Apa yang terjadi jika perjanjian pandemi dan IHR di tanda tangani bukan hanya soal vaksinasi saja,anda akan di buat kelaparan dengan hoax perubahan iklim.
WHO menyerukan kepada pemerintah untuk melarang pertanian di seluruh dunia dengan alasan menyelamatkan planet ini. Pernyataan baru dari seorang Teroris Kemanusiaan Tedros Adhanom Ghebreyesus.
https://wahrheitsiegt.substack.com/…/who-fordert…
(GFD-2024-20637) [SALAH] Seruan WHO agar Pemerintah Larang Pertanian Demi Selamatkan Bumi
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 21/06/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Artikel disadur dari Tempo.
Beredar unggahan di media sosial Facebook dengan klaim bahwa WHO menyerukan kepada pemerintah untuk melarang pertanian di seluruh dunia dengan alasan menyelamatkan planet ini.
Pernyataan itu disebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam sebuah blog berbahasa Jerman.
Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, WHO tidak pernah menyerukan kepada pemerintah melarang pertanian di seluruh dunia dengan alasan menyelamatkan bumi, seperti yang diklaim pembuat konten.
Konten tersebut diambil dari situs blogspot berbahasa Jerman dengan judul “WHO fordert Regierungen auf, die Landwirtschaft weltweit zu verbieten, um den Planeten zu retten” atau dalam bahasa Indonesia artinya, WHO menyerukan kepada pemerintah untuk melarang pertanian di seluruh dunia untuk menyelamatkan planet ini.
Setelah memeriksa isi pernyataan Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus di dalam video, jelas bahwa Tedros tidak pernah mengatakan hal itu. Konteks sebenarnya dari pernyataan Tedros adalah mengenai sistem pangan yang berkontribusi terhadap lebih dari 30% emisi gas rumah kaca dan menyumbang hampir sepertiga beban penyakit global. Menurut Tedros, transformasi sistem pangan menjadi sangatlah penting agar dapat beralih ke pola makan yang lebih sehat, lebih beragam, dan lebih berbasis nabati.
Video Tedros itu sebenarnya juga sudah ditayangkan di channel YouTube World Health Organization (WHO) pada 21 Desember 2023 lalu dengan judul Our food systems are harming the health of people and planet. Saat itu, dia berbicara di acara resmi COP28 yang diselenggarakan 11 Desember 2023 oleh Dewan Menteri Nordik, Finlandia.
Dari temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa klaim yang mengatakan WHO serukan kepada pemerintah melarang pertanian di seluruh dunia dengan alasan menyelamatkan bumi adalah tidak benar. Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, tidak pernah menyerukan pelarangan, Tedros hanya menyampaikan soal sistem pangan merugikan kesehatan manusia dan bumi.
Beredar unggahan di media sosial Facebook dengan klaim bahwa WHO menyerukan kepada pemerintah untuk melarang pertanian di seluruh dunia dengan alasan menyelamatkan planet ini.
Pernyataan itu disebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam sebuah blog berbahasa Jerman.
Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, WHO tidak pernah menyerukan kepada pemerintah melarang pertanian di seluruh dunia dengan alasan menyelamatkan bumi, seperti yang diklaim pembuat konten.
Konten tersebut diambil dari situs blogspot berbahasa Jerman dengan judul “WHO fordert Regierungen auf, die Landwirtschaft weltweit zu verbieten, um den Planeten zu retten” atau dalam bahasa Indonesia artinya, WHO menyerukan kepada pemerintah untuk melarang pertanian di seluruh dunia untuk menyelamatkan planet ini.
Setelah memeriksa isi pernyataan Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus di dalam video, jelas bahwa Tedros tidak pernah mengatakan hal itu. Konteks sebenarnya dari pernyataan Tedros adalah mengenai sistem pangan yang berkontribusi terhadap lebih dari 30% emisi gas rumah kaca dan menyumbang hampir sepertiga beban penyakit global. Menurut Tedros, transformasi sistem pangan menjadi sangatlah penting agar dapat beralih ke pola makan yang lebih sehat, lebih beragam, dan lebih berbasis nabati.
Video Tedros itu sebenarnya juga sudah ditayangkan di channel YouTube World Health Organization (WHO) pada 21 Desember 2023 lalu dengan judul Our food systems are harming the health of people and planet. Saat itu, dia berbicara di acara resmi COP28 yang diselenggarakan 11 Desember 2023 oleh Dewan Menteri Nordik, Finlandia.
