• (GFD-2025-28090) [KLARIFIKASI] Gerhana Matahari Total Terjadi pada 2 Agustus 2027, Bukan 2025

    Sumber:
    Tanggal publish: 24/07/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar narasi yang mengeklaim akan terjadi gerhana matahari pada 2 Agustus 2025 dan mengakibatkan dunia gelap total.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut perlu diluruskan.

    Narasi yang mengeklaim akan terjadi Gerhana Matahari pada 2 Agustus 2025 dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, ini, ini, dan ini, pada 22 Juli 2025.

    Berikut narasi yang dibagikan:

    Masyaallah sebuah penomena,pada tanggal 2 Agustus Dunia akan menjadi gelap selama 6 menit - pemandangan yang tidak akan Anda lihat lagi selama 100 tahun - gerhana matahari yang menakjubkan akan terjadi, MasyaAllah

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri, memang benar gerhana matahari total akan terjadi pada 2 Agustus. Namun, fenomena itu baru akan terjadi pada 2027, bukan 2025.

    Dilansir The Independent, Bulan akan melintas tepat di depan matahari pada 2 Agustus 2027, sehingga bayangan akan menutupi sebagian besar Eropa, Afrika Utara, dan Timur Tengah.

    Jalur gerhana matahari total, di mana matahari sepenuhnya terhalang dari pandangan, dimulai di Atlantik Utara sebelum melengkung di atas Mediterania dan berakhir di Samudra Hindia.

    Kota Luxor di Mesir berada di tengah jalur tersebut, yang akan menyaksikan totalitas terpanjang selama enam menit 23 detik.

    Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) melalui blog resminya menyarankan masyarakat yang ingin melihat gerhana matahari untuk memilih lokasi pengamatan berdasarkan cuaca, alih-alih seberapa dekat lokasi tersebut dengan jalur totalitas.

    "Jauh lebih penting untuk memperhatikan prakiraan cuaca satu atau dua hari sebelum gerhana dan memilih lokasi dengan peluang terbaik untuk langit bebas awan selama gerhana," tulis NASA.

    "Cuaca yang baik adalah kunci keberhasilan pengamatan gerhana - lebih baik melihat gerhana pendek dari langit cerah daripada gerhana yang lebih lama tapi tertutup awan," lanjutnya.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi yang mengeklaim akan terjadi gerhana Matahari pada 2 Agustus perlu diluruskan.

    Memang benar gerhana matahari total akan terjadi pada 2 Agustus 2027. Namun, fenomena itu bukan  terjadi pada 2025.

    Rujukan

  • (GFD-2025-28089) Cek Fakta: Tidak Benar Pendaftaran Bansos BPNT dan PKH Periode Juni-Agustus 2025 Lewat Link Ini

    Sumber:
    Tanggal publish: 25/07/2025

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim link pendaftaran bansos BPNT dan PKH periode Juni-Agustus 2025, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 1 juli 2025.
    Klaim link pendaftaran bansos BPNT dan PKH periode Juni-Agustus 2025 berupa tulisan sebagai berikut.
    "Assalamualaikum.......
    Buat yang belum dapat bantuan sosial (BANSOS) BPNT dan PKH sama sekali belum dapat atau belum cair Dana Bansos Rp 900.000 - Rp2.500.000 periode bulan Juni - Agustus 2025
    Daftarkan nama anda sekarang apakah anda salah satu penerima Dana Bansos PKH dan BPNT, DAFTAR SEKARANG!!!"
    Dalam unggahan tersebut terdapat menu daftar, jika diklik mengarah pada link berikut.
    "https://register4-cekstatus.cek-ri-2025.com/?fbclid=IwY2xjawLv0ZpleHRuA2FlbQIxMQBicmlkETFKWmdhSjB0NGxmZFQ0SHJJAR5JXYcRRUqJoPn9ri57Z7zpyCiogh7BYIQdAuIksotVUxspd68bJgWOOKicqw_aem_yloQ1OELRslPQ67ZbsuRzg"
    Link tersebut menampilkan halaman situs yang meminta sejumlah data pribadi.
    Benarkah klaim link pendaftaran bansos BPNT dan PKH periode Juni-Agustus 2025? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
     
