KOMPAS.com - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris diklaim tidak memenuhi syarat untuk mencalonkan diri sebagai presiden dalam Pemilu AS 2024.
Orangtua Harris disebut bukan warga negara AS. Narasi yang beredar menyertakan akta kelahiran yang diklaim milik Kamala Harris.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.
Klaim mengenai Kamala Harris tidak memenuhi syarat sebagai calon presiden karena bukan warga negara AS disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Selasa (23/7/2024):
Unless proven with court documents, at the time of Kamalaโs birth, her parents were not U.S. citizens. They were foreign students. At the time of her birth, she was the daughter of non-citizens. This makes her an anchor baby. She is not eligible to hold the office of President.
Berikut terjemahannya:
Kecuali dibuktikan dengan dokumen pengadilan, pada saat Kamala lahir, orangtuanya bukan warga negara AS. Mereka adalah mahasiswa asing. Pada saat kelahirannya, dia adalah putri seorang non-warga negara. Ini membuatnya menjadi anak yang lahir dari orangtua bukan warga negara. Dia tidak memenuhi syarat untuk memegang jabatan Presiden.
akun Facebook Tangkapan layar konten hoaks di sebuah akun Facebook, Selasa (23/7/2024), yang mengeklaim Kamala Harris tidak eligible sebagai calon presiden karena bukan warga AS.
(GFD-2024-21308) [HOAKS] Kamala Harris Tak Memenuhi Syarat Jadi Capres karena Bukan Warga Negara AS
Sumber:Tanggal publish: 23/07/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Juru bicara kampanye Kamala Harris, Ian Sams, meluruskan narasi mengenai status kewarganegaraan.
"Kamala Harris lahir di Oakland, California, sekarang, dulu, dan mungkin akan terus berada di AS. Akhir cerita," kata Sams dikutip dari Politifact, 22 Januari 2019.
Kamala Harris dilahirkan pada 1964 dari pasangan Donald Harris, seorang ekonom kelahiran Jamaika, dan Shyamala Harris, seorang ilmuwan.
Berdasarkan informasi di buku The Truths We Hold: An American Journey (2019), Donald Harris berimigrasi ke AS setelah diterima kuliah di Universitas California-Berkeley.
Setelah menerima gelar PhD dari Berkeley pada 1966, Donald Harris tetap menjadi profesor emeritus.
Dalam biografinya, Harris mencantumkan kewarganegaraannya Jamaika berdasarkan kelahiran dan AS berdasarkan naturalisasi.
Sementara itu, ibu Kamala Harris, Shyamala Gopalan, merupakan perempuan kelahiran Chennai, India Selatan.
Shyamala lulus dari Universitas Delhi pada usia 19 tahun dan mendaftar ke program pascasarjana di Berkeley untuk mengejar gelar doktor di bidang nutrisi dan endokrinologi.
Keduanya bertemu di Berkeley dan menikah. Mereka berpisah saat Kamala Harris berusia lima tahun dan bercerai beberapa tahun setelahnya.
Kamala Harris tinggal di California sampai SMA, ketika ibunya ditawari posisi mengajar di Universitas McGill, Montreal.
Terdapat standar legal yang mengukuhkan bahwa Kamala Harris secara sah adalah warga AS.
Konstitusi AS mengatur, hanya warga negara yang lahir secara alami di AS atau "natural born citizen" yang berhak menduduki jabatan Presiden.
Amandemen ke-14 Konstitusi AS menyebutkan, semua orang yang lahir atau dinaturalisasi di AS, dan tunduk pada yurisdiksinya, adalah warga negara AS dan negara bagian di mana mereka tinggal.
Ada pula Undang-Undang 1952 yang menggaungkan istilah dalam Amendemen ke14 dan menyatakan bahwa orang yang lahir di Amerika Serikat adalah warga negara.
Kemudian, ada Keputusan Mahkamah Agung pada 1898ย atau dikenal dengan kasus Wong Kim Ark.
