• (GFD-2025-27429) [KLARIFIKASI] Video Orang Berlarian Keluar Mal Tidak Terkait Konflik Israel-Iran

    Sumber:
    Tanggal publish: 17/06/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar video yang menampilkan orang-orang di dalam mal atau pusat perbelanjaan berlarian dengan panik menuju luar gedung.

    Video itu dikaitkan dengan konflik antara Israel dan Iran yang belakangan kembali memanas.

    Namun, setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu disebarkan dengan konteks keliru.

    Sebagai informasi, Iran meluncurkan beberapa gelombang rudal sejak Sabtu (14/6/2025) malam.

    Tindakan tersebut merupakan balasan atas serangan besar-besaran Israel yang diluncurkan pada Jumat (13/6/2025). Keuda negara masih saling serang hingga kini.

    Video orang-orang di mal berlarian keluar disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Selasa (17/6/2025):

    Centcom; Iran sedang mempersiapkan serangan besar-besaran dan belum pernah terjadi sebelumnya terhadap israel.

    Peringatan mendesak dari Kedutaan Besar Tiongkok kepada warganya di wilayah pendudukan: tinggalkan israel sesegera mungkin melalui jalur darat.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com mengambil tangkapan layar klip yang beredar, lantas menggunakan teknik reverse image search untuk melacak jejak digitalnya.

    Hasil pencarian di Google mengarahkan ke video di akun Instagram @portallestenoticias pada 17 Februari 2025.

    Keterangan video menjelaskan, peristiwa dalam video terjadi di Florida Mall, Orlando, Amerika Serikat (AS).

    Sebagaimana dilansir Notitrade.com, pengunjung mal panik dan berlarian keluar setelah mendengar suara tembakan pada 16 Februari 2025.

    Rupanya, seorang pria tidak sengaja menembak dirinya sendiri di dalam mal.

    Kepolisian setempat melaporkan, tidak ada orang lain yang terluka selain pria tersebut.

    Kesimpulan

    Video orang-orang di Florida Mall, Orlando, AS panik dan berlarian keluar disebarkan dengan konteks keliru.

    Pada 16 Februari 2025, para pengunjung mal panik keluar karena mendengar suara tembakan.

    Peristiwa itu tidak terkait dengan konflik antara Israel dan Iran yang semakin memanas pada pertengahan Juni 2025.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27428) Cek Fakta: Tidak Benar Ini Link Pendaftaran Guru Sekolah Rakyat 2025

