• (GFD-2024-23149) [SALAH] Bill Gates Telah “Meramal” COVID-19 dan Vaksin

    Sumber: Twitter
    Tanggal publish: 02/10/2024

    Berita

    “Ramalan artinya sudah direncanakan sama dia begitu juga dgn Covid dan vaksin. Mana mungkin pencuri mau mengaku perbuatannya kalo mengaku pasti akan hancur bisnis dan uang dia

    5 Ramalan Bill Gates Soal AI yang Akan Ubah Dunia”.

    Hasil Cek Fakta

    Akun Twitter @jondivar menulis cuitan yang berisi tanggapannya terhadap artikel CNBC Indonesia yang berjudul “5 Ramalan Bill Gates Soal AI yang Akan Ubah Dunia”. @jondivar berpendapat bahwa ramalan artinya sudah direncanakan oleh Bill Gates, begitu juga dengan COVID-19 dan vaksin. Cuitan tersebut ditulis pada 6 Mei 2024.

    Setelah artikel CNBC Indonesia yang disertakan @jondivar dibaca seluruhnya, artikel tersebut membahas observasi Bill Gates mengenai AI yang akan memberikan manfaat dalam segi kesehatan dan kemudahan informasi untuk manusia di masa depan. Lima poin yang dibahas di artikel tersebut yaitu AI yang dapat membantu tenaga medis meresepkan antibiotik, penelitian berbasis AI untuk mengurangi risiko kehamilan dan HIV, AI untuk proses akses informasi medis di beberapa negara, dan AI yang dapat menjadi tutor khusus bagi siswa di berbagai negara. Beberapa prediksi itu, menurut artikel CNBC Indonesia, juga telah diteliti dan direalisasikan.

    Klaim Bill Gates telah meramal COVID-19 dan vaksin juga telah dibahas oleh beberapa media, salah satunya oleh Reuters di artikelnya yang berjudul “Fact check: Bill Gates is not responsible for COVID-19” dan France 24 dengan judul “Bill Gates, bogeyman of virus conspiracy theorists”.

    Dengan demikian, informasi yang disebarkan akun Twitter @jondivar adalah konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Konten yang menyesatkan. Isi dari artikel CNBC Indonesia yang dilampirkan pengguna Twitter tersebut tidak ada hubungannya dengan klaim Bill Gates yang telah meramal maupun merencanakan COVID-19 dan vaksin.

    Rujukan

  • (GFD-2024-23148) [SALAH] Nanoteknologi yang Diaktifkan oleh 5G Untuk Mengendalikan Manusia dan Dapat Memberikan Gejala Seperti Flu

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 02/10/2024

    Berita

    “NANO TECHNOLOGI DIAKTIFKAN OLEH 5G”.

    “5G DAPAT MEMBERIKAN GEJALA SEPERTI FLU”.

    “Teknologi canggih yang sekarang ini sudah sampai ke tingkat bisa memasukkan nano bot, ya kan, robot yang ukurannya nano pak, dalam diri manusia, yang bisa menyebabkan manusia nantinya dikendalikan dari jarak jauh. Dan itu terkait dengan kecanggihan teknologi 5G dan seterusnya. Ini sudah beredar beritanya kalau kita mau mempelajari beritanya".

    "Agenda Slient Weapons melalui NANOTEKHNOLOGI.

    Nanotech di incject dan yang terbaru dalam makanan, minuman pun tak luput dari niat culas mereka ingin mengkudeta kekuasaan Allah.

    Manusia dijadikan Agen untuk dieksploitasi… Dalam upaya menyesatkan umat manusia dan kebencian suatu kaum hingga bebas memiliki pemahaman non humanis seperti yang selama ini mereka gadang2 kan…

    Na’udzubillah”.

