KOMPAS.com - Beredar narasi di media sosial yang mengeklaim pendiri ritel Alfamart, Djoko Susanto, membagikan uang Rp 15 juta.
Narasi itu beredar dalam bentuk video TikTok. Namun, berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks.
Narasi pendiri Alfamart membagikan uang Rp 15 juta dibagikan oleh akun TikTok ini pada Rabu (18/9/2024).
Berikut narasi yang dibagikan:
Djoko Susanto Berbagi
Narasi itu disertai video yang menampilkan Djoko Susanto. Ia mengatakan, akan memberikan uang Rp 15 juta bagi pengikutnya di TikTok.
(GFD-2024-22758) [HOAKS] Pendiri Alfamart Bagikan Uang Rp 15 Juta di TikTok
Sumber:Tanggal publish: 18/09/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri kebenaran narasi tersebut dengan mengecek akun Instagram resmi Alfamart.
Dalam unggahan Senin (16/9/2024), Alfamart mengatakan bahwa telah beredar akun media sosial yang mencatut nama Djoko Susanto.
"Kami sampaikan bahwa Bapak Djoko Susanto tidak memiliki atau menggunakan akun media sosial apa pun," demikian penjelasan Alfamart.
Alfamart meminta masyarakat berhati-hati terhadap iming-iming hadiah dari akun-akun penipuan yang mengatasnamakan Alfmart atau Djoko Susanto.
Segala bentuk program promo, hadiah, dan kuis Alfamart bisa dicek pada media sosial resmi Alfamart dan situs resmi alfamart.co.id.
Sementara itu, video TikTok yang menampilkan Djoko Susanto terindikasi dihasilkan oleh perangkat kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Situs Deepware melabeli video tersebut "Suspicious" atau "Mencurigakan".
Hasil pengecekan model Deepware menunjukkan, video itu memiliki probabilitas 93 persen dihasilkan AI.
Dalam unggahan Senin (16/9/2024), Alfamart mengatakan bahwa telah beredar akun media sosial yang mencatut nama Djoko Susanto.
"Kami sampaikan bahwa Bapak Djoko Susanto tidak memiliki atau menggunakan akun media sosial apa pun," demikian penjelasan Alfamart.
Alfamart meminta masyarakat berhati-hati terhadap iming-iming hadiah dari akun-akun penipuan yang mengatasnamakan Alfmart atau Djoko Susanto.
Segala bentuk program promo, hadiah, dan kuis Alfamart bisa dicek pada media sosial resmi Alfamart dan situs resmi alfamart.co.id.
Sementara itu, video TikTok yang menampilkan Djoko Susanto terindikasi dihasilkan oleh perangkat kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Situs Deepware melabeli video tersebut "Suspicious" atau "Mencurigakan".
Hasil pengecekan model Deepware menunjukkan, video itu memiliki probabilitas 93 persen dihasilkan AI.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi pendiri ritel Alfamart Djoko Susanto membagikan uang Rp 15 juta adalah hoaks.
Alfamart melalui akun Instagram resmi mengatakan, Djoko Susanto tidak memiliki atau menggunakan akun media sosial apa pun
Alfamart melalui akun Instagram resmi mengatakan, Djoko Susanto tidak memiliki atau menggunakan akun media sosial apa pun
Rujukan
(GFD-2024-22757) Keliru, Video Nafa Urbach Akan Bagi-Bagi Uang Rp15 Juta Setelah Mengikuti Akun Tiktoknya
Sumber:Tanggal publish: 19/09/2024
Berita
Video dengan durasi 23 detik yang memperlihatkan artis Nafa Urbach akan membagikan uang Rp15 juta beredar di Facebook [ arsip ].
Dalam video itu, Nafa Urbach mengatakan akan memilih dua orang dan mentransfer langsung uang tunai sebesar Rp15 juta secara tunai bila diketahui sudah mengikuti dan membagikan dua akun media sosial TikTok miliknya.
