• (GFD-2024-23514) [HOAKS] Pendaftaran Umroh Gratis di Facebook dari Kemenag

    Sumber:
    Tanggal publish: 18/10/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Bermunculan akun-akun Facebook menawarkan pendaftaran umrah gratis yang mencatut Kementerian Agama (Kemenag).

    Pengguna Facebook diminta untuk mendaftar melalui tautan nomor WhatsApp yang dibagikan di Facebook.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi yang disebarkan akun-akun Facebook tersebut adalah hoaks.

    Pendaftaran umrah gratis yang beredar di Facebook menyertakan poster dengan logo Kemenag.

    Berikut nama-nama akun Facebook yang menyebarkannya:

    Sementara, berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Selasa (15/10/2024):

    Di Buka Pendaftaran Umroh Gratis...

    Punya cita-cita untuk segera menunaikan ibadah umroh ke Tanah Suci? Umroh menjadi salah satu hal yang paling dicita-citakan umat Muslim Indonesia. umroh Gratis bisa jadi alternatif agar keinginan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan beribadah di Baitulloh,,

    Siapa Yang Begitu Rindu Untuk Bertemu Tanah suci . Atau kamu Ingin Menghadiakan Kado Terindah Untuk Orang Terkasih ?

    Kesempatan mendapatkan Tiket Umroh Gratis

    Insyaallah Kami Akan Bagi Tiket Umroh Gratis ke Tanah Suci Untuk Anda semua. melakukan pendaftaran tercepat ....!!!!

    Free tiket Pesawat PP/gratisVisa & Passport /gratisHotel dan makan /gratis

    Asuransi perjalanan / gratisPendaftaran Gratis Tanpa ada Biaya Admin dan Sebagainya

    Hasil Cek Fakta

    Kemenag tidak pernah menawarkan paket umrah gratis melalui Facebook atau media sosial lainnya.

    "Kemenag tidak pernah mengadakan undian umrah gratis. Kalau sahabat mendapatkan penawaran tersebut, jangan percaya ya. Itu hoaks!" tulis Kemenag melalui akun Instagram-nya pada 3 Oktober 2024.

    Ketika dicek di situs resmi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, tidak ada informasi mengenai pendaftaran atau undian umrah melalui Facebook.

    Akun-akun Facebook tersebut kemungkinan besar merupakan upaya phishing.

    Misalnya, dengan meminta data pribadi dan perbankan, atau sejumlah uang.

    Maka, jangan sembarangan memberikan data pribadi, bahkan mengirimkan uang kepada pihak yang tidak dapat dijamin validitasnya.

    Kesimpulan

    Pendaftaran umrah gratis yang ditawarkan di Facebook merupakan hoaks.

    Kemenag tidak pernah menawarkan undian atau paket umrah gratis melalui Facebook.

    Akun-akun Facebook tersebut kemungkinan besar melakukan phishing untuk memanfaatkan data pribadi dan melakukan penipuan.

    Rujukan

  • (GFD-2024-23513) Cek Fakta: Tidak Benar BRI Bagikan Saldo Rp 1,5 Juta Lewat Pendaftaran Poin Transaksi BRImo Festival Ini

