KOMPAS.com - Beredar video mengenai pisang impor asal Somalia mengandung cacing berbahaya yang dapat mengakibatkan kematian.
Video yang beredar menampilkan benda menyerupai cacing dalam buah pisang.
Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks.
Narasi mengenai pisang impor dari Somalia mengandung cacing berbahaya yang menyebabkan kematian disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
"Waspada pisang dri Somalia...," tulis salah satu akun, pada Rabu (12/6/2024).
Narator video menyebutkan, terdapat 500 ton pisang yang dikirim dari Somalia.
Seseorang yang memakan pisang itu akan mengalami diare, mual, muntah, sakit kepala, bahkan kematian.
Berikut teks yang terdapat dalam video berdurasi 2 menit 5 detik tersebut:
AWWAAASS...!! INI PISANG IMPORT dari SOMALIA MENYIMPAN RACUN HELICOBACTER BENTUK CACING.
TELITI BELI PISANG di PASAR MANA PUN; TANDAI CIRI PISANG dari NEGERI SOMALIA INI. KUPAS KULIT - LIAT ISI DAGING PISANG SEBELUM DIMAKAN, Yaaa. HINDARI SAKIT & KEMATIAN, AKIBAT TELAH MENELAN RACUN PISANG INI.
(GFD-2024-20661) [HOAKS] Pisang Somalia Mengandung Cacing yang Sebabkan Kematian
Sumber:Tanggal publish: 20/06/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan data Banana Market Analysis 2023 yang diterbitkan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), Ekuador, Filipina, Kosta Rika, Guatemala, Kolombia, dan Republik Dominika merupakan eksportir pisang terbesar di dunia.
Sementara, eksportir pisang terbesar di Afrika adalah Pantai Gading dan Kamerun, yang sebagian besar dikirim ke Eropa.
Namun, tidak terdapat catatan mengenai Somalia, sehingga, klaim mengenai impor pisang 500 ton dari Somalia terbantahkan.
Dikutip dari situs web Somali Agriculture Technical Group, Somalia sempat menjadi pusat ekspor pisang, terutama bagi Italia dan negara-negara di Timur Tengah.
Setelah perang saudara pada 1991 dan dampak El Nino, ekspor pisang di Somalia berkurang.
Sampai saat ini, sektor pisang belum mencapai potensi maksimalnya dalam menjamin ketahanan pangan, penciptaan lapangan kerja, dan pendapatan ekspor Somalia.
Isu soal pisang asal Somalia berbahaya merupakan hoaks berulang yang telah dibantah oleh Kompas.com sejak 2021.
Isu serupa beredar di Malaysia, Afrika Selatan, Arab, dan Uni Emirat Arab.
Otoritas negara-negara tersebut telah membantah adanya cacing dalam pisang yang diimpor dari Somalia.
Misalnya, bantahan dari Otoritas Pertanian dan Keamanan Pangan Abu Dhabi yang dimuat oleh UAE BARQ.
"Helicobacter merupakan jenis bakteri dan bukan jenis cacing. Tidak ada siklus hidup cacing sebesar itu dalam buah yang ditunjukkan dalam video," tulis Otoritas Pertanian dan Keamanan Pangan Abu Dhabi.
Helicobacter bukanlah cacing atau parasit, melainkan bakteri.
Dilansir Healthline, salah satu jenis yang paling terkenal yakni bakteri Helicobacter pylori, yang sering menginfeksi anak-anak.
Bakteri ini dapat memicu gangguan pencernaan, seperti maag dan tukak lambung.
Bakteri Helicobacter pylori bisa hilang dengan pengobatan. Namun, banyak pula penderita yang tetap hidup dengan Helicobacter pylori.
Dampak penyakit akibat infeksi bakteri ini tergantung seberapa cepat penyakit tersebut didiagnosis dan langkah pengobatannya.
Sangat sedikit orang yang terkena infeksi Helicobacter pylori akan menderita kanker perut, bahkan kematian.
Bakteri ini tidak dapat dilihat dengan mata telanjang seperti dalam video. Pengamatan Helicobacter pylori hanya dapat dilakukan melalui mikroskop.