Dari temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa klaim yang mengatakan WHO serukan kepada pemerintah melarang pertanian di seluruh dunia dengan alasan menyelamatkan bumi adalah tidak benar. Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, tidak pernah menyerukan pelarangan, Tedros hanya menyampaikan soal sistem pangan merugikan kesehatan manusia dan bumi.
Kesimpulan
Faktanya Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, tidak pernah menyerukan pelarangan, Tedros hanya menyampaikan soal sistem pangan merugikan kesehatan manusia dan bumi. Sistem pangan berkontribusi terhadap lebih dari 30 persen emisi gas rumah kaca dan menyumbang hampir sepertiga beban penyakit global. Oleh karena itu, transformasi sistem pangan sangatlah penting dengan beralih ke pola makan yang lebih sehat, lebih beragam, dan lebih berbasis nabati.
Rujukan
(GFD-2024-20636) Hoaks! MPR gelar Sidang Istimewa turunkan Jokowi dari jabatan pada pertengahan Juni
Sumber:Tanggal publish: 20/06/2024
Berita
Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan video di YouTube berdurasi 11 menit menarasikan MPR menggelar Sidang Istimewa untuk melengserkan Jokowi dari jabatannya sebagai Presiden RI pada 13 Juni 2024.
Berikut narasi dalam unggahan tersebut:
“MENGGEMPARKAN TEPAT MALAM JUMAT J0K0WI LENGSER GARA2 KELAKUAN FATAL INI”
Namun, benarkah MPR gelar sidang Istimewa turunkan Jokowi dari jabatan Presiden?
Berikut narasi dalam unggahan tersebut:
“MENGGEMPARKAN TEPAT MALAM JUMAT J0K0WI LENGSER GARA2 KELAKUAN FATAL INI”
Namun, benarkah MPR gelar sidang Istimewa turunkan Jokowi dari jabatan Presiden?
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelusuran, dalam isi video tidak dijelaskan MPR menggelar sidang Istimewa untuk melengserkan Jokowi, melainkan opini tokoh-tokoh terkait izin tambang yang diperbolehkan dikelola oleh ormas keagamaan.
Sebelumnya, dilansir dari ANTARA, Presiden Joko Widodo mengatakan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) untuk organisasi kemasyarakatan (ormas) memiliki persyaratan yang ketat dan diberikan kepada badan usaha atau koperasi yang dimiliki ormas.
Presiden kembali menegaskan bahwa IUPK diberikan kepada badan usaha yang dimiliki ormas, baik berupa koperasi maupun perseroan terbatas (PT). Presiden membantah bahwa IUPK diberikan kepada lembaga atau organisasi kemasyarakatan itu sendiri, melainkan lembaga usahanya.
Pemerintah juga mengeluarkan peraturan turunan berupa peraturan presiden yang mengatur ketentuan lebih lanjut mengenai penawaran WIUPK secara prioritas kepada badan usaha milik organisasi kemasyarakatan keagamaan.
Untuk diketahui, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 2024 membuka peluang bagi badan usaha milik organisasi masyarakat (ormas) keagamaan mengelola usaha pertambangan batu bara selama periode 2024–2029.
Selain itu, dilansir dari laman resmi Presiden RI, Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas bersama sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis, 13 Juni 2024 untuk membahas kesiapan penyelengaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatra Utara (Sumut) dan Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) Tahun 2024.
Klaim: MPR gelar sidang Istimewa turunkan Jokowi dari jabatan Presiden
Rating: Hoaks
Baca juga: PBNU: Izin tambang untuk ormas merupakan upaya berani Presiden Jokowi
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2024
Sebelumnya, dilansir dari ANTARA, Presiden Joko Widodo mengatakan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) untuk organisasi kemasyarakatan (ormas) memiliki persyaratan yang ketat dan diberikan kepada badan usaha atau koperasi yang dimiliki ormas.
Presiden kembali menegaskan bahwa IUPK diberikan kepada badan usaha yang dimiliki ormas, baik berupa koperasi maupun perseroan terbatas (PT). Presiden membantah bahwa IUPK diberikan kepada lembaga atau organisasi kemasyarakatan itu sendiri, melainkan lembaga usahanya.
Pemerintah juga mengeluarkan peraturan turunan berupa peraturan presiden yang mengatur ketentuan lebih lanjut mengenai penawaran WIUPK secara prioritas kepada badan usaha milik organisasi kemasyarakatan keagamaan.