    Hasil Cek Fakta

    Akun Facebook bernama Ila Farghob mengunggah video yang menjelaskan bahwa nanoteknologi dapat diaktifkan oleh 5G, serta 5G yang memberikan banyak efek samping, salah satunya gejala seperti flu. Video itu juga dilengkapi narasi mengenai nanoteknologi yang sengaja diinjeksikan ke dalam tubuh manusia melalui 5G. Hal tersebut merupakan agenda para “kaum elit” untuk mengendalikan manusia, yang tujuan akhirnya adalah depopulasi. Klaim dan video yang dipublikasikan pada 7 September tersebut telah disukai 44 orang dan dilihat 1,200 kali.

    Setelah dilakukan penelusuran, informasi tersebut menyesatkan. Klaim nanoteknologi yang diinjeksikan ke dalam tubuh manusia awalnya mulai banyak beredar sebagai teori konspirasi vaksin COVID-19 dan agenda “kaum elit”, contohnya seperti yang dibahas oleh AP News di artikelnya dengan judul “No, COVID vaccines don’t contain nanotechnology that can be programmed via 5G wireless networks” yang ditulis pada 7 Juli 2023. Melansir dari artikel itu, klaim adanya microchips atau partikel-partikel lain yang bisa dikendalikan oleh 5G dan diinjeksikan melalui vaksin COVID-19 telah dinyatakan sepenuhnya salah dan menyesatkan oleh organisasi kesehatan resmi seperti FDA dan ahli biologi molekuler di Fakultas Kedokteran Universitas Michigan, Michael Imperiale.

    BBC News juga telah membahas beberapa klaim mengenai nanopartikel yang dimasukkan ke tubuh manusia melalui vaksin di artikel berjudul “Coronavirus: Bill Gates ‘microchip’ conspiracy theory and other vaccine claims fact-checked”, yang dipublikasikan sejak Mei 2020.

    Selain itu, klaim 5G yang dapat menyebabkan gejala mirip flu di manusia juga merupakan hoaks lama yang bersemi kembali. Melansir dari artikel turnbackhoax.id berjudul “[SALAH] Radiasi 5G Menyebabkan Gejala Mirip Flu”, profesor radiologi dan fisika medis di Temple University School of Medicine Pennsylvania, Marvin Ziskin, menyatakan bahwa klaim itu tidak didukung bukti ilmiah sama sekali. Ziskin juga menyatakan bahwa gejala mirip flu disebabkan oleh virus dan bakteri, dan baik virus maupun bakteri tidak dapat melakukan perjalanan pada transmisi 5G.

    Dengan demikian, informasi yang disebarkan oleh akun Facebook “Ila Farghob” merupakan konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Konten yang menyesatkan. Tidak ada penelitian atau bukti valid mengenai nanoteknologi yang diaktifkan 5G dan ditujukan sebagai agenda mengendalikan manusia. Selain itu, efek samping 5G yang dapat memberikan gejala seperti flu juga merupakan hoaks lama yang berulang.

    Rujukan

  • (GFD-2024-23147) Sebagian Benar, Klaim tentang Provinsi-provinsi yang Diprediksi Gempa Megathrust dengan Tsunami Setinggi 34 Meter

    Sumber:
    Tanggal publish: 02/10/2024

    Berita



    Sebuah narasi beredar di WhatsApp dan Facebook akun ini dan ini, yang menyatakan terdapat tujuh provinsi di Indonesia yang diprediksi dilanda gempa megathrust yang menyebabkan terjadinya tsunami setinggi 34 meter.

    Narasi tersebut menyatakan, provinsi-provinsi itu di antaranya Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, dan Jawa Barat. Prediksi bencana di Jawa Tengah dan Jawa Timur tersebut dikatakan bersumber dari pernyataan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati. 



    Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa kebenaran narasi tersebut. Benarkah tujuh provinsi tersebut diprediksi dilanda gempa megathrust hingga memunculkan tsunami 34 meter?

