• (GFD-2025-28432) Cek Fakta: Hoaks Artikel Yaqut Cholil Qoumas Minta KPK Periksa Jokowi Terkait Kasus Kuota Haji

    Sumber:
    Tanggal publish: 14/08/2025

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan artikel Yaqut Cholil Qoumas meminta KPK memeriksa Jokowi terkait kasus kuota haji. Postingan itu beredar sejak tengah pekan ini.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 13 Agustus 2025.
    Dalam postingannya terdapat cuplikan layar artikel dari Gelora News berjudul:
    "Yaqut Cholil Qiemas Meminta Kepada Ketua KPK Periksa Juga Jokowi Dia Memberi Perintah dan Menerima Juga Uang Kuota Haji"
    Lalu benarkah postingan artikel Yaqut Cholil Qoumas meminta KPK memeriksa Jokowi terkait kasus kuota haji?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan artikel yang identik dengan postingan. Kesamaan terdapat pada foto yang dipakai dan tanggal artikel diunggah.
    Namun dalam artikel asli yang diunggah Geloranews.com berjudul "Dagang Kuota Surga".
    Artikel ini tidak membahas permintaan Yaqut pada KPK untuk memeriksa mantan presiden Jokowi. Artikel ini merupakan opini terkait kasus kuota haji yang menjerat mantan menteri agama tersebut.

    Kesimpulan


    Postingan artikel Yaqut Cholil Qoumas meminta KPK memeriksa Jokowi terkait kasus kuota haji adalah tidak benar. Faktanya judul artikel dalam postingan merupakan hasil suntingan.

    Rujukan

  • (GFD-2025-28431) Keliru: Video Pelatih Hewan Laut Jessica Radcliffe Tewas Dimangsa Paus Orca

    Sumber:
    Tanggal publish: 14/08/2025

    Berita

    SEJUMLAH video berisi klaim tentang tewasnya pelatih hewan laut Jessica Radcliffe, menjadi viral di media sosial seperti X [arsip] dan Facebook akun 1, akun 2 [arsip]. 

    Narasi dalam video mengatakan, Jessica tewas setelah diserang paus Orca yang ia latih pada 8 Agustus 2025. Peristiwa itu terjadi saat pelatih berusia 23 tahun itu, sedang menjalani pertunjukan langsung di Pacific Blue Marine Park. “Detik-detik Jessica dimakan lumba-lumba. Sejinak-jinaknya hewan apapun pasti ada sisi jahatnya, RIP,” tulis sejumlah akun. 



    Benarkah cerita dan video saat pelatih Jessica Radcliffe dimangsa paus Orca?

    Hasil Cek Fakta

    Untuk memverifikasi kejadian itu, Tempo menelusurinya menggunakan mesin pencarian Google, pemberitaan media kredibel, dan alat pendeteksi kecerdasan buatan. Hasilnya, video tersebut dibuat dengan teknologi akal imitasi (AI). Lokasi kejadian dan pelatih bernama Jessica Radcliffe juga hanya rekaan.

    Secara kasat mata, video pelatih laut yang dimangsa paus Orca menunjukkan sejumlah kejanggalan. Kejanggalan semacam ini, sering terjadi pada visual yang dihasilkan dengan kecerdasan buatan.

    Kejanggalan pertama, petugas yang berada di sekitar kolam terlihat berbeda-beda. Pada beberapa detik, empat orang terlihat mengenakan kostum berwarna kuning dan biru. Namun pada detik berikutnya, berwarna kombinasi hitam dan biru. Dalam versi video yang lebih panjang, juga terlihat petugas berseragam merah, yang berubah berseragam hitam pada detik berikutnya. 



    Kejanggalan kedua, mereka juga tak tampak panik atau bergegas menolong. Hanya terlihat bergerak menyorongkan badan ke depan, seperti bersorak.

    Tempo juga menganalisis video menggunakan dua alat pendeteksi AI. Keduanya menyatakan adanya manipulasi AI. Pertama dengan DeepFake-o-Meter, sebuah pelantar akses terbuka yang didukung oleh Universitas di Buffalo, New York dan National Science Foundation. Dua alat deteksinya, TALL dan AVSRDD, menyatakan 100 persen hasil manipulasi AI.



    Kedua, Tempo juga membuat potongan-potongan gambar dari video yang beredar. Alat WasitAI mendeteksinya sebagai buatan AI.



    The International Business Times yang mengutip pemeriksa fakta dari Vocal Media, melaporkan bahwa mereka tidak menemukan penyebutan Jessica Radcliffe dalam catatan ketenagakerjaan taman laut, basis data publik, atau liputan berita yang valid hingga pencarian laporan keselamatan laut resmi. 