    Sumber:
    Tanggal publish: 18/06/2025

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim link pendaftaran guru Sekolah Rakyat 2025, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 22 April 2025.
    Klaim link pendaftaran guru Sekolah Rakyat 2025 menampilkan poster digital bertuliskan
    "REKRUTMEN GURU UNTUK SEKOLAH RAKYAT 2025 RESMI DIBUKA!"
    Poster tersebut diberik keterangan sebagai berikut.
    "Pendaftaran Guru Sekolah Rakyat 2025 Resmi Dibuka!
    Pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos) dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) meluncurkan Sekolah untuk Rakyat, sebuah program pendidikan khusus yang tidak hanya bertujuan memberikan akses belajar yang lebih luas tetapi juga mengajak masyarakat, khususnya para pendidik, untuk berperan aktif.
    proses rekrutmen untuk tenaga pengajar Guru Sekolah Rakyat resmi dibuka, memberikan kesempatan bagi para guru berdedikasi untuk mengabdikan diri dan membawa perubahan positif."
    Unggahan tersebut mengarahkan penerimanya untuk mengakses menu daftar, jika menu tersebut diklik mengarah pada halaman situs dengan link sebagai berikut.
    "https://rekrutmenpenggerakliterasidaerah.ytiili.com/cgi-sys/suspendedpage.cgi?fbclid=IwY2xjawK_VH9leHRuA2FlbQIxMQBicmlkETFEZDRua0dNVTJpWm1VSmNtAR5v-f9UuZWq4JjwWflwpDSK2AujRBD0gn0HhU09KiBfoYUac2XqE98P8Du-Yw_aem_gRGUQ6qyXeIaW-Jghl2xAg"
    Halaman situs tersebut menampilkan formulir digital yang meminta sejumlah data pribadi seperti nama lengkap dan nomor telepon.
    Benarkah klaim link pendaftaran guru Sekolah Rakyat 2025? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim link pendaftaran guru Sekolah Rakyat 2025, penelusuran mengarah pada halaman situs resmi Sekolah Rakyat Kementerian Sosial, yang menampilkan tulisan "Persyaratan Sekolah Rakyat"
    "Siapa Murid Sekolah Rakyat?
    Peserta didik Sekolah Rakyat merupakan anak-anak yang berasal dari latar belakang keluarga dengan tingkat kesejahteraan paling rendah, yaitu kategori Miskin Ekstrem dan Miskin. Mereka dipilih secara selektif melalui proses seleksi yang adil dan transparan, serta telah mendapatkan izin resmi dari orang tua untuk mengikuti pendidikan berbasis asrama penuh (boarding school). Dengan pendekatan ini, Sekolah Rakyat memastikan akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak yang paling membutuhkan.
    Siapa Gurunya?
    Tenaga pendidik di Sekolah Rakyat dipilih dengan standar kualitas tinggi dan berasal dari berbagai jalur penugasan resmi, yaitu:
    1. Guru ASN yang ditugaskan oleh pemerintah;
    2. Guru P3K Penuh Waktu yang sudah ditempatkan sesuai regulasi;
    3. Guru P3K Paruh Waktu untuk mendukung fleksibilitas kebutuhan pengajaran;
    4. Lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang diseleksi sebagai calon guru baru.
    Dengan komposisi guru yang profesional dan berkomitmen, Sekolah Rakyat menjamin proses pembelajaran berlangsung secara efektif, inspiratif, dan berorientasi pada perubahan sosial."
    Halaman situs tersebut menyediakan menu pendaftaran calon guru dan calon siswa.
    Jika diklik mengarah pada link berikut.
    https://pendaftaran-sr.kemensos.go.id/login/guru.
    Link tersebut menampilkan halaman Login Pendaftaran Sekolah Rakyat yang meminta data username dan kata sandi.

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com klaim link pendaftaran guru Sekolah Rakyat 2025 tidak benar.
    Pendaftaran resmi guru Sekolah Rakyat 2025 lewat link pendaftaran-sr.kemensos.go.id/login/guru

    Rujukan

  • (GFD--27427) CEK FAKTA: MUI Dukung Israel Serang Iran, Sebut Syiah Kafir Halal Dimusnahkan, Benarkah?

    Sumber:

    Berita

    Suara.com - Sebuah unggahan di media sosial X (dulu Twitter) memantik cukup banyak perhatian publik. Akun Professor Online (@ProfOnline_id) mengunggah sebuah tangkapan layar dari akun media online nasional Kumparan.

    Dalam gambar tangkapan layar itu tertulis sebuah judul berita "MUI Dukung Serangan Israel ke Iran: Syiah Bukan Islam, Syiah Adalah Kafir Yang Halal Dimusnahkan".

    Dalam unggahannya akun tersebut turut menulis:

    "Alhamdulillah... akhirnya Israel dapat dukungan dari ormas Islam Indonesia yang sangat terpercaya oleh umat. Dan mendukung serangan Israel ke Iran, karena syiah bukan islam. Syiah adalah kafir. Halal dimusnahkan.. subhanaallah," tulis akun Professor Online.

    Postingan di X itu diunggah pada Selasa 17 Juni 2025. Hingga Rabu (18/6/2025) pukul 13.44 WIB, mendapatkan 140 komentar dan 183 tanda suka. Unggahan itu juga sudah 44 kali diposting ulang.

    Lantas benarkah MUI mendukung serangan Israel ke Iran?

    Pemeriksaan Fakta

    Tim Cek Fakta Suara.com mencoba menelusuri berita yang diunggah di akun Professor Online dengan mengecek di laman resmi Kumparan.com. Salah satunya dengan menulis judul berita tersebut di kolom pencarian. Hasilnya tidak ada berita atau artikel tersebut di laman Kumparan.com

    Pengecekan kemudian menggunakan kata kunci "MUI Israel" di kolom pencarian. Kemudian muncul beberapa pemberitaan terkait MUI dan perang Israel-Iran.