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim link pendaftaran bansos BPNT dan PKH periode Juni-Agustus 2025, penelusuran mengarah pada pengumuman berjudul "Waspada Hoaks terkait Bantuan Sosial" yang dimuat dalam situs resmi Kementerian Sosial kemensos.go.id.
    Berikut pengumumannya:
    "Akhir-akhir ini banyak beredar pesan berantau berisi link/tautan yang di dalanya terdapat berita bohong (hoaks) terkait pencairan dan/atau pendaftaran bantuan sosial.
    Kementerian Sosial tidak pernah membuat situs ataupun tautan terkait pendaftaran maupun pencairan bantuan sosial. Adapun penerima bantuan sosial Program Kartu Sembako/ BPNT dan PKH adalah masyarakat yang telah terdaftar ke dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), jika masyarakat layak menerima namun belum terdaftar dalam DTKS, bisa diusulkan Pemerintah Daerah atau mengajukan melalui Aplikasi Cek Bansos di menu Usul-Sanggah."
    Masyarakat diimbau agar selalu mengecek ulang kebenaran berita dan tidak ikut menyebarkannya.
    Mari saling ingatkan dan lebih kritis terhadap informasi yang tidak dikeluarkan secara resmi oleh Kementerian Sosial RI agar kita terhindar dari hoaks maupun modus penipuan lainnya katanya menambahkan."
    Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "Cara Mengecek Bantuan PKH, Panduan Lengkap untuk Penerima Manfaat" yang dimuat situs Liputan6.com, pada 2 Oktober 2024.
    Artikel situs Liputan6.com menyebutkan, cara mendaftar Bantuan Sosial PKH secara online bagi yang belum terdaftar sebagai penerima bantuan PKH namun merasa berhak menerimanya bisa dilakukan dengan mengikut langkah-langkah untuk mendaftar secara online:
    Setelah pendaftaran selesai, data Anda akan melalui proses validasi dan verifikasi oleh pihak berwenang. Sistem akan memeriksa kelayakan Anda sebagai penerima Bantuan Sosial PKH berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. 
     
    Sumber: https://kemensos.go.id/waspada-hoaks-terkait-bantuan-sosial
     
     

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim link pendaftaran bansos BPNT dan PKH periode Juni-Agustus 2025 tidak benar.
    Kementerian Sosial tidak pernah membuat situs ataupun tautan terkait pendaftaran maupun pencairan bantuan sosial. Adapun penerima bantuan sosial Program Kartu Sembako/ BPNT dan PKH adalah masyarakat yang telah terdaftar ke dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
     
  • (GFD-2025-28088) [HOAKS] Video Dinding Gedung Parlemen Bolivia Roboh, Menimpa Sejumlah Orang

    Sumber:
    Tanggal publish: 24/07/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar unggahan video yang diklaim menampilkan dinding gedung Parlemen Bolivia roboh dan menimpa sejumlah orang.

    Video itu diunggah di media sosial pada pekan ketiga Juli 2025. Namun, setelah ditelusuri video itu merupakan hasil rekayasa berbasis artificial intelligence (AI).

    Video yang diklaim menampilkan dinding gedung Parlemen Bolivia roboh dan menimpa sejumlah orang dibagikan akun Facebook ini, ini, dan ini. 

    Salah satu akun memberi keterangan sebagai berikut:

    Roboh nya GedungParlmenen Bolivia

    Netizen +62 : Yok yok...Gedung DPR RI Bisaa

    Akun Facebook Tangkapan layar Facebook video dinding gedung Parlemen Bolivia roboh dan menimpa sejumlah orang

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran di Google Search, tidak ditemukan informasi valid gedung Parlemen Bolivia roboh dan menimpa sejumlah orang.