    Para pakar AI menyebut bahwa video-video palsu itu diduga terinspirasi oleh Alexis Martínez pada tahun 2009 dan kematian Dawn Brancheau pada tahun 2010. Martínez, 29 tahun, adalah seorang pelatih orca di Loro Parque di Kepulauan Canary yang terlibat dalam insiden dengan seekor paus bernama Keto. Ia dilarikan ke rumah sakit dan meninggal karena pendarahan internal dan cedera.

    Sementara itu, Dawn Brancheau dibunuh oleh seekor orca di SeaWorld Orlando. Rambut pelatih berusia 36 tahun itu diseret ke dalam air, kemudian paus bernama Tilikum tersebut berulang kali menabraknya di depan penonton. Kematian Brancheau dikisahkan dalam film dokumenter Blackfish tahun 2013.

    Kesimpulan

    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa pelatih hewan laut bernama Jessica Radcliffe meninggal dimangsa paus Orca pada 8 Agustus 2025 adalah keliru. 

    Video tersebut dibuat dengan teknologi akal imitasi (AI). Lokasi kejadian dan pelatih bernama Jessica Radcliffe juga rekaan belaka.

    Rujukan

  • (GFD-2025-28430) Keliru: 10 Ribu Warga Jakarta Ikut Demo di Pati

    Sumber:
    Tanggal publish: 14/08/2025

    Berita

    SEBUAH video beredar di Facebook [arsip] dengan narasi bahwa 10 ribu warga Jakarta bersiap ikut demo ke Pati. Video ini beredar di tengah demonstrasi warga Kabupaten Pati untuk mendesak Bupati Pati Sudewo mundur, setelah menaikkan Pajak Bumi Bangunan sebesar 250 persen.

    Dalam video yang beredar 12 Agustus 2025, tampak lautan manusia di sebuah ruangan. Video itu diberi narasi: “warga jakarta siap bantu warga Patih 10 ribu orang siap demo turunkan bupati Pati dari jabatannya.”



    Hingga tulisan ini dibuat, terdapat 484 komentar dan 8.400 pengguna menyukai unggahan tersebut. Lalu, benarkah ada 10 ribu warga Jakarta bersiap mengikuti aksi menuntut Bupati Pati turun di Pati?

    Hasil Cek Fakta

    Tempo memverifikasi konten dengan pencarian gambar terbalik dan sumber-sumber pemberitaan kredibel. Hasilnya, meski memang benar ada demonstrasi ribuan warga mendesak Bupati Pati mundur, namun video tersebut bukan warga Jakarta yang akan berpartisipasi dalam demonstrasi di Pati.

    Video yang sama sudah beredar sejak 1 Januari 2024, diunggah oleh akun Tiktok @jkt.info. Dalam keterangannya, peristiwa tersebut adalah antrian mengular warga yang ingin masuk ke Stasiun MRT Bundaran HI, usai merayakan malam tahun baru 2024.



    Video dengan sudut pengambilan yang sama juga diambil oleh akun @acidado_. Dalam video yang diunggah pada 1 Januari 2024 dini hari itu, ia memberi keterangan “POV malam tahun baru ke HI. Rame poll”. 

    Nuansa di sekitar keramaian memperlihatkan arsitektur dan penanda jalan yang sama, yakni Stasiun MRT Bundaran HI.

    Duduk Perkara Demo Pati Menuntut Bupati Pati Sudewo

    Dilansir dari Tempo, unjuk rasa warga Pati berawal dari kebijakan Pemerintah Kabupaten Pati yang menaikkan tarif pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (PBB-P2) hingga 250 persen. Walaupun kenaikan tarif itu masih masuk batas maksimal dan tidak diberlakukan untuk seluruh objek pajak--karena ada yang kenaikannya hanya 50 persen--warga tetap menolak.

    Masyarakat juga menilai pernyataan Bupati Pati Sudewo yang mempersilakan warga Pati untuk berunjuk rasa, menyakiti hati masyarakat. “Siapa yang akan melakukan penolakan? Silakan lakukan,” kata Sudewo dikutip dari video pendek yang tersebar di media sosial. Ia bahkan menantang masyarakat untuk tak hanya mengerahkan 5 ribu pendemo, bahkan atau 50 ribu massa berdemonstrasi. “Saya tidak akan mengubah keputusan, tetap maju,” ucap dia.

    Warga Pati akhirnya melakukan aksi donasi dengan mengumpulkan air mineral kemasan dos di sepanjang jalur trotoar depan pendopo Kabupaten Pati. Donasi juga terus mengalir hingga air mineral dengan kemasan dos ditempatkan di kawasan Alun-alun Pati.

