• (GFD-2025-29205) Hoaks, chip dalam KTP elektronik dapat lacak lokasi

    Sumber:
    Tanggal publish: 24/09/2025

    Berita

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Chip dalam kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP dinarasikan bisa melacak keberadaan pemegang kartu identitas tersebut.

    Keterangan itu termuat dalam sebuah video berdurasi 19 detik dan dibagikan salah satu pengguna Facebook pada September 2025.

    Berikut isi narasi yang dibagikan:

    "BARU TAHU KALO SELAMA INI KITA SUDAH DIPASANG GPS BUAT MEMANTAU KEBERADAAN KITA. Jadi gerak-gerik kita gampang untuk dipantau,".

    Dalam konten yang beredar, sang pemegang e-KTP terlihat menerawang kartu berwarna biru muda tersebut menggunakan cahaya dari ponsel.

    Saat diterawang, chip berkuruan kecil tampak tersemat dalam e-KTP.

    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    Namun, benarkah chip dalam KTP elektronik dapat lacak lokasi?



    Hasil Cek Fakta

    Mohammad Mustafa Sarinanto, Kepala Bidang Sistem Elektronika Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pada 2021, menjelaskan chip e-KTP berbasis mikroprosesor dengan memori 8 kilobytes.

    Chip tersebut memuat biodata pemegang e-KTP, termasuk tanda tangan digital, pasfoto, serta sidik jari, sebagaimana diberitakan ANTARA di sini.

    Untuk membaca data dalam chip ini, perlu bantuan alat pembaca kartu.

    Sementara untuk sistem keamanan, chip ini menggunakan sistem pengelola kunci dengan cara kerja enkripsi.

    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    Menurut wikipedia, sistem enkripsi adalah proses teknis untuk mengubah data yang dapat dibaca menjadi kode rahasia menggunakan algoritma dan kunci khusus.

    Tujuan utamanya adalah melindungi kerahasiaan dan integritas informasi dengan mencegah akses ilegal.

    Dengan begitu, chip dalam e-KTP tidak dilengkapi kemampuan sebagai pengarah lokasi seperti Global Positioning System (GPS), karena hanya dapat dibaca dengan alat pembaca kartu serta datanya terlindungi dengan sistem enkripsi.

    Klaim: Chip dalam KTP elektronik dapat lacak lokasi

    Rating: Hoaks

    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    Pewarta: Tim JACX

    Editor: M Arief Iskandar

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

    Rujukan

  • (GFD-2025-29204) Hoaks! Video Megawati marah saat Sri Mulyani dicopot

    Sumber:
    Tanggal publish: 23/09/2025

    Berita

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan di TikTok menampilkan video Presiden ke-5 Indonesia, Megawati Soekarnoputri. Dalam video itu, ia tampak mengenakan baju merah dan berbicara di depan mikrofon sembari menunjuk dan mengepalkan tangannya.

    Video tersebut dinarasikan sebagai reaksi Megawati setelah mengetahui Menteri Keuangan Sri Mulyani dicopot dari jabatannya.

    Berikut narasi dalam video tersebut:

    “Suasana mendadak tegang. Megawati yang akrab disapa mak banteng terlihat gelisah saat kabar mencuat. Sri Mulyani sang Menteri Keuangan dicopot dari kabinet wajahnya memerah, mata tajam penuh amarah, seolah menteri yang ia damba-dambakan mengundurkan diri”

    Namun, benarkah video tersebut merupakan Megawati marah saat Sri Mulyani dicopot?



    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran, video tersebut serupa dengan unggahan YouTube PDI Perjuangan berjudul “LIVE HUT KE-52 PDI PERJUANGAN ‘SATYAM EVA JAYATE, API PERJUANGAN NAN TAK KUNJUNG PADAM’” yang diunggah pada 10 Januari 2025.

    Saat itu, Megawati sedang menyampaikan pidato politik sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan dalam peringatan HUT ke-52 PDI Perjuangan.

    Dengan demikian, video tersebut tidak ada kaitannya dengan pencopotan Sri Mulyani.

    Klaim: Video marah Megawati saat Sri Mulyani dicopot

    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    Rating: Hoaks

    Pewarta: Tim JACX

    Editor: M Arief Iskandar

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

    Rujukan

  • (GFD-2025-29203) [HOAKS] Video Rumah Kapolda Bali Digeruduk Massa

    Sumber:
    Tanggal publish: 23/09/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar unggahan video yang mengeklaim rumah milik Kapolda Bali,Irjen Pol Daniel Adityajaya digeruduk dan dirusak massa.

    Namun, setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut tidak benar atau hoaks.

