• (GFD-2025-29193) [KLARIFIKASI] Video Prabowo Bertemu Susi Pudjiastuti Terjadi 2023, Bukan September 2025

    Sumber:
    Tanggal publish: 22/09/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah video di media sosial mengeklaim Presiden Prabowo Subianto memangil mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti ke Istana Negara.

    Video itu diunggah pada pertengahan September 2025 saat Prabowo melakukan reshuffle di kabinetnya.

    Namun setelah ditelusuri, narasi dalam video itu keliru. Video diambil pada 2023 saat Prabowo masih menjadi Menteri Pertahanan di era Presiden Joko Widodo (Jokowi).

    Video yang mengeklaim Prabowo memanggil Susi ke Istana Negara pada September 2025 dibagikan akun Facebook ini, ini dan ini.

    Dalam video Prabowo menyambut kedatangan Susi, kemudian mereka berdua bersalaman. Salah satu akun menulis keterangan demikian:

    ibu Susi di panggil pak pak presiden ke istana

    orang2 cerdas cocok bersama kabinet pak Prabowo, kita tungguh gebrakan apa yang akan di buat oleh ibu Susi yang terkenal tenggelamkan

    Akun Facebook Video yang mengeklaim Prabowo memanggil Susi Pudjiastuti ke Istana Negara pada September 2025

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran yang dilakukan Tim Cek Fakta Kompas.com, tidak ditemukan pemberitaan valid yang menyebut Prabowo memanggil Susi ke Istana Negara pada September 2025.

    Kemudian Tim Cek Fakta Kompas.com mencari sumber video tersebut menggunakan teknik reverse image search.

    Hasilnya, ditemukan video identik di kanal YouTube Kompas TV pada 2023. Video itu diambil sebelum Prabowo menjadi presiden.

    Keterangan menyebut bahwa pertemuan tersebut dilakukan saat Prabowo masih menjabat Menteri Pertahanan di era Presiden Jokowi.

    Pertemuan dilakukan di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta pada 12 April 2023.

    Dikutip dari laman resmi Kementerian Pertahanan, pertemuan Prabowo dengan Susi dilakukan dalam rangka silaturahmi. Susi mengaku senang diundang Prabowo ke Kantor Kementerian Pertahanan.

    "Saya hari ini sangat terhormat sekali dan gembira diundang Pak Prabowo ke kantor beliau dan berbincang–bincang banyak hal," ujar Susi. 

    Di akhir pertemuan, Susi menerima cendera mata berupa buku yang ditulis Prabowo berjudul Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman. 

    Kesimpulan

    Video yang mengeklaim Prabowo memanggil Susi ke Istana Negara pada September 2025 dibagikan dengan konteks keliru.

    Adapun video itu adalah pertemuan pada 2023 saat Prabowo masih menjabat Menteri Pertahanan. Saat itu Prabowo mengundang Susi ke Kantor Kementerian Pertahanan dalam rangka silaturahmi. 

    Rujukan

  • (GFD-2025-29192) [KLARIFIKASI] Video Purnawirawan Militer AS Protes Genosida di Gaza Dibagikan dengan Konteks Keliru

    Sumber:
    Tanggal publish: 22/09/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar video yang diklaim memperlihatkan pilot Amerika Serikat ditangkap karena menolak menerbangkan pesawat ke Israel.

    Narasi video menyebutkan, pesawat tersebut berisi peralatan perang untuk Israel. Kedua pilot itu tampak berontak dan akhirnya diborgol petugas keamanan.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu dibagikan dengan konteks keliru dan perlu diluruskan.

    Video yang diklaim memperlihatkan pilot AS ditangkap karena menolak menerbangkan pesawat bermuatan peralatan perang ke Israel dibagikan oleh akun Facebook ini.

    Selain itu, video serupa juga dibagikan akun Instagram ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang dibagikan:

    Viral.....! Pilot Amerika berontak dan menolak untuk menerbangkan pesawat yang bermuatan peralatan perang untuk dikirim ke Israel untuk membantu persenjataan Israel

    Di awal video terlihat dua orang digiring keluar dari sebuah ruangan. Salah satu orang yang ditangkap petugas terdengar mengatakan, "Kalian semua terlibat dalam genosida!".

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri video tersebut menggunakan kata kunci terkait dan teknik reverse image search.

    Hasilnya, video yang sama ditemukan di kanal YouTube Dawn News English. Video tersebut diunggah pada 4 September 2025.

    Deskripsi video menyebutkan, seorang pensiunan perwira Angkatan Darat AS, Letnan Kolonel Anthony Aguilar, mantan Baret Hijau, menginterupsi sidang Komite Hubungan Luar Negeri Senat, dengan menuduh para anggota parlemen terlibat dalam genosida di Gaza, Palestina.