    Sumber:
    Tanggal publish: 21/10/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim BRI bagikan saldo Rp 1,5 juta lewat pendaftaran poin transaksi BRImo festival, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 20 Oktober 2024.
    Unggahan klaim BRI bagikan saldo Rp 1,5 juta lewat pendaftaran poin transaksi BRImo festival berupa tulisan sebagai berikut.
    "*_Khusus Nasabah Bank BRI yang sudah menggunakan BRImo_*
    Ayo Tukarkan Poin Transaksi BRImo Festival kamu dapatkan saldo BRImo Rp.15 juta bagi setiap pendaftar dan ambil _Kupon_ Undiannya agar kamu berkesempatan mendapatkan Grand Prize: 4 unit Mobil Toyota Fortuner 2. 8 GR Sport, 5 unit Mobil Honda Brio RS, dan masih banyak berbagai hadiah menarik & mewah lainnya._Ayo buruan daftar dan ambil kupon undiannya sekarang juga (GRATIS)_
    *_Saksikan Pengundiannya pada tanggal 20 Oktober 2024_*"
    Unggahan tersebut disertai dengan tautan yang diklaim sebagai registrasi kupon undian, berikut tautannya.
    "https://714-564-321.click/data.html?fbclid=IwY2xjawGCt9BleHRuA2FlbQIxMQABHRXQql0_tABDxCz6PfoN32AZM4yLNiXLIZas5GP-uDyXsWdRNm7u4lAduA_aem_PWtiYlu6Dysg4_XJIyVjCA"
    Benarkah klaim BRI bagikan saldo Rp 1,5 juta lewat pendaftaran poin transaksi BRImo festival? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim BRI bagikan saldo Rp 1,5 juta lewat pendaftaran poin transaksi BRImo festival, penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Waspada Penipuan Online Mencatut BRI di Media Sosial, Simak Cara Lindungi Diri Anda" yang dimuat situs Liputan6.com, pada 1 September 2024.
    Dalam artikel Liputan6.com, Direktur BRI, Andrijanto, mengingatkan agar nasabah tetap waspada dan tidak memberikan informasi pribadi atau data perbankan kepada pihak yang tidak jelas atau tidak resmi.
    "Hindari memberikan data pribadi seperti nomor rekening, nomor kartu, PIN, username dan password internet banking, OTP, dan informasi sensitif lainnya melalui tautan atau situs yang tidak terverifikasi," tegasnya.
    Belakangan ada pihak yang memanfaatkan nama besar PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) untuk menjerat korban, dengan berbagai modus yang sulit dibedakan dari komunikasi resmi.
    Modus yang sering digunakan adalah melalui pesan-pesan yang mengklaim berasal dari BRI, baik melalui email, SMS, maupun media sosial seperti Facebook, X, dan Instagram. Salah satu taktik favorit mereka adalah menawarkan undian berhadiah menggiurkan, mulai dari uang tunai hingga mobil mewah.
    Contohnya, bulan lalu, muncul penipuan online yang mengatasnamakan BRImo FSTVL di media sosial. Mereka mengiming-iming hadiah fantastis, namun ternyata itu semua hanyalah jebakan. Link yang mereka bagikan, bukanlah situs resmi BRI.
    Ingat, situs resmi BRI hanya dapat diakses melalui https://bri.co.id/. Jika mengecek akun media sosial resmi BRI, khususnya di Instagram @bankbri_id, kamu tidak akan menemukan informasi mengenai BRImo FSTVL.
    Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk lebih berhati-hati terhadap informasi yang tidak jelas sumbernya dan selalu memverifikasi keabsahan informasi dari sumber yang terpercaya atau saluran komunikasi resmi BRI.
    Saluran resmi BRI meliputi Instagram: @bankbri_id, Facebook: Bank BRI, X: @BankBRI_id, @promo_BRI, dan @kontakBRI, serta TikTok: bankbri_id. Nasabah juga dapat menghubungi Sabrina di nomor 0812 1214 017, melalui email di call@bri.co.id, atau kontak BRI di 1500017, serta mengunjungi www.bri.co.id. #BRI #Sabrina #TanyaSabrinaAja.
    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim BRI bagikan saldo Rp 1,5 juta lewat pendaftaran poin transaksi BRImo festival tidak benar.
    Perlu diingat, situs resmi BRI hanya dapat diakses melalui https://bri.co.id/. Jika mengecek akun media sosial resmi BRI, khususnya di Instagram @bankbri_id, kamu tidak akan menemukan informasi mengenai BRImo FSTVL.
    Belakangan ada pihak yang memanfaatkan nama besar PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) untuk menjerat korban, dengan berbagai modus yang sulit dibedakan dari komunikasi resmi.
    Modus yang sering digunakan adalah melalui pesan-pesan yang mengklaim berasal dari BRI, baik melalui email, SMS, maupun media sosial seperti Facebook, X, dan Instagram. Salah satu taktik favorit mereka adalah menawarkan undian berhadiah menggiurkan, mulai dari uang tunai hingga mobil mewah.
     
