• (GFD-2024-20633) Cek Fakta: Hoaks Video yang Diklaim Hasto Kristiyanto Dipenjara Akibat Melawan Perintah Jokowi

    Sumber:
    Tanggal publish: 20/06/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang diklaim Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dipenjara karena melawan perintah Presiden Jokowi beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan salah satu kanal YouTube pada 7 Juni 2024.
    Video berdurasi 10 menit 2 detik itu menampilkan thumbnail foto Jokowi yang sedang menunjuk sesuatu. Kemudian ada foto Hasto Kristiyanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Dalam video itu terdapat narasi sebagai berikut.
    "KABAR MENGGEMPARKAN
    HASTO DISERET KE PENJARA
    AKIBAT MELAWAN PERINTAH JOKOWI"
    Video berjudul "MENGERIK4N‼️AKIBAT MELAWAN JOKOWI, HASTO DISERET KE PENJARA" yang disebarkan kanal YouTube tersebut telah 1.392 kali ditonton dan mendapat sejumlah respons dari warganet.
    Benarkah dalam video itu Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dipenjara akibat melawan perintah Jokowi? Berikut penelusurannya.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video yang diklaim Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dipenjara akibat melawan perintah Jokowi. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "hasto kristiyanto dipenjara jokowi" di kolom pencarian Google Search.
    Hasilnya tidak ditemukan informasi valid dari media arus utama yang memuat kabar tersebut. Penelusuran juga dilakukan melihat keseluruhan dari video tersebut.
    Video itu memuat potongan klip dari tayangan pemberitaan Hasto Kristiyanto yang diperiksa di Polda Metro Jaya pada 4 Juni 2024 lalu. Klip tersebut identik dengan video berjudul "BREAKING NEWS - Sekjen PDIP Hasto Diperiksa Polda Metro Jaya Terkait Bahas Dugaan Kecurangan Pemilu" yang dimuat kanal YouTube KOMPASTV pada 4 Juni 2024.
    Berikut gambar tangkapan layarnya.
    Dalam video itu juga terdapat narator yang membacakan artikel berjudul "Hasto Curiga Ada “Orderan” di Balik Pemanggilannya ke Polda Metro Jaya" yang dimuat kompas.com pada 3 Juni 2024.
    Selain itu, narator dalam video juga membacakan artikel berjudul "Dipanggil Ke Polda Metro Jaya karena Bicara di Media, Hasto PDI-P: Besok Saya Hadir" yang dimuat kompas.com pada 4 Juni 2024. Sementara gambar thumbnail dalam video video tersebut diduga merupakan hasil rekayasa digital.
     

    Kesimpulan


    Video yang diklaim Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dipenjara akibat melawan perintah Jokowi ternyata tidak benar. Faktanya, tidak ada informasi valid yang mendukung klaim tersebut. Video tersebut hanya menampilkan tayangan peristiwa ketika Hasto Kristiyanto diperiksa di Polda Metro Jaya.
     

    Rujukan

  • (GFD-2024-20632) Cek Fakta: Tidak Benar Kisah Dokter Sebi Menghilang Misterius Usai Promosikan Obat Alternatif

