• (GFD-2024-23196) Keliru, Majalah Tempo Beritakan Roti Aoka Diedarkan untuk Membunuh Rakyat Miskin

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/10/2024

    Berita



    Sebuah video beredar dengan narasi bahwa majalah Tempo menulis laporan soal produksi dan peredaran Roti Aoka yang dijadikan alat pembunuhan massal oleh Cina. Video itu memperlihatkan seorang pria yang menjelaskan kontroversi peredaran Roti Aoka dan Okko yang meresahkan produsen roti rumahan. 

    Di WhatsApp serta akun Facebook ini, ini, ini, ini, dan ini, narasi pendamping dalam video itu menyebut bahwa Majalah Tempo memberitakan rencana komunis Cina untuk melakukan pembunuhan massal, salah satunya melalui Roti Aoka.  

    Berikut bunyi narasi selengkapnya: “Astaghfirullah, hati2 dg keluarga kita. Pembunuhan Massal Terencana Pasti Mati. Cara mudah membasmi rakyat miskin Indonesia. Ini sdh sesuai dg rencana Komunis spt yg diberitakan oleh Majalah TEMPO...viralkan demi menyelamatkan masyarakat kita…



    Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa kebenaran narasi tersebut. Benarkah Roti Aoka yang beredar di warung-warung kecil adalah alat pembunuh massal yang menyasar rakyat miskin Indonesia?

    Hasil Cek Fakta



    Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa Majalah Tempo tidak pernah memberitakan tentang rencana Cina melakukan pembunuhan massal melalui Roti Aoka. 

    Majalah Tempo edisi Minggu, 21 Juli 2024, memang memberitakan dugaan dicampurnya sodium dehydroacetate ke dalam bahan pembuatan Roti Aoka dan Roti Okko. Hal itu didukung fakta bahwa roti tersebut mampu bertahan selama berbulan-bulan di toko. Sodium dehydroacetate senyawa kimia yang biasanya digunakan untuk mengawetkan atau memperpanjang masa simpan produk kosmetik.

    Codex Alimentarius, lembaga internasional yang mengatur penggunaan zat aditif belum mengatur penggunaan sodium tersebut. Sementara Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) belum memasukkan sodium tersebut dalam daftar yang boleh dicampur dalam makanan yang diedarkan.

    Dilansir CNNIndonesia.com, BPOM menanggapi kontroversi tersebut dengan menguji ulang produk tersebut, lalu menyimpulkan Roti Okko diproduksi tanpa memenuhi standar kesehatan, sehingga harus ditarik dan dimusnahkan oleh produsennya. Sementara Roti Aoka dinyatakan aman dikonsumsi, sehingga boleh terus diedarkan. 

    Pemimpin Redaksi Majalah Tempo, Setri Yasra, juga sesungguhnya telah menjelaskan pihaknya tidak pernah menerbitkan berita agenda rahasia kelompok komunis Cina terhadap rakyat Indonesia.

    “Ini hoaks dibuat orang jahat dengan menggunakan nama Tempo (yang) semakin tidak bermutu, dan mendekati brutal. Tempo tidak pernah mengeluarkan liputan, artikel, opini, ceramah, dan penelitian soal tersebut,” kata Setri dalam artikel cek fakta Tempo.

    Dia mengimbau masyarakat tidak sembarangan mengutip atau mencatut berita Tempo, lantaran pencatutan secara keliru dapat menimbulkan fitnah pada media, merusak kredibilitas, dan mengganggu kebebasan pers.

    “Mengutip (harus) dengan menyampaikan informasi sebenarnya. Tidak boleh memotong, menginterpretasikan (secara keliru/menyesatkan), dan mesti minta izin. Ada hak cipta dalam semua produk jurnalistik Tempo,” kata Setri lagi.

    Sementara terkait video yang disertakan, memperlihatkan seorang pria yang menjelaskan kontroversi peredaran Roti Aoka, yang diduga menggunakan bahan pengawet kosmetik. Video sesungguhnya merupakan konten dari akun Pecah Telur di Facebook.



    Konten tersebut juga menggunakan istilah roti rakyat karena harganya yang murah dan dijual di toko-toko kecil. Sesungguhnya konten itu tidak mengatakan Roti Aoka sebagai alat pembunuhan massal rakyat kecil di Indonesia oleh Pemerintah Cina.

    Kemudian di bagian akhir video yang beredar, termasuk yang diunggah akun Pecah Telur, memperlihatkan proses pembuatan roti yang tidak higienis. Salah satunya adonan telur diaduk menggunakan tangan yang masuk sampai di atas sikunya.



    Namun, sesungguhnya hal itu tidak berkaitan dengan Roti Aoka yang menjadi kontroversi pada tahun 2024. Video itu telah beredar sejak tahun 2023, salah satunya di website Dream.co.id yang diklaim memperlihatkan salah satu produsen roti di India. 