Untuk diketahui, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 2024 membuka peluang bagi badan usaha milik organisasi masyarakat (ormas) keagamaan mengelola usaha pertambangan batu bara selama periode 2024–2029.
Selain itu, dilansir dari laman resmi Presiden RI, Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas bersama sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis, 13 Juni 2024 untuk membahas kesiapan penyelengaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatra Utara (Sumut) dan Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) Tahun 2024.
Klaim: MPR gelar sidang Istimewa turunkan Jokowi dari jabatan Presiden
Rating: Hoaks
Baca juga: PBNU: Izin tambang untuk ormas merupakan upaya berani Presiden Jokowi
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2024
Rujukan
(GFD-2024-20635) [KLARIFIKASI] Rumah Lansia Palestina Dirampas Warga Israel, tetapi Asal Perampas Tidak Diketahui
Sumber:Tanggal publish: 19/06/2024
Berita
KOMPAS.com - Di media sosial beredar foto dengan narasi yang menyebut pasangan lanjut usia (lansia) asal Palestina melihat rumah lamanya kini ditempati oleh pasangan warga Israel.
Narasi yang disertakan menyatakan bahwa pasangan warga Israel itu merupakan pendatang dari Brooklyn, New York, Amerika Serikat.
Namun setelah ditelusuri narasi tersebut perlu diluruskan. Sebab, tidak ada bukti valid yang menunjukkan penghuni rumah tersebut merupakan pendatang dari Brooklyn.
Foto dengan dengan narasi pasangan lansia Palestina melihat rumah lamanya yang kini ditempati oleh pasangan dari Brooklyn dibagikan oleh akun Facebook ini, ini dan ini.
Akun tersebut membagikan foto dengan keterangan sebagai berikut:
Pasangan lansia Palestina melihat rumah yang pernah mereka tinggali, kini ditempati oleh pasangan dari Brooklyn
Narasi yang disertakan menyatakan bahwa pasangan warga Israel itu merupakan pendatang dari Brooklyn, New York, Amerika Serikat.
Namun setelah ditelusuri narasi tersebut perlu diluruskan. Sebab, tidak ada bukti valid yang menunjukkan penghuni rumah tersebut merupakan pendatang dari Brooklyn.
Foto dengan dengan narasi pasangan lansia Palestina melihat rumah lamanya yang kini ditempati oleh pasangan dari Brooklyn dibagikan oleh akun Facebook ini, ini dan ini.
Akun tersebut membagikan foto dengan keterangan sebagai berikut:
Pasangan lansia Palestina melihat rumah yang pernah mereka tinggali, kini ditempati oleh pasangan dari Brooklyn
Hasil Cek Fakta
Dilansir Snopes, gambar tersebut telah beredar pada 2021. Foto itu merupakan tangkapan layar video pemberitaan media Al Jazeera dalam Bahasa Arab.
Video kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris pada Mei 2020 oleh Rima Najjar Merriman, pensiunan profesor sastra Inggris di Universitas Al-Quds.
Dalam video, reporter Al Jazeera yang bernama Najwan Simri menemani pasangan lansia asal Palestina, Abu dan Hajjeh Im Samir mengunjungi lokasi rumah lama mereka di desa bernama Ijzim yang berada di sebelah selatan Haifa.
Rumah tersebut dirampas oleh orang Yahudi saat perang Arab-Israel pada 1948.
Namun, dalam laporan Al Jazeera tidak dijelaskan terkait identitas orang yang kini menempati rumah tersebut. Tidak terdapat pula penjelasan bahwa bahwa penghuni rumah berasal Brooklyn.
Dikutip dari, Al Jazeera pada 1948 Israel mengusir sedikitnya 750.000 warga Palestina dari rumah dan kampung halaman mereka. Saat itu, Israel merebut sekitar 78 persen wilayah Palestina yang bersejarah.
Pengusiran tersebut disebut oleh warga Palestina sebagai Hari Nakba atau malapetaka. Nakba diperingati setiap tanggal 15 Mei dengan demonstrasi.
Video kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris pada Mei 2020 oleh Rima Najjar Merriman, pensiunan profesor sastra Inggris di Universitas Al-Quds.
Dalam video, reporter Al Jazeera yang bernama Najwan Simri menemani pasangan lansia asal Palestina, Abu dan Hajjeh Im Samir mengunjungi lokasi rumah lama mereka di desa bernama Ijzim yang berada di sebelah selatan Haifa.