    Muncul salah satu berita dengan foto identik dengan judul berita yang diunggah akun Professor Online. Sosok yang ada di dalam foto tersebut adalah Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim didampingi Wakil Ketua Baznas RI Mokhamad Mahdud saat memberikan keterangan pers usai penyambutan delegasi.

    Judul berita di laman asli Kumparan juga amat berbeda dengan judul yang diunggah akun Professor Online. Judul di Kumparan tertulis "MUI Kutuk Israel Serang Warga Palestina yang Hendak Salat ID di Masjid Al Aqsa,". Artikelnya bisa dicek di sini.

    Foto yang sama juga ada dalam judul berita lain di Kumparan yakni "MUI Usai Pidato Prabowo di KTT Negara D-8: Dorong Persatuan Negara Muslim". Untuk artikelnya bisa dicek di sini.

    Pencarian kemudian dilakukan dengan menggunakan kata kunci "MUI Iran". Hasilnya tidak ada judul berita sebagaimana yang diposting akun X Professor Online.

    Hasil Cek Fakta

    Kesimpulan

    Dari hasil penelusuran tersebut, bisa disimpulkan unggahan gambar yang menyatakan MUI dukung Israel serang Iran merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).
  • (GFD-2024-27426) CEK FAKTA: Hoaks Virus Mpox Disebabkan karena Efek Samping Vaksin Covid-19

    Sumber:
    Tanggal publish: 16/09/2024

    Berita

    CEK FAKTA: Hoaks Virus Mpox Disebabkan karena Efek Samping Vaksin Covid-19

    Beredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19

    Beredar narasi yang mengatakan bahwa mpox adalah efek samping vaksin Covid-19. Unggahan yang beredar berupa potongan video yang menunjukkan sebuah wawancara dengan seorang dokter Jerman, Wodarg , yang ditayangkan oleh AUF1 sebuah kanal televisi Austria.

    Wodarg adalah seorang dokter dan mantan politisi Jerman yang dikenal karena pandangan-pandangannya yang menentang vaksin. Berikut narasinya;

    "Dokter Jerman Wolfgang Wodarg menawarkan pandangan alternatif mengenai cacar monyet lebih dari dua tahun yang lalu. Apa yang dianggap sebagai cacar monyet, dalam banyak kasus, sebenarnya adalah herpes zoster, salah satu efek samping yang diketahui dari vaksin COVID-19," tulis keterangan video yang diunggah di Facebook pada tanggal 28 Agustus.

    Hasil Cek Fakta

    Juru bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, menjelaskan bahwa mpox dan Covid-19 merupakan dua penyakit yang berbeda.

    "Mpox dan COVID-19 ini dua penyakit yang berbeda. Sebelum COVID-19 ada, Mpox sudah ada," katanya.

    Mpox disebabkan oleh virus yang ditularkan ke manusia melalui hewan yang terinfeksi, namun juga dapat ditularkan dari manusia ke manusia melalui kontak fisik yang dekat.

    Virus yang sebelumnya disebut cacar monyet ini ditemukan pada tahun 1958 di Denmark, pada monyet yang dipelihara untuk tujuan penelitian (tautan arsip).

    Penyakit ini pertama kali ditemukan pada manusia pada tahun 1970 di tempat yang sekarang disebut Republik Demokratik Kongo.

    "Jadi, penyakit Mpox ini tidak dapat dikatakan karena efek samping dari vaksin COVID-19. Itu tidak ada hubungannya," tegas Syahril.

    Dilansir dari AFP, Yuen Kwok-Yung, seorang spesialis penyakit menular dan ahli mikrobiologi di Fakultas Kedokteran Li Ka Shing di Universitas Hongkong, mengatakan bahwa klaim beredar yang mengaitkan mpox sebagai efek samping vaksin Covid-19 adalah salah.

    "Vaksinasi Covid-19 tidak menyebabkan atau membuat seseorang terkena mpox, [virus ini] sering kali ditularkan melalui kontak dekat dengan pasien penderita mpox," katanya kepada AFP melalui email pada tanggal 21 Agustus 2024.

    Kesimpulan

    Virus Mpox atau cacar monyet adalah efek samping vaksin Covid-19 adalah tidak benar. Sebab, mpox dan Covid-19 merupakan dua penyakit yang berbeda.

    Jangan mudah percaya dan periksa setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.