    Kesimpulan



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan Majalah Tempo memberitakan Cina menggunakan Roti Aoka untuk melakukan pembunuhan massal terhadap rakyat Indonesia adalahkeliru.

    Majalah Tempo memberitakan dugaan kandungan zat berbahaya dalam produk Roti Aoka dan Okko dalam edisi Minggu, 21 Juli 2024. Namun media tersebut tidak menyatakan roti itu digunakan untuk melakukan pembunuhan massal.

    Rujukan

  • (GFD-2024-23195) Keliru, Klaim bahwa FIFA Larang Suporter Timnas Bahrain Tonton Pertandingan Lawan Timnas Indonesia

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/10/2024

    Berita



    Sebuah konten berisi klaim bahwa FIFA melarang suporter timnas Bahrain hadir menonton pertandingan melawan timnas Indonesia, beredar di Threads [ arsip ] pada 26 September 2024.

    Konten tersebut berupa foto yang diunggah pada 26 September 2024 memuat teks yang menyatakan Timnas Sepakbola Bahrain mendapat sanksi dari FIFA karena melecehkan lagu kebangsaan Jepang dan menggunakan lampu laser saat pertandingan. Sanksi itu membuat suporter Baharin tak diizinkan untuk menonton pertandingan kualifikasi piala dunia 2026 saat melawan Timnas Indonesia. 



    Hingga artikel ini ditulis, postingan tersebut telah disukai 1.500 kali dan dibagikan 26 kali. Lantas benarkah Suporter Timnas Sepak Bola Bahrain terkena Sanksi FIFA hingga tidak diijinkan untuk menonton pertandingan kualifikasi piala dunia melawan timnas sepak bola Indonesia? 

    Hasil Cek Fakta



    Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa FIFA tidak pernah mengeluarkan sanksi untuk suporter sepak bola Bahrain.

    Tempo tidak menemukan pengumuman atas sanksi tersebut dipublikasikan di laman resmi FIFA bahkan tidak ada informasi yang menyebutkan FIFA memberikan sanksi untuk suporter Bahrain karena menghina lagu kebangsaan Jepang. Hal yang sama juga tidak ditemukan pada akun resmi Instagram Asosiasi Sepak bola Bahrain.

    Sebelumnya pelatih Timnas Jepang, Hajime Moriyasu seperti dikutip dari detik, sempat mengaku geram dengan kelakuan suporter Bahrain yang mengejek lagu kebangsaan Jepang saat diputar sebelum laga keduanya di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Hajime Moriyasu berharap suporter Bahrain lebih dewasa dan belajar menghargai lagu kebangsaan negara lain. Namun keluhan pelatih Jepang itu tidak sampai membuat FIFA memberikan sanksi untuk suporter timnas Bahrain.

    Dikutip dari arsip berita Tempo, pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Bahrain melawan Jepang pada 10 September 2024 sendiri berjalan lancar. Pada pertandingan itu Jepang berhasil mengalahkan Bahrain dengan skor telak 5-0. Duel yang berlangsung di Bahrain National Stadium pada Selasa 10 September 2024 itu membuat timnas sepak bola Jepang kokoh di puncak klasmen C kualifikasi Piala Dunia 2026. 

    Dilansir dari Bolasport, setelah melawan Jepang pada 10 September 2024, Bahrain akan melawan Indonesia pada 10 Oktober 2024 di Bahrain National Stadium. Untuk pertandingan ini, Bahrain sendiri menyediakan sedikitnya 1500 tiket dari 23 ribu kapasitas stadion untuk suporter away Tanah Air yang menonton langsung. 

    Kesimpulan



    Hasil pemeriksaan Tempo foto yang menyebutkan Suporter Timnas Sepak Bola Bahrain terkena Sanksi FIFA hingga tidak diizinkan untuk menonton pertandingan kualifikasi Piala Dunia melawan timnas Indonesia pada 10 Oktober 2024 adalahkeliru.  

    Pada laman resmi FIFA tidak ada informasi yang menyebutkan suporter Bahrain terkena sanksi Hal yang sama juga tidak ditemukan pada akun resmi Instagram asosiasi sepak bola Bahrain.

    Untuk pertandingan melawan Indonesia, Bahrain sendiri menyediakan sedikitnya 1500 tiket dari 23 ribu kapasitas stadion untuk suporter away Tanah Air yang menonton langsung.

    Rujukan

  • (GFD-2024-23194) [SALAH] Snack merek "Luppo" Mengandung Tablet Yang Membuat Pingsan Anak-anak

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 04/10/2024

    Berita

    Beredar sebuah postingan oleh akun facebook “Amarin Solikhin” dalam bentuk video yang memperlihatkan seseorang membelah jajanan lalu menemukan dua benda bulat berukuran kecil seperti tablet berwarna putih. Video tersebut diklaim adanya peredaran jajanan kue dari Israel berisi tablet yang bisa membuat lumpuh.

    Narasi:
    Amaran..!

    *LUPPO* Sejenis “Kue kek” yang dipanggil *LUPPO* telah dilancarkan di pasaran. Ia mengandungi dua tablet kecil.