Pengadilan memutuskan, Wong dan orang yang lahir di AS dengan beberapa pengecualian yang jelas, memenuhi syarat untuk mendapatkan kewarganegaraan berdasarkan Amendemen ke-14.
Harris lahir di California, yang berarti dia adalah "natural born citizen" dan dinyatakan sebagai warga negara AS.
Tidak ada aturan atau undang-undang terkait status kewarganegaraan yang mematahkan pencalonan Kamala Harris dalam Pilpres AS 2024.
"Kamala Harris lahir di Oakland, California, sekarang, dulu, dan mungkin akan terus berada di AS. Akhir cerita," kata Sams dikutip dari Politifact, 22 Januari 2019.
Kamala Harris dilahirkan pada 1964 dari pasangan Donald Harris, seorang ekonom kelahiran Jamaika, dan Shyamala Harris, seorang ilmuwan.
Berdasarkan informasi di buku The Truths We Hold: An American Journey (2019), Donald Harris berimigrasi ke AS setelah diterima kuliah di Universitas California-Berkeley.
Setelah menerima gelar PhD dari Berkeley pada 1966, Donald Harris tetap menjadi profesor emeritus.
Dalam biografinya, Harris mencantumkan kewarganegaraannya Jamaika berdasarkan kelahiran dan AS berdasarkan naturalisasi.
Sementara itu, ibu Kamala Harris, Shyamala Gopalan, merupakan perempuan kelahiran Chennai, India Selatan.
Shyamala lulus dari Universitas Delhi pada usia 19 tahun dan mendaftar ke program pascasarjana di Berkeley untuk mengejar gelar doktor di bidang nutrisi dan endokrinologi.
Keduanya bertemu di Berkeley dan menikah. Mereka berpisah saat Kamala Harris berusia lima tahun dan bercerai beberapa tahun setelahnya.
Kamala Harris tinggal di California sampai SMA, ketika ibunya ditawari posisi mengajar di Universitas McGill, Montreal.
Terdapat standar legal yang mengukuhkan bahwa Kamala Harris secara sah adalah warga AS.
Konstitusi AS mengatur, hanya warga negara yang lahir secara alami di AS atau "natural born citizen" yang berhak menduduki jabatan Presiden.
Amandemen ke-14 Konstitusi AS menyebutkan, semua orang yang lahir atau dinaturalisasi di AS, dan tunduk pada yurisdiksinya, adalah warga negara AS dan negara bagian di mana mereka tinggal.
Ada pula Undang-Undang 1952 yang menggaungkan istilah dalam Amendemen ke14 dan menyatakan bahwa orang yang lahir di Amerika Serikat adalah warga negara.
Kemudian, ada Keputusan Mahkamah Agung pada 1898ย atau dikenal dengan kasus Wong Kim Ark.
Pengadilan memutuskan, Wong dan orang yang lahir di AS dengan beberapa pengecualian yang jelas, memenuhi syarat untuk mendapatkan kewarganegaraan berdasarkan Amendemen ke-14.
Harris lahir di California, yang berarti dia adalah "natural born citizen" dan dinyatakan sebagai warga negara AS.
Tidak ada aturan atau undang-undang terkait status kewarganegaraan yang mematahkan pencalonan Kamala Harris dalam Pilpres AS 2024.
Kesimpulan
Narasi mengenai Kamala Harris tidak memenuhi syarat sebagai calon presiden karena orangtuanya bukan warga negara AS adalah hoaks.
Kamala Harris lahir di Oakland, California, AS. Amendemen ke-14 Konstitusi AS menyatakan, setiap orang yang lahir di AS merupakan warga negara AS.
Kamala Harris lahir di Oakland, California, AS. Amendemen ke-14 Konstitusi AS menyatakan, setiap orang yang lahir di AS merupakan warga negara AS.