Hingga artikel ini ditulis video tersebut sudah mendapatkan respon 32 ribu kali disukai dan telah dikomentari seribu kali. Lantas, benarkah video Nafa Urbach akan membagikan uang Rp15 juta setelah mengikuti dan membagikan dua akun media sosial yang dibagikan dalam postingan?
Hasil Cek Fakta
Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa video Nafa Urbach tersebut telah diubah dari aslinya. Pada video asli, Nafa Urbach tidak menyatakan akan memberikan uang tunai.
Tempo memeriksa akun Nafa Urbach di Instagram, namun tidak ditemukan video dia akan bagi-bagi uang tunai sebesar Rp15 juta untuk dua orang. Postingan di akun resmi sosial media milik Nafa Urbach hanya berisikan aktivitas kesehariannya dan kegiatan politik di Partai Nasdem.
Tempo lalu memeriksa sumber video yang dibagikan dengan memfragmentasi menjadi gambar dengan menggunakantools InVID, lalu gambar hasil fragmentasi ditelusuri dengan menggunakantools Yandex Image dan Google Image.
Hasilnya, foto Nafa Urbach tersebut merupakan foto Nafa saat berpose usai wawancara film "Kembang Kantil" di kantor redaksi Kompas.com di Palmerah Selatan, Jakarta, Selasa, 10 April 2018. Foto itu merupakan bidikan fotografer Kompas.com, Andreas Lukas Altobel.
Tempo kemudian memeriksa suara yang digunakan dalam video tersebut dengan menggunakan tools AI Voice Detector. Mulanya, Tempo mengunduh video itu dan mengubahnya ke ke format audio (mp3) dengan menggunakantools Cloud Convert. Video yang telah diubah ke format suara lalu diperiksa dengan menggunakantools Hive Moderation.
Hasilnya, suara dalam video tersebut merupakan hasil rekayasa digital dengan menggunakan kecerdasan buatanArtificial Intelligencedengan tingkat probabilitas mencapai 99,9 persen.
Kesimpulan
Hasil pemeriksaan Tempo, video dengan narasi Nafa Urbach akan membagikan uang Rp15 juta setelah mengikuti dan membagikan akun media sosial adalahKeliru.
Video tersebut merupakan rekayasa digital menggunakan kecerdasan buatan Artificial Intelligence dengan tingkat probabilitas mencapai 99,9 persen.
Selain itu, gambar Nafa Urbach pada video tersebut merupakan foto Nafa saat berpose usai wawancara film "Kembang Kantil" di kantor redaksi kompas.com di Palmerah Selatan, Jakarta, Selasa, 10 April 2018. Foto itu merupakan bidikan fotografer Kompas.com, Andreas Lukas Altobel.
Rujukan
- https://www.facebook.com/reel/568151838883423
- https://web.archive.org/web/20240919024430/
- https://www.facebook.com/reel/568151838883423
- https://www.instagram.com/nafaurbach/
- https://foto.kompas.com/photo/read/2018/04/10/1523349454a0c/Kembang-Kantil-Film-Horor-Pertama-Nafa-Urbach#&gid=1&pid=6 mailto:cekfakta@tempo.co.id
(GFD-2024-22756) CEK FAKTA: Hoaks! Modus Baru Penyalahgunaan Narkoba dengan Cara Dicampurkan ke Dalam Tepung Gorengan - TIMES Indonesia
Sumber:Tanggal publish: 19/09/2024
Berita
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Baru-baru ini beredar sebuah video dan narasi yang menyebut polisi menemukan modus baru penyalahgunaan narkoba dengan cara dicampurkan ke dalam tepung gorengan, di Kawasan Bogor, Jawa Barat.
Dalam video berdurasi 1.28 menit yang tersebar di Group Whatsapp dan beberapa media sosial itu, dinarasikan bahwa polisi menemukan modus baru penyalahgunaan narkoba dengan dicampurkan pada tepung gorengan. Pencampuran narkoba dalam tepung ini disebut bisa membuat gorengan lebih crispy dan lebih enak, sehingga bisa membuat orang kecanduan.