Rumah tersebut dirampas oleh orang Yahudi saat perang Arab-Israel pada 1948.
Namun, dalam laporan Al Jazeera tidak dijelaskan terkait identitas orang yang kini menempati rumah tersebut. Tidak terdapat pula penjelasan bahwa bahwa penghuni rumah berasal Brooklyn.
Dikutip dari, Al Jazeera pada 1948 Israel mengusir sedikitnya 750.000 warga Palestina dari rumah dan kampung halaman mereka. Saat itu, Israel merebut sekitar 78 persen wilayah Palestina yang bersejarah.
Pengusiran tersebut disebut oleh warga Palestina sebagai Hari Nakba atau malapetaka. Nakba diperingati setiap tanggal 15 Mei dengan demonstrasi.
Kesimpulan
Foto dengan narasi pasangan lansia Palestina melihat rumah lamanya yang kini ditempati oleh pasangan dari Brooklyn, New York perlu diluruskan.
Foto tersebut berasal dari tangkapan layar video yang diproduksi Al Jazeera, dan memberitakan pasangan lansia Palestina mengunjungi rumah lamanya yang dirampas pada 1948.
Namun, dalam pemberitaan Al Jazeera tidak dijelaskan terkait identitas orang yang kini menempati rumah tersebut. Tidak ada pula penjelasan bahwa mereka berasal dari Brooklyn.
Foto tersebut berasal dari tangkapan layar video yang diproduksi Al Jazeera, dan memberitakan pasangan lansia Palestina mengunjungi rumah lamanya yang dirampas pada 1948.
Namun, dalam pemberitaan Al Jazeera tidak dijelaskan terkait identitas orang yang kini menempati rumah tersebut. Tidak ada pula penjelasan bahwa mereka berasal dari Brooklyn.
Rujukan
- https://www.facebook.com/reel/1422542522474993
- https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=7968370943218411&id=100001367527912&mibextid=oFDknk&rdid=niMFFrzSv3SxW0fe
- https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=859254569355000&id=100058113937198&mibextid=oFDknk&rdid=lSNVW3jVEyvWjGPu
- https://www.snopes.com/fact-check/palestinians-lose-home-israelies/
- https://www.youtube.com/watch?v=Sl-Kvvk1oyY
- https://www.aljazeera.com/news/2022/5/15/nakba-mapping-palestinian-villages-destroyed-by-israel-in-1948
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2024-20634) [HOAKS] Warga Palestina Menyiksa Keledai yang Dicat Bendera Israel
Sumber:Tanggal publish: 19/06/2024
Berita
KOMPAS.com - Beredar narasi mengenai warga Palestina mengecat seekor keledai dengan gambar bendera Israel dan menyiksa hewan tersebut.
Narasi itu disertai kolase gambar yang terdiri dari dua foto.
Foto pertama menunjukkan seekor keledai putih dengan tubuh dicat bendera Israel. Sementara, foto kedua memperlihatkan seekor keledai putih terbakar.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks dan kedua gambar itu dibagikan dengan konteks keliru.
Narasi soal warga Palestina mengecat seekor keledai dengan gambar bendera Israel dan menyiksa hewan tersebut dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Konten tersebut dibagikan pada Juni 2024 dengan narasi sebagai berikut:
A donkey was painted with Israeli flag and tortured, another donkey with Israeli flag was burned by Palestinians. This poor animals!
(Seekor keledai dicat dengan bendera Israel dan disiksa, keledai lain dengan bendera Israel dibakar oleh warga Palestina. Kasihan sekali hewan-hewan ini!)
Narasi itu disertai kolase gambar yang terdiri dari dua foto.
Foto pertama menunjukkan seekor keledai putih dengan tubuh dicat bendera Israel. Sementara, foto kedua memperlihatkan seekor keledai putih terbakar.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks dan kedua gambar itu dibagikan dengan konteks keliru.
Narasi soal warga Palestina mengecat seekor keledai dengan gambar bendera Israel dan menyiksa hewan tersebut dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Konten tersebut dibagikan pada Juni 2024 dengan narasi sebagai berikut:
A donkey was painted with Israeli flag and tortured, another donkey with Israeli flag was burned by Palestinians. This poor animals!
(Seekor keledai dicat dengan bendera Israel dan disiksa, keledai lain dengan bendera Israel dibakar oleh warga Palestina. Kasihan sekali hewan-hewan ini!)