"Anda hanya bisa melihatnya di bawah mikroskop," kata ahli infeksi di Rumah Sakit Barros Luco di Chili Ignacio Silva dan akademisi di Universitas Santiago, dikutip dari AFP.
Benda menyerupai cacing dalam video yang beredar kemungkinan besar adalah serat yang mengalami masalah pematangan.
Ahli agronomi Ekuador dari Sekolah Tinggi Insinyur Pertanian Pichincha, Fabricio Loyola mengatakan kepada AFP, tidak mungkin pertumbuhan cacing atau larva dapat sebesar itu dalam sebuah pisang.
Ia menuturkan, benda menyerupai cacing dalam video merupakan serat.
“Ketika pisang dipaksa matang ketika proses pematangannya dipercepat, bagian putih dan dapat dimakan dari buah tidak mencapai kadar gula yang memadai dan menjadi jaringan berserat,” Loyola.
Sementara, eksportir pisang terbesar di Afrika adalah Pantai Gading dan Kamerun, yang sebagian besar dikirim ke Eropa.
Namun, tidak terdapat catatan mengenai Somalia, sehingga, klaim mengenai impor pisang 500 ton dari Somalia terbantahkan.
Dikutip dari situs web Somali Agriculture Technical Group, Somalia sempat menjadi pusat ekspor pisang, terutama bagi Italia dan negara-negara di Timur Tengah.
Setelah perang saudara pada 1991 dan dampak El Nino, ekspor pisang di Somalia berkurang.
Sampai saat ini, sektor pisang belum mencapai potensi maksimalnya dalam menjamin ketahanan pangan, penciptaan lapangan kerja, dan pendapatan ekspor Somalia.
Isu soal pisang asal Somalia berbahaya merupakan hoaks berulang yang telah dibantah oleh Kompas.com sejak 2021.
Isu serupa beredar di Malaysia, Afrika Selatan, Arab, dan Uni Emirat Arab.
Otoritas negara-negara tersebut telah membantah adanya cacing dalam pisang yang diimpor dari Somalia.
Misalnya, bantahan dari Otoritas Pertanian dan Keamanan Pangan Abu Dhabi yang dimuat oleh UAE BARQ.
"Helicobacter merupakan jenis bakteri dan bukan jenis cacing. Tidak ada siklus hidup cacing sebesar itu dalam buah yang ditunjukkan dalam video," tulis Otoritas Pertanian dan Keamanan Pangan Abu Dhabi.
Helicobacter bukanlah cacing atau parasit, melainkan bakteri.
Dilansir Healthline, salah satu jenis yang paling terkenal yakni bakteri Helicobacter pylori, yang sering menginfeksi anak-anak.
Bakteri ini dapat memicu gangguan pencernaan, seperti maag dan tukak lambung.
Bakteri Helicobacter pylori bisa hilang dengan pengobatan. Namun, banyak pula penderita yang tetap hidup dengan Helicobacter pylori.
Dampak penyakit akibat infeksi bakteri ini tergantung seberapa cepat penyakit tersebut didiagnosis dan langkah pengobatannya.
Sangat sedikit orang yang terkena infeksi Helicobacter pylori akan menderita kanker perut, bahkan kematian.
Bakteri ini tidak dapat dilihat dengan mata telanjang seperti dalam video. Pengamatan Helicobacter pylori hanya dapat dilakukan melalui mikroskop.
"Anda hanya bisa melihatnya di bawah mikroskop," kata ahli infeksi di Rumah Sakit Barros Luco di Chili Ignacio Silva dan akademisi di Universitas Santiago, dikutip dari AFP.
Benda menyerupai cacing dalam video yang beredar kemungkinan besar adalah serat yang mengalami masalah pematangan.
Ahli agronomi Ekuador dari Sekolah Tinggi Insinyur Pertanian Pichincha, Fabricio Loyola mengatakan kepada AFP, tidak mungkin pertumbuhan cacing atau larva dapat sebesar itu dalam sebuah pisang.
Ia menuturkan, benda menyerupai cacing dalam video merupakan serat.
