• (GFD-2025-27592) [KLARIFIKASI] Video Ini Rekayasa AI, Bukan Serangan Iran ke Pangkalan Udara AS di Qatar

    Sumber:
    Tanggal publish: 25/06/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar video yang diklaim menunjukkan serangan Iran ke pangkalan udara Amerika Serikat yang berada di Qatar.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu merupakan hasil manipulasi artificial intelligence (AI).

    Video yang diklaim menunjukkan serangan Iran ke pangkalan udara AS di Qatar dibagikan oleh akun Instagram ini pada Selasa (24/6/2025).

    Berikut narasi yang dibagikan:

    BERITA TERKINI: Iran Serang Pangkalan Udara AS di Qatar dengan Rudal Balistik

    Iran telah menyerang pangkalan udara AS di Qatar dengan rudal balistik, dan berhasil mengenai sasaran secara langsung, sebagaimana dilaporkan oleh BRICS News. Eskalasi ini menyusul serangkaian peluncuran rudal regional.

    Apakah serangan ini akan memicu respons keras AS atau ketidakstabilan regional lebih lanjut? Bagikan pendapat Anda

    Screenshot Manipulasi, video serangan Iran ke pangkalan udara AS di Qatar

    Hasil Cek Fakta

    Iran meluncurkan serangan rudal ke pangkalan udara Al Udeid, fasilitas militer terbesar milik AS di Timur Tengah, pada Senin (23/6/2025) malam.

    Sebagaimana diberitakan Kompas.com, Iran menyebut serangan ini sebagai pembalasan atas serangan udara AS terhadap tiga fasilitas nuklir Iran pada Sabtu malam.

    Akan tetapi, video yang dibagikan oleh akun Instagram tersebut bukan menunjukkan serangan Iran ke pangkalan udara AS di Qatar.

    Setelah ditelusuri menggunakan Google Lens, video tersebut ditemukan di artikel yang dipublikasikan pemeriksa fakta Factchequeado pada 16 Juni 2025.

    Menurut Factchequeado, video tersebut dibuat dengan AI. Video asli bersumber dari akun TikTok Miniverse Productions, namun sudah dihapus.

    Kemudian, Kompas.com menemukan video yang sama dibagikan oleh akun TikTok ini pada 14 Juni 2025. Lantas, video tersebut diperiksa menggunakan Hive Moderation.

    Hasilnya, video itu memiliki probabilitas 99,7 persen dihasilkan AI generatif. 

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video yang diklaim menunjukkan serangan Iran ke pangkalan udara AS di Qatar perlu diluruskan.

    Video tersebut merupakan hasil manipulasi. Hasil pemeriksaan Hive Moderation menunjukkan, video itu memiliki probabilitas 99,7 persen dihasilkan AI generatif.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27591) [HOAKS] Andika Perkasa Diangkat Jadi Dirut PLN

    Sumber:
    Tanggal publish: 25/06/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar narasi yang mengeklaim mantan Panglima TNI Andika Perkasa diangkat menjadi Direktur Utama PT PLN (Persero).

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks.

    Narasi yang mengeklaim Andika Perkasa diangkat menjadi Dirut PLN dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada 18 Juni 2025.

    Berikut narasi yang dibagikan:

    Selamat Datang Jenderal & Selamat Mengemban Amanah Baru Sebagai Dirut PLN. Dari Medan Tempur ke Medan Energi

    Screenshot Hoaks, Andika Perkasa diangkat jadi Dirut PLN

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri informasi terkait pergantian direktur utama PLN yang tersedia di situs resmi, dan pemberitaan media kredibel.

    Dikutip dari situs resmi, PLN mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, pada 18 Juni 2025.

    Dalam acara tersebut, terdapat beberapa pergantian pada posisi komisaris dan direktur. Namun posisi Direktur Utama PLN masih dijabat oleh Darmawan Prasodjo.

    Berikut susunan lengkap direksi PLN saat ini

    Dilansir Antara, Komisaris Independen PLN Andi Arief juga mengatakan tidak ada pergantian direktur utama dan komisaris utama dalam RUPS LB PLN belum lama ini.