    *Ada yang mengatakan ia adalah tablet yang MELUMPUHKAN ANAK 👶👧👶👧 ANAK*

    Tolong, *tonton video ini dan fahami. VIRALKAN* kepada teman2 anda juga. dilaporkan hanya dijual di kawasan sekolah.

    Pastikan *ANAK 👶👧👶 ANAK anda tidak membeli dan memakan barang yang membahayakkan tersebut.*

    *GILAAA Abiss KELAKUAN Orang JAHAT 😈👹😈 yg Ingin Menghancurkan NEGARA ini,, agar GENERASI ANAK BANGSA 🇲🇨 dan RAKYAT 🇲🇨 MATI 💀⚰💀⚰💀⚰PERLAHAN Namun PASTI*

    *baru KUASAI Negara 🇲🇨🇲🇨🇲🇨*

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, video tersebut pernah beredar pada tahun 2020 yang diklaim merupakan jajanan dari Israel, namun ternyata informasi terkait dengan Luppo tersebut adalah hoaks. Produk jajanan yang ada pada video tersebut diproduksi oleh perusahaan Turki, Solen.

    Juru bicara untuk Solen, perusahaan Turki yang memproduksi krim kelapa batangan Luppo, mengonfirmasi bahwa produk tersebut hanya dijual di Irak. Camilan tersebut dibuat di Turki, tetapi hanya dijual di Irak. Sehingga tidak akan masuk ke Indonesia.

    Salah satu laman pemeriksa fakta, Snopes menjelaskan, tidak jelas apa yang ditunjukkan rekaman itu atau pada tahap apa atau oleh siapa tablet tersebut ditambahkan ke dalam permen yang dimaksud. Namun, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa benda-benda tersebut dimasukkan oleh produsen camilan asal Turki, atau bahwa tablet tersebut menyebabkan kelumpuhan.

    Solen dengan tegas menolak keaslian video viral tersebut. Dalam pernyataan email terperinci dan panjang yang dikirim ke Snopes, juru bicara perusahaan tersebut menyebut rekaman tersebut menipu, tidak berdasar, dan palsu, serta mengatakan bahwa rekaman itu diproduksi sepenuhnya dengan tujuan pencemaran nama baik.

    Informasi tersebut juga pernah diklarifikasi pada laman Turnbackhoax.id pada Januari 2020, dengan judul “[SALAH] “Snack berbahaya dibuat di Israel”.

    Kesimpulan

    Solen, perusahaan Turki yang memproduksi krim kelapa batangan Luppo, mengonfirmasi bahwa produk tersebut hanya dijual di Irak. Juru bicara perusahaan tersebut menyebut rekaman tersebut menipu, tidak berdasar, dan palsu, serta mengatakan bahwa rekaman itu diproduksi sepenuhnya dengan tujuan pencemaran nama baik.

    Rujukan

  • (GFD-2020-23193) [SALAH] “Snack berbahaya dibuat di Israel”

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 09/01/2020

    Berita

    * “🚨 AWAS!
    Snack ini adalah berbahaya. Dibuat di Israel dan diekspor ke Negara Asia….di dalam snack ini mengandung tablet yang bisa membuat seseorang lumpuh!!!
    OLEH KARENA ITU JANGAN BELI, JANGAN DIMAKAN…!!!
    Tolong sebarkan….!!!

    keyword: snack israel, luppo

    Hasil Cek Fakta

    Pelintiran daur ulang, produk Turki BUKAN Israel. Sebelumnya diedarkan untuk mendiskreditkan merek Luppo berkaitan dengan konflik Kurdi vs Turki.

    Snopes: “Sölen memberikan beberapa dokumen yang menunjukkan sertifikasi keselamatan pabrik tempat produk Sölen, termasuk bar krim kelapa Luppo, diproduksi. Inspeksi tersebut dilakukan oleh perusahaan Swiss, SGS.

    Yang terpenting, juru bicara itu juga menunjukkan bahwa di antara beberapa sistem penyaringan yang digunakan dalam memproduksi dan memproses adonan, krim, cokelat, dan komponen pengisian dari berbagai batang Luppo adalah salah satu yang menghalangi partikel yang lebih besar dari 700 mikron (0,7 milimeter) dengan tinggi atau lebar.

    “Tablet” yang diperlihatkan dalam cuplikan video viral jelas lebih besar dari dimensi itu, dan karenanya tidak dapat ditambahkan ke bilah kue saat sedang dibuat. Juru bicara itu juga mencatat bahwa proses produksinya sepenuhnya otomatis, artinya komponen setiap camilan “tidak tersentuh oleh tangan manusia” hingga setiap produk sudah ada dalam kemasannya.”

    Kesimpulan

    Pelintiran daur ulang, produk Turki BUKAN Israel. Sebelumnya diedarkan untuk mendiskreditkan merek Luppo berkaitan dengan konflik Kurdi vs Turki.

    Rujukan