• (GFD-2024-24541) Cek Fakta: Gus Miftah Bagi Bantuan sebagai Permintaan Maaf ke Masyarakat

    Sumber:
    Tanggal publish: 10/12/2024

    Berita

    Suara.com - Beredar di media sosial sebuah video dengan narasi Gus Miftah atau Miftah Maulana memberikan bantuan pada masyarakat sebagai permintaan maaf atas kegaduhan yang ia buat.

    Akun TikTok “gus.miftah29” pada Jumat (06/12/2024) mengunggah video tersebut dengan narasi sebagai berikut:

    “Assalamualaikum saya gus miftah, hari ini saya minta maaf kepada semua orang atas viralnya saya saya di media sosial, dan saya hanya manusia bukan nabi, jadi saya akui saya salah, untuk sedikit mengurangi kesalahan saya untuk siapa saja yang sudah tekan follow dan share video ini akan menerima bantuan dari saya, saya janji dan akan membantu, terima kasih”

    Dilihat pada Senin (9/12/2024), konten tersebut sudah mendapat lebih dari 760 tanda suka, 240-an komentar, dan dibagikan ulang sebanyak 815 kali.

    Lantas benarkah narasi dalam video tersebut?

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan oleh Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) tidak ditemukan bukti yang membuktikan kebenaran klaim tersebut.

    Ketika dicek melalui akun media sosial pribadi Gus Miftah, yakni Instagram “gusmiftah” dan TikTok “gusmiftah99”. Hasilnya, tidak ditemukan video serupa di dua akun tersebut.

    Kemudian juga dilakukan pengecekan fakta dengan memeriksa audio unggahan dengan detect.resemble.ai. Dari pengecekan tersebut, ditemukan bahwa audio itu merupakan hasil rekayasa kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa video dengan narasi “Gus Miftah berbagi bantuan sebagai permintaan maaf kepada masyarakat” merupakan konten tiruan (impostor content).
  • (GFD-2024-24540) Hoaks Jokowi dan Kapolri Mendatangi Rumah Gus Miftah

    Sumber:
    Tanggal publish: 10/12/2024

    Berita

    tirto.id - Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah menjadi nama yang populer di awal bulan Desember 2024. Pemuka agama asal Yogyakarta ini ramai menjadi perbincangan masyarakat setelah rekamannya mengolok-olok seorang penjual es teh, ramai beredar di media sosial.

    Kejadian tersebut terjadi kala Gus Miftah mengisi acara di sebuah pondok pesantren di Magelang, Senin (25/11/2024). Kecaman dari publik tidak berhenti-henti, lantaran Gus Miftah terlihat melakukan perundungan terhadap pedagang es teh, yang belakangan diketahui bernama Sunhaji tersebut.

    Buntut dari permasalahan tersebut, Gus Miftah, yang memegang jabatan Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, mendapat kecaman publik yang mendorong Prabowo untuk memecatnya.

    Kemudian, pada Jumat (6/12/2024), Gus Miftah pun mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan tersebut dalam konferensi pers di Pesantren Ora Aji, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

    Namun, isu di media sosial tidak terbendung, beberapa informasi mulai bermunculan terkait dengan polemik ini. Salah satu yang tersebar dengan masif di berbagai media sosial adalah terkait kunjungan Presiden Ke-7 Republik Indonesia Joko Widodo dan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo ke kediaman Gus Miftah.

    "tiba-tiba jokowi dan kapolri datang ke rumah gus miftah, ADA APA INI??" begitu bunyi keterangan dalam gambar yang tersebar di media sosial. Dalam gambar tersebut terlihat Gus Miftah, Jokowi, Kapolri Listyo Sigit, dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno, duduk berhadap-hadapan dalam satu ruangan.

    Kami menemukan unggahan tersebut ramai di Instagram dalam unggahan akun @d10n_w4hyu pada 7 Desember 2024 (arsip). Sampai dengan Selasa (10/12/2024) unggahan tersebut telah mengumpulkan 5,6 ribu tanda suka (likes) dan lebih dari 3,2 ribu komentar.

    Unggahan serupa juga kami temukan dari unggahan akun @dargombez_news (arsip), @nandang__reborn (arsip), dan @nkri_69 (arsip). Di Facebook unggahan tersebut juga banyak beredar, yang kami temukan dari unggahan akun "Kimberly Rebeca" (arsip), "Mhd Mahyuddin Lubis"(arsip), "Daffa Almairy" (arsip), "T Gusmand"(arsip),"Pintar Politik"(arsip), dan "Hengki Abdullah Al-Anjatan"(arsip). Unggahan yang terakhir bertanggal paling lawas, yakni pada 6 Desember 2024.