Berikut narasi yang disebar dengan video tersebut:
"Ini jauuuuh lebih berbahaya dari penguna Narkoba. Hrs dicari pemodal & kartelnya, tembak mati seluruh TV jaringannya. Sdh subversif.
Ngeriii PRODUKSI
& PENYEBARAN-Nya ADA dI BOGOR,,
- Gunung Putri
- Cibinong
- Cisarua lalu di Cigombong,,
Skrg di Sentul.
Utk Ibu2 & Bpk2
Waspada serta Hati-Hati utk yg Suka Beli Ayam Geprek / Gorengan,,
Mau-Pun Tepung Buat Goreng Makanan,,
Sekarang Ada MODUS BARU,,
Gorengan-Nya Di Campur Bubuk Narkoba Biar Lebih Crispy & Enak,,
Hingga Nanti-Nya Ketagihan
Setelah Ketagihan disitulah akan
ada Gejala Seperti Demam & Menggigil Yang Sangat Dahsyat,,
Jika Tidak Di Belikan Gorengan Yang Biasa Dikonsumsi,,
Maka Lebih Menderita Seperti Orang Pesakitan,,
Epilepsi/Ayan & bahkan lebih FATAL !!!
Pelaku-Nya sdh di Tangkap di Daerah Sentul-Bogor.
Hati2..!, Tolong Bantu
VIRALKAN !!
Video dan narasi ini membuat kekhawatiran bahwa gorengan atau tepung yang selama ini mereka konsumsi telah dicampuri oleh narkoba seperti penjelasan video dan narasi yang tersebar. Benarkah informasi tersebut?
Dalam video berdurasi 1.28 menit yang tersebar di Group Whatsapp dan beberapa media sosial itu, dinarasikan bahwa polisi menemukan modus baru penyalahgunaan narkoba dengan dicampurkan pada tepung gorengan. Pencampuran narkoba dalam tepung ini disebut bisa membuat gorengan lebih crispy dan lebih enak, sehingga bisa membuat orang kecanduan.
Berikut narasi yang disebar dengan video tersebut:
"Ini jauuuuh lebih berbahaya dari penguna Narkoba. Hrs dicari pemodal & kartelnya, tembak mati seluruh TV jaringannya. Sdh subversif.
Ngeriii PRODUKSI
& PENYEBARAN-Nya ADA dI BOGOR,,
- Gunung Putri
- Cibinong
- Cisarua lalu di Cigombong,,
Skrg di Sentul.
Utk Ibu2 & Bpk2
Waspada serta Hati-Hati utk yg Suka Beli Ayam Geprek / Gorengan,,
Mau-Pun Tepung Buat Goreng Makanan,,
Sekarang Ada MODUS BARU,,
Gorengan-Nya Di Campur Bubuk Narkoba Biar Lebih Crispy & Enak,,
Hingga Nanti-Nya Ketagihan
Setelah Ketagihan disitulah akan
ada Gejala Seperti Demam & Menggigil Yang Sangat Dahsyat,,
Jika Tidak Di Belikan Gorengan Yang Biasa Dikonsumsi,,
Maka Lebih Menderita Seperti Orang Pesakitan,,
Epilepsi/Ayan & bahkan lebih FATAL !!!
Pelaku-Nya sdh di Tangkap di Daerah Sentul-Bogor.
Hati2..!, Tolong Bantu
VIRALKAN !!
Video dan narasi ini membuat kekhawatiran bahwa gorengan atau tepung yang selama ini mereka konsumsi telah dicampuri oleh narkoba seperti penjelasan video dan narasi yang tersebar. Benarkah informasi tersebut?
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta TIMES Indonesia, video tentang polisi menemukan modus baru penyalahgunaan narkoba dengan cara dicampurkan pada tepung gorengan agar lebih crispy dan enak dan membuat orang kecanduan tidaklah benar atau hoaks.