  • (GFD-2024-23512) Keliru, Klaim Covid-19 Rekayasa Elite Global

    Sumber:
    Tanggal publish: 21/10/2024

    Berita



    Sebuah konten berisi klaim bahwa Covid-19 adalah hasil rekayasa sebagai bagian agenda elit global diunggah di Instagram [ arsip ] pada 10 Oktober 2024. Konten tersebut berisi video calon Gubernur DKI Jakarta Dharma Pongrekun dalam sesi konferensi pers. Selanjutnya video beralih ke aksi Dharma menyanyikan lagu rohani.

    Video diunggah dengan narasi: Covid hanya rekayasa agenda elite global. Saya tidak percaya covid saya percaya kepada Tuhan.

     

    Benarkah Covid-19 rekayasa elite global sebagaimana konten tersebut?

    Hasil Cek Fakta



    Video Dharma Pongrekun di bagian awal adalah saat Ia menggelar konferensi pers usai debat perdana Pilkada Jakarta, sebagaimana yang ditayangkan Metro TV pada 6 Oktober 2024.  Saat debat, calon gubernur Jakarta nomor urut 2 tersebut memang mengatakan bahwa pandemi Covid-19 merupakan agenda terselubung dari asing. Pernyataan itu ia lontarkan ketika mendapat pertanyaan dari calon gubernur nomor urut 1, Ridwan Kamil.

    “Kita harus waspada dari setiap isu yang ada apakah itu memang genuine atau infiltrasi asing untuk mengambil kedaulatan bangsa lewat isu kesehatan,” kata dia.

    Dharma juga turut mempertanyakan kegunaan alat test PCR yang sebenarnya. Menurut dia, PCR tidak berfungsi untuk mengecek keberadaan virus dalam tubuh. "Jangan sampai gara2 pandemi ekonomi hancur, dibiasakan online, UMKM hancur, kemudian rakyat ditakut-takuti,” kata Dharma. 

    Menurut peneliti Molecular virology yang juga peneliti di Excellence Indonesia atau EXEINS Health Initiative (EHI), Frilasita Aisyah Yudhaputri, hingga saat ini tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim bahwa COVID-19 adalah rekayasa atau konspirasi elite global.

    “Banyak bukti dan penelitian yang telah dilakukan dari seluruh dunia menunjukkan bahwa virus ini berasal dari alam, khususnya dari penularan hewan ke manusia,” ungkapnya.

    Peneliti dan Epidemiologis di Oxford University Clinical Research Unit Indonesia, Henry Surendra, juga mengatakan pandemi COVID-19 adalah nyata yang telah berdampak begitu besar bagi kesehatan masyarakat secara global sangat dahsyat.  

    “Saya tidak bisa memahami kalau ada anggapan bahwa dampak dari pandemi ini tidak nyata dan hanya rekayasa,” katanya.

    Dicky Budiman, seorang epidemiolog dari Universitas Griffith Australia menegaskan, sama sekali tidak ada bukti ilmiah bahwa Covid-19 adalah hasil rekayasa atau agenda elite global.

    “Sekali lagi saya tegaskan Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang telah diteliti secara mendalam oleh komunitas ilmiah atau peneliti di seluruh dunia. Virus ini terdeteksi pertama kali di akhir tahun 2019 dan menyebar dengan cepat yang menyebabkan pandemi global,” terang Dicky.

    Dikutip dari World O Meter, virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19 telah menyebabkan lebih dari 704 juta orang di seluruh dunia, terinfeksi. Sebanyak 7 juta orang lebih meninggal dunia. 