“Ketika pisang dipaksa matang ketika proses pematangannya dipercepat, bagian putih dan dapat dimakan dari buah tidak mencapai kadar gula yang memadai dan menjadi jaringan berserat,” Loyola.
Kesimpulan
Video pisang impor dari Somalia mengandung cacing berbahaya yang menyebabkan kematian merupakan hoaks berulang sejak 2021.
Benda menyerupai cacing dalam video adalah serat pisang yang mengalami masalah pematangan.
Ekspor pisang dari Somalia berkurang setelah perang saudara pada 1991 dan dampak El Nino.
Benda menyerupai cacing dalam video adalah serat pisang yang mengalami masalah pematangan.
Ekspor pisang dari Somalia berkurang setelah perang saudara pada 1991 dan dampak El Nino.
Rujukan
- https://www.facebook.com/irwab.irwab.311/videos/1182096222811262
- https://www.facebook.com/reel/363508583504404
- https://www.facebook.com/ropiah.piah.184/videos/2241135119560764
- https://openknowledge.fao.org/server/api/core/bitstreams/db25a6ba-e947-4755-b5f0-cb1ee643f266/content
- https://satg.org/banana-in-somalia/
- https://www.kompas.com/tren/read/2021/11/25/143638365/hoaks-pisang-dari-somalia-mengandung-cacing-bisa-menyebabkan-kematian?page=all
- https://www.facebook.com/mydoaHQ/posts/255092633310999
- https://web.archive.org/web/20211111073908/
- https://www.gov.za/speeches/agriculture-warns-public-about-fake-news-regarding-bananas-containing-helicobacter-imported
- https://www.timeslive.co.za/news/consumer-live/2021-11-09-its-bananas-dont-fall-for-scaremongering/?utm_source=helicobacter-in-bananas-from-somalia-fact-check&utm_medium=link_in_story
- https://twitter.com/UAE_BARQ_EN/status/1455153102189903876
- https://twitter.com/hashtag/ADAFSA?src=hash&ref_src=twsrc%5Etfw
- https://twitter.com/hashtag/UAE_BARQ_EN?src=hash&ref_src=twsrc%5Etfw
- https://t.co/QdQZ2K83Qm
- https://twitter.com/UAE_BARQ_EN/status/1455153102189903876?ref_src=twsrc%5Etfw
- https://www.healthline.com/health/helicobacter-pylori#prevention
- https://factcheck.afp.com/doc.afp.com.9RV6Q9
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2024-20660) Belum Ada Bukti, Video yang Diklaim Seorang Anak yang Sembuh dari Efek Samping Vaksin Covid-19 Setelah Didetoksifikasi
Sumber:Tanggal publish: 22/06/2024
Berita
Sebuah video beredar di Facebook [ Arsip ] yang diklaim sebagai proses detoksifikasi menyembuhkan seorang anak laki-laki yang mengalami sejumlah efek samping vaksin Covid-19.
Video itu memperlihatkan seorang anak laki-laki dengan kelainan pada kulit yang tampak memutih dan pecah-pecah. Kelainan itu tak hanya terjadi di wajah, namun juga pada badan, tangan dan kakinya. Setelah menjalani detoksifikasi, diklaim anak dalam video tersebut sembuh.
Namun, benarkah video itu memperlihatkan anak laki-laki yang terkena efek samping vaksin Covid-19 dan berhasil didetoksifikasi?
Hasil Cek Fakta
Tempo memverifikasi video itu dengan membandingkan foto anak laki-laki tersebut, yang diklaim saat mengalami efek samping vaksin Covid-19 dan saat sembuh setelah menjalani detoksifikasi.
Namun, secara visual kedua foto memperlihatkan ciri fisik anak laki-laki yang berbeda. Misalnya anak laki-laki dalam gambar di samping kanan dan kiri memperlihatkan dia berambut lurus, sementara dalam gambar tengah keriting atau ikal.
Ketua Yayasan Korban Vaksin/Imunisasi alias Yayasan Peduli Al Farizqi Bandung, Seliawati Rahardjo, mengatakan anak laki-laki tersebut bernama Ajis yang menerima vaksin dosis pertama tanggal 24 September 2021.
