• (GFD-2024-22966) [HOAKS] MUI Keluarkan Fatwa Mengenai Habib

    Sumber:
    Tanggal publish: 25/09/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) diklaim mengeluarkan fatwa tentang nasab Ba'alawi atau habib.

    MUI diklaim telah mengatur bahwa orang yang mengaku bernasab Ba'alawi dan organisasi Rabithah Alawiyah sebagai warga negara Indonesia (WNI) dan bukan keturunan Nabi Muhammad SAW.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.

    Sebagai konteks, habib merupakan gelar tradisional di Indonesia yang disempatkan kepada orang yang dipercaya sebagai keturunan langsung dari Nabi Muhammad SAW.

    Informasi mengenai MUI mengeluarkan fatwa habib disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah akun pada Senin (23/9/2024):

    MUI resmi keluarkan pernyataan bahwa orang-orang yang mengaku Baalawi (habib) dan organisasi habib Rabithah Alawiyah adalah keturunan Yaman dan bukan keturunan Nabi

    Sementara, berikut teks dari fatwa yang beredar:

    FATWA DPP MAJELIS ULAMA INDONESIANomor: 12 Tahun 2024 Tentang NASAB BA ALWI (HABAIB)

    Komisi FATWA DPP Majelis Ulama Indonesia

    Menimbang: dan menyikapi melalui kajian yang kuat setelah meneliti dan menelusuri dengan seksama baik melalui kajian Sejarah, Ilmiah dan bukti tes DNA sebagai dasar kuat dan mengikat.

    maka dengan ini Majelis Ulama Indonesia telah mengeluarkan FATWABahwa: Pihak-pihak yang mengaku BAALWI dan Organisasi RABITHAH ALAWIYAH sebagai warga negara Indonesia keturunan yaman dan bukan keturunan Baginda NABI MUHAMAD SAW.

    Himbauan: kepada seluruh umat muslim di seluruh Indonesia tidak lagi membahas tentang NASAB

    Demikian FATWA ini di keluarkan dengan tujuan untuk memperjelas kebenaran tentang NASAB.

    Hasil Cek Fakta

    Ketua MUI bidang Fatwa Muhammad Asrorun Ni'am Sholeh memastikan, narasi mengenai fatwa habib adalah hoaks.

    "MUI tidak mengeluarkan dokumen ini," kata Asrorun saat dihubungi Kompas.com, Rabu (25/9/2024).

    Fatwa-fatwa yang telah dikeluarkan MUI dapat dilihat di situs www.fatwamui.com/data-fatwa.

    Tidak ditemukan fatwa dengan kata kunci nasab Ba'alawi, Rabhitah Alawiyah, atau habib.

    Kontroversi nasab Ba'alawi sempat ramai dibicarakan pada Agustus 2024, ketika terjadi persekusi rombongan kiai Nahdlatul Ulama (NU) di Karawang, Jawa Barat.

    Persekusi diduga terjadi akibat perbedaan pandangan mengenai nasab Ba'alawi.

    Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf meminta semua pihak untuk saling menghargai.

    "Saya selaku Ketua PBNU meminta warga NU menahan diri, tidak boleh bertindak sendiri-sendiri, percayakan kasus ini kepada kepolisian," kata Yahya, dikutip dari Kompas.com.

    Sebelumnya, pada Maret 2024, seorang pelaku pembuat sertifikat habib palsu di Kalideres, Jawa Barat ditangkap oleh Polda Metro Jaya.

    Pelaku menggunakan sebuah situs yang mengaku sebagai organisasi Rabithah Alawiyah, dengan mengeklaim bahwa semua keturunan Nabi Muhammad tercatat dan memiliki sertifikat dari situs tersebut.

    Dilansir Kompas.com, pelaku berinisial JMW telah ditangkap dan dikenai Pasal 35 juncto Pasal 51 UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

    Sejauh ini, di Indonesia tidak ada sertifikat resmi atau dokumen legal yang dijadikan patokan pemberian gelar habib pada seseorang.

    Kesimpulan

    Narasi mengenai MUI mengeluarkan fatwa habib merupakan hoaks.

    Ketua MUI bidang Fatwa Muhammad Asrorun Ni'am Sholeh mengatakan, MUI tidak pernah mengeluarkan fatwa tentang nasab Ba'alawi dan organisasi Rabithah Alawiyah.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22965) [HOAKS] Pengobatan Ida Dayak di Madiun pada 3-7 Oktober 2024

    Sumber:
    Tanggal publish: 25/09/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar poster di media sosial yang menyebut Ida Dayak akan melakukan pengobatan alternatif di Gedung Graha Cendikia, Univesitas PGRI Madiun (Unipma) pada 3 sampai 7 Oktober 2024. 

    Namun setelah ditelusuri unggahan tersebut adalah hoaks.

    Poster yang menyebut Ida Dayak akan melakukan pengobatan di Gedung Graha Cendikia, Unipma muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Facebook ini, ini dan ini.

    Poster tersebut melampirkan nomor WhatsApp untuk mendaftar pengobatan. 

