• (GFD-2024-23799) [KLARIFIKASI] Foto Kebakaran Kilang Minyak Dinarasikan Serangan Israel ke Teheran

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/11/2024

    Berita

    KOMPAS.com- Sebuah gambar diklaim menampilkan momen ketika Israel mengebom ibu kota Iran, Teheran dalam rangkaian serangan.

    Namun, setelah ditelusuri gambar itu salah konteks dan informasi yang dihasilkan keliru.

    Dilansir Kompas.id, militer Israel (IDF) melancarkan serangan presisi ke wilayah Iran, pada 26 Oktober 2024.

    Serangan itu merupakan balasan dari Israel setelah Iran menyerang mereka dengan rudal balistik pada 1 Oktober 2024.

    Sedikitnya enam ledakan mengguncang Teheran dan wilayah sekitarnya yang kemudian disusul empat ledakan lainnya. Pihak Israel menyatakan, target serangan tersebut adalah sejumlah fasilitas militer Iran.

    Foto yang diklaim menampilkan momen wilayah Teheran dibom oleh Israel muncul di media sosial, salah satunya dibagikan akun Facebook ini.

    Akun tersebut membagikan foto kobaran api yang membakar sebuah bangunan dan diberi keterangan demikian:

    And the bombing begins in Tehran, article link in comment

    (Dan pengeboman dimulai di Teheran, tautan artikel dalam komentar). 

    Akun Facebook Tangkapan layar Facebook, gambar yang diklaim sebagai pengeboman Israel di Taheran

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri, foto yang menampilkan kobaran api membakar sebuah bangunan identik dengan yang ada di laman Getty Image.

    Foto tersebut diambil oleh jurnalis AFP, Atta Kenare pada 2 Juni 2021. 

    Dalam keterangannya, foto itu menampilkan momen ketika kilang minyak di Teheran mengalami kebakaran. 

    Peristiwa itu terjadi karena saluran gas cair di kilang minyak bocor dan menimbulkan ledakan.  

    "Kebocoran pada pipa gas cair di fasilitas tersebut memicu kebakaran," kata Mansour Darajati kepala organisasi manajemen krisis Teheran seperti dikutip dari Reuters.  

    Menurut laporan media pemerintah Iran, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa kebakaran itu. 

    Kesimpulan

    Foto yang diklaim menampilkan wilayah Teheran dibom oleh Israel salah konteks. Foto aslinya dalah kebakaran kilang minyak di Teheran pada 2 Juni 202, kebakaran terjadi karena saluran gas cair yang bocor. 

    Sementara itu militer Israel melancarkan serangan presisi ke wilayah Iran pada Sabtu (26/10/2024). Pihak Israel menyatakan, target serangan tersebut adalah sejumlah fasilitas militer Iran.

    Rujukan

  • (GFD-2024-23798) [HOAKS] Gibran Membagikan Rp 20 Juta di TikTok

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/11/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar sebuah video menampilkan Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka membagikan uang Rp 20 juta di TikTok.

    Uang tersebut diberikan kepada pengguna TikTok yang sudah menekan tombol love dan menyebarkan ulang video tersebut.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi dalam video tidak benar atau hoaks.

    Video Gibran membagikan uang Rp 20 juta di TikTok disebarkan oleh akun ini pada 22 Oktober 2024. Arsipnya dapat dilihat di sini.

    Berikut ucapan Gibran dalam video:

    Assalamualaikum semua. Saya Gibran Rakabuming Raka. Saya resmi sudah menjadi wakil presiden Prabowo Subianto.

    Berlimpah rezeki yang sudah diberikan untuk saya. Siapa saja yang sudah tekan love dan tanda panah di akun ini akan menerima bantuan Rp 20 juta.

    Siapa saja, di mana saja akan dikirim. Semoga dengan adanya bantuan ini bisa meringankan perekonomian Anda dan keluarga.

    akun TikTok Tangkapan layar akun TikTok membagikan konten manipulatif Gibran membagikan uang Rp 20 juta.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri, suara yang digunakan dalam video bukanlah suara asli Gibran.

    Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek campur tangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) suara tersebut menggunakan Hive Moderation.

    Hasilnya menunjukkan, suara Gibran membagikan uang Rp 20 juta memiliki probabilitas 99,4 persen dihasilkan AI.

    Sementara, foto Gibran bersumber dari foto profil akun Facebook resminya.