    Di TikTok, unggahan serupa ditemukan juga dari akun "muh.arifin.at_tarmudzi" (arsip) dan "lurae88" (arsip) kedunya mengumpulkan ribuan penonton. Di X (dulu Twitter), foto tersebut banyak beredar, salah satunya dari unggahan akun @Y_Radianto (arsip), @MahesaMuna196 (arsip), @didienAZHAR (arsip), dan @AbankTho2 (arsip).

    Narasi penyerta unggahan di hampir semua media sosial serupa, menyiratkan adanya pembahasan Gus Miftah setelah dia melepas jabatannya. Bahkan beberapa unggahan berspekulasi kalau ada upaya anulir pengunduran diri lewat pertemuan ini.

    Lalu, bagaimana faktanya? Apakah benar foto yang beredar di media sosial adalah kunjungan Jokowi dan Kapolri Sigit setelah Gus Miftah mundur dari jabatannya?

    Hasil Cek Fakta

    Tirto melakukan penelusuran fakta dengan melakukan pencarian gambar terbalik (reverse image search). Salah satu hasil pencarian teratas mengarahkan ke unggahan dari akun bercentang biru (verified) milik Gus Miftah. Unggahan tersebut menunjukkan serangkaian foto kunjungan rombongan Jokowi ke Ponpes Ora Aji, milik Gus Miftah.

    Foto Jokowi, Kapolri Sigit, Pratikno, dan Gus Miftah dalam satu ruangan, yang viral di media sosial juga ada di unggahan tersebut. "Matur nuwun bapak presiden @jokowi atas hadirnya di rangkaian harlah @ponpesoraaji yang ke 12…… ???,” begitu bunyi keterangan teks penyerta foto. Berdasar keterangan tanggal diketahui, unggahan tersebut diunggah pada 19 September 2024 lalu.

    Kejadian dalam foto adalah perayaan Hari Lahir (Harlah) ke-12 Ponpes Ora Aji. Jokowi, yang masih menjadi Presiden Indonesia kala itu, hadir sekitar satu jam antara pukul 9.15-10.15 WIB. Dalam acara tersebut Jokowi bertemu dengan kiai muda se-Jawa sebanyak 50 orang. Selain itu Jokowi juga sempat membagikan sembako, baju, dan buku untuk ratusan warga yang berkerumun di depan halaman ponpes, seperti diberitakan Antara.

    Sejumlah bantahan di media sosial juga menyebut hal yang sama, beberapa kolom komentar di unggahan di X (tautan 1, tautan 2), menyebut kalau foto ini adalah foto dari kejadian 19 September.

    Berdasar pemantauan Tirto, sejak Jumat (6/12/2024) Jokowi diketahui berada di Jakarta dan setidaknya menghabiskan akhir pekan di sana. Hal ini dapat dilihat dari unggahan di akun media sosialnya yang menunjukkan kegiatan akhir pekan di Jakarta.

    A post shared by Joko Widodo (@jokowi)

    Sementara unggahan yang beredar di media sosial baru beredar sekitar Jumat (6/12/2024), berselisih sedikit waktu dengan pengunduran diri Gus Miftah. Secara garis waktu, kalaupun ada pertemuan antara Jokowi dan Gus Miftah, terjadi sebelum Jumat (6/12/2024), sehingga kecil kemungkinan membahas soal rencana pengembalian jabatan.

    Kesimpulan

    Hasil pemeriksaan fakta menunjukkan foto yang beredar di media sosial terkait kunjungan Jokowi dan Kapolri Sigit setelah Gus Miftah mundur dari jabatan bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

    Foto yang tersebar di media sosial adalah foto dari kunjungan Jokowi, saat masih menjadi presiden, 19 September 2024. Kala itu rombongan Jokowi datang ke Ponpes Ora Aji, milik Gus Miftah, dalam rangka merayakan Harlah ke-12 Ponpes Ora Aji.

    Rujukan

  • (GFD-2024-24539) [HOAKS] Foto Kerangka Manusia Raksasa Bersayap

    Sumber:
    Tanggal publish: 10/12/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar gambar di media sosial Facebook yang menampilkan kerangka manusia raksasa bersayap.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, gambar tersebut merupakan konten manipulatif.

    Gambar kerangka manusia raksasa bersayap disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, ini, ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Senin (2/12/2024):

    Penemuan Mengejutkan Raksasa Bersayap Berusia 5.000 Tahun di Türkiye: Para Arkeolog Menemukan Kerangka Mirip Titan yang Menentang Semua Logika dan Sejarah

    akun Facebook Tangkapan layar konten manipulatif di sebuah akun Facebook, 2 Desember 2024, mengenai kerangka manusia raksasa bersayap.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek campur tangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dari gambar yang beredar.

