• (GFD-2024-22907) [SALAH] Vaksin mRNA sebabkan MPOX

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 25/09/2024

    Berita

    Dokter Jerman Wolfgang Wodarg menawarkan pandangan alternatif mengenai cacar monyet lebih dari dua tahun yang lalu:
    Apa yang dianggap sebagai cacar monyet, dalam banyak kasus, sebenarnya adalah herpes zoster, salah satu efek samping yang diketahui dari vaksin COVID-19.
    Cacar adalah momok lain yang diciptakan untuk menutupi efek samping vaksin mRNA

    Hasil Cek Fakta

    Artikel disadur dari Pemeriksa Fakta AFP.
    Sebuah akun facebook bernama Jeriko Simangunsong mengunggah sebuah postingan mengenai Mpox yang merupakan sebuah efek samping dari vaksin COVID-19, terutama vaksin mRNA. Postingan tersebut diunggah pda tanggal 18 Agustus 2024.
    Dilansir dari afp.com, pada 2 September 2024 kemkes (Kementerian Kesehatan) melalui web nya yaitu sehatnegeriku.kemkes.go.id telah mengklarifikasi bahwa mpox dan Covid-19 merupakan dua penyakit yang berbeda. Mpox disebabkan oleh virus yang ditularkan ke manusia melalui hewan yang terinfeksi, namun juga dapat ditularkan dari manusia ke manusia melalui kontak fisik yang dekat. Mpox juga telah muncul jauh sebelum kemunculan SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 dan vaksin COVID-19, yaitu awal kemunculan pada tahun 1970 di Kongo.
    Yuen Kwok-Yung, seorang spesialis penyakit menular dan ahli mikrobiologi di Fakultas Kedokteran Li Ka Shing di Universitas Hongkong, mengatakan bahwa klaim beredar yang mengaitkan mpox sebagai efek samping vaksin Covid-19 adalah salah. Menurutnya, vaksin tidak menyebabkan seseorang terkena Mpox, Mpox ditularkan melalui kontak dekat dengan penderita Mpox lainnya. Vaksin juga tidak ada kaitannya dengan Mpox maupun penyebab Mpox. Melalui web WHO juga dijelaskan bahwa Mpox memiliki sebab dan cara penularan yang berbeda dengan COVID-19.
    Profesor epidemiologi penyakit menular di London School of Hygiene and Tropical Medicine, David Heymann mengatakan kepada AFP pada Juni 2022 bahwa tidak ada bukti yang mengatakan bahwa epidemi cacar monyet ada hubungannya dengan vaksin.

    Kesimpulan

    Faktanya, pemberian vaksin dan penyakit Mpox tidak ada kaitannya. Penyakit Mpox sendiri sudah ada dari tahun 1970, jauh sebelum COVID-19 muncul. Mpox merupakan virus yang ditularkan ke manusia melalui hewan yang terinfeksi.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22906) [SALAH] Kemunculan Kepiting Raksasa di Kupang

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 25/09/2024

    Berita

    2 kepiting raksasa menampakan diri d'kupang:face_with_peeking_eye::face_with_peeking_eye::face_with_peeking_eye:

    Hasil Cek Fakta

    Sebuah akun facebook bernama Mario Tjokromosio Ria telah mengunggah sebuah video yang bernarasikan penampakan sebuah kepiting raksasa di Kupang. Postingan tersebut telah diunggah pada tanggal 23 Agustus 2024.
    Setelah dilakukan penelusuran dengan menggunakan google lens, pencarian diarahkan kepada beberapa artikel dan mengarah kepada beberapa media sosial. Pda akun tiktok Felix Cebrian terdapat beberapa video yang mirip dengan unggahan facebook tersebut.
    Dalam unggahannya pada 23 Juni terdapat video menunjukkan sekelompok orang bergotong royong memindahkan makhluk yang diyakini sebagai kepiting tersebut menggunakan crane. Dalam video tersebut juga tidak terlihat kepiting bergerak ataupun memberontak.
    Setelah dilakukan penelusuran lebih lanjut, terdapat unggahan facebook lain yaitu dengan nama Ayuntamiento Chipiona yang menjelaskan bahwa makhluk yang diyakini sebagai kepiting raksasa tersebut merupakan sebuah patung karya Alfredo Zarazaga.
    Kemudian, dalam web resmi Alfredo yaitu alfredozarazaga.es menjelaskan bahwa karya kepiting raksasa tersebut merupakan buatannya dan membutuhkan 4.300 kilogram besi daur ulang. Patung tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pelestarian lingkungan laut. Patung tersebut juga diletakkan di Corrales en el Agua di bawah Mecusuar Chipiona, Spanyol pada Juni 2024.

    Kesimpulan

    Faktanya, makhluk yang diyakini sebagai kepiting raksasa tersebut adalah sebuah karya seni instalasi di Spanyol yang terbuat dari material daur ulang.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22905) [SALAH] Gelombang Tinggi Sebabkan Lombok Lenyap 10 September 2024

    Sumber: Youtube.com
    Tanggal publish: 25/09/2024

    Berita

    BENCANA ALAM HARI INI ~ LOMBOK SELATAN LENYAP, SETELAH GEMPA BALI AIR LAUT MASUK KE IBUKOTA

    Hasil Cek Fakta

    Akun Youtube Global Bencana telah mengunggah video bahwa telah terjadi gelombang tinggi di Lombok, dalam judul unggahan youtube juga menuliskan mengenai lombok selatan yang lenyap. Unggahan tersebut telah diunggah pada 8 September 2024.
    Setelah dilakukan penelusuran, narasi yang dibacakan oleh narator mengambil dari artikel berita kicknews.today dengan judul "Gelombang tinggi 4 meter kembali hantui Selat Lombok bagian selatan." Artikel tersebut telah diunggah pada tanggal 2 September lalu. Dalam video yang di upload di youtube juga tidak disebutkan tanggal pasti terjadinya bencana alam tersebut dan hanya membacakan sebagian besar narasi dari kicknews.today.
    Isi pada artikel tersebut menyebutkan bahwa terdapat potensi gelombang tinggi yang mencapai 4 meter di perairan selatan NTB. Prakirawan BMKG NTB, Anggi Dewita menjelaskan, gelombang tinggi 2,5 meter sampai 4 meter terjadi di Samudera Hindia dan Selat Lombok bagian selatan. Gelombang setinggi 1 sampai 2,5 meter berpeluang menghampiri Selat Sape bagian selatan, dan Selat Alas bagian selatan.
    Kemudian, Anggi juga menghimbau nelayan untuk tetap berhati - hati dengan adanya peluang munculnya gelombang tinggi. Dalam artikel tersebut tidak menyebutkan bahwa gelombang tinggi telah masuk ke pemungkiman, serta tidak dikatakan bahwa adanya korban jiwa.

    Kesimpulan

    Faktanya, narator hanya membaca ulang berita dari artikel kicknews.today yang diunggah pada 2 September 2024. Dalam artikel tersebut hanya disebutkan bahwa adanya peluang gelombang tinggi dan menghimbau para nelayan untuk berhati - hati. Gelombang tinggi juga tidak sampai masuk kedalam pemungkiman warga.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22904) Tidak Benar Gibran Bagi-Bagi Uang Lewat Media Sosial

    Sumber:
    Tanggal publish: 25/09/2024

    Berita

    tirto.id - Selain lembaga keuangan seperti perbankan, beberapa figur publik seringkali dicatut dalam konten bagi-bagi uang yang bisa berujung penipuan. Kali ini, nama yang dicatut yakni Wakil Presiden terpilih periode 2025 – 2029, Gibran Rakabuming Raka.

    Sebuah akun Facebook mengatasnamakan anak Presiden Jokowi ini, bernama “Gibranraka Buming Berbagi”, mengunggah konten tanya jawab disertai foto artis Baim Wong. Dalam gambar itu tertulis teka-teki nama kota.

    Akun tersebut mengklaim, warganet yang bisa menebak dengan benar maka akan mendapatkan uang senilai Rp150 juta.

    “150.000.000 JUTA Bagi Yang Bisa Menjawab Pertanyaan Tersebut Dengan Benar.. Berikan Jawaban Anda Ke WhatsApp,” begitu bunyi takarir yang dibubuhkan, bersama tautan WhatsApp di bagian kolom komentar.

    Narasi serupa juga ditemukan di TikTok, dengan berbagai modus dan variasi akun nama Gibran, seperti “gibran.berbagi” atau “gibran.berbagi.02”

    Sejak beredar pada Senin (23/9/2024) sampai Rabu (25/9/2024), unggahan akun “Gibranraka Buming Berbagi” ini sudah dibagikan ulang sebanyak 7 kali dan meraup 264 tanda suka.

    Namun, bagaimana faktanya?

    Hasil Cek Fakta

    Untuk mengecek kebenaran narasi ini, Tim Riset Tirto mengunjungi akun Facebook resmi “Gibran Rakabuming” dengan centang biru. Namun demikian, kami tak menemukan informasi yang mengonfirmasi adanya acara bagi-bagi uang.

    Konten terakhir yang dipublikan akun resmi Gibran yakni rekaman kegiatan blusukan yang diunggah pada Minggu (28/7/2024).

    Akun Facebook resmi Gibran sendiri memiliki pengikut sebanyak 246 ribu per Rabu (25/9/2024). Sebagai perbandingan, akun yang menyebarkan klaim bagi-bagi uang di Facebook hanya memiliki 498 teman per 25 September 2024. Jadi, bisa dibilang bahwa akun Facebook yang menyebarkan narasi Gibran bagi-bagi uang dengan menyertakan tautan WhatsApp merupakan akun palsu.

    Tirto juga tak menemukan adanya acara seperti dalam klaim di akun Instagram dan TikTok resmi Gibran. Semua akun resminya juga memiliki centang biru sebagai tanda akun yang terverifikasi.

    Sebelumnya, Tirto juga sempat memeriksa unggahan bagi-bagi uang yang mencatut Mantan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi.

    Unggahan berbentuk video kala itu terbukti merupakan hasil modifikasi dari akun resmi Dedi yang memberi apresiasi terhadap kuasa hukum mantan terpidana Saka Tatal, dalam kasus pembunuhan Egi dan Vina di Cirebon, Titin Prialianti. Tidak ada pernyataan mengenai bagi-bagi uang Rp10 juta dari Dedi Mulyadi.

    Kesimpulan

    Hasil penelusuran fakta menunjukkan akun Facebook yang mengatasnamakan Wakil Presiden terpilih periode 2025 – 2029, Gibran Rakabuming Raka, merupakan akun palsu.

    Tirto tak menemukan informasi yang mengonfirmasi adanya acara bagi-bagi uang di akun Facebook resmi “Gibran Rakabuming” dengan centang biru. Konten terakhir yang dipublikasikan akun resmi Gibran yakni rekaman kegiatan blusukan yang diunggah pada Minggu (28/7/2024).

    Dengan begitu, narasi Gibran bagi-bagi uang tunai dengan menyertakan tautan WhatsApp bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

    Rujukan