    Tim Cek Kompas.com kemudian mengambil tangkapan layar video yang beredar dan menelusurinya menggunakan Google Lens.

    Hasilnya, video identik dengan unggahan akun TikTok ini.

    Pengunggah melabeli konten soal dinding gedung Parlemen Bolivia roboh merupakan rekayasa AI. Sehingga, dapat dipastikan video tersebut bukanlah peristiwa nyata.

    Akun TikTok tersebut beberapa kali mengunggah video rekayasa AI soal sejumlah gedung yang runtuh. Misalnya, gedung yang diklaim berada di Kolumbia ini dan Argentina ini. 

    Adapun konten soal dinding Parlemen Bolivia roboh tersebut memanipulasi foto yang menampilkan suasana sidang di gedung Parlemen Bolivia ini pada Mei 2025. 

    Kesimpulan

    Video yang diklaim menampilkan dinding gedung Parlemen Bolivia roboh dan menimpa sejumlah orang merupakan konten hasil manipulasi.

    Adapun video itu dihasilkan oleh kecerdasan buatan atau AI. Sampai saat ini tidak ada informasi valid dinding gedung Parlemen Bolivia roboh. 

    Rujukan

  • (GFD-2025-28087) [HOAKS] Video Dedi Mulyadi Janjikan Modal dan Pelunasan Utang

    Sumber:
    Tanggal publish: 24/07/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi diklaim menjanjikan pemberian modal dan pelunasan utang kepada masyarakat.

    Klaim itu merupakan narasi yang disampaikan melalui sebuah video yang beredar di Facebook. Syaratnya, pengguna media sosial diminta untuk menyukai dan menyebarkan ulang video.

    Namun setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu merupakan konten manipulatif.

    Video Dedi Mulyadi menjanjikan pemberian modal dan pelunasan utang disebarkan oleh akun ini pada Rabu (16/7/2025). Arsipnya dapat dilihat di sini.

    Berikut teks yang tertera dalam video:

    Dengarkan baik-baik buat yanag belum pernah dapat...!!!

    semoga hari ini giliran kalian yang mendapatkan rejeki dari KANG DEDIAminkan

    Sementara, berikut ucapan Dedi:

    Dengar baik-baik! Siapa di sini yang membutuhkan modal usaha atau untuk membayar utang. Saya akan membantu Anda sekarang, asalkan Anda menekan love dan panah. Ini nyata, tidak hoaks.

    akun Facebook Tangkapan layar konten manipulatif di sebuah akun Facebook, Rabu (16/7/2025), menampilkan video Dedi Mulyadi menjanjikan pemberian modal dan pelunasan utang.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek keaslian video dengan bantuan Hive Moderation.

    Tools tersebut dapat mendeteksi konten audio, video, teks, atau gambar yang terindikasi sebagai konten buatan artificial intelligence (AI).

    Hasilnya menunjukkan, suara Dedi Mulyadi dalam video memiliki probabilitas 99,9 persen dihasilkan oleh akal imitasi.

    Sementara, video yang dipakai serupa dengan video yang terdapat di unggahan di kanal YouTube Tribun Jatim.

    Dalam video, Dedi merespons mengenai kabar penangkapan Komisaris Utama PT Sritex, Iwan Setiawan, oleh Kejaksaan Agung (Kejagung).

    Tidak ada ucapan mengenai pemberian modal atau pelunasan utang.

    Sebelumnya, Kompas.com telah membantah video manipulatif lainnya juga mencatut Dedi Mulyadi. Modusnya serupa dengan menawarkan bantuan modal, tetapi video yang digunakan berbeda.

    Kesimpulan

    Video Dedi Mulyadi menjanjikan pemberian modal dan pelunasan utang merupakan konten manipulatif.

    Suara yang dipakai dalam video teridentifikasi sebagai suara AI.

    Sementara dalam video aslinya, Dedi bicara mengenai penangkapan petinggi PT Sritex.

    Rujukan