Dari hasil penelusuran tim Cek Fakta TIMES Indonesia menggunakan Google lens, ditemukan bahwa video yang tersebar di berbagai platform media sosial itu adalah video olah tempat kejadian perkara (TKP) dalam pengungkapan kasus laboratorium narkoba jenis Pinaca atau Cannabinoid oleh Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya di perumahan mewah Mountain View Residence di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat, Selasa (30/4/2024).
Kabar hoax ini juga telah diluruskan dan diklarifikasi langsung oleh Polda Metro Jaya melalui akun resmi @Subdit3.narkoba.pmj. (cek di sini: https://www.instagram.com/reel/C7THG7JPltt/)
Dalam postingan tersebut, polisi menegaskan bahwa informasi yang beredar tersebut adalah misinformasi yang disebar oleh tangan tangan tidak bertanggung jawab.
Faktanya video yang diambil untuk membuat narasi "GORENGAN TEPUNG NARKOBA" itu merupakan video olah TKP milik Subdit 3 Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya yang sedang melakukan olah TKP bersama Puslabfor Mabes Polri dalam kasus Laboratorium Narkoba jenis Pinaca atau Cannabinoid.
"Adapun bahan yang terlihat seperti gorengan dalam video tersebut merupakan olahan dari berbagai Prekursor Kimia yang disebut PINACA atau CANNABINOID, bukan makanan Gorengan seperti yang dinarasikan," tulisnya.
Untuk itu mereka mengimbau agar masyarakat berhati hati dalam menerima dan menyebarkan informasi.
Beberapa media juga sempat memberitakan kejadian ini. Seperti beritasatu.com (Polisi Gerebek Industri Rumahan Bahan Baku Tembakau Sintesis di Sentul | Beritasatu).
Mengutip dari Detik.com, (Polda Metro Gerebek Home Industry Narkoba Sinte di Perumahan Mewah Sentul | Detik), polisi melakukan penggerebekan pada rumah produksi narkoba di Sentul, Bogor, Jawa Barat pada Minggu (28/4/2024).
Dirnarkoba Polda Metro Jaya Kombes Hengki mengungkapkan, kasus ini terungkap setelah kepolisian mendapatkan informasi adanya pengiriman paket narkoba melalui ojek online di kawasan Tangerang Selatan. Saat itu pihak kepolisian berhasil mengamankan pria berinisial B.
"Kita mengamankan baik ojek online-nya bersama satu orang inisial B. Dan dilakukan pengecekan barang bukti yang kita amankan ada di Direktorat narkoba Polda Metro Jaya berupa ADB-PINACA atau cannaboid atau narkotika golongan I," kata Hengki kepada wartawan, Minggu (28/4/2024).
Dari kasus tersebut, polisi terus melakukan pengembangan hingga akhrinya berhasil menemukan rumah produksinya di sebuah rumah di perumahan mewah kawasan Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
"Kita selain mengamankan berbagai macam sarana yang digunakan untuk mencetak atau membuat racikan yang nantinya menjadi tembakau sintetis dengan bahan-bahan yang ada, kita mengamankan 2 tersangka atau 2 pelaku inisial S dan H," kata dia.
Dari hasil penelusuran tim Cek Fakta TIMES Indonesia menggunakan Google lens, ditemukan bahwa video yang tersebar di berbagai platform media sosial itu adalah video olah tempat kejadian perkara (TKP) dalam pengungkapan kasus laboratorium narkoba jenis Pinaca atau Cannabinoid oleh Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya di perumahan mewah Mountain View Residence di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat, Selasa (30/4/2024).
Kabar hoax ini juga telah diluruskan dan diklarifikasi langsung oleh Polda Metro Jaya melalui akun resmi @Subdit3.narkoba.pmj. (cek di sini: https://www.instagram.com/reel/C7THG7JPltt/)
Dalam postingan tersebut, polisi menegaskan bahwa informasi yang beredar tersebut adalah misinformasi yang disebar oleh tangan tangan tidak bertanggung jawab.