    Pada Rabu pagi, 13 Agustus 2025, massa peserta demo Pati berdatangan memenuhi Alun-Alun Pati. Mereka menuntut Bupati Pati Sudewo mengundurkan diri buntut sejumlah keputusannya yang ditentang masyarakat.

    Peserta demo diperkirakan mencapai ribuan orang dan berasal dari berbagai daerah di Kabupaten Pati. Mereka datang naik sepeda motor hingga mobil bak terbuka. Sepanjang perjalanan ke lokasi unjuk rasa, mereka mengibarkan bendera dan spanduk bertulisan berbagai tuntutan.

    Meski begitu, Bupati Pati Sudewo mengatakan enggan mundur. Menurutnya, ia telah dipilih oleh rakyat secara konstitusional dan secara demokratis. Mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat itu sempat meminta maaf di depan massa aksi dan mengatakan bakal memperbaiki cara kepemimpinannya.

    Kesimpulan

    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa klaim 10 ribu warga Jakarta bersiap mengikuti aksi menuntut Bupati Pati turun di Pati adalah keliru.

    Rujukan

  • (GFD-2025-28429) CEK FAKTA: Hoaks! Benarkah PLN Bagikan Token Listrik Gratis Rp250 Ribu di HUT ke-80 RI - TIMES Indonesia

    Sumber:
    Tanggal publish: 14/08/2025

    Berita

    TIMESINDONESIA, JAKARTA – Beredar di media sosial klaim yang menyebut PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) membagikan token listrik gratis senilai Rp250 ribu kepada masyarakat dalam rangka HUT ke-80 RI.

    Narasi itu disebarkan oleh sejumlah akun di di media sosial. Salah satunya seperti yang diunggah oleh akun Facebook @news update (https://www.facebook.com/share/p/16pCo3skmQ/). Yang membagikan poster bergambar logo resmi PLN serta tautan yang diklaim sebagai link pendaftaran untuk mendapatkan token gratis. 

    Dalam narasi tersebut, masyarakat diminta untuk mendaftar melalui tautan yang disediakan dengan iming-iming token listrik gratis. Salah satu unggahan bertuliskan: 

    "Halo sobat PLN (Persero). Kabar Gembira Jelang Hari KEMERDEKAAN dari PT. PLN (persero) bagi-bagi token listrik gratis senilai Rp250.000,-. Daftar dan segera klaim token gratis dari PLN Mobile. Klik link di bio untuk mendaftar dan segera klaim tokennya." 

    Unggahan ini dibagikan pada Minggu (10/8/2025) dan telah mendapat perhatian dari warganet. Benarkah informasi tersebut?

    Hasil Cek Fakta

    Hasil penelusuran TIMES Indonesia menunjukkan bahwa klaim tersebut tidak benar alias hoaks. 

    Pertama, mengacu pada situs resmi PLN dan kanal media sosial resminya, tidak ditemukan informasi apapun mengenai program pembagian token listrik gratis senilai Rp250 ribu dalam rangka HUT Kemerdekaan RI ke-80. 

    Kedua, memang ada promo resmi bertajuk "Tambah Daya Tambah Merdeka" yang berlangsung pada 10–23 Agustus 2025. Namun, promo ini terkait penambahan daya listrik, bukan pembagian token listrik gratis. 

    Ketiga, tautan yang dibagikan dalam unggahan di Facebook tersebut mengarahkan ke sebuah situs yang menampilkan formulir pendaftaran palsu. Formulir itu meminta data pribadi seperti nama lengkap, alamat/domisili, usia, jenis kelamin, serta nomor telepon yang terhubung dengan Telegram. Hal ini berpotensi disalahgunakan untuk tindakan penipuan atau pencurian data pribadi. 

    Beberapa media mainstream, seperti Tirto.id juga telah membantah klaim tersebut melalui artikel "Hoaks Token Listrik Gratis dari PLN dalam Rangka HUT ke-80 RI"  (https://tirto.id/hoaks-token-listrik-gratis-dari-pln-dalam-rangka-hut-ke-80-ri-hfJu), yang menegaskan bahwa informasi ini menyesatkan.

    Kesimpulan

    Klaim bahwa PLN membagikan token listrik gratis senilai Rp250 ribu dalam rangka HUT ke-80 RI termasuk konten menyesatkan. Tidak ada informasi resmi dari PLN terkait program tersebut, dan tautan yang beredar tidak mengarah ke situs resmi PLN. 

    TIMES Indonesia mengimbau masyarakat untuk selalu memverifikasi informasi melalui kanal resmi PLN sebelum membagikan atau mempercayai klaim di media sosial.

    Rujukan