Namun dia tak menjawab jenis vaksin apa yang diterima Ajis. Dia juga mengatakan kondisi fisik sempat berubah drastis setelah Ajis menjalani detoksifikasi.
Sementara Pakar Penyakit Anak Universitas Airlangga (Unair) Dr Dominicus Husada dr DTM&H, MCTM(TP) SpA(K), menjelaskan bahwa pemeriksaan kesehatan dan diagnosa untuk mengetahui penyakit anak tersebut membutuhkan pemeriksaan medis lebih lanjut.
“Secara umum vaksin Covid-19 tidak berkaitan dengan penyakit kulit. Untuk memastikan anak tersebut perlu diperiksa lebih lanjut oleh dokter kulit. Ada cukup banyak penyakit kulit yang bisa memberikan gambaran (gejala) seperti itu,” kata Dominicus melalui pesan, Selasa, 18 Juni 2024.
Selain itu, pemeriksaan fakta oleh Tempo sebelumnya telah menyimpulkan bahwa narasi detoksifikasi pada orang yang telah divaksin Covid-19 tidak berbasis studi ilmiah. Menurut epidemiolog dan peneliti Indonesia dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman.
Dia mengatakan tidak ada istilah detoksifikasi vaksin dalam medis maupun kajian ilmiah. Konsep detoksifikasi kerap diedarkan oleh kalangan anti-vaksin atau penganut teori konspirasi. “Itu sama sekali tidak benar dan tidak ada rujukan ilmiahnya,” kata Dicky kepada Tempo melalui pesan suara, Kamis, 23 Mei 2024.
Dia mengatakan, milyaran orang di seluruh dunia telah divaksinasi Covid-19 dan tetap mampu berkegiatan secara normal. Hal ini menunjukkan pembuatan vaksin tidak bertujuan untuk menyakiti atau membunuh umat manusia.
Efek samping vaksin, kata dia, dialami oleh sejumlah orang namun kejadian tersebut sangat jarang. Vaksinasi Covid-19 tetap memberikan manfaat yang lebih besar untuk melawan pandemi Covid-19.
“Ini yang membuktikan bahwa vaksin bekerja efektif dan aman. Jadi detoks vaksin itu tidak ada. Ketika itu ada yang mengklaim (mengaku bisa melakukannya), itu cenderung berbahaya karena memakai bahan-bahan yang iritatif,” kata Dicky.
Vaksin Covid-19 dan Sakit Kulit
Lebih lanjut Pakar Penyakit Anak dari Universitas Airlangga, Dominicus menjelaskan bahwa pada umumnya vaksin Covid-19 tidak berkaitan dengan penyakit kulit. Sehingga klaim bahwa vaksin Covd-19 menyebabkan perubahan pada kulit, membutuhkan pemeriksaan medis yang cukup untuk mengetahui kondisi sesungguhnya.
Penerima vaksin Covid-19 baik di luar negeri maupun di Indonesia memang dilaporkan mengalami kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) pada kulitnya. Salah satunya pria asal Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), Rahma Dani, sebagaimana diberitakan Detik.com.
Saat screening sebelum vaksinasi, Dani sudah mengatakan terdapat dua benjolan yang sering memunculkan rasa gatal di tubuhnya. Setelah tiga hari vaksinasi, benjolan itu semakin besar dan muncul luka-luka di tubuhnya.
Luka yang ada di tubuhnya mirip luka bakar dan terasa panas serta gatal. Anggota Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Sumut, Restuti Hidayani Saragih, menyatakan bahwa kejadian tersebut termasuk KIPI.
Di Kanada hal serupa juga terjadi pada pria bernama Muhammad Tisir Otahbachi (29), seperti dilaporkan CBC, 9 Januari 2023. Namun, sayangnya kasus KIPI di kedua negara, Indonesia dan Kanada, sama-sama tak tertangani dengan baik oleh pemerintah.
Dilansir Tempo, sejumlah korban KIPI di Indonesia telah berusaha menghubungi Komnas KIPI untuk mencari kepastian kondisi kesehatan dan meminta pertanggungjawaban. Namun, investigasi kasusnya berbelit dan pemerintah belum memiliki aturan terkait kompensasinya.