    Salah satu tools yang dapat membantu mendeteksi AI pada suatu konten adalah Hive Moderation.

    Hasil pengidentifikasian Hive Moderation menunjukkan, gambar kerangka raksasa bersayap memiliki probabilitas 73 persen dihasilkan AI.

    Profesor Paleontologi Universitas Flinders John Long menjelaskan mengapa manusia tidak memiliki sayap melalui sebuah artikel di The Conversation.

    Kala manusia belum ada, vertebrata yang pertama yakni ikan berusia 500 juta tahun yang tak memiliki lengan, kaki, bahkan rahang.

    Setelah berevolusi, semua vertebrata mempunyai bentuk tubuh dengan pola sama dengan dua lengan, dua kaki, kepala dengan dua mata, dua lubang hidung, mulut dengan gigi, dan seterusnya.

    Tubuh masing-masing vertebrata kemudian menyesuaikan dengan gaya hidup mereka, baik yang berjalan, berenang, atau terbang.

    Sayap vertebrata terbang, seperti burung, merupakan modifikasi lengan yang membantu mereka terbang.

    Namun pertumbuhan sayap tidak terjadi pada manusia.

    Semua makhluk hidup, termasuk vertebrata, memiliki gen. Gen manusia tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan sayap.

    Manusia memiliki gen hox yang menumbuhkan dua lengan dan dua kaki.

    Kesimpulan

    Gambar kerangka manusia raksasa bersayap merupakan konten manipulatif berbasis AI.

    Manusia tidak memiliki sayap. Evolusi dan gen hox pada manusia tidak mengembangkan sayap, hanya ada dua lengan dan dua kaki.

    Rujukan

  • (GFD-2024-24538) [HOAKS] Modus Kejahatan Menggunakan Daun Teh yang Diberi Obat Bius

    Sumber:
    Tanggal publish: 10/12/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Di jagat maya beredar narasi adanya modus kejahatan menggunakan produk daun teh dari China yang diberi obat bius.

    Kejahatan dilakukan oleh orang yang berpura-pura menjadi penjual daun teh, kemudian calon korban diminta untuk menghirupnya. Setelah itu, korban tidak sadarkan diri.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks.

    Narasi modus kejahatan menggunakan daun teh yang diberi obat bius dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini, pada November 2024.

    Berikut narasi yang dibagikan:

    Mohon diinfokan ke warga: bila di jalan, di kantor atau di rumah ada orang/sales yang menawarkan produk daun teh (TIEK KWAN IM) atau produk lain sejenis daun teh dari China.

    Bila diminta untuk menghirup wanginya, suruh yang menjualnya terlebih dahulu menciumnya, jangan coba-coba menghirupnya.

    Karena di dalamnya terdapat obat BIUS. Begitu dihirup bisa langsung tak sadarkan diri. Tolong sebarkan BC ini ke saudara-saudara, teman, maupun warga di sekitar kita untuk WASPADA!! Modus perampokan, menggunakan obat bius.

    TOLONG SEBARKAN Tolong disebar luaskan....

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com mengidentifikasi narasi tersebut sama dengan pesan berantai yang beredar pada Agustus 2024 dan dinyatakan sebagai hoaks.

    Narasi modus kejahatan menggunakan daun teh yang diberi obat bius pernah beredar di Mataram, Nusa Tenggara Barat, pada 2012. Isu itu beredar melalui pesan singkat (SMS) dan mengatasnamakan Polda Bali.

    Namun, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kota Mataram, H Lalu Junaidi, membantah narasi tersebut.

    "Isu yang disebarkan melalui pesan singkat telepon seluler itu sangat menyesatkan. Kami duga ini dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab," kata Junaidi, seperti diberitakan Antara, pada 2 Maret 2012.

    Narasi serupa beredar di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada 2013 dan mengatasnamakan Polda DIY.

    Namun, Kabid Humas Polda DIY Ajun Komisaris Besar Anny Pudjiastuti menyatakan, pihaknya tidak pernah mendapatkan laporan atau mengeluarkan imbauan tentang teh bius.

    "Kami tidak pernah mengeluarkan SMS tentang teh bius itu," kata Anny, seperti diberitakan Tribunnews.com, pada 17 Desember 2013.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi soal modus kejahatan menggunakan daun teh yang diberi obat bius adalah hoaks.

    Narasi tersebut telah beredar setidaknya sejak 2012 dan telah dinyatakan sebagai hoaks oleh pihak berwenang.

    Rujukan