    Hasil Cek Fakta



    Informasi tentang gempa megathrust yang menyebabkan tsunami setinggi 34 meter, bukanlah prediksi seperti yang diklaim dalam konten. Angka itu adalah hasil pemodelan tsunami yang dilakukan sejumlah peneliti untuk menyelidiki potensi tinggi tsunami di wilayah celah seismik yang besar di selatan Jawa Barat dan Sumatera tenggara yang menjadi sumber potensial gempa bumi megathrust di masa akan datang.  

    Selain itu, hasil penelitian tersebut tidak spesifik menyebutkan 7 provinsi tersebut, namun riset hanya menyelidiki di wilayah pantai selatan Sumatera paling selatan dan Jawa Barat. 

    Penyelidik Bumi Utama di PVMBG, Badan Geologi, Supartoyo dalam artikelnya Sumber Gempa Bumi Zona Penunjaman, menjelaskan zona penunjaman atau tempat pertemuan/ interaksi antar lempeng dibagi menjadi dua, yaitu megathrust (dengan kedalaman penunjaman sekitar kurang dari 50 km) dan intraslab atau zona Benioff (dengan kedalaman penunjaman sekitar lebih dari 50 km). 

    Zona penunjaman merupakan sumber gempa bumi utama di Indonesia yang membentang mulai dari barat Pulau Sumatera, selatan Jawa hingga Bali dan Nusa Tenggara, laut Banda, utara Papua, utara Sulawesi, timur Sulawesi Utara dan barat Halmahera. Zona penunjaman yang membentang di barat Pulau Sumatera, selatan Jawa hingga Bali dan Nusa Tenggara dikenal sebagai Busur Sunda. 

    Gempa bumi yang bersumber dari megathrust berpotensi menghasilkan gempa bumi dengan kekuatan besar, yaitu magnitudo lebih dari delapan sehingga berpotensi terjadi tsunami. Menurut perhitungan para ahli kebumian, gempa bumi bersumber dari zona penunjaman Busur Sunda terutama dari zona megathrust di selatan Jawa diperkirakan kekuatannya mencapai magnitudo delapan, sehingga diperkirakan berpotensi terjadi tsunami. 

    Berdasarkan peta Badan Geologi, terdapat sekitar 13 zona gempa megathrust di Indonesia yang tersebar dari sisi barat hingga timur. Sebaran zona megathrust terbanyak berada di wilayah pesisir Samudra Hindia mulai dari barat Provinsi Aceh hingga selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang mencapai 10 titik dengan potensi gempa hingga di atas delapan magnitudo.



    Data tersebut kemudian dipergunakan untuk melakukan pemodelan bahaya gempa bumi dan tsunami dengan kondisi kasus terburuk guna mendukung upaya mitigasi gempa bumi dan tsunami. Salah satu penelitian terbaru dilakukan oleh Pepen Supendi dan tim yang hasilnya telah dipublikasikan Jurnal Springer Volume 116, pages 1315–1328, (2023), berjudul On the potential for megathrust earthquakes and tsunamis off the southern coast of West Java and southeast Sumatra, Indonesia. 

    Para peneliti tersebut menyelidiki tentang celah seismik di selatan Jawa Barat secara lebih rinci beserta pemodelan potensi tsunami. Wilayah tersebut dipilih karena di Jawa Barat dan Sumatera memiliki tingkat kegempaan yang tinggi sebagai akibat dari lempeng Indo-Australia yang bertemu dan menunjam di bawah lempeng Sunda. 

    Dalam catatan sejarah, wilayah Jawa Barat beberapa kali mengalami dua kejadian gempa bumi besar dengan kekuatan di atas 7,5 pada tahun 1903 dan 1921. Berikutnya, gempa megathrust Mw 7,8 pada tanggal 17 Juli 2006 yang menghasilkan tsunami dahsyat di Pangandaran dan gempa bumi intraslab patahan terbalik Mw 6,8 pada tanggal 2 September 2009 yang melanda selatan Jawa Barat.   