    Foto tersebut disunting menjadi gambar bergerak dan mensinkronisasi gerakan bibir dengan ucapan, sehingga menghasilkan deepfake.

    Adapun akun TikTok resmi Gibran yakni @gibran_rakabuming dan memiliki centang biru yang menandakan bahwa akun telah terverifikasi.

    Tidak terdapat video Gibran membagikan uang Rp 20 juta di akun TikTok tersebut.

    Selain penipuan, video yang beredar kemungkinan besar dibuat untuk meningkatkan keterlibatan pengguna pada sebuah akun TikTok.

    Kesimpulan

    Video Gibran membagikan uang Rp 20 juta di TikTok merupakan hoaks.

    Video yang beredar merupakan deepfake dan suaranya dihasilkan oleh AI.

    Akun resmi Gibran memiliki tanda centang biru dan tidak ada video mengenai pembagian uang Rp 20 juta.

    Rujukan

  • (GFD-2024-23797) [HOAKS] Video Mamah Dedeh Janjikan Bantuan Rp 35 Juta

    Sumber:
    Tanggal publish: 02/11/2024

    Berita

    KOMPAS.com- Sebuah video menampilkan pendakwah Dedeh Rosidah atau yang dikenal sebagai Mamah Dedeh menjanjikan bantuan Rp 35 juta.

    Namun video tersebut merupakan hasil manipulasi.

    Video yang menampilkan Mamah Dedeh menjanjikan bantuan Rp 35 juta muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Instagram ini.

    Dalam video Mamah Dedeh mengatakan, bantuan itu akan diberikan kepada warganet yang sudah mengikuti dan membagikan video tersebut.

    Selain itu warganet juga diminta menghubungi nomor WhatsApp yang tertera dalam unggahan.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com mengambil tangkapan layar video dan menelusurinya menggunakan Google Lens.

    Hasilnya, video itu diketahui memanipulasi foto Mamah Dedeh di laman Tabloid Bintang yang diunggah pada tahun 2014. 

    Foto aslinya digunakan sebagai ilustrasi artikel berjudul "Ini Rahasia Mamah Dedeh Menjaga Stamina (Ke mana-mana Bawa Cokelat)".

    Artikel tersebut membahas soal Mamah Dedeh yang menyediakan makanan dan minum manis untuk penambah energi di tengah padatnya kegiatan. 

    Setelah dicek menggunakan Hive Moderation, suara Mamah Dedeh menjanjikan bantuan Rp 35 juta terdeteksi dihasilkan oleh kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

    Probabilitas suara itu dibuat AI generatif mencapai 99.9 persen.

    Kesimpulan

    Video yang menampilkan Mamah Dedeh menjanjikan bantuan Rp 35 juta merupakan hasil manipulasi.

    Video tersebut memanipulasi foto Mamah Dedeh di media daring yang telah diunggah pada tahun 2014.  

    Setelah dicek menggunakan Hive Moderation suara Mamah Dedeh terdeteksi dihasilkan oleh AI dengan probabilitas mencapai 99.9 persen. Suara palsu itu kemudian ditempel pada video yang juga hasil manipulasi.

    Rujukan

  • (GFD-2024-23796) Keliru, Klaim Partikel Nano Graphene Oxide pada Vaksin Covid-19 Berkaitan dengan Tower 5G

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/11/2024

    Berita



    Sebuah video pendek tentangadanya partikel nano graphene oxide sebagai pengaruh tower 5G pada vaksin Covid-19 diunggah oleh akun media sosial ini [ arsip ] dan ini. Pengunggah menulis narasi bahwa Ricardo Delgado, seorang peneliti dari La Quinta Columna terlibat pada proyek penelitian Covid-19. Pada salah satu videonya ia menyebutkan bahwa beberapa merek vaksin yang ia teliti ternyata positif mengandung nanopartikelgraphene oxide.

    Disebutkan bahwa konongraphene oxideadalah partikel yang "istimewa" yang bereaksi pada tingkat radiasi tertentu. Menara 5G memancarkan radiasi sehingga munculah teori bahwa orang yang di dalam tubuhnya mengandung nanopartikelgraphene oxidedari vaksin, akan bereaksi dengan menara 5G.

     

    Benarkah nano partikelgraphene oxideterkandung pada semua vaksin COVID-19, dan berkaitan dengan tower 5G?