Dokter spesialis kulit dan kelamin, dr. Wang Suryany, Sp. KK mengatakan efek vaksin pada kulit kemungkinan merupakan Bullous Drug Eruption, atau reaksi alergi obat yang menimbulkan timbul ruam-ruam merah dan terbentuk bulla atau gelembung berisi cairan, sebagaimana diberitakan Kompas.com.
Bisa juga efek yang demikian termasuk KIPI. Namun, perlu pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter kulit untuk memastikannya. Ia menjelaskan bila efek tersebut termasuk Bullous Drug Eruption, maka akan dapat diobati sampai sembuh seratus persen.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan narasi yang menyatakan video yang beredar memperlihatkan anak laki-laki yang mengalami KIPI vaksin Covid-19 dan kemudian berhasil didetoksifikasi adalah klaim yang belum ada bukti.
Sakit anak tersebut karena KIPI vaksin Covid-19 atau bukan masih belum ada bukti untuk menyimpulkannya. Namun istilah detoksifikasi vaksin tak ada di bidang medis, karena vaksin yang disuntikkan bukanlah racun, melainkan membantu membentuk kekebalan tubuh terhadap virus.
Rujukan
- https://www.facebook.com/reel/1856143084828827
- https://megalodon.jp/2024-0608-1715-14/
- https://www.facebook.com:443/reel/1856143084828827
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/2920/keliru-video-berisi-klaim-tentang-layanan-detoksifikasi-vaksin-covid-19
- https://news.detik.com/berita/d-5651252/pria-di-sumut-keluhkan-kulit-alami-luka-bakar-usai-disuntik-vaksin-corona
- https://www.cbc.ca/news/canada/ottawa/covid-vaccine-moderna-side-effect-government-help-1.6294908
- https://majalah.tempo.co/read/laporan-utama/164202/cerita-pasien-vaksin-covid-19-yang-menderita-kipi
- https://www.kompas.com/sains/read/2021/06/20/173516123/viral-di-tiktok-video-kulit-rusak-efek-vaksin-ini-kata-ahli?page=all
- https://wa.me/6281315777057 mailto:cekfakta@tempo.co.id
(GFD-2024-20659) Keliru, Poster dengan Klaim Promosi Undian Program Berhadiah dari BRI BritAma
Sumber:Tanggal publish: 22/06/2024
Berita
Sebuah poster berisi promosi undian berhadiah yang mengatasnamakan program Bank Rakyat Indonesia atau BRI kembali beredar di media sosial. Promosi ini menawarkan sejumlah hadiah seperti rumah, mobil hingga paket Umroh.
"Info lebih lanjut tentang pendaftaran (Pesta-Hadiah) silahkan klik menu (Daftar Sekarang) yang telah kami sediakan," bunyi informasi pada poster yang diunggah akun ini pada 20 Juni 2024.
Apa benar ini program undian berhadiah dari BRI?
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi klaim di atas, mula-mula Tempo membuka tautan pendaftaran yang tercantum pada poster. Selanjutnya penelusuran dilakukan dengan mengunjungi situs maupun akun media sosial resmi dari BRI.
Hasilnya, tautan yang disematkan pada poster tidak merujuk pada situs resmi BRI. Tema yang tercantum pada pada salah satu logo merupakan tema dari program yang sejenis pada 2022. Juga tidak ditemukan poster identik pada situs resmi maupun akun media sosial resmi BRI.
Tautan Palsu
Tautan yang disematkan pada poster promosi sama sekali tidak ada kaitannya dengan BRI. Dalam situs tertera keterangan "terjadi kesalahan" atau "error".
Tema dan Hadiah tidak Sesuai
Dalam poster di atas terdapat logo bertuliskan "Pesta Rakyat Simpedes" yang memuat tagar #PedeMemimpinPerubahan.
Mengutip Kompas.com, “Pede Memimpin Perubahan” merupakan tema dari program Pesta Rakyat Simpedes 2022 yang melibatkan banyak pelaku pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Selain tema yang tidak sesuai, hadiah yang ditawarkan juga berbeda. Tidak ada mobil, rumah dan paket umroh.