Rujukan
- https://www.facebook.com/KarolynnWallace/posts/pfbid0xR1fSQ7LRANBwx5woQpqpctTfNnDD5PAHty69ZzV1pSebCvWrVYjxUCR3JiyLxC4l
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid029zKvyS74weLYQ1A1ZZxqRzs9epUpWFXW9irjZvkxpPZSvYJP6aVo5dpCDrRXYppXl&id=100080239357555
- https://www.facebook.com/sampson26rockman/posts/pfbid0TsPRZBy6Au8xZnZh7QBWsw6Do1j5yz6sqANs14bHj6cUANDVA1kwBMcRcgCSHwbLl
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid02ZWFapYzPMQEDZ1PbBPtSAuSdutqUo7XFep7tfms1PJ52zGiX4Q2ixGcTJnYMiPEkl&id=61557123444994
- https://www.politifact.com/factchecks/2019/jan/22/jacob-wohl/yes-kamala-harris-eligible-run-president/
- https://www.amazon.com/Truths-We-Hold-American-Journey-ebook/dp/B07FC47R8D/ref=tmm_kin_swatch_0?_encoding=UTF8&qid=1548185480&sr=8-1
- https://web.stanford.edu/~dharris/professional_career.htm
- https://www.law.cornell.edu/constitution/articleii#section1
- https://www.law.cornell.edu/constitution/amendmentxiv
- https://www.law.cornell.edu/uscode/text/8/1401
- https://www.loc.gov/item/usrep169649/
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2024-21307) [KLARIFIKASI] WEF Tidak Kembangkan Pelacak Karbon untuk Pantau Konsumen
Sumber:Tanggal publish: 23/07/2024
Berita
KOMPAS.com - Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum (WEF) diklaim telah mengembangkan pelacak karbon digital untuk memantau aktivitas konsumen.
Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, pengembangan pelacak tersebut diungkap oleh Presiden Alibaba Group Michael Evans.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut perlu diluruskan.
Narasi soal WEF mengembangkan "pelacak karbon digital" untuk memantau aktivitas konsumen dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada Juli 2024.
Berikut narasi yang dibagikan:
WEF MENGONFIRMASI "PELACAK KARBON DIGITAL" UNTUK MEMANTAU "APA YANG DAPAT ANDA MAKANโ DAN "KE MANA ANDA DAPAT BEPERGIAN"
Dalam video yang dibagikan, Evans mengatakan, Alibaba sedang mengembangkan teknologi agar konsumen bisa mengukur jejak karbon mereka sendiri.
Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, pengembangan pelacak tersebut diungkap oleh Presiden Alibaba Group Michael Evans.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut perlu diluruskan.
Narasi soal WEF mengembangkan "pelacak karbon digital" untuk memantau aktivitas konsumen dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada Juli 2024.
Berikut narasi yang dibagikan:
WEF MENGONFIRMASI "PELACAK KARBON DIGITAL" UNTUK MEMANTAU "APA YANG DAPAT ANDA MAKANโ DAN "KE MANA ANDA DAPAT BEPERGIAN"
Dalam video yang dibagikan, Evans mengatakan, Alibaba sedang mengembangkan teknologi agar konsumen bisa mengukur jejak karbon mereka sendiri.
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri tangkapan layar video tersebut dengan teknik reverse image search menggunakan Google Lens.
Hasilnya, gambar serupa ditemukan di situs berbagi foto Flickr. Deskripsi foto menyebutkan, Evans berbicara pada pertemuan tahunan WEF di Swiss, pada 24 Mei 2022.
Pernyataan Evans diunggah di kanal YouTube World Economic Forum pada 6 Juli 2022. Ia menyebutkan, Alibaba mencanangkan bebas karbon pada 2035.ย
Untuk mencapai target ini, Alibaba mengembangkan teknologi yang memungkinkan konsumen mengukur jejak karbon secara mandiri, termasuk menghitung emisi yang dihasilkan dari perjalanan, pola makan, dan konsumsi mereka di platform.
Lebih lanjut Evans menyatakan, mereka telah menyiapkan cara bagi konsumen untuk melihat emisi karbon dari produk yang ingin mereka beli.
Ia juga membahas rencana Alibaba untuk meluncurkan "saluran hijau" yang hanya akan menampilkan produk ramah lingkungan.