    Sumber:
    Tanggal publish: 20/06/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Kisah tentang seorang dokter bernama Sebi menghilang secara misterius usai mempromosikan sejumlah obat alternatif untuk berbagai penyakit beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 3 Juni 2024.
    Akun Facebook tersebut mengunggah video berisi kisah dokter Sebi yang memiliki sejumlah obat alternatif untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
    "Dokter terkenal bernama sebi menghilang secara misterius selepas memberitahukan 5 rahasia kesehatan ini," demikian narasi dalam video tersebut.
    Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 5.400 kali dibagikan dan mendapat 194 komentar dari warganet.
    Benarkah kisah tentang dokter Sebi menghilang secara misterius usai mempromosikan sejumlah obat alternatif untuk berbagai penyakit? Berikut penelusurannya.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kisah tentang dokter Sebi menghilang secara misterius usai mempromosikan sejumlah obat alternatif untuk berbagai penyakit.
    Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "dr sebi killed" di kolom pencarian Google Search. Hasilnya terdapat beberapa artikel yang membantah kabar tersebut.
    Satu di antaranya artikel berjudul "Dr. Sebi was killed “for revealing the truth” about the health benefits of burdock plants" yang dimuat situs politifact.com pada 19 Mei 2023.
    Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa Sebi bukan seorang dokter atau ahli kesehatan. Dia juga tidak punya gelar di bidang kedokteran. Sebi punya nama asli Alfredo Darrington Bowman dan berasal dari Honduras, Amerika Tengah.
    Ia kerap memberikan pengobatan kontroversial. Misalnya, ia mengklaim mengonsumsi sejumlah dedaunan bisa menyembuhkan penyakit. Ia kemudian dikabarkan menghilang secara misterius bahkan ada tudingan ia dibunuh.
    Dokter Sebi alias Bowman ternyata tidak menghilang secara misterius atau terbunuh. Dia meninggal pada tahun 2016 setelah tertular pneumonia saat berada di penjara di Honduras.
    Dia pernah ditangkap pada tahun 1987 dan didakwa melakukan praktik kedokteran tanpa izin di New York dan mengiklankan bahwa pengobatannya dapat menyembuhkan AIDS dan leukemia. Sejumlah selebriti termasuk rapper Lisa "Left Eye" Lopes, John Travolta, dan Michael Jackson sempat meminta nasihat dan pengobatan kesehatannya.
    Bowman juga digugat pada tahun 1993, ketika pengadilan memerintahkan dia untuk menghentikan klaim bahwa dia dapat menyembuhkan penyakit. Pada Mei 2016, ia ditangkap di Bandara Internasional Juan Manuel Gálvez, Honduras. Ketika itu ia membawa uang 37 ribu USD. Dari laporan The Telegraph, Bowman didakwa melakukan pencucian uang.
     

    Kesimpulan


    Kisah tentang dokter Sebi menghilang secara misterius usai mempromosikan sejumlah obat alternatif untuk berbagai penyakit ternyata tidak benar.
    Faktanya, dokter Sebi atau Alfredo Darrington Bowman meninggal dunia setelah mengidap pneumonia saat berada di penjara di Honduras pada 2016 lalu.

    Rujukan

  • (GFD-2024-20631) Menyesatkan, Starbucks Ganti Brand Demi Hindari Boikot Produk Israel

    Sumber:
    Tanggal publish: 20/06/2024

    Berita



    Sebuah foto diunggah akun pengguna media sosial Meta, Thread, dengan narasi Starbucks mengganti nama jenama (brand) menjadi Vista Coffee karena tidak tahan dengan boikot produk Israel.

    Dalam keterangan unggahan, si pengunggah menuliskan: Starbucks melakukan penggantian nama brand menjadi Vista Coffe? Kog bisa? apakah karena boycott yg dilakukan sekelompok massa pro Palestina?Sebagian orang berpendapat bahwa penggantian brand tsb, karena imbas boycot?



    Diunggah pada 19 Juni 2024, unggahan Thread itu disukai 273 orang, mendapat 59 komentar, dan diteruskan sebanyak 29 kali oleh warganet.

    Benarkah Starbucks mengganti nama jenama menjadi Vista Coffee karena imbas aksi boikot produk Israel sejak perang Israel-Palestina pecah?

    Hasil Cek Fakta



    Tempo memeriksa foto yang digunakan dalam unggahan Thread tersebut. Foto yang menjadi ilustrasi unggahan itu identik dengan foto yang diunggah oleh akun Instagram Khas Muslim, berikut tulisan “Waduh! Tidak tahan dengan boikot, Starbucks ganti nama jadi Vista Coffee”. Disebutkan bahwa lokasinya di Starbucks, Bandara Dublin, Irlandia.

    Faktanya, pihak bandara menjelaskan bahwa Vista Coffee hanyalah merek sementara, sebelum brand lokal baru akan menempati gerai tersebut secara permanen pada Maret 2024. Melalui situs web resmi Bandara Dublin, pergantian nama itu dilakukan karena kontrak Starbucks telah habis pada Desember 2023 lalu.

    "Operator baru (yang menggunakan produk Starbucks) akan menjalankan kafe tersebut sebagai Vista, memastikan pelanggan mendapatkan layanan terbaiknya," bunyi cuitan akun tersebut, dikutip dari Detik.com, Rabu, 10 Januari 2024.

    Pihak bandara menambahkan, perubahan tersebut merupakan bagian dari perombakan besar-besaran pada gerai makanan dan minuman (food and beverage/F&B) di T1 dan T2 dalam beberapa bulan mendatang.

    Akibat tren perlambatan bisnis makanan-minuman

    Bukan kali ini saja Starbucks menghadapi kritik maupun sentimen publik. Selain aksi boikot produk Israel sejak perang Israel-Palestina, selama dua dekade terakhir, masyarakat pernah mengkritik brand gerai kopi ini karena mendukung pernikahan sesama jenis dan upaya serikat pekerja yang dilakukan oleh karyawannya. Meskipun demikian, perusahaan ini tetap berkembang.

    Namun beberapa analis mengaitkan perlambatan penjualan di Starbucks sebagai gejala penurunan sentimen yang lebih luas di antara konsumen Amerika Serikat. Dilansir Financial Times, pemulihan ekonomi yang terhenti di Cina berdampak pada perusahaan lantaran Cina merupakan pasar terbesar keduanya. Di sana, Starbucks  memiliki sekitar 6.500 gerai. Ada pula analisis yang menilai perlambatan pendapatan ini berkaitan dengan peluncuran menu musim dingin yang baru, yang mungkin mengecewakan para pelanggan. "Kemampuan kami untuk mengaitkan [perlambatan] ini dengan potensi boikot sangat, sangat menantang, meskipun perusahaan mengakui dampaknya," ujar Matthew Goodman, analis senior di firma riset data M Science.

    Sementara menurut laporan Bloomberg per Desember 2023, Starbucks kehilangan hampir $12 miliar dalam nilai pasar saham Nasdaq selama dua minggu sebelumnya. Sahamnya turun 1,6% pada hari Senin, menurun selama 11 sesi berturut-turut dalam penurunan terpanjang sejak debut publik Starbucks pada tahun 1992. Secara keseluruhan, kemerosotan ini menghapus 9,4% dari nilai pasar Starbucks, sebuah penurunan sebesar hampir $12 miliar.  

    Dalam laporan Bloomberg juga menyebutkan bahwa berita Starbucks itu menunjukkan tren "perlambatan" di seluruh industri makanan ringan dan kopi. Merujuk perusahaan riset berbasis data, M Science, tren penjualan di industri makanan ringan dan kopi melambat dari minggu ke minggu selama periode tujuh hari hingga 19 November di tengah boikot dan pemogokan buruh pada Red Cup Day, 16 November 2023 di 200 lokasi di Amerika Serikat.

    Kesimpulan



    Unggahan dengan narasi Starbucks mengganti nama jenama menjadi Vista Coffee akibat imbas aksi boikot produk Israel adalah menyesatkan.

    Faktanya, Vista Coffee hanyalah merek sementara, sebelum brand lokal baru akan menempati gerai tersebut secara permanen pada Maret 2024. Pergantian nama itu dilakukan karena kontrak Starbucks telah habis pada Desember 2023 lalu.

    Namun secara umum, boikot produk Israel bukan penyebab utama penurunan pendapatan Starbucks. Sejumlah analisis menyebut perlambatan penjualan di Starbucks sebagai gejala penurunan sentimen yang lebih luas di antara konsumen Amerika Serikat, termasuk ekonomi di Cina sebagai pasar terbesar kedua Starbucks.

    Rujukan

  • (GFD-2024-20630) Menyesatkan, Konten Berisi Klaim Tidak Ada Perubahan Iklim

    Sumber:
    Tanggal publish: 20/06/2024

    Berita



    Sebuah video beredar di Facebook yang memperlihatkan pendiri saluran TV tentang cuaca, suhu udara, dan bencana alam, Weather Channel, John Coleman, yang mengatakan perubahan iklim hoaks belaka.