BRI hanya memberikan hadiah pada pengunjung program yang digelar di sejumlah kota di Indonesia berupa uang tunai dengan beragam nominal serta doorprize utama berupa satu unit sepeda motor.
Melalui situs resminya, Bri.co.id, program "Pesta Rakyat Simpedes" 2023 mengangkat tema yang berbeda yakni "Pede Rain Peluang".
Tidak Ditemukan pada Situs Resmi BRI
Baik situs resmi BRI, bri.co.id, maupun akun media sosial resmi BRI tidak memuat poster yang identik.
Pada umumnya, tujuan para pelaku penipuan online adalah membobol dan mencuri data- data pribadi. Itu bisa berbentuk PIN, kode OTP, nomor kartu kredit, nomor CVV/CVC kartu kredit, expired date kartu, dan sebagainya. Data-data tersebut jadi incaran mereka, supaya mereka dapat meretas atau mengambil alih akun pribadi atau akun finansial Anda.
Ada juga metode penipuan online lainnya, yaitu fake account (akun palsu) pada platform media sosial, dimana pelaku memalsukan akun-akun resmi sebuah bank di Twitter, Instagram, dan sebagainya. Tujuannya masih sama, yaitu untuk mendapatkan data-data rahasia milik korban yang digunakan untuk membobol rekening korban.
Cara mencegah dan melaporkan penipuan online
1. Tidak mudah percaya
Bila Anda menerima pesan yang menyebut bahwa Anda memenangkan program undian berhadiah, pastikan kembali dengan menelepon call center bank atau perusahaan. Cek apakah memang betul-betul menyelenggarakan program undian atau tidak.
Selain itu, Anda juga perlu memperhatikan nama kontak dan gaya percakapan pengirim pesan. Jika ragu, sebaiknya blokir saja kontaknya
2. Cek di OJK
Bila Anda mendapat penawaran untuk berinvestasi terhadap suatu perusahaan, ada baiknya bertanya lebih dulu kepada pakar atau ahli keuangan dan investasi. Mengutip permatabank.com, Anda juga bisa melakukan pengecekan produk keuangan kepada layanan pelanggan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebelum memutuskan mengikuti penawaran investasi tersebut.
3. Laporkan kepada pihak berwenang
Ini salah satu cara terbaik dengan melaporkan tindakan penipuan online terbaik kepada pihak berwenang. Datangi kantor polisi terdekat, lalu masuk ke bagian Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT), kemudian buat surat laporan. Perlu diketahui bahwa Anda harus menyiapkan beberapa berkas, seperti bukti percakapan dan transaksi dengan pelaku, hingga bukti transaksi finansial.
4. Membuat laporan pada situs lapor.go.id
Lapor.go.id adalah situs resmi yang dikembangkan pemerintah Indonesia sebagai sarana bagi masyarakat untuk melakukan aduan dan menyampaikan aspirasinya. Prosedurnya tak begitu rumit, Anda dapat melaporkan kasus yang dialami. Biasanya, membutuhkan 3-5 hari untuk situs Lapor memproses aduan.
5. Lapor lewat call center bank
Setiap tindakan penipuan online akan bermuara pada data finansial, maka segera amankan akun rekening dengan melapor kepada call centre bank. Setiap bank memiliki nomor call center masing-masing, Anda perlu mengetahui nomor call center bank yang Anda gunakan.
6. Lapor lewat aplikasi contact center bank
Ada beberapa bank yang memiliki aplikasi contact center resmi. Penipuan online atau cyber crime telah dinyatakan sebagai tindak kriminal yang dapat dihukum berdasarkan UU ITE.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, poster dengan klaim program undian berhadiah dari BRI adalah keliru.
Tautan yang disematkan pada poster tidak merujuk pada situs resmi BRI. Tema yang tercantum pada pada salah satu logo merupakan tema dari program yang sejenis pada 2022. Juga tidak ditemukan poster promosi yang identik pada situs resmi maupun akun media sosial resmi BRI.