Evans menekankan, inisiatif ini merupakan bagian integral dari tujuan Alibaba untuk mencapai dekarbonisasi pada 2035. Ia tidak mengeklaim bahwa inisiatif ini terkait dengan WEF.
Hasilnya, gambar serupa ditemukan di situs berbagi foto Flickr. Deskripsi foto menyebutkan, Evans berbicara pada pertemuan tahunan WEF di Swiss, pada 24 Mei 2022.
Pernyataan Evans diunggah di kanal YouTube World Economic Forum pada 6 Juli 2022. Ia menyebutkan, Alibaba mencanangkan bebas karbon pada 2035.ย
Untuk mencapai target ini, Alibaba mengembangkan teknologi yang memungkinkan konsumen mengukur jejak karbon secara mandiri, termasuk menghitung emisi yang dihasilkan dari perjalanan, pola makan, dan konsumsi mereka di platform.
Lebih lanjut Evans menyatakan, mereka telah menyiapkan cara bagi konsumen untuk melihat emisi karbon dari produk yang ingin mereka beli.
Ia juga membahas rencana Alibaba untuk meluncurkan "saluran hijau" yang hanya akan menampilkan produk ramah lingkungan.
Evans menekankan, inisiatif ini merupakan bagian integral dari tujuan Alibaba untuk mencapai dekarbonisasi pada 2035. Ia tidak mengeklaim bahwa inisiatif ini terkait dengan WEF.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi bahwa WEF mengembangkan "pelacak karbon digital" untuk memantau aktivitas konsumen perlu diluruskan.
Pelacak tersebut dikembangkan Alibaba Group, bukan WEF. Teknologi yang dikembangkan Alibaba dimaksudkan agar konsumen dapat melacak emisi karbon mereka secara mandiri.
Teknologi tersebut merupakan bagian integral dari komitmen Alibaba untuk mencapai target bebas karbon pada 2035, dan tidak terkait dengan WEF.
Pelacak tersebut dikembangkan Alibaba Group, bukan WEF. Teknologi yang dikembangkan Alibaba dimaksudkan agar konsumen dapat melacak emisi karbon mereka secara mandiri.
Teknologi tersebut merupakan bagian integral dari komitmen Alibaba untuk mencapai target bebas karbon pada 2035, dan tidak terkait dengan WEF.
Rujukan
- https://www.facebook.com/reel/1520299591910430
- https://www.facebook.com/diane.crossley.528/posts/pfbid02zyRndqXzUfLpEXA6g3HorGQJWZTvHtQBkJXRqCy5YEdD4oi7fLSLFsagWoZ4RHPLl
- https://www.facebook.com/reel/782259097379642
- https://www.flickr.com/photos/worldeconomicforum/52096231090
- https://www.youtube.com/watch?v=tqiz4g8LdoM&t=1844s
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2024-21306) [HOAKS] AS Mengaku Danai Penelitian Virus Berbahaya di China
Sumber:Tanggal publish: 23/07/2024
Berita
KOMPAS.com - Tersiar narasi bahwa Amerika Serikat (AS) mengaku mendanai penelitian virus berbahaya di laboratorium Covid-19, China.
Narasi yang beredar di media sosial disertai foto koran New York Post edisi 17 Mei 2024.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar.
Informasi mengenai AS mengaku mendanai penelitian virus berbahaya di China disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun, pada 19 Mei 2024:
New York Post membuat berita menggemparkan dengan headline di halaman depan koran harian 17 Mei 2024 "SICK LIES". Setelah bertahun-tahun berbohong, pejabat kesehatan MENGAKUI bahwa AS Mendanai penelitian Virus Berbahaya di Laboratorium COVID Tiongkok.
Halaman depan koran New York Post yang disebarkan membahas pernyataan Wakil Direktur Utama Institut Kesehatan Nasional (NIH) Lawrence Tabak. Ia mengakui soal pendanaan laboratorium di China.