    Hasil Cek Fakta

    Kasi Humas Polres Madiun Kota, IPDA Ahmad Ubaidillah menjelaskan, sampai saat ini tidak ada informasi valid soal pengobatan Ida Dayak di wilayahnya.

    Selain itu juga belum ada izin kegiatan tersebut di Satuan Intelijen Keamanan (Santilkem) Polres Madiun Kota.

    "Untuk Info awal belum ada yang masuk surat izin kegiatan di Satintelkam Polres Madiun Kota," kata Ubaidillah kepada Kompas.com, Selasa (24/9/2024).

    Sementara itu, dikutip dari Madiun Today, pengelola Gedung Graha Cendekia memastikan informasi tersebut adalah hoaks.

    Menurut pengelola, tidak ada peminjaman gedung untuk kegiatan pengobatan Ida Dayak pada 3 sampai 7 Oktober 2024. 

    "Kami pastikan itu hoaks atau tidak benar. Kegiatan tersebut tidak ada dalam catatan kami," ujar Penanggung Jawab Graha Cendekia Unipma, Dr Marheny Lukitasari, Kamis (22/8/2024).

    "Atas perbuatan ini kami sudah melaporkan ke Polsek terdekat agar ditindaklanjuti dan masyarakat tidak tertipu," kata dia.

    Kesimpulan

    Poster yang menyebut Ida Dayak akan melakukan pengobatan di Gedung Graha Cendikia, Unipma pada awal Oktober 2024 adalah hoaks. 

    Polres Madiun memastikan, sampai saat ini tidak ada informasi valid soal pengobatan Ida Dayak pada awal Oktober 2024. 

    Pengelola Gedung Graha Cendekia juga menjelaskan bahwa tidak ada peminjaman gedung untuk kegiatan pengobatan Ida Dayak. 

    Rujukan

  • (GFD-2024-22964) [HOAKS] Raja Salman Sebut Indonesia Negara Termunafik

    Sumber:
    Tanggal publish: 25/09/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar tangkapan layar artikel CNBC Indonesia mencatut nama Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al-Saud.

    Judul artikel menyebutkan, Raja Salman mengatakan bahwa Indonesia adalah negara paling munafik.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.

    Tangkapan layar artikel Raja Salman menyebut Indonesia negara termunafik, disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, ini, dan ini.

    Berikut judul artikelnya:

    Raja Salman Sebut: Negara Termunafik Urutan Nomor Satu Indonesia

    Sementara, berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Sabtu (21/9/2024):

    Propoganda si Raja Ular untuk menutupi ketidak peduliannya terhadap PALESTINE

    Hasil Cek Fakta

    Tangkapan layar yang beredar bersumber dari artikel CNBC Indonesia, 15 Agustus 2024 pukul 13.13 WIB.

    Judul aslinya yakni "Putra Mahkota Arab MBS Takut Dibunuh karena Israel".

    Artikel dengan foto menampilkan Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS), membahas mengenai upaya pembunuhan pemimpin Arab Saudi.

    Tangkapan layar artikel tersebut telah disunting, kemudian diganti judulnya dengan narasi hoaks.

    Tidak ada berita atau laporan kredibel mengenai komentar Raja Salman yang menyatakan Indonesia negara munafik.

    Kesimpulan

    Tangkapan layar artikel Raja Salman menyebut Indonesia negara termunafik merupakan hoaks.

    Artikel aslinya diambil dari CNBC Indonesia, 15 Agustus 2024, mengenai upaya pembunuhan para pemimpin Arab Saudi.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22963) [SALAH] Penemuan Ikan Kecil Berkepala Mirip Sapi

    Sumber: Tiktok.com
    Tanggal publish: 26/09/2024

    Berita

    Masyaallah ada ikan berkepala sapi

    Hasil Cek Fakta

    Ditemukan sebuah video yang diunggah di Tiktok menampilkan video penangkapan seekor ikan kecil yang diklaim memiliki kepala menyerupai hewan sapi. Ikan berwarna coklat-putih ini nampak sedang berenang di dalam sebuah ember.

    Untuk memastikan kebenaran dari video tersebut, dilakukan pengecekan di situs Sightengine dan situs Hugging Face. Pengecekan ini dilakukan untuk mengetahui apakah video tersebut dibuat dengan menggunakan AI atau tidak.

    Berdasarkan situs Sightengine video tersebut mendapatkan persentase sebesar 99% dibuat menggunakan AI, sedangkan pada situs Hugging Face menunjukan jika video tersebut memiliki persentase sebanyak 81% dibuat dengan AI.

    Berdasarkan data tersebut maka disimpulkan jika video yang beredar mengenai penemuan ikan berkepala sapi tersebut merupakan video yang dimanipulasi menggunakan AI.

    Kesimpulan

    Berdasarkan dua situs pendeteksi AI menyebutkan hasil jika video yang menampilkan ikan berkepala sapi tersebut adalah video yang dibuat dengan manipulasi AI.

    Rujukan