    Grafik harian kasus Covid-19 sejak virus diidentifikasi pada Januari 2020 hingga April 2024. (Sumber: World O Meter)

    Sebelumnya, pencarian tentang bagaimana pandemi Covid-19 dimulai sangat kontroversial. Sebagian besar peneliti mengatakan virus tersebut berasal dari kelelawar yang menginfeksi manusia, kemungkinan besar melalui hewan perantara, seperti yang terjadi pada patogen lain yang muncul pada manusia. 

    Namun para peneliti telah mengidentifikasi petunjuk baru yang menetapkan adanya hewan dan virus SARS-CoV-2 berada di pasar hewan di Wuhan, Tiongkok. Artikel di New Scientist pada 19 September 2024 berjudul Evidence points to Wuhan market as source of covid-19 outbreak, memperkuat tentang asal mula virus SARS-CoV-2 sebagai virus alami, bukan rekayasa dari laboratorium maupun elit global.

    Studi tersebut menyimpulkan bahwa kemungkinan besar virus tersebut muncul dari hewan liar yang dijual di pasar dan bukan dari hasil laboratorium. Para peneliti menganalisis ulang data dari 800 sampel yang dikumpulkan di pasar Huanan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok mulai 1 Januari 2020, dan juga mempelajari genom virus dari kasus covid-19 paling awal.

    Anggota tim Ed Holmes di Universitas Sydney mengatakan tim tersebut menemukan bukti adanya berbagai satwa liar yang dijual di pasar yang dapat menjadi inang perantara virus tersebut, termasuk anjing rakun biasa (Nyctereutes procyonoides), musang palem bertopeng (Paguma larvata), dan tikus bambu tua (Rhizomys pruinosus).

    Jejak hewan-hewan ini ditemukan di kandang yang sama persis dengan tempat SARS-CoV-2 berada. “Hal ini menunjukkan, tetapi tidak membuktikan bahwa hewan-hewan tersebut terinfeksi. Oleh karena itu, sangat mungkin SARS-CoV-2 muncul di pasar hewan hidup.”

    “Semua data ilmiah mengarah pada satu arah, ke asal usul zoonosis alami SARS-CoV-2 di pasar Huanan, Wuhan,” kata Holmes.

    Kesimpulan



    Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa video klaim Covid-19 hasil rekayasa Elite global adalahkeliru.

    Penyakit Covid-19 disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang berasal dari hewan yang kemudian ditularkan ke manusia. Tidak ada bukti-bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 hasil rekayasa elit global.

    Rujukan

  • (GFD-2024-23511) Keliru, Video Bill Gates yang Diklaim Rencana Depopulasi Melalui Vaksinasi

    Sumber:
    Tanggal publish: 21/10/2024

    Berita



    Kolase video pendiri Microsoft, Bill Gates, dan siniar antara Calon Gubernur DKI Jakarta Dharma Porengkun dan Deddy Corbuzier beredar di Instagram serta akun Facebook ini [ arsip ] dan ini. Konten itu diunggah dengan narasi bahwa vaksin adalah upaya pembunuhan, depopulasi, dan genosida hasil rekayasa dari Bill Gates.

    Pada bagian pertama berisi video Bill Gates yang diterjemahkan membahas tentang pertumbuhan populasi manusia yang semakin tinggi sehingga membutuhkan vaksin untuk mengontrolnya. “Tetapi kita ada kabar gembira. Semakin cepat kita berhasil menguasai tentang kesehatan (membuat obat dan vaksin), maka semakin cepatlah kita bisa mengurangkan jumlah manusia di bumi. Dan kita akan merasa sangat bangga dengan hal ini,” tulis terjemahan dalam video. Setelah itu, potongan video berikutnya adalah siniar Dharma Pongrekun yang menyebut bahwa Bill Gates menggunakan vaksin yang mengandung chip ke tubuh manusia.



    Namun, benarkah pembuatan vaksin bertujuan mengurangi jumlah penduduk dunia alias depopulasi? Benarkah Gates mengatakan perlu dilakukan depopulasi?