    Video mengeklaim rumah Kapolda Bali digeruduk dan dirusak massa diunggah akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.

    Akun tersebut membagikan video yang menampilkan sejumlah orang melempari sebuah bangunan dengan berbagai benda. 

    Video itu diberi keterangan demikian:

    Rumah Kapolda Bali Di gruduk masa

    Masi adakah berani Bilang rakyat jelata

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com mengambil tangkapan layar video tersebut kemudian menelusurinya menggunakan perangkat Yandex.

    Hasilnya, ditemukan video identik di akun TikTok ini dan kanal YouTube ini.

    Keterangan dalam unggahan menyebut bahwa lokasi dalam video berada di Markas Polda Bali. Melalui unggahan di akun X, Polda Bali juga membantah narasi soal rumah Kapolda digeruduk massa.

    "Kabid Humas Kombes Pol Ariasandy SIK, membenarkan adanya peredaran video dengan narasi rumah Kapolda Bali digerudug massa. Polda Bali pastikan itu hoaks", tulis Humas Polda Bali di akun X.

    Seperti diberitakan Kompas.com, pada akhir Agustus 2025 ratusan mahasiswa dan pengemudi ojek online menggelar aksi solidaritas di depan Markas Polda Bali.

    Mereka menuntut adanya reformasi di tubuh Polri usai tewasnya Affan Kurniawan (21), pengemudi ojek online yang dilindas rantis Brimob di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat. 

    Aksi itu berakhir ricuh, beberapa peserta melempari Markas Polda Bali dengan botol air kemasan, batu, dan petasan ukuran kecil.

    Beberapa orang lainnya berusaha menjebol pintu gerbang. Dalam aksi itu polisi juga melepaskan gas air mata ke arah massa.

    Namun, tidak ada perusakan rumah polisi, termasuk kediaman Kapolda Bali.

    Kesimpulan

    Video yang mengeklaim rumah Kapolda Bali digeruduk massa merupakan kabar tidak benar atau hoaks.

    Faktanya, video aslinya adalah kericuhan di depan Markas Polda Bali saat terjadi unjuk rasa yang berakhir ricuh pada akhir Agustus 2025.

    Saat itu ratusan mahasiswa dan pengemudi ojek online menggelar aksi solidaritas usai meningalnya Affan Kurniawan yang tewas dilindas rantis Brimob di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat.

    Rujukan

  • (GFD-2025-29202) [KLARIFIKASI] Video Warga Menyerang Tambang di Myanmar, Bukan Papua

    Sumber:
    Tanggal publish: 23/09/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar video sekelompok orang berlarian di area pertambangan yang diklaim berlokasi di PT Freeport Indonesia, Papua.

    Narasi video menyebutkan, ratusan warga Papua menyerang tambang milik PT Freeport Indonesia.

    Video itu disebarkan dengan narasi keliru. Simak penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com berikut.

    Video warga Papua menyerang lokasi pertambangan PT Freeport Indonesia disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan Instagram ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Sabtu, 13 September 2025:

    Wajarlah mereka marah, ibarat sapi petah di negeri sendiri.Pemerintah harusnya peka

    Sementara, berikut teks yang tertera dalam video:

    Ratusan Rakyat Papua Menyerang tambang Freeport Akibat Terlalu Lama Menderita

    akun Facebook Tangkapan layar konten dengan konteks keliru di sebuah akun Facebook, menampilkan video warga Papua menyerang lokasi pertambangan PT Freeport Indonesia.

    Hasil Cek Fakta

    Video yang beredar bukan berlokasi di Papua, melainkan Myanmar.

    Tim Cek Fakta Kompas.com mengambil tangkapan layar video kemudian melakukan pencarian gambar di Google Lens. Metode ini disebut reverse image search.

    Hasil pencarian mengarahkan ke video serupa di kanal YouTube ini, ini, ini, dan Facebook ini. Video paling lama diunggah pada 2022.

    Keterangan unggahan di Facebook pada 4 Februari 2025 menyebutkan, warga berbondong-bondong mendatangi lokasi tambang ketika Pemerintah Myanmar memberi izin untuk membuka area tersebut bagi publik.

    Sementara, unggahan di YouTube menyebutkan lokasinya di Hpakant Township, Kachin, Myanmar.

    Kesimpulan

    Konten di media sosial disebarkan dengan konteks keliru. Video warga menyerbu lokasi pertambangan berlokasi di Myanmar, bukan Papua.

    Warga menyerbu lokasi pertambangan ketika pemerintah Myanmar memberi izin membuka area tersebut bagi publik. Video serupa telah ada di internet setidaknya sejak 2022.

    Rujukan