Selain itu, AS diklaim membantu pendanaan laboratorium di Wuhan, sumber virus Covid-19 yang telah membunuh jutaan orang.
Narasi yang beredar di media sosial disertai foto koran New York Post edisi 17 Mei 2024.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar.
Informasi mengenai AS mengaku mendanai penelitian virus berbahaya di China disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun, pada 19 Mei 2024:
New York Post membuat berita menggemparkan dengan headline di halaman depan koran harian 17 Mei 2024 "SICK LIES". Setelah bertahun-tahun berbohong, pejabat kesehatan MENGAKUI bahwa AS Mendanai penelitian Virus Berbahaya di Laboratorium COVID Tiongkok.
Halaman depan koran New York Post yang disebarkan membahas pernyataan Wakil Direktur Utama Institut Kesehatan Nasional (NIH) Lawrence Tabak. Ia mengakui soal pendanaan laboratorium di China.
Selain itu, AS diklaim membantu pendanaan laboratorium di Wuhan, sumber virus Covid-19 yang telah membunuh jutaan orang.
Hasil Cek Fakta
Media Bias Fact Check mengidentifikasi New York Post sebagai media bias sayap kanan.
Sumber-sumber media yang telah ada sejak 1801 ini umumnya dapat dipercaya untuk memberikan informasi, tetapi mungkin memerlukan penyelidikan lebih lanjut.
Topik pada halaman depan New York Post dibuat setelah NIH mengadakan rapat dengan menghadirkan Wakil Direktur Utama NIH, Lawrence Tabak.
Pertemuan itu membahas soal hubungan NIH dengan EcoHealth Alliance, Inc. Rangkuman pertemuannya dapat dibaca di sini.
Permasalahan utama yang disorot, yakni risiko mendanai penelitian untuk meningkatkan fungsi di laboratorium asing, jika NIH tidak dapat memastikan penerapan langkah-langkah keamanan hayati yang tepat.
Dalam sebuah pengakuan yang bertentangan dengan pernyataan pakar kesehatan AS Anthony Fauci sebelumnya, Tabak mengungkapkan bahwa NIH mendanai penelitian peningkatan fungsi di Wuhan, China, melalui hibah kepada EcoHealth.
Kendati demikian, Tabak bersaksi bahwa NIH tidak mendanai penelitian berbahaya apa pun sebelum atau selama pandemi Covid-19.
Ia juga berulang kali membantah Presiden EcoHealth Alliance, Peter Daszak, yang menyesatkan anggota Subkomite Terpilih dan NIH.
Subkomite Terpilih merekomendasikan agar Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (HHS) segera memulai proses pencekalan terhadap Peter Daszak secara pribadi.
HHS memutuskan untuk menangguhkan pendanaan dan memulai proses pelarangan terhadap EcoHealth didukung oleh bukti substansial dan diperlukan untuk melindungi keamanan nasional AS.
Sementara itu, Covid-19 bukanlah virus buatan yang direkayasa di laboratorium.
Penelitian yang diterbitkan pada 2023, mencoba mencari asal-usul SARS-CoV-2 penyebab pandemi Covid-19.
SARS-CoV-2 adalah virus corona baru yang kemungkinan berasal dari zoonosis, meskipun kejadian penyebarannya secara pasti belum dapat dijelaskan.
Dilansir Washington Post, perbincangan soal asal-usul virus corona kembali muncul setelah Fauchi berdebat dengan senator sayap kanan AS, Rand Paul.
Faktanya tidak berubah, bukti ilmiah sejauh ini mendukung kesimpulan bahwa SARS-CoV-2 muncul dari alam.
Laporan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO juga menyatakan, tidak mungkin virus bersumber dari kebocoran laboratorium.
Sumber-sumber media yang telah ada sejak 1801 ini umumnya dapat dipercaya untuk memberikan informasi, tetapi mungkin memerlukan penyelidikan lebih lanjut.
Topik pada halaman depan New York Post dibuat setelah NIH mengadakan rapat dengan menghadirkan Wakil Direktur Utama NIH, Lawrence Tabak.