Faktanya video yang diambil untuk membuat narasi "GORENGAN TEPUNG NARKOBA" itu merupakan video olah TKP milik Subdit 3 Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya yang sedang melakukan olah TKP bersama Puslabfor Mabes Polri dalam kasus Laboratorium Narkoba jenis Pinaca atau Cannabinoid.
"Adapun bahan yang terlihat seperti gorengan dalam video tersebut merupakan olahan dari berbagai Prekursor Kimia yang disebut PINACA atau CANNABINOID, bukan makanan Gorengan seperti yang dinarasikan," tulisnya.
Untuk itu mereka mengimbau agar masyarakat berhati hati dalam menerima dan menyebarkan informasi.
Beberapa media juga sempat memberitakan kejadian ini. Seperti beritasatu.com (Polisi Gerebek Industri Rumahan Bahan Baku Tembakau Sintesis di Sentul | Beritasatu).
Mengutip dari Detik.com, (Polda Metro Gerebek Home Industry Narkoba Sinte di Perumahan Mewah Sentul | Detik), polisi melakukan penggerebekan pada rumah produksi narkoba di Sentul, Bogor, Jawa Barat pada Minggu (28/4/2024).
Dirnarkoba Polda Metro Jaya Kombes Hengki mengungkapkan, kasus ini terungkap setelah kepolisian mendapatkan informasi adanya pengiriman paket narkoba melalui ojek online di kawasan Tangerang Selatan. Saat itu pihak kepolisian berhasil mengamankan pria berinisial B.
"Kita mengamankan baik ojek online-nya bersama satu orang inisial B. Dan dilakukan pengecekan barang bukti yang kita amankan ada di Direktorat narkoba Polda Metro Jaya berupa ADB-PINACA atau cannaboid atau narkotika golongan I," kata Hengki kepada wartawan, Minggu (28/4/2024).
Dari kasus tersebut, polisi terus melakukan pengembangan hingga akhrinya berhasil menemukan rumah produksinya di sebuah rumah di perumahan mewah kawasan Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
"Kita selain mengamankan berbagai macam sarana yang digunakan untuk mencetak atau membuat racikan yang nantinya menjadi tembakau sintetis dengan bahan-bahan yang ada, kita mengamankan 2 tersangka atau 2 pelaku inisial S dan H," kata dia.
Kesimpulan
Video tentang video dan narasi yang menyebut polisi menemukan modus baru penyalahgunaan narkoba dengan cara dicampurkan ke dalam tepung gorengan, di Kawasan Bogor Jawa Barat merupakan konten yang menyesatkan atau misleading content.
Faktanya, di Kawasan Bogor Jawa Barat, Polisi menemukan sebuah rumah produksi dan laboratorium narkoba jenis Pinaca atau Cannabinoid. Adapun bahan yang terlihat seperti gorengan dalam video tersebut merupakan olahan dari berbagai Prekursor Kimia yang disebut Pinaca atau Cannabinoid, bukan makanan Gorengan seperti yang dinarasikan.
Faktanya, di Kawasan Bogor Jawa Barat, Polisi menemukan sebuah rumah produksi dan laboratorium narkoba jenis Pinaca atau Cannabinoid. Adapun bahan yang terlihat seperti gorengan dalam video tersebut merupakan olahan dari berbagai Prekursor Kimia yang disebut Pinaca atau Cannabinoid, bukan makanan Gorengan seperti yang dinarasikan.
Rujukan
(GFD-2024-22755) Cek fakta, imbauan teror ninja di Tasikmalaya
Sumber:Tanggal publish: 19/09/2024
Berita
Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah pesan berantai beredar di WhatsApp yang menarasikan imbauan untuk warga Tasikmalaya agar berhati-hati terhadap ketukan pintu rumah karena adanya teror “ninja”.