    Hasil Cek Fakta



    Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa video Bill Gates tersebut tidak membahas rencana vaksinasi untuk mengontrol populasi manusia. Pada video aslinya, dia membahas bahwa keluarga yang sehat cenderung melahirkan lebih sedikit.

    Video Pertama



    Video asli Bill Gates tersebut dapat ditemukan di saluran YouTube miliknya yang diunggah pada 13 Februari 2018. Pernyataan asli Gates di dalam video tersebut menjelaskan tentang grafik yang memperlihatkan total populasi manusia selama lebih dari beberapa ratus tahun terakhir dan sekilas terasa sedikit menakutkan.

    Dari data populasi tersebut, kata dia, menunjukkan bahwa keluarga yang sehat cenderung melahirkan lebih sedikit. Sehingga ketika keluarga-keluarga di seluruh dunia didukung agar lebih sehat, akan mempengaruhi jumlah kelahiran secara global.

    Pemeriksa fakta independen di Amerika Serikat, Politifact.com pada 2018 juga telah menyatakan bahwa narasi yang mengatakan Gates berusaha melakukan depopulasi melalui vaksin adalah klaim yang keliru. Namun, narasi keliru itu masih menyebar hingga tahun 2024.

    BBC juga menyatakan narasi yang mengatakan Gates menanamkan microchip pada manusia melalui vaksin, sebagaimana yang dikatakan Dharma Pongrekun, tidak memiliki bukti pendukung yang kuat. Namun banyak orang mempercayai rumor itu.

    Video Kedua

    Video berikutnya adalah bagian depan dari surat kabar yang memuat pernyataan Bill Gates. Pernyataan tersebut sebenarnya mengutip sedikit dari wawancara Gates  dengan Ted.com yang terbit pada Februari 2010.

    “Pertama, kita punya populasi. Dunia saat ini berpenduduk 6,8 miliar orang. Jumlahnya meningkat menjadi sekitar sembilan miliar. Sekarang, jika kita benar-benar berhasil mengembangkan vaksin baru, perawatan kesehatan, layanan kesehatan reproduksi, kita bisa menurunkannya mungkin sebesar 10 atau 15 persen. Namun di sana, kita melihat peningkatan sekitar 1,3,” kata Gates.

    Padahal video lengkap Gates tersebut berdurasi 27 menit dan transkripnya bisa disimak seutuhnya di situs Tech Startups. Pada TED Talk tahun 2010 ia berbicara tentang pengurangan emisi karbon. Gates mengatakan bahwa salah satu faktor yang berkontribusi terhadap tingginya tingkat emisi karbon adalah pertumbuhan populasi dan bahwa perawatan kesehatan yang lebih baik dapat membantu menurunkan pertumbuhan populasi yang tidak berkelanjutan.

    Gates mengatakan idenya tentang “Berinovasi menuju nol!” bahwa peningkatan kesehatan masyarakat dengan menggunakan vaksinasi dapat mengurangi pertumbuhan populasi yang tidak berkelanjutan, dan dengan demikian, menurunkan emisi karbon. Pernyataan Gates merupakan bagian dari strategi yang lebih besar untuk memperlambat pertumbuhan populasi guna mengurangi emisi CO2. Dengan demikian isi pernyataannya adalah tentang manfaat memperlambat laju pertumbuhan populasi, tetapi dia sama sekali tidak menganjurkan pembunuhan terhadap manusia

    Pemeriksa fakta Poynter.org menyatakan bahwa saat itu sesungguhnya Gates sedang memperkenalkan persamaan matematika untuk menghitung jumlah emisi global dan cara menurunkannya. Jumlah populasi manusia jadi bagian data yang dibutuhkan dalam perhitungan itu.

    Laman WHO menjelaskan bahwa setiap vaksin diawasi dengan ketat mulai produksi, distribusi hingga penggunaannya pada masyarakat. Vaksinasi Covid-19 secara masif di berbagai negara sejak tahun 2021, terbukti tidak menimbulkan depopulasi, sesuai data proyeksi populasi dunia oleh PBB yