• (GFD-2024-24525) [HOAKS] Lowongan Kerja Pertamina pada Desember 2024 via Nomor WhatsApp

    Sumber:
    Tanggal publish: 09/12/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar unggahan adanya lowongan kerja mengatasnamakan PT Pertamina pada periode Desember 2024.

    Dalam unggahan disebutkan, pendaftaran dilakukan melalui nomor WhatsApp. Mereka yang tertarik diminta segera menghubungi nomor tersebut.

    Namun setelah ditelusuri unggahan tersebut tidak benar atau hoaks.

    Unggahan yang mengeklaim Pertamina membuka lowongan kerja melalui nomor WhatsApp muncul di media sosial pada awal Desember 2024. Salah satunya dibagikan akun Facebook ini.

    Akun tersebut membagikan tautan yang mengarah ke sebuah nomor WhatsApp dengan keterangan sebagai berikut:

    Dibuka Lowongan Kerja-SPBU Pertamina-Lulusan:

    SMP SMA SMK D3 S1 yang siap kerjaPosisi yang di butuhkan

    1. Operator SPBU.2. Operator Pom Bensin.3. Deriver

    4. Satpam/security5. Chief security6. Staff administrasi keuangan7. Lokasi sesuai domisili masing²

    > Wanita/pria.> Umur 17thn - 30thn> Pendaftaran Online

    Untuk Info Pendaftaran Silahkan Klik Di Bawah Ini ????????

    Akun Facebook Tangkapan layar Facebook, lowongan kerja mengatasnamakan Pertamina pada bulan Desember

    Hasil Cek Fakta

    Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menyatakan, pihaknya tidak pernah membuka lowongan kerja melalui WhatsApp.

    "Tidak pernah (membuka lowongan kerja lewat WhatsApp," kata Fadjar kepada Kompas.com Jumat (6/12/2024).

    Menurut Fadjar, informasi soal lowongan kerja Pertamina diumumkan melalui media sosial resmi yang ditandai dengan centang biru.

    Selain itu, informasi lowongan kerja juga terdapat di laman recruitment@pertamina.com.

    "Kalau lowongan kerja tersebut tidak ada di recruitment@pertamina.com itu hoaks," kata dia.

    Ada kemungkinan unggahan yang mengeklaim adanya lowongan itu merupakan modus penipuan. Waspada, jangan sembarangan mengeklik atau menuruti informasi tidak jelas di medsos.

    Di laman recruitment@pertamina.com dijelaskan, Pertamina tidak pernah memungut biaya apa pun dalam proses perekrutan pekerja. 

    Kesimpulan

    Unggahan soal Pertamina membuka lowongan kerja melalui nomor WhatsApp pada bulan Desember 2024 adalah hoaks.

    Vice President Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso menyebut pihaknya tidak pernah membukan lowongan kerja melalui WhatsApp.

    Lowongan kerja Pertamina diumumkan melalui media sosial resmi bercentang biru atau di laman recruitment@pertamina.com.

    Rujukan

  • (GFD-2024-24524) Cek Fakta: Hoaks Gambar Sampul Majalah The Economist Berjudul "Apocalypse"

    Sumber:
    Tanggal publish: 09/12/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Sebuah gambar yang diklaim sampul majalah The Economist berjudul "Apocalypse" beredar di media sosial. Gambar tersebut disebarkan salah satu akun X pada 19 November 2024.
    Gambar tersebut menampilkan sosok Presiden Terpilih Amerika Serikat, Donald Trump dan Presiden Rusia, Vladimir Putin yang saling berhadapan dengan latar belakang merah.
    Terlihat juga ada sejumlah gedung bertingkat di antara dua tokoh politik dua tersebut. Gambar tersebut juga tertulis "The Economist", seakan-akan merupakan sampul dari majalah tersebut.
    "APOCALYPSE: Allowing missile strikes deep into Russia is the start of World War III,” warns the iconic prophetic magazine The Economist," tulis salah satu akun X.
    Konten yang disebarkan akun X tersebut telah beberapa kali dilihat dan direspons oleh warganet.
    Benarkah dalam gambar tersebut merupakan sampul majalah The Economist? Berikut penelusurannya.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri gambar yang diklaim sampul majalah The Economist berjudul "Apocalypse". Penelusuran dilakukan dengan mengecek ke laman majalah The Economist, economist.com.
    Hasilnya tidak ditemukan sampul majalah The Economist berjudul "Apocalypse" seperti yang diunggah salah satu akun X.
    Berikut gambar tangkapan layarnya.
    Dikutip dari afp.com, daftar artikel di pojok kanan atas pada gambar memang sesuai dengan sampul The Economist edisi Maret 2024 dengan judul "Inside Russia".
    Gambar sampul berjudul "Apocalypse" juga tidak memiliki tanggal penerbitan. Padahal, The Economist selalu menyertakan tanggal publikasi setiap menerbitkan majalahnya.
     

    Kesimpulan


    Gambar yang diklaim sampul majalah The Economist berjudul "Apocalypse" ternyata tidak benar alias hoaks. Faktanya, gambar tersebut diduga merupakan hasil rekayasa digital.
     

    Rujukan

  • (GFD-2024-24523) Cek Fakta: Tidak Benar Link Pendaftaran Kupon Undian BRI Festival Berhadiah Mobil BMW sampai Umroh

    Sumber:
    Tanggal publish: 09/12/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim link pendaftaran kupon undian BRI Festival berhadiah mobil BMW sampai umroh, informasi tersebut diunggah salah saru akun Facebook, pada 5 Desember 2024.
    Klaim kupon undian BRI Festival berhadiah mobil BMW sampai umroh berupa tulisan sebagai berikut.
    "*Khusus Nasabah BankBRI yang Sudah Mempunyai BRImo. Ayo buruan Daftar Dapatkan uang tunai Rp.600.000 bagi setiap pengguna BRImo dan Menangkan undian BRI Festival agar kamu berkesempatan menjadi Pemenang.*
    Hadiah undian bri:
    ° 5 Unit BMW 520i M Sport
    ° 20 Unit Hyundai Creta Alpha
    ° 50 Unit Vespa Primavera
    ° 75 Unit iPhone 16 Pro Max
    ° 1.000 Tabungan Emas 5 Juta
    ° 15 Paket Umroh Gratis
    Saksikan penarikan undiannya padatanggal 20 Desember 2024Semua biaya tagihan gratis di tanggung oleh BANK BRI."
    Tulisan tersebut disertai dengan link yang diklaim pendaftaran kupon undian BRI Festival berhadiah mobil sport sampai umroh.
    Berikut linknya:
    "https://112024.versionzx5.biz.id/?fbclid=IwY2xjawHDdORleHRuA2FlbQIxMQABHQD3cG_tPY_YU8woz34XL5RQpjBzyj46ODi4QmDZZT8OOV6UVhBwAwQ-6w_aem_b5W2duR4Lb6h5cR1Eb8Z5A"
    Benarkah klaim link pendaftaran kupon undian BRI Festival berhadiah mobil BMW sampai umroh? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
     
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim link pendaftaran kupon undian BRI Festival berhadiah mobil BMW sampai umroh, penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Waspada Penipuan Online Mencatut BRI di Media Sosial, Simak Cara Lindungi Diri Anda" yang dimuat situs Liputan6.com, pada 1 September 2024.
    Dalam artikel Liputan6.com, Direktur BRI, Andrijanto, mengingatkan agar nasabah tetap waspada dan tidak memberikan informasi pribadi atau data perbankan kepada pihak yang tidak jelas atau tidak resmi.
    "Hindari memberikan data pribadi seperti nomor rekening, nomor kartu, PIN, username dan password internet banking, OTP, dan informasi sensitif lainnya melalui tautan atau situs yang tidak terverifikasi," tegasnya.
    Belakangan ada pihak yang memanfaatkan nama besar PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) untuk menjerat korban, dengan berbagai modus yang sulit dibedakan dari komunikasi resmi.
    Modus yang sering digunakan adalah melalui pesan-pesan yang mengklaim berasal dari BRI, baik melalui email, SMS, maupun media sosial seperti Facebook, X, dan Instagram. Salah satu taktik favorit mereka adalah menawarkan undian berhadiah menggiurkan, mulai dari uang tunai hingga mobil mewah.
    Contohnya, bulan lalu, muncul penipuan online yang mengatasnamakan BRImo FSTVL di media sosial. Mereka mengiming-iming hadiah fantastis, namun ternyata itu semua hanyalah jebakan. Link yang mereka bagikan, bukanlah situs resmi BRI.
    Ingat, situs resmi BRI hanya dapat diakses melalui https://bri.co.id/. Jika mengecek akun media sosial resmi BRI, khususnya di Instagram @bankbri_id, kamu tidak akan menemukan informasi mengenai BRImo FSTVL.
    Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk lebih berhati-hati terhadap informasi yang tidak jelas sumbernya dan selalu memverifikasi keabsahan informasi dari sumber yang terpercaya atau saluran komunikasi resmi BRI.
    Saluran resmi BRI meliputi Instagram: @bankbri_id, Facebook: Bank BRI, X: @BankBRI_id, @promo_BRI, dan @kontakBRI, serta TikTok: bankbri_id. Nasabah juga dapat menghubungi Sabrina di nomor 0812 1214 017, melalui email di call@bri.co.id, atau kontak BRI di 1500017, serta mengunjungi www.bri.co.id. #BRI #Sabrina #TanyaSabrinaAja.
    Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "Waspadai Penipuan Undian Berhadiah BRImo FSTVL, Kenali Perbedaan yang Asli dan Palsu" yang dimuat situs Liputan6.com, pada 16 November 2024, artikel tersebut menyebutkan ciri-ciri penipuan program undian berhadiah, sebagai berikut:
    1. Bukan Website Resmi
    Modus penipuan yang mengatasnamakan BRImo FSTVL biasanya tidak menggunakan website resmi. Selain itu, website yang tercantum menunjukkan URL aneh saat diklik dan bukan situs resmi bank terkait.
    2. Meminta Pengisian Data Pribadi
    Ciri selanjutnya dari penipuan berkedok BRI dan BRImo FSTVL sering menghubungi langsung calon korbannya. Tak hanya itu, mereka pun biasanya kerap meminta pengisian data pribadi yang dipakai sebagai syarat mendapatkan undian berhadiah yang satu ini. Biasanya data yang diminya adalah PIN, Password, atau nomor CVV.
    3. Janjikan Keuntungan Besar
    Iming-iming hadiah dengan keuntungan besar sering sekali ditawarkan oleh oknum penipuan undian berhadiah. Mereka menjanjikan pemberian hadiah cuma-cuma sehingga banyak orang tergiur dan mengklik tautannya.

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim link pendaftaran kupon undian BRI Festival berhadiah mobil BMW sampai umroh tidak benar.
    Belakangan ada pihak yang memanfaatkan nama besar BRI untuk menjerat korban, dengan berbagai modus yang sulit dibedakan dari komunikasi resmi.
    Modus yang sering digunakan adalah melalui pesan-pesan yang mengklaim berasal dari BRI, baik melalui email, SMS, maupun media sosial seperti Facebook, X, dan Instagram. Salah satu taktik favorit mereka adalah menawarkan undian berhadiah menggiurkan, mulai dari uang tunai hingga mobil mewah.
    Modus penipuan yang mengatasnamakan BRImo FSTVL biasanya tidak menggunakan website resmi. Selain itu, website yang tercantum menunjukkan URL aneh saat diklik dan bukan situs resmi bank terkait.
     
  • (GFD-2024-24522) Keliru, Riset soal Bahaya Transfusi Darah dari Orang yang Disuntik Vaksin COVID-19

    Sumber:
    Tanggal publish: 09/12/2024

    Berita



    Sebuah tangkapan layar beredar di Instagram [ arsip ] yang diklaim memperlihatkan bukti bahwa menerima transfusi darah dari orang yang telah disuntik vaksin COVID-19 bisa berbahaya.

    Berikut bunyi narasinya: “Buat kalian yang masih pureblood, jangan menerima transfusi darah yang sudah divaksin, karena efeknya bahaya buat pasien *pengalaman keluarga sendiri. Dan kalian yang masih pureblood sebisa mungkin hindari berhubungan badan dengan yang sudah divaksin karena shedding itu nyata,” tulis akun tersebut.



    Namun, benarkah menerima transfusi darah dan organ dari orang yang pernah menerima vaksin Covid-19 dan berhubungan badan dengan mereka bisa berbahaya?

    Hasil Cek Fakta



    Tempo menelusuri sumber informasi dari narasi yang beredar tersebut, untuk memverifikasi klaim yang disebarkan. Ditemukan sumber informasi yang digunakan, yakni sebuah penelitian yang sesungguhnya memiliki kesimpulan yang berbeda dengan narasi yang beredar.

    Berikut hasil penelusurannya:

    Riset yang dicatut dalam narasi yang beredar sesungguhnya berjudul “A 9 Year Review Of Blood Transfusion Practice And Adherence To Nice Guidelines At A District General Hospital, Uk” yang dalam bahasa Indonesia berarti tinjauan 9 tahun terhadap praktek transfusi darah dan kepatuhan panduan yang baik di rumah sakit umum kabupaten di Inggris.

    Laporan penelitian itu terbit di jurnal ilmiah HemaSpher e edisi Juni 2022. Sebagaimana yang disebutkan dalam judulnya, penelitian itu meninjau data pelayanan transfusi darah selama sembilan tahun, dari tahun 2013 sampai 2022.

    Penelitian menggunakan data dari rumah sakit umum tingkat kabupaten di Inggris, untuk melihat seberapa baik praktik transfusi darah di sana, dan apakah telah sesuai dengan panduan kesehatan yang ada.

    Kesimpulan dari penelitian ini menyoroti beberapa temuan utama:

    1. Selama sembilan tahun, terjadi penurunan yang signifikan dalam jumlah total transfusi sel darah merah (RBC). Namun, ada sedikit peningkatan setelah Agustus 2020 yang kemungkinan besar dipengaruhi oleh perluasan tempat tidur rumah sakit dan pandemi COVID-19. Namun terdapat peningkatan yang signifikan dalam transfusi unit tunggal, sejalan dengan pedoman penilaian dan pengelolaan transfusi darah pada orang dewasa, remaja, dan anak di atas 1 tahun (NICE).

    2. Temuan berikutnya bahwa Penelitian tersebut tidak menemukan adanya perbaikan dalam mengelola pasien dengan yang memiliki anemia (IDA). Persentase pasien IDA yang ditransfusi tetap relatif stabil (rata-rata 64%). Hal ini menunjukkan bahwa beberapa pasien mungkin menerima transfusi yang tidak perlu ketika penggantian zat besi dapat menjadi alternatif yang lebih aman. Untuk mengatasi manajemen IDA, rumah sakit telah memperkenalkan layanan pemberian zat besi melalui infus selama 18 bulan terakhir.

    3. Secara keseluruhan, riset itu menghasilkan temuan bahwa meskipun ada kemajuan dalam mengurangi transfusi dan meningkatkan kepatuhan terhadap pedoman, penelitian ini mengidentifikasi kebutuhan akan manajemen IDA yang lebih baik untuk meminimalkan transfusi yang tidak perlu.

    Dengan demikian, penelitian tersebut tidak memperlihatkan adanya hubungan kematian atau penyakit seseorang akibat transfusi darah dari orang yang menerima vaksin COVID-19.  

    Keamanan Transfusi Darah 

    Narasi bahwa menerima transfusi darah dari orang yang pernah disuntik vaksin bisa memberikan dampak bahaya, beredar salah satunya dari cuitan politisi sayap kanan Amerika Serikat, Rogan O'Handley, pada Februari 2024, sebagaimana dilaporkan majalah Rolling Stone.

    Twit O’Handley yang secara keliru mengutip pengumuman Palang Merah Amerika Serikat itu kemudian di-retweetpendukung Donald Trump, Robert F Kennedy Jr. Orang-orang di kelompok sayap kanan lainnya pun mengamplifikasi narasi tersebut.

    Kennedy dikenal sering menyampaikan pernyataan penolakan vaksinasi, dan menuduh pandemi Covid-19 berkaitan dengan teori konspirasi global. Trump yang telah memenangi Pilpres Amerika Serikat 2024, sedianya akan menjadikan Kennedy sebagai menteri di bidang kesehatan.

    Dilansir keterangan diwebsite Palang Merah AS, menyatakan mereka mengikuti vaksinasi Covid-19 tidak membuat seseorang ditolak menyumbangkan darah. Demikian juga darah dari orang-orang yang telah divaksin itu, aman untuk ditransfusikan.

    Mereka mengatakan pengumpulan donasi darah di Amerika Serikat harus mengikuti peraturan dari Food and Drugs Administration (FDA). Orang-orang yang sudah maupun belum disuntik vaksin, sama-sama harus mengikuti prosedur dalam mendonorkan darah.

    Association for the Advancement of Blood & Biotherapies ( AABB ) menyatakan bahwa FDA secara tegas darah dari donatur yang baru divaksin aman ditransfusikan, asalkan kondisi pendonor sehat dan memenuhi persyaratan umum.

    Narasi yang beredar di kalangan pengikut teori konspirasi itu menyebabkan permintaan donor darah dari orang yang belum menerima vaksin Covid-19. Padahal lembaga pengumpul darah tidak membedakan yang dari pendonor yang sudah divaksin dan non vaksin. Selain itu, di fasilitas-fasilitas kesehatan tidak tersedia metode untuk mengetahui orang yang mau mendonorkan darah tersebut sudah divaksin atau belum.

    The College of American Pathologists ( CAP ) menerbitkan artikel menjelaskan kekhawatiran terhadap transfusi darah dari orang yang sudah divaksin COVID-19 muncul lantaran adanya laporan efek samping tertentu. Padahal mereka yang mendapatkan efek negatif vaksin jumlahnya sangat sedikit atau cukup langka terjadi.

    Mereka takut nantinya terkena miokarditis, terjadi perubahan DNA, mutasi onkogenik, kemandulan, hingga terjadi cacat lahir, karena menerima transfusi darah dari orang yang sudah divaksin. “Padahal, sesungguhnya kekhawatiran tersebut tidak terbukti,” tulis artikel tersebut.

    Mereka mengimbau fasilitas layanan kesehatan untuk memahami kekhawatiran pasien dan keluarga pasien, lalu secara telaten mengedukasi mereka bahwa transfusi darah dari orang yang sudah disuntik vaksin COVID-19 aman dilakukan.

    Kesimpulan



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan penelitian review sembilan tahun transfusi darah di Inggris membuktikan transfusi darah dari pendonor yang telah disuntik vaksin Covid-19 berbahaya bagi penerimanya adalah klaim yangkeliru.

    Penelitian yang dimaksud memang menyoroti masalah keamanan transfusi darah di Inggris, namun  tidak berkaitan dengan bahaya transfusi darah dari orang yang sudah menerima vaksinasi COVID-19.

    Selain itu, FDA dan Palang Merah AS telah secara tegas menyatakan bahwa darah yang didonorkan oleh orang yang sudah mengikuti vaksinasi COVID-19 aman untuk ditransfusikan.

    Rujukan