    Meski dalam 100 tahun terakhir, wilayah di sepanjang pantai selatan Jawa Barat, tersebut mengalami gempa bumi  kurang dari 8 (Mw), akan tetapi, studi terkini tentang endapan tsunamigenik di sepanjang pantai selatan Jawa menunjukkan bahwa peristiwa megathrust besar memang terjadi di wilayah ini dan memiliki periode ulang ~500 tahun. 

    Para peneliti kemudian melakukan pemodelan tsunami dengan data baru yang diambil dari katalog Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (InaTEWS) yang dilaporkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Indonesia (BMKG) yang dikombinasikan dengan data katalog Pusat Seismologi Internasional (ISC) untuk periode April 2009 hingga Juli 2020.

    Riset itu menghasilkan dua kesimpulan. Pertama, terdapat celah seismik di sebelah selatan pulau Jawa yang sesuai dengan hasil dari studi GPS sebelumnya dan celah yang berdekatan di lepas pantai Sumatera Tenggara, melengkung di atas lempeng Sunda yang tersubduksi dan menunjukkan gugusan yang hampir vertikal di sebelah selatan Jawa Barat.

    Celah seismik adalah segmen patahan aktif yang diketahui menghasilkan gempa bumi signifikan yang tidak bergeser dalam waktu yang sangat lama, dibandingkan dengan segmen lain di sepanjang struktur yang sama.

    Kedua, tsunami yang dimodelkan untuk dua segmen megathrust (gerak sesar naik besar) dan backthrust (sesar naik) yang pecah secara bersamaan menunjukkan bahwa ketinggian tsunami dapat mencapai hingga ~34 m di pantai selatan Sumatera paling selatan dan Jawa Barat, dengan ketinggian gelombang rata-rata sekitar 11 m.

    Dalam penelitian itu tidak disebutkan secara spesifik mengenai provinsi-provinsi hasil pemodelan dengan ketinggian tsunami 34 meter, namun sesuai hasil penelitian wilayah tersebut hanya terbatas di pantai selatan Sumatera paling selatan dan Jawa Barat. 

    Meski riset tersebut memodelkan tinggi tsunami, menurut Supartoyo dalam artikelnya, kejadian gempa bumi dan tsunami hingga kini belum dapat diramal menyangkut waktu, kekuatan dan lokasinya. Upaya terbaik yang dapat dilakukan adalah melalui peningkatan upaya mitigasi yang secara struktural dan non struktural. 

    Mitigasi struktural dilakukan melalui pembangunan fisik untuk dapat mengurangi jenis-jenis bahaya gempa bumi dan tsunami. Mitigasi non struktural dilakukan dengan meningkatkan kapasitas pemerintah setempat dan penduduk yang bermukim dan beraktivitas di KRBG dan KRBT guna menghadapi ancaman potensi bencana gempa bumi dan tsunami.

    Kesimpulan



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan bahwa Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, dan Jawa Barat diprediksi terkena gempa megathrust dan tsunami berketinggian 34 meter, adalah klaim yangsebagian benar.

    Dalam penelitian Pepen Supendi dkk., tidak disebutkan secara spesifik mengenai provinsi-provinsi hasil pemodelan tsunami dengan ketinggian tsunami 34 meter, namun sesuai hasil penelitian, wilayah tersebut hanya terbatas di pantai selatan Sumatera paling selatan dan Jawa Barat. 

    Rujukan

  • (GFD-2024-23146) Hoaks Klaim Warga Saudi Sebut Umat Islam Indonesia Bodoh

    Sumber:
    Tanggal publish: 02/10/2024

    Berita

    tirto.id - Baru-baru ini, di media sosial, beredar sebuah unggahan yang menyertakan tangkapan layar artikel, yang diklaim berasal dari sebuah kantor berita, bahwa warga Arab Saudi menyebut umat Islam di Indonesia mudah dibodohi oleh habib yang tidak jelas asal usulnya.

