• (GFD-2025-25465) [KLARIFIKASI] Video Banjir dan Longsor di Dieng Terjadi 2022, Bukan 2025

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/02/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Unggahan video yang beredar di media sosial pada Februari 2025 menampilkan bencana banjir dan longsor di dataran tinggi Dieng, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

    Video itu muncul tanpa konteks yang jelas, sehingga terkesan menginformasikan bahwa banjir dan longsor itu baru saja terjadi.

    Setelah ditelusuri, tayangan dalam video merupakan peristiwa yang terjadi pada 2022.

    Video yang diklaim menampilkan banjir dan longsor di dataran tinggi Dieng, Kabupaten Wonosobo muncul di media sosial, salah satunya dibagikan akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.

    Akun tersebut membagikan video banjir bandang dan tebing yang mengalami longsor. Video diberi keterangan teks:

    Sungguh Dahsyat bencana longsor dan Banjir, Dieng Wonosobo

    Hasil Cek Fakta

    Dikutip dari Tribun Banyumas, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonosobo Dudy Wardoyo menyebut, peristiwa dalam video terjadi pada 2022, bukan 2025. 

    Menurut Dudy, kondisi dataran Dieng pada awal 2025 aman, meski beberapa hari belakangan Kabupaten Wonosobo dilanda cuaca ekstrem. 

    "Memang, itu ada upload ulang kejadian tahun 2022. Saat ini, lagi banyak musibah akibat cuaca hidrometeorologi seperti longsor, banjir, angin dan lain-lain. Tapi, kondisi Wonosobo saat ini masih aman terkendali," ujar Dudi pada Jumat (31/1/2025).

    Setelah ditelusuri, video yang beredar identik dengan unggahan di kanal YouTube VIVA.CO.ID .

    Dalam keterangannya juga disebutkan bahwa peristiwa tersebut terjadi di Dieng pada 9 Februari 2022. Bencana itu terjadi setelah Dieng dilanda hujan dengan intensitas tinggi.  

    Kesimpulan

    Video yang diklaim menampilkan banjir dan longsor di dataran tinggi Dieng dalam unggahan Februari 2025 tidak memberikan informasi secara utuh sehingga konteksnya keliru.

    Faktanya, video itu adalah peristiwa di Dieng pada 2022. BPBD Kabupaten Wonosobo memastikan saat ini Dieng dalam kondisi aman.  

    Rujukan

  • (GFD-2025-25464) Cek Fakta: Tidak Benar dalam Video ini Gempa Terjadi di Dataran Tinggi Dieng

    Sumber:
    Tanggal publish: 05/02/2025

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang diklaim gempa terjadi di dataran tinggi Dieng, Banjarnegara beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan salah satu akun Instagram pada 22 Januari 2025.
    Dalam video tersebut, terlihat sebuah jalanan mengalami retak. Tak haya itu, sejumlah tembok rumah warga juga tampak retak. Video itu kemudian dikaitkan dengan gempa yang terjadi di Deing, Banjarnegara pada 22 Januari 2025.
    "DIENG GEMPA," tulis salah satu akun Instagram.
    Konten yang disebarkan akun Instagram tersebut telah beberapa kali ditonton dan mendapat reaksi dari warganet.
    Benarkah dalam video itu merupakan suasana dataran tinggi Dieng saat diguncang gempa? Berikut penelusurannya.
     
    Ikuti Kuis Cek Fakta Liputan6.com di Aplikasi Youniverse dan menangkan saldo e-money jutaan rupiah.
    Caranya mudah:
    * Gabung ke Room Cek Fakta di aplikasi Youniverse
    * Scroll tab ke samping, klik tab “Campaign”
    * Klik Campaign “Kuis Cek Fakta”
    * Klik “Check It Out” untuk mengikuti kuisnya
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video yang diklaim gempa terjadi di dataran tinggi Dieng, Banjarnegara. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "video dieng gempa" di kolom pencarian Google Search.
    Hasilnya terdapat beberapa artikel yang membantah mengenai video yang diklaim gempa terjadi di dataran tinggi Dieng. Satu di antaranya artikel berjudul "Beredar Vidio di Media Sosial Bencana Gempa Di Dieng, Kominfo Banjarnegara Pastikan Berita Itu Hoax" yang dimuat situs banjarnegarakab.go.id pada 29 Januari 2025.
    Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa video yang diklaim terjadi gempa di dataran tinggi Dieng ternyata keliru. Video tersebut merupakan peristiwa bencana tanah bergerak dan longsor di Dukuh Kali Ireng, Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran.
    Lokasi tersebut menjadi lokasi bencana tanah longsor yang paling parah di Banjarnegara. Plt Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Banjarnegara Barijadi Jumpaedo meminta, kepada masyarakat untuk lebih selektif dan bijak dalam melihat tayangan bencana di media sosial.
    "Kami selalu menyampaikan update beriita terkait dengan perkembangan bencana di Banjarnegara, dan kami siarkan melalui media sosial, televisi maipun koran," kata Barijadi.
    Video identik juga ditemukan di akun TikTok Banjarnegara Terkini. Video tersebut merupakan kondisi terkini di Kali IReng, Pejawaran, Banjarnegara usai mengalami tanah longsor dan bergerak pada Selasa 21 Januari 2025.
    "Kondisi Terkini di Kali Ireng kec Pejawaran Banjarnegara yang mengalami Insiden Tanah Longsong dan Bergerak pada hari ini selasa (21/1).
    Terlihat banyak rumah sudah dalam kondisi rusak dan temboknya retak retak serta jalan yang amblas dalam.
    ** Demikian informasi sementara yang bisa disampaikan, bila ada tambahan, update terbaru ataupun koreksi bisa disampaikan melalui kolom komentar.
    Kiriman Warga Banjarnegara," tulis akun TikTok Banjarnegara Terkini pada 21 Januari 2025.
     