    "Enggak ada (pergantian direktur utama), komisaris utama tetap," kata Andi.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi yang mengeklaim Andika Perkasa diangkat menjadi Dirut PLN adalah hoaks.

    Terdapat beberapa pergantian pada posisi komisaris dan direktur usai PLN mengadakan RUPS LB. Namun posisi Direktur Utama PLN masih dijabat oleh Darmawan Prasodjo.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27590) Cek Fakta: Hoaks Artikel Roy Suryo Sebut Polri Bukan Lagi Aparat Negara Tapi Bodyguard Jokowi

    Sumber:
    Tanggal publish: 26/06/2025

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan artikel Roy Suryo menyebut Polri bukan aparat negara tapi bodyguard Jokowi. Postingan itu beredar sejak pekan lalu.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 20 Juni 2025.
    Dalam postingannya terdapat tangkapan layar artikel dari Detik News dengan judul "Roy Suryo: Polri Bukan Lagi Aprat Negara Tapi Bodyguard Jokowi, Karena Itu Kami Akan Bawa Kasus Ini ke Tingkat Internasional"
    Akun itu menambahkan narasi:
    "Langkah bijak dan tepat...kasus dugaan ijazah palsu Jokowi di seret ke pengadilan internasional"
    Lalu benarkah postingan artikel Roy Suryo menyebut Polri bukan aparat negara tapi bodyguard Jokowi?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan membuka situs berita Detik.com. Di kolom pencarian kami memasukkan kata kunci judul seperti dalam postingan, namun kami tidak menemukan artikel yang dimaksud.
    Penelusuran dilanjutkan dan kami menemukan foto yang identik dengan postingan. Foto itu diunggah akun TV Tempo di Youtube pada 22 Mei 2025.
    Namun dalam video asli berjudul "Roy Suryo Buat Laporan ke Komnas HAM Perihal Ijazah Jokowi". Video asli sendiri berdurasi 1 menit 37 detik dan Roy Suryo sama sekali tidak membahas seperti pada postingan.
    Video itu diambil saat Roy Suryo membuat pengaduan ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Dia merasa dikriminalisasi atas laporan Joko Widodo soal tudingan ijazah palsu di Polda Metro Jaya.

    Kesimpulan


    Postingan artikel Roy Suryo menyebut Polri bukan aparat negara tapi bodyguard Jokowi adalah hoaks.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27589) Keliru: Video Kondisi Tel Aviv dan Haifa Sebelum dan Sesudah Serangan Iran

    Sumber:
    Tanggal publish: 26/06/2025

    Berita

    SEJUMLAH akun di Twitter (X) dan Facebook [arsip] mengunggah video yang menggambarkan kondisi ibu kota Israel, Tel Aviv sebelum dan sesudah serangan Iran. 

    Sebelum berkonflik dengan Iran, video berdurasi 18 detik itu memperlihatkan pemandangan udara Kota Tel Aviv di malam hari penuh cahaya lampu. Setelah serangan Iran, video itu menggambarkan gedung-gedung pencakar langit yang rusak dan hangus terbakar.

    Pada detik berikutnya, kota Israel lainnya, Haifa, digambarkan serupa. Bangunan-bangunan tinggi kota pelabuhan di bagian utara Israel itu diperlihatkan hancur.



    Benarkah video yang menggambarkan keadaan Tel Aviv dan Haifa akibat serangan Iran itu?

    Hasil Cek Fakta

    Tempo memeriksa keaslian video menggunakan fitur pencarian gambar terbalik Google, Google Maps, dan alat deteksi kecerdasan buatan. Hasilnya, meski antara Israel dan Iran saling berbalas serangan sejak 13 Juni 2025, namun video tersebut hasil manipulasi kecerdasan buatan.

    Video serupa sudah beredar di berbagai pelantar dan bahasa sejak 17 Juni 2025. Misalnya, akun YouTube @ruslanhubaeberdiev1046 membagikan video pendek yang sama. Di TikTok, akun @media.terupdate2025 membagikan video ini dengan mencatut logo media Harian Surya. 