Pertemuan itu membahas soal hubungan NIH dengan EcoHealth Alliance, Inc. Rangkuman pertemuannya dapat dibaca di sini.
Permasalahan utama yang disorot, yakni risiko mendanai penelitian untuk meningkatkan fungsi di laboratorium asing, jika NIH tidak dapat memastikan penerapan langkah-langkah keamanan hayati yang tepat.
Dalam sebuah pengakuan yang bertentangan dengan pernyataan pakar kesehatan AS Anthony Fauci sebelumnya, Tabak mengungkapkan bahwa NIH mendanai penelitian peningkatan fungsi di Wuhan, China, melalui hibah kepada EcoHealth.
Kendati demikian, Tabak bersaksi bahwa NIH tidak mendanai penelitian berbahaya apa pun sebelum atau selama pandemi Covid-19.
Ia juga berulang kali membantah Presiden EcoHealth Alliance, Peter Daszak, yang menyesatkan anggota Subkomite Terpilih dan NIH.
Subkomite Terpilih merekomendasikan agar Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (HHS) segera memulai proses pencekalan terhadap Peter Daszak secara pribadi.
HHS memutuskan untuk menangguhkan pendanaan dan memulai proses pelarangan terhadap EcoHealth didukung oleh bukti substansial dan diperlukan untuk melindungi keamanan nasional AS.
Sementara itu, Covid-19 bukanlah virus buatan yang direkayasa di laboratorium.
Penelitian yang diterbitkan pada 2023, mencoba mencari asal-usul SARS-CoV-2 penyebab pandemi Covid-19.
SARS-CoV-2 adalah virus corona baru yang kemungkinan berasal dari zoonosis, meskipun kejadian penyebarannya secara pasti belum dapat dijelaskan.
Dilansir Washington Post, perbincangan soal asal-usul virus corona kembali muncul setelah Fauchi berdebat dengan senator sayap kanan AS, Rand Paul.
Faktanya tidak berubah, bukti ilmiah sejauh ini mendukung kesimpulan bahwa SARS-CoV-2 muncul dari alam.
Laporan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO juga menyatakan, tidak mungkin virus bersumber dari kebocoran laboratorium.
Kesimpulan
Narasi mengenai AS mengaku mendanai penelitian virus berbahaya di China merupakan hoaks.
Wakil Direktur Utama NIH Lawrence Tabak bersaksi bahwa NIH tidak mendanai penelitian berbahaya apa pun sebelum atau selama pandemi Covid-19.
WHO dan bukti ilmiah yang ada sejauh ini mendukung kesimpulan bahwa SARS-CoV-2 muncul dari alam dan tidak mungkin virus bersumber dari kebocoran laboratorium.
Wakil Direktur Utama NIH Lawrence Tabak bersaksi bahwa NIH tidak mendanai penelitian berbahaya apa pun sebelum atau selama pandemi Covid-19.
WHO dan bukti ilmiah yang ada sejauh ini mendukung kesimpulan bahwa SARS-CoV-2 muncul dari alam dan tidak mungkin virus bersumber dari kebocoran laboratorium.
Rujukan
- https://www.facebook.com/hendrarif/posts/pfbid02uPcvcvkDs3pg6wqpYp7VXV5F8eBLA3PtL4hugtqHnUMom98aXW6i69koyHGzLKuzl
- https://www.facebook.com/JudahRadioLive/posts/pfbid05vepMJHaxCmsd6gJbbZR8ZqWjmrNGGSnrgYTEjMUpFCLPRtdWKG3UWhNEt5CeKTjl
- https://www.facebook.com/mark.Geist0/posts/pfbid02pATDxKbri8Qk9Xp11UbnvDKXfWS7MfNqwbgYhpm2HYpVvRBhKHXJWvhM13KmPgArl
- https://www.facebook.com/JudahMobile/posts/pfbid02dWsRdUDSctGj2ytH47GmZhoGAvg4voTCA82BVkbHtqFpQBGwkBniNXikzXRDNqM9l
- https://mediabiasfactcheck.com/new-york-post/
- https://nypost.com/cover/may-17-2024/
- https://oversight.house.gov/release/hearing-wrap-up-nih-repeatedly-refutes-ecohealth-alliance-president-dr-peter-daszaks-testimony-tabak-testimony-reveals-federal-grant-procedures-in-need-of-serious-reform/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9933829/
- https://www.washingtonpost.com/politics/2021/05/18/fact-checking-senator-paul-dr-fauci-flap-over-wuhan-lab-funding/
- https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/origins-of-the-virus
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2024-21305) Cek Fakta: Tidak Benar Undian Berhadiah Tabungan Bank BJB
Sumber:Tanggal publish: 24/07/2024
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim undian berhadiah tabungan dari Bank BJB, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 19 Juli 2024.
klaim undian tabungan dari Bank BJB berupa tulisan sebagai berikut.
"๐๐ต๐๐๐๐ ๐ก๐ฎ๐๐ฎ๐ฏ๐ฎ๐ต ๐๐ฎ๐ป๐ธ ๐๐๐ ๐ฌ๐ฎ๐ป๐ด ๐ง๐ฒ๐ฟ๐ฑ๐ฎ๐ณ๐๐ฎ๐ฟ ๐ ๐ผ๐ฏ๐ถ๐น๐ฒ ๐๐ฎ๐ป๐ธ๐ถ๐ป๐ด/๐ฆ๐ ๐ฆ ๐๐ฎ๐ป๐ธ๐ถ๐ป๐ด
๐จ๐ก๐๐๐๐ก ๐ง๐๐๐จ๐ก๐๐๐ก ๐๐๐ก๐ ๐๐๐
๐๐ฒ๐ฟ๐ต๐ฎ๐ฑ๐ถ๐ฎ๐ต ๐ฑ๐ฎ๐ฟ๐ถ ๐๐ฎ๐ป๐ธ ๐๐๐#๐๐ฎ๐ฑ๐ถ๐ฟ ๐น๐ฎ๐ด๐ถ, ๐๐๐ผ ๐ฏ๐๐ฟ๐๐ฎ๐ป ๐๐ฎ๐ณ๐๐ฎ๐ฟ ๐ฎ๐ด๐ฎ๐ฟ ๐บ๐ฒ๐ป๐ฎ๐ป๐ด๐ธ๐ฎ๐ป ๐๐ฟ๐ฎ๐ป๐ฑ ๐ฃ๐ฟ๐ถ๐๐ฒ ๐ฆ๐ฒ๐ฝ๐ฒ๐ฟ๐๐ถ :
- ๐๐ฟ๐ฎ๐ป๐ฑ ๐ฃ๐ฟ๐ถ๐๐ฒ ๐ ๐ผ๐ฏ๐ถ๐น ๐ฆ๐ฝ๐ฟ๐ผ๐
- ๐ญ ๐จ๐ป๐ถ๐ ๐ ๐ผ๐ฏ๐ถ๐น ๐๐น๐ฝ๐ต๐ฎ๐ฟ๐ฑ
- ๐ญ ๐จ๐ป๐ถ๐ ๐ ๐ผ๐ฏ๐ถ๐น ๐๐ฅ-๐ฉ ๐ง๐๐ฟ๐ฏ๐ผ
- ๐ญ ๐จ๐ป๐ถ๐ ๐ ๐ผ๐ฏ๐ถ๐น ๐๐ฅ-๐ฉ ๐๐ฉ๐ง
- ๐ญ ๐จ๐ป๐ถ๐ ๐ ๐ผ๐ฏ๐ถ๐น ๐ซ๐ฝ๐ฎ๐ป๐ฑ๐ฒ๐ฟ
- ๐ญ ๐จ๐ป๐ถ๐ ๐ ๐ผ๐ฏ๐ถ๐น ๐๐ผ๐ฟ๐๐๐ป๐ฒ๐ฟ
- ๐ญ ๐จ๐ป๐ถ๐ ๐ ๐ผ๐ฏ๐ถ๐น ๐๐ฅ-๐ฉ
- ๐ญ ๐จ๐ป๐ถ๐ ๐ ๐ผ๐ฏ๐ถ๐น ๐๐ฟ๐ถ๐ผ
๐ ๐ฎ๐๐ถ๐ต ๐ฏ๐ฎ๐ป๐๐ฎ๐ธ ๐ธ๐ฒ๐๐ป๐๐๐ป๐ด๐ฎ๐ป ๐น๐ฎ๐ถ๐ป๐ป๐๐ฎ... ๐๐ป๐ณ๐ผ ๐น๐ฒ๐ฏ๐ถ๐ต ๐น๐ฎ๐ป๐ท๐๐ ๐๐ฒ๐ป๐๐ฎ๐ป๐ด ๐ฝ๐ฒ๐ป๐ฑ๐ฎ๐ณ๐๐ฎ๐ฟ๐ฎ๐ป (๐จ๐ก๐๐๐๐ก ๐ง๐๐๐จ๐ก๐๐๐ก ๐๐๐ก๐ ๐๐๐ ) ๐๐ถ๐น๐ฎ๐ธ๐ฎ๐ป ๐ธ๐น๐ถ๐ธ ๐บ๐ฒ๐ป๐ (๐๐ฎ๐ณ๐๐ฎ๐ฟ) ๐ฌ๐ฎ๐ป๐ด ๐ธ๐ฎ๐บ๐ถ ๐๐ฒ๐น๐ฎ๐ต ๐๐ฒ๐ฑ๐ถ๐ฎ๐ต๐ธ๐ฎ๐ป.."
Tulisan tersebut disertai dengan formulir online yang meminta data pribadi seperti nomor handphone, nomor kartu ATM, tanggal kedaluarsa ATM dengan mengakses tautan berikut.
"https://infobjb5.bubbleapps.io/1?fbclid=IwZXh0bgNhZW0CMTEAAR0rXt2JCr08GFmF-n5aAv-EObHPvECWXNft1HOuVT56Z08UGyDVuaNHU9Y_aem_qYgCTAOV20m-ytoVqkkzBA"
Benarkah klaim undian berhadiah tabungan dari Bank BJB? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuriย klaim undianย berhadiah tabunganย Bank BJB, dengan cara mengunjungi akun Instagram resmi Bank BJB @bankbjb. Akun Instagram tersebut mengimbau agar masyarakat hati-hati terhadap penipuan dengan modus undian berhadiah yang mengatasnamakanย Bank BJB.
Berikut keterangan unggahan tersebut.
"Waspada Penipuan Akun Palsu dan Penipuan Online!
Hai Sahabat! Di era digital ini, kita semua perlu lebih waspada terhadap penipuan online yang semakin marak. Salah satu modusnya adalah undian berhadiah melalui akun palsu yang mengatasnamakan bank bjb.
Yuk, kenali ciri-ciri akun palsu bank bjb:
* Menggunakan logo dan nama bank bjb yang tidak resmi
* Menginformasikan undian berhadiah atau promo yang tidak terduga
* Meminta data pribadi
* Menginstruksikan transfer sejumlah uang ke rekening mencurigakan
Ingat! bank bjb tidak pernah:
* Meminta data pribadi melalui DM atau chat media sosial
* Menawarkan hadiah atau promo tanpa mekanisme yang jelas
* Meminta transfer uang ke rekening pribadi
Segera bantu *Block* dan *Report* berbagai macam modus penipuan yang mengatasnamakan bank bjb!
Mari bersama-sama kita jaga keamanan data dan transaksi digital kita! ๏ธ
Info Selengkapnya: infobjb.id/bjbCall"
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim undianย berhadiah tabungan Bank BJB tidak benar.
BJB tidak pernah meminta data pribadi melalui DM atau chat media sosial dan menawarkan hadiah atau promo tanpa mekanisme yang jelas.
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Rujukan
Halaman: 627/5327