    Kesimpulan


    Video yang diklaim gempa terjadi di dataran tinggi Dieng, Banjarnegara ternyata tidak benar. Faktanya, video tersebut merupakan peristiwa tanah bergerak di Dukuh Kali Ireng, Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran pada 21 Januari 2025.

    Rujukan

  • (GFD-2025-25463) Cek fakta, tautan pendaftaran internet gratis dari Komdigi

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/02/2025

    Berita

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan di Facebook menginformasikan adanya tautan pendaftaran internet gratis dari Bakti Kominfo yang sekarang bernama Bakti Komdigi.

    Dalam unggahan tersebut terdapat poster logo Bakti Komdigi dan tautan pendaftaran internet gratis.

    Berikut narasi dalam unggahan tersebut:

    “BANTUAN INTERNET WIFI GRATIS DARI BAKTI KOMINFO

    Pendaftaran gratis klik link di bawah ini”

    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    Namun, benarkah tautan pendaftaran internet gratis dari Komdigi tersebut?



    Hasil Cek Fakta

    Program PASTI BAKTI Kominfo merupakan sistem informasi untuk pengajuan permohonan dan monitoring proses usulan akses internet, BTS, relokasi dan ubah bandwidth secara digital.

    Pengguna yang dapat mendaftar dan menggunakan platform PASTI BAKTI adalah pemerintah daerah, kementerian, dan lembaga.

    Dilansir dari laman BAKTI Kominfo, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo sendiri memiliki beragam program demi misi pemerataan akses telekomunikasi masyarakat di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), seperti BAKTI AKSI dan BAKTI SINYAL.

    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    BAKTI AKSI merupakan program penyediaan layanan internet menggunakan teknologi fiber optic, radio link dan VSAT.

    Sedangkan, program BAKTI SINYAL secara spesifik menggunakan teknologi Base Transceiver Station (BTS) sebagai sarana infrastrukturnya.

    Sementara itu, tautan yang diberikan dalam unggahan tersebut tidak mengarah ke laman BAKTI ataupun Komdigi, melainkan ke laman lain. Pengguna diminta mengisi data pribadi seperti nama dan nomor telepon yang terhubung dengan telegram.

    Komdigi juga membantah tautan pendaftaran internet gratis tersebut dan mengimbau masyarakat untuk waspada dan berhati-hati karena kemungkinan tautan tersebut adalah modus phising atau pencurian data.

    Pewarta: Tim JACX

    Editor: Indriani

    Copyright © ANTARA 2025

    Rujukan

  • (GFD-2025-25462) [HOAKS] Siswa SD di Cilacap Meninggal akibat Makan Permen Lipstik pada Februari 2025

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/02/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar narasi tentang seorang siswa SD di Cilacap, Jawa Tengah yang meninggal dunia karena makan permen lipstik.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut adalah hoaks lama yang kembali beredar.

    Narasi seorang siswa SD di Cilacap meninggal dunia karena makan permen lipstik dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada Selasa (4/2/2025).

    Berikut narasi yang dibagikan:

    Namanya Nana, sekolah di SD sidakaya bandengan Cilacap, Nana baru kelas 1 SD, tapi naas tgl 28 September kmrn Nana beli permen lipstik disekolah,,

    sesaat setelah itu Nana muntah2 dan dinyatakan keracunan, permen yg mengandung zat kimia berbahaya bahkan bisa saja mengandung narkoba itu telah merenggut nyawa nya pukul 20.00 tadi mlm.

    Nana dinyatakan meninggal Dunia.. untuk itu mohon para orang tua mengawasi anak nya agar tidak terjadi hal2 yang tidak diinginkan..

    Screenshot Hoaks, siswa SD di Cilacap meninggal dunia akibat mengonsumsi permen lipstik

    Hasil Cek Fakta

    Narasi tersebut adalah isu lama yang kembali disebarkan. Narasi tersebut pernah beredar pada 2018 dan telah dibantah oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

    Bantahan tersebut disampaikan Kepala BPOM Penny K Lukito dalam pemberitaan Detik.com pada 15 Oktober 2018.

    "Hati-hati sekarang banyak hoaks itu. Tapi ini secara khusus sudah dibuktikan tidak ada kaitannya," kata Penny

    Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM, Tetty Helfery Sihombing mengatakan, BPOM sudah melakukan penelusuran terkait kasus tersebut.

    Namun, kata Tetty, kematian siswa tersebut bukan karena permen lipstik.

    "Kematiannya bukan karena permen. Sudah kami periksa, tapi enggak ada kaitannya. Ada gejala-gejala yang lain mungkin yang harus ditentukan oleh dokter," ujar Tetty.

    Sementara itu, Tim Cek Fakta Kompas.com juga telah menghubungi BPOM terkait narasi tersebut pada Desember 2024.

    Pada Jumat (6/12/2025), BPOM menyatakan bahwa narasi tersebut adalah isu lama yang kembali disebar.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi siswa SD di Cilacap meninggal dunia akibat mengonsumsi permen lipstik adalah hoaks.

    Narasi tersebut adalah hoaks yang pernah beredar pada 2018 dan telah dibantah oleh BPOM. Siswa tersebut meninggal bukan karena mengonsumsi permen lipstik.

    Rujukan