    Aguilar, bersama mantan perwira intelijen Kapten Josephine Guilbeau, dikawal keluar oleh Kepolisian Capitol setelah mengecam dukungan AS terhadap Israel.

    Aguilar, yang kini menjadi whistleblower, sebelumnya mengungkap pelanggaran di lokasi distribusi bantuan Gaza yang didanai AS dan dioperasikan oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) di bawah pengawasan militer Israel.

    Aguilar menggambarkan lokasi-lokasi tersebut sebagai "jebakan maut". Dia menuduh pasukan Israel sengaja menargetkan warga sipil yang kelaparan.

    Aguilar menceritakan pembunuhan seorang anak Palestina, Amir, yang menurutnya ditembak beberapa saat setelah menerima bantuan pangan.

    Kesimpulan

    Video yang diklaim memperlihatkan pilot AS ditangkap karena menolak menerbangkan pesawat bermuatan peralatan perang ke Israel perlu diluruskan.

    Video itu dibagikan dengan konteks keliru. Video menunjukkan dua purnawirawan militer AS ditangkap karena menginterupsi sidang Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS.

    Sebelum digiring keluar ruangan dan diborgol oleh petugas keamanan, kedua orang tersebut menuduh para anggota parlemen terlibat dalam genosida di Gaza, Palestina

    Rujukan

  • (GFD-2025-29191) Cek Fakta: Hoaks Artikel Yaqut Cholil Qoumas Minta Jokowi Tidak Hilangkan Barang Bukti

    Sumber:
    Tanggal publish: 23/09/2025

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan artikel eks Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas meminta mantan Presiden Jokowi tidak menghilangkan barang bukti. Postingan itu beredar sejak pekan lalu.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 14 September 2025.
    Dalam postingannya terdapat cuplikan layar dari Detik.com berjudul:
    "Yaqut Cholil Qiemas Ingatkan Jokowi Jangan Menghilangi Barang Bukti Atau Alasan Sakit Segala, Saya Kalau Tidak Diperintah Jokowi Tidak Saya Lakukan ini Menyangkut Nyawa Saya"
    Akun itu menambahkan narasi:
    "Nyanyian Merdu yg bikin panas telinga & tak nyenyak tidur-Nya"
    Lalu benarkah postingan artikel eks Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas meminta mantan Presiden Jokowi tidak menghilangkan barang bukti?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan artikel yang identik dengan postingan. Artikel itu diunggah situs Detik.com dengan foto, nama penulis, dan tanggal artikel yang sama dengan postingan.
    Namun dalam artikel asli berjudul "Eks Menag Yaqut Tegaskan 2 Rumah Rp 6,5 M yang Disita KPK Bukan Miliknya"
    Artikel itu juga tidak membahas permintaan Yaqut agar Jokowi tidak menghilangkan barang bukti. Artikel itu membahas bantahan Yaqut terkait dua rumah mewah yang disita KPK terkait kasus dugaan korupsi kuota haji.

    Kesimpulan


    Postingan artikel eks Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas meminta mantan Presiden Jokowi tidak menghilangkan barang bukti adalah hoaks.

    Rujukan

  • (GFD-2025-29190) [SALAH] Rumah Kapolda Bali Digeruduk Massa

    Sumber: X.com
    Tanggal publish: 23/09/2025

    Berita

    Pada Senin (15/9/2025) akun X “masaryaduta” membagikan video [arsip] menampilkan

    sekelompok orang melempari sebuah bangunan berwarna oranye.

    Unggahan disertai narasi :

    “Rumah Kapolda Bali Di gruduk masa”

    Hasil Cek Fakta

    Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) menelusuri tangkapan layar dari video melalui Google Lens. Diketahui, video tersebut pernah diunggah oleh akun TikTok ‘jowoberkelas’ pada Senin (1/9/2025). Dalam unggahan itu, disebutkan bahwa aksi terjadi di depan Markas Kepolisian Daerah Bali.
    Sementara itu, melalui akun X ‘'polda_bali' Kabid Humas Polda Bali, Komisaris Besar Ariasandy, S.I.K., memastikan narasi yang menyebut “Rumah Kapolda Bali digeruduk massa” adalah hoaks.
    Dilansir dari pemberitaan kompas.com, aksi unjuk rasa di depan Mapolda Bali, Denpasar, pada Sabtu (30/8/2025) sore berujung ricuh. Kericuhan terjadi saat massa, terdiri dari mahasiswa dan ojek online, mulai membubarkan diri sekitar pukul 15.30 Wita. Sejumlah peserta melempar botol, batu, dan petasan ke arah markas, bahkan mencoba menjebol gerbang.

    Kesimpulan

    Unggahan video berisi klaim “rumah Kapolda Bali digeruduk massa” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).

    Rujukan