    Untuk memastikan apakah video benar-benar menggambarkan keadaan Tel Aviv dan Haifa, Tempo membagi fragmen sebelum dan setelah perang Israel-Iran, lalu memverifikasinya dengan alat deteksi akal imitasi.



    Tempo mengambil bagian dari video yang memperlihatkan lanskap gedung-gedung pencakar langit di malam hari, lalu memeriksanya di aplikasi pemindai konten deepfake, Deepfake-O-Meter. Mayoritas alat detektor menyimpulkan bahwa video tersebut kemungkinan diproduksi dengan AI.



    Sebagai pembanding, Tempo memeriksanya juga dengan alat deteksi lain, AI or Not. Dari 18 detik video, Tempo mengambil tangkap layar pada detik pertama. Hasilnya, terdeteksi sebagai likely AI generated atau manipulasi kecerdasan buatan.



    Berikutnya, Tempo mengambil bagian dari video yang menampilkan reruntuhan bangunan, lalu memeriksanya di aplikasi pemindai konten AI, Hive Moderation. Hasilnya juga menunjukkan ada kemungkinan 88,6 persen konten dibuat dengan akal imitasi.



    Selain itu, Tempo juga memeriksanya menggunakan alat deteksi AI lain, AI or Not. Hasilnya, 93% konten melibatkan kecerdasan buatan. Kemungkinan konten ini dihasilkan menggunakan alat generatif AI 4o dari OpenAI sebesar 70 persen dan Stable Diffusion sebesar 10 persen.



    Kondisi Terakhir Tel Aviv

    Dilansir oleh Tempo, perang Iran-Israel mengalami eskalasi pada hari Minggu, 22 Juni 2025, lantaran Amerika Serikat mengebom tiga fasilitas nuklir Iran. Pada Senin, konflik Iran-Israel memuncak lewat berbalas serangan hebat. Menjelang pergantian hari, Iran juga meluncurkan serangkaian serangan rudal ke Pangkalan Militer Amerika Serikat Al Udeid di Qatar. 

    Ketika ketegangan kawasan semakin memuncak, Presiden AS Donald Trump tiba-tiba menyatakan Iran dan Israel sepakat untuk gencatan senjata. Lewat unggahan panjang di Truth Social, Senin malam, Trump menyampaikan kabar gencatan senjata antara keduanya selama 24 jam dan yakin perang akan berakhir.

    Nyatanya, di lapangan, gencatan senjata itu tak langsung benar-benar terwujud. Iran masih terus melakukan serangan ke Israel. Apalagi serangan hebat Israel sehari sebelumnya telah membunuh 9 warga Iran dan melukai lebih dari 30 lainnya.

    Gambaran kondisi terakhir kota Tel Aviv, Israel, diberitakan oleh Euronews pada 23 Juni 2025. Warga Tel Aviv terlihat membawa koper bersama hewan peliharaannya di tengah suara sirine. Gedung-gedung tinggi dan bangunan hunian terlihat hancur akibat rudal Iran menghantam wilayah di Israel utara dan tengah kota. Tetapi tidak hangus terbakar seperti yang diperlihatkan konten video di media sosial. 

    Wartawan BBC dan CNN juga melaporkan dari Tel Aviv usai serangan rudal Iran pada hari Minggu, 22 Juni itu. Serangkaian rudal Iran ini terjadi beberapa jam setelah serangkaian serangan AS terhadap fasilitas nuklir di Iran.

    Petugas tanggap darurat tampak bergegas membersihkan puing-puing dari lokasi serangan rudal Iran di kawasan Ramat Aviv, Tel Aviv. Polisi Israel mengatakan enam orang dengan luka ringan dievakuasi dari bangunan yang rusak, sementara pencarian terus dilakukan terhadap warga yang kemungkinan terjebak.

    Kesimpulan

    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan video yang beredar memperlihatkan kondisi kota Tel Aviv dan Haifa, Israel sebelum dan sesudah serangan Iran adalah keliru. Video itu dibuat menggunakan AI dan tidak memperlihatkan situasi sebenarnya yang terjadi di Israel.

    Rujukan