    Video itu memperlihatkan Coleman tampil dalam wawancara CNN, yang mengatakan bahwa perubahan iklim hanya konsensus sejumlah ilmuwan. Menurutnya perubahan iklim bukan fakta, sementara sains atau ilmu pengetahuan harus bersandar pada fakta.

    Dalam siaran itu, ia juga menyatakan kekecewaannya terhadap Weather Channel yang dahulu didirikannya, yang telah berbeda pendapat dengan dirinya. Saluran TV itu mengakui adanya pemanasan global. “TIDAK ada Pemanasan Global yang signifikan saat ini, belum pernah terjadi di masa lalu, dan TIDAK ada alasan untuk mengharapkan hal ini terjadi di masa depan.”



    Namun, benarkah klaim-klaim yang diungkapkan Coleman itu?

    Hasil Cek Fakta



    Tempo melakukan verifikasi gambar atas video tersebut menggunakan mesin pencari. Ditemukan video tersebut identik dengan sebuah berita video daring, sebagai berikut:

    Video yang beredar sesungguhnya memperlihatkan Coleman saat diwawancarai presenter CNN TV, Brian Stelter, yang tayang awal November 2014. Transkrip wawancara tersebut juga menjelaskan bahwa Coleman menyatakan tidak percaya adanya perubahan iklim.



    Stelter sang presenter pun meluruskan situasi dalam wawancara tersebut dalam tulisannya di CNN. Dia mengatakan bahwa meskipun Coleman adalah pendiri Weather Channel, dia tidak mewakili saluran TV tersebut saat wawancara itu berlangsung.

    Coleman merupakan salah satu pendiri Weather Channel tahun 1982. Namun satu tahun kemudian dia keluar dari saluran TV tersebut. Artinya saat wawancara itu berlangsung, Coleman sudah 31 tahun berpisah dengan Weather Channel.

    Stelter dalam tulisannya juga menjelaskan bahwa terdapat laporan sebanyak 30 ribu karya ilmiah telah membahas perubahan iklim, yang menggambarkan banyaknya ilmuwan yang memberikan perhatian pada pada isu ini.

    Bukti Terjadi Pemanasan Global

    Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat ( NASA ) mengatakan terjadinya perubahan iklim telah diakui para ilmuwan dalam Panel Perubahan Iklim Antarpemerintah (IPCC) yang didirikan tahun 1988.

    Namun sesungguhnya adanya perubahan iklim tidak hanya berdasarkan kesepakatan sekelompok orang, melainkan juga dibuktikan dengan sejumlah data. Bukti-bukti itu meliputi suhu rata-rata permukaan bumi meningkat dan laut semakin menghangat.

    Lapisan es di kedua kutub bumi menyusut, demikian juga gletser. Pengamatan di belahan bumi utara juga menunjukkan sisa es musim dingin berkurang dan lebih cepat mencair.

    Selain itu, permukaan laut juga semakin tinggi, bersamaan dengan permukaan es Kutub Arktik yang semakin turun. Frekuensi kejadian alam ekstrim juga meningkat, demikian juga pengasaman air laut karena banyak menyerap karbondioksida yang dihasilkan manusia.

    BBC lebih gamblang memperlihatkan data dan grafik peningkatan suhu rata-rata global per tahun, di mana tahun 2023 memiliki suhu tertinggi di antara tahun-tahun sebelumnya. Demikian juga level karbondioksida.

    Penggunaan bahan bakar fosil memberikan dampak besar terhadap pemanasan bumi tersebut. Suhu rata-rata permukaan bumi secara global terus mendekati 1,5 derajat celcius, padahal bila sampai pada angka itu, kondisi alam akan semakin rusak dan mengancam kelangsungan makhluk hidup.

    Kesimpulan



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa klaim John Coleman yang menyatakan pemanasan global hanya hoaks dan bukan fakta adalah menyesatkan.

    Terjadinya pemanasan global telah diketahui menggunakan bukti-bukti berupa data dan fakta kondisi bumi. Terjadinya pemanasan global bukan kesepakatan sejumlah ilmuwan belaka, melainkan telah terbukti dengan data dan fakta yang terkumpul selama ini.

    Rujukan