    Narasi tersebut disebarkan oleh sejumlah akun di beberapa platfom media sosial. Di Facebook, narasi ini diunggah oleh akun bernama “Atmaja Bakti Pandia” dan “Rizal Samawi” pada Minggu (22/9/2024). Sementara, di X, narasi ini diunggah oleh akun “@Tita83079013” pada Jumat (20/9/2024) dan @udaytokay pada Senin (23/9/2024).

    Sejumlah unggahan tersebut menyertakan tangkapan layar artikel berita yang diklaim dipublikasikan oleh Antara berjudul “Warga Arab Saudi Sebut: Islam Indonesia mudah di Bodohi Oleh Habib-Habib Yang Tidak Jelas Asal Usul nya”.

    “Itu fakta, asal bisa bahasa arab, walau ngedabrus dianggap wali, nyanyi lagu pop tentang cinta bahasa Arab dianggap sholawat, ampe nangis nagis,” tulis salah satu akun di takarir unggahan pada Minggu (22/9/2024).

    Di Facebook, sepanjang Minggu (22/9/2024) hingga Selasa (1/10/2024) atau selama sembilan hari tersebar di Facebook, salah satu unggahan tersebut telah memperoleh 11 tanda suka, 2 komentar, dan telah 1 kali dibagikan.

    Sementara di X, sepanjang Jumat (20/9/2024) hingga Selasa (1/10/2024) atau selama 11 hari tersebar, salah satu unggahan tersebut telah memperoleh 58 ribu tanda suka, dan 8 ribu kali diunggah ulang.

    Lantas, benarkah ada berita soal warga Arab Saudi yang sebut umat Islam di Indonesia mudah dibodohi oleh habib yang tidak jelas asal usulnya?

    Hasil Cek Fakta

    Tim Riset Tirto melakukan penelusuran terhadap tangkapan layar artikel berita yang disertakan dalam unggahan tersebut. Penelusuran dilakukan dengan menggunakan teknik reverse image search dari Google Images.

    Hasil penelusuran mengarahkan kami ke artikel klarifikasi dari Antara terkait klaim ini. Direktur Pemberitaan LKBN Antara, Irfan Junaidi, memastikan bahwa pihaknya tidak pernah membuat berita dengan judul tersebut.

    "Mohon hati-hati dan cek setiap informasi yang diterima, kebenaran, sumbernya dari mana, validitas dan seterusnya,” kata Irfan Sabtu (21/9/2024).

    Antara menyebut bahwa foto yang digunakan dalam klaim tersebut merupakan foto yang berasal dari artikel berjudul “Bahasa Indonesia diminati warga Arab Saudi” yang diunggah pada Kamis (10/1/2019).

    Artikel tersebut memuat pernyataan Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Muhammad Abdul Khak, yang menyatakan minat warga Arab Saudi mempelajari bahasa Indonesia cukup tinggi.

    Foto thumbnail dalam artikel berita itu kemudian disunting dan dimanipulasi untuk menambahkan informasi yang keliru soal klaim bahwa warga Arab Saudi sebut umat Islam di Indonesia mudah dibodohi oleh habib yang tidak jelas asal usulnya.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran fakta yang dilakukan, tangkapan layar artikel berita dengan judul yang mengklaim bahwa warga Arab Saudi menyebut umat Islam di Indonesia mudah dibodohi oleh habib yang tidak jelas asal usulnya merupakan hasil manipulasi (altered photo).

    Antara memastikan bahwa pihaknya tidak pernah membuat berita dengan judul tersebut. Foto yang digunakan dalam artikel klaim tersebut merupakan foto yang berasal dari artikel Antara berjudul “Bahasa Indonesia diminati warga Arab Saudi” yang diunggah pada Kamis (10/1/2019).

    Rujukan