Rujukan
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid02SoZB9P2G2AG6GH2pJUcywU2n2cMMq7V6bnhTNXZ8fmagRaZTyPphiHaEWJFVsdo3l&id=61561163734398
- https://panen-hadiah-simpedes24.zxcax.art/
- https://biz.kompas.com/read/2022/06/28/170835828/pesta-rakyat-simpedes-kembali-hadir-banyak-edukasi-hingga-hadiah
- https://bri.co.id/en/web/promo/detail-promo?p_p_id=BriPromoDetailPortlet&p_p_lifecycle=0&_BriPromoDetailPortlet_contentRef=4279001
- http://bri.co.id
- https://www.tempo.co/tag/data-pribadi
- https://bisnis.tempo.co/read/1627554/6-cara-mencegah-dan-melaporkan-penipuan-online
- https://www.tempo.co/tag/uu-ite
- https://wa.me/6281315777057 mailto:cekfakta@tempo.co.id
(GFD-2024-20658) [SALAH] Cara untuk Hemat Gas LPG dengan Mengelem Seal
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 22/06/2024
Berita
“Cukup lakukan ini gas di rumah tidak cepat habis dan makin irit begini triknya. Cukup congkel seal pada tabung, rahasianya ambil satu helai benang jahit. Ikatkan pada tengah seal seperti pada video teteskan lem G pada ujung benang. Lalu pasang lagi pada tabung gas dijamin gas anti bocor, jadi irit dan pastinya tidak cepat habis. Semoga bermanfaat.” (narasi pada video)
Hasil Cek Fakta
Akun Facebook Aini Ida Frindava memposting sebuah video cara agar gas tidak cepat habis. Video tersebut memperlihatkan langkah-langkahnya mulai dari mencongkel seal yang ada di tabung gas berwarna hijau, kemudian mengikatkan satu benang jahit ke tengah seal lalu seal dan ujung benang ditetesi lem G pada . Terakhir pasang kembali gas.
Setelah ditelusuri menggunakan kata kunci “cara menghemat gas dengan mengelem benang jahit di seal” ditemukan informasi bahwa karet yang di lem pada tabung justru akan mempersulit penggunaan penggantian, hal tersebut dijelaskan oleh sekretaris perusahaan PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting, melansir dari Kompas.com. Irto menjelaskan elastisitas karet tabung akan berkurang seiring pemakaian, maka dari itu karet tabung perlu diganti secara berkala. Fungsi karet seal tersebut untuk safety atau keamanan.
Dengan demikian pemberian lem pada seal atau karet segel tabung untuk menghemat LPG merupakan hal yang tidak benar. Cara tersebut hanya akan mempersulit ketika melakukan pergantian karet. Karet seal akan berkurang elastisitasnya seiring pemakaian jadi harus diganti secara berkala, sehingga hal tersebut masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
Artikel disadur dari Cekfakta Kompas.
Setelah ditelusuri menggunakan kata kunci “cara menghemat gas dengan mengelem benang jahit di seal” ditemukan informasi bahwa karet yang di lem pada tabung justru akan mempersulit penggunaan penggantian, hal tersebut dijelaskan oleh sekretaris perusahaan PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting, melansir dari Kompas.com. Irto menjelaskan elastisitas karet tabung akan berkurang seiring pemakaian, maka dari itu karet tabung perlu diganti secara berkala. Fungsi karet seal tersebut untuk safety atau keamanan.
Dengan demikian pemberian lem pada seal atau karet segel tabung untuk menghemat LPG merupakan hal yang tidak benar. Cara tersebut hanya akan mempersulit ketika melakukan pergantian karet. Karet seal akan berkurang elastisitasnya seiring pemakaian jadi harus diganti secara berkala, sehingga hal tersebut masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
Artikel disadur dari Cekfakta Kompas.
Kesimpulan
Pemberian lem pada seal atau karet segel tabung untuk menghemat LPG merupakan hal yang tidak benar. Faktanya, cara tersebut hanya akan mempersulit ketika melakukan pergantian karet. Karet seal akan berkurang elastisitasnya seiring pemakaian jadi harus diganti secara berkala.
Rujukan
Halaman: 840/5380