Warga Tasikmalaya diminta untuk tidak sembarangan membuka pintu rumah terutama pada malam hari karena adanya terror tersebut.
Berikut narasi dalam unggahan tersebut yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia:
“Hati-hati sekarang jika Anda membuka pintu atau menguncinya di malam hari..jangan
sembarangan membuka pintu saat ada yang mengetuk di malam hari..
Ke seluruh masyarakat Tasikmalaya sekarang sedang viral, ninja hatori mengetuk pintu dan duduk di tengah Salawu, Puspajaya, dll.
Hati-hati kalau ada yang belum familiar dengan ketukan, jangan dibuka, lihat-lihat kalau-kalau belum paham.
Untuk menjadi peringatan!!!”
Namun, benarkah imbauan teror ninja di Tasikmalaya tersebut?
Warga Tasikmalaya diminta untuk tidak sembarangan membuka pintu rumah terutama pada malam hari karena adanya terror tersebut.
Berikut narasi dalam unggahan tersebut yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia:
“Hati-hati sekarang jika Anda membuka pintu atau menguncinya di malam hari..jangan
sembarangan membuka pintu saat ada yang mengetuk di malam hari..
Ke seluruh masyarakat Tasikmalaya sekarang sedang viral, ninja hatori mengetuk pintu dan duduk di tengah Salawu, Puspajaya, dll.
Hati-hati kalau ada yang belum familiar dengan ketukan, jangan dibuka, lihat-lihat kalau-kalau belum paham.
Untuk menjadi peringatan!!!”
Namun, benarkah imbauan teror ninja di Tasikmalaya tersebut?
Hasil Cek Fakta
Kepolisian Resor Tasikmalaya menegaskan bahwa informasi yang beredar tersebut adalah hoaks. Hal itu disinyalir bertujuan menimbulkan ketakutan kepada masyarakat di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, bisa diancam hukuman pidana.
Isu yang membuat ketakutan di kalangan masyarakat itu mendapatkan perhatian dari unsur Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan Puspahiang yang langsung bergerak mengumpulkan tokoh masyarakat, RT dan RW untuk membahas tentang informasi bohong itu, kemudian menginformasikan kembali kepada masyarakat agar tenang.
"Kami sampaikan sosialisasi terkait informasi hoaks ini supaya masyarakat juga tenang," kata Kapolsek Puspahiang Iptu Dedi Haryana, dilansir dari ANTARA.
Camat Puspahiang Dadan Hamdani menambahkan, masyarakat agar tenang, dan tidak terpengaruhi dengan informasi bohong tentang adanya ninja yang ketuk pintu kemudian melakukan penganiayaan terhadap warga.
"Informasi ninja ketuk pintu, bacok dan perkosa ternyata hoaks, tapi kita minta masyarakat intensifkan ronda malam untuk memberi rasa aman," katanya.
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2024
Isu yang membuat ketakutan di kalangan masyarakat itu mendapatkan perhatian dari unsur Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan Puspahiang yang langsung bergerak mengumpulkan tokoh masyarakat, RT dan RW untuk membahas tentang informasi bohong itu, kemudian menginformasikan kembali kepada masyarakat agar tenang.
"Kami sampaikan sosialisasi terkait informasi hoaks ini supaya masyarakat juga tenang," kata Kapolsek Puspahiang Iptu Dedi Haryana, dilansir dari ANTARA.
Camat Puspahiang Dadan Hamdani menambahkan, masyarakat agar tenang, dan tidak terpengaruhi dengan informasi bohong tentang adanya ninja yang ketuk pintu kemudian melakukan penganiayaan terhadap warga.
"Informasi ninja ketuk pintu, bacok dan perkosa ternyata hoaks, tapi kita minta masyarakat intensifkan ronda malam untuk memberi rasa aman," katanya.
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2024
Rujukan
Halaman: 850/5907