    Hasil Cek Fakta



    Tim Cek Fakta Tempo menghubungi peneliti virologi dari Universitas Airlangga, Dr. Arif Nur Muhammad Ansori, M.Si. Menurut Arif, klaim mengenai keberadaan nanopartikelgraphene oxidedalam vaksin COVID-19 yang dapat bereaksi terhadap radiasi 5G merupakan isu yang tidak berdasar secara ilmiah. 

    Hingga saat ini, tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwagraphene oxidedigunakan dalam produksi vaksin COVID-19. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersama badan pengawas obat lainnya di seluruh dunia, telah mengawasi ketat terhadap komposisi vaksin yang telah beredar dan tersedia saat ini.

    “Teori konspirasi yang mengaitkan vaksin dengan teknologi 5G muncul dari miskonsepsi tentang sifat fisikgraphene oxide.Material ini memang digunakan dalam beberapa aplikasi medis dan teknologi, tetapi tidak ada bukti bahwa ia dapat bereaksi terhadap frekuensi radio 5G di dalam tubuh manusia. Pemahaman bahwa radiasi 5G dapat memicu reaksi pada vaksinasi yang mengandunggraphene oxideadalah hasil dari informasi yang keliru dan tidak memiliki landasan ilmiah,” kata Airf kepada Tempo, kemarin.

    Dikutip dari laman Reuters, Pfizer mengatakan bahwa vaksinnya tidak mengandung bahan tersebut. Bahan ini juga tidak tercantum dalam vaksin COVID-19 manapun yang tersedia secara luas di seluruh dunia.

    “Grafena oksida tidak digunakan dalam pembuatan vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19,” kata Senior Associate of Global Media Relations Pfizer kepada Reuters.

    Laman lembaga pengawas makanan dan obat-obatan Amerika Serikat, mempublikasikan bahan-bahan vaksin Pfizer antara lain: mRNA, lipid, kalium klorida, kalium fosfat monobasa, natrium klorida, natrium fosfat dihidrat dibasa, dan sukrosa. Kandungan grafena oksida tidak disebutkan dalam daftar tersebut.

    Termasuk vaksin COVID-19 jenis lainnya seperti Moderna, Janssen, AstraZeneca, CanSino, Sinovac dan Sputnik V yang mengandung grafena oksida. Daftar kandungan vaksin dapat dilihat di sini.

    Klaim tentang vaksin COVID-19, dan kaitannya dengan tower 5G sudah beredar di media sosial sejak pandemi COVID-19. Klaim bahwa Graphene oxide yang ada dalam vaksin Covid-19 dapat diaktifkan frekuensi elektromagnetik beredar di media sosial Facebook pada bulan Mei 2021. Dilansir The Observers, Emmanuel Flahaut, spesialis Graphene dan direktur penelitian di lembaga penelitian Perancis, CNRS mengatakan mengatakan bahwa tidak mungkin zat dalam video ini adalahgraphene.

    Ia juga mengatakan,graphene oxide tampaknya memiliki beberapa tingkat sifat magnetik tetapi tidak dapat menarik apa pun.Graphene oxidedalam bentuk bubuk tidak tertarik oleh magnet. Dan jika ada sedikitgraphene oxidedalam suatu produk, itu tidak akan cukup untuk mengaktivasi sifat magnetik apapun pada tingkat yang signifikan.

    Dalam riset yang dipublikasikan National Library of Medicine, penggunaangraphene oxidedalam vaksin atau aplikasi medis lainnya masih diuji coba, tetapi belum menjadi komponen standar vaksin apa pun.

    Tempo pernah memeriksa klaim-klaim yang keliru mengenai graphene axide tersebut di sini dan di sini

    Kesimpulan



    Berdasarkan hasil pemeriksaan Tempo, klaim video nano partikelgraphene oxideterkandung pada semua vaksin COVID-19, dan berkaitan dengan tower 5G adalahkeliru.

    Tidak ada kandungan graphene oksida dalam seluruh vaksin COVID-19 lain yang tersedia di seluruh dunia baik itu oleh Moderna, Janssen, AstraZeneca, CanSino, Sinovac dan Sputnik V. Meski grafena oksida masih diuji coba untuk digunakan dalam vaksin, namun zat tersebut tidak dapat menimbulkan sifat magnetik jika terpapar radiasi 5G.

    Rujukan