lain lebih berfungsi untuk meningkatkan respons imun tubuh (adjuvan). 

    Seluruh kandungan vaksin diperiksa ketat oleh lembaga pengawas di setiap negara, seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia. “Tidak ada satupun bukti ilmiah yang menunjukkan adanya “alat asing” atau “teknologi tersembunyi” di dalam vaksin,” kata Arif kepada Tempo, Jumat, 13 Juni 2025.

    Klaim bahwa vaksin bisa menyebabkan autisme, juga sudah dibantah berkali-kali oleh penelitian ilmiah dari berbagai negara. Isu ini pertama kali muncul dari sebuah studi yang dilakukan oleh Dr. Andrew Wakefield yang mengaitkan Autism spectrum disorder (ASD) dengan vaksin campak, gondok, dan rubella (MMR). Riset tersebut sudah ditarik dari jurnal ilmiah.

    Menurut Arif sudah ratusan penelitian telah menyimpulkan tidak ada hubungan antara vaksin dan autisme. Maka dari itu, menyebarkan kembali mitos ini hanya akan menambah ketakutan yang tidak berdasar, dan bisa membuat masyarakat enggan divaksinasi.

    Efektivitas kandidat vaksin TBC M72/AS01E

    Sejak tahun 2000, terdapat 19 kandidat vaksin TB yang telah diuji. Namun, hanya enam vaksin, termasuk M72 yang berhasil lolos hingga uji klinis tahap tiga.

    Para peneliti dalam Tuberculosis vaccine developments and efficient delivery systems: A comprehensive appraisal, mencatat, uji klinis fase 2b terkontrol menunjukkan, M72/AS01E memberikan perlindungan sebesar 54,0 persen pada dewasa yang terinfeksi bakteri TBC, tanpa masalah keamanan yang jelas. 

    Studi lain menunjukkan perlindungan sekitar 50 persen terhadap perkembangan menjadi TB paru aktif selama 3 tahun pada dewasa yang terinfeksi bakteri TBC dan negatif HIV. Oleh karena itu, M72/AS01E dianggap sebagai vaksin TBC pertama dalam satu abad yang memiliki efektivitas signifikan. 

    Dikutip dari situs Theconversation.com, vaksin M72/AS01E sangat dibutuhkan karena berpotensi mempercepat penanganan kasus TB di Indonesia. Indonesia masih bertengger di posisi kedua global dengan lebih dari satu juta kasus dan 134 ribu kematian per tahun (17 orang meninggal setiap jam) akibat infeksi Mycobacterium tuberculosis (bakteri penyebab TB).

    Kesimpulan

    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa klaim vaksin TBC berisi elemen nanobots adalah keliru.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27413) [SALAH] Massa Geruduk Istana Tagih 19 Juta Lapangan Kerja

    Sumber: youtube.com
    Tanggal publish: 17/06/2025

    Berita

    Beredar video dari kanal YouTube “KOPI POLITIK” pada Selasa (3/6/2025) berisi narasi:

    BREAKING NEWS
    JUTAAN RAKYAT SENGSARA
    LAUTAN MASSA GERUDUK ISTANA TAGIH 19 LAPANGAN KERJA

    Sejak diunggah Selasa (3/6/2025), video itu telah ditonton lebih dari 3.400 kali, disukai 205 kali dan mendapat 77 komentar per Selasa (17/6/2025).

    Hasil Cek Fakta

    Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) menelusuri kebenaran klaim dengan memasukkan kata kunci “massa geruduk istana tagih 19 juta lapangan kerja” ke mesin pencarian Google. Tidak ditemukan informasi atau pemberitaan kredibel yang membenarkan klaim.

    TurnBackHoax kemudian menelusuri sampul foto video itu lewat Google Lens dan tidak menemukan gambar serupa.

    Video berdurasi 22 menit 13 detik tersebut hanya menampilkan cuplikan dari beberapa peristiwa berbeda yang tidak berkaitan. Narator dalam video membacakan ulang berita fajar.co.id “Maudy Asmara Tagih Janji 19 Juta Lapangan Kerja, Partai Buruh Siap Turun ke Jalan” yang tayang Minggu (1/6/2025).

    Kesimpulan

    Tidak ditemukan informasi atau pemberitaan kredibel yang membenarkan klaim.

    Rujukan