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri kedua foto itu menggunakan Google Lens. Foto seekor keledai dicat bendera Israel terdapat di situs Getty Images dan diunggah pada 26 September 2011.
Foto itu disertai takarir (caption) sebagai berikut:
Warga Palestina memamerkan seekor keledai yang dicat dengan bendera Israel dalam sebuah demonstrasi mendukung upaya Palestina di PBB untuk mendapatkan pengakuan sebagai negara pada tanggal 23 September 2011 di desa Kfar Kadum, Tepi Barat.
Warga Palestina di seluruh Tepi Barat bersiap untuk merayakan pengajuan resmi upaya mereka untuk menjadi negara anggota PBB, meskipun ada tentangan dari Washington dan Israel. AFP PHOTO/JAAFAR ASHTIYEH.
Selanjutnya, Kompas.com menemukan foto seekor keledai putih dengan tubuh dilalap api di situs Getty Images dan diunggah pada 26 April 2016.
Foto itu disertai takarir sebagai berikut:
Warga Palestina membakar keledai, yang sebelumnya terbunuh oleh serangan udara Israel di Rafah, Jalur Gaza selatan, pada tanggal 6 Agustus 2014, sementara delegasi Israel dan Palestina bersiap-siap untuk melakukan perundingan penting di Kairo untuk mencoba memperpanjang gencatan senjata selama 72 jam.
Gencatan senjata, yang mulai berlaku pada 5 Agustus, telah memberikan kelegaan bagi kedua belah pihak setelah satu bulan pertempuran yang menewaskan 1.875 warga Palestina dan 67 orang di pihak Israel. (Foto oleh Abed Rahim Khatib/NurPhoto).
Berdasarkan deskripsi tersebut, kedua foto memiliki konteks peristiwa dan waktu pengambilan gambar yang berbeda.
Foto itu disertai takarir (caption) sebagai berikut:
Warga Palestina memamerkan seekor keledai yang dicat dengan bendera Israel dalam sebuah demonstrasi mendukung upaya Palestina di PBB untuk mendapatkan pengakuan sebagai negara pada tanggal 23 September 2011 di desa Kfar Kadum, Tepi Barat.
Warga Palestina di seluruh Tepi Barat bersiap untuk merayakan pengajuan resmi upaya mereka untuk menjadi negara anggota PBB, meskipun ada tentangan dari Washington dan Israel. AFP PHOTO/JAAFAR ASHTIYEH.
Selanjutnya, Kompas.com menemukan foto seekor keledai putih dengan tubuh dilalap api di situs Getty Images dan diunggah pada 26 April 2016.
Foto itu disertai takarir sebagai berikut:
Warga Palestina membakar keledai, yang sebelumnya terbunuh oleh serangan udara Israel di Rafah, Jalur Gaza selatan, pada tanggal 6 Agustus 2014, sementara delegasi Israel dan Palestina bersiap-siap untuk melakukan perundingan penting di Kairo untuk mencoba memperpanjang gencatan senjata selama 72 jam.
Gencatan senjata, yang mulai berlaku pada 5 Agustus, telah memberikan kelegaan bagi kedua belah pihak setelah satu bulan pertempuran yang menewaskan 1.875 warga Palestina dan 67 orang di pihak Israel. (Foto oleh Abed Rahim Khatib/NurPhoto).
Berdasarkan deskripsi tersebut, kedua foto memiliki konteks peristiwa dan waktu pengambilan gambar yang berbeda.
Kesimpulan
Narasi soal warga Palestina mengecat seekor keledai dengan gambar bendera Israel dan menyiksa hewan tersebut adalah hoaks.
Dua foto dalam kolase memiliki konteks peristiwa dan waktu pengambilan gambar yang berbeda.
Dua foto dalam kolase memiliki konteks peristiwa dan waktu pengambilan gambar yang berbeda.
Rujukan
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=2164147280608983&set=gm.856866749736765&idorvanity=201737978582982
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=7995304533823071&set=a.186323598054576
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=799058248984652&set=a.595037266053419
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=10234076780123030&set=a.10211643282059599
- https://www.gettyimages.co.uk/detail/news-photo/palestinians-display-a-donkey-painted-as-an-israeli-flag-news-photo/126633519
- https://www.gettyimages.in/detail/news-photo/palestinians-burn-the-donkey-who-was-killed-earlier-by-an-news-photo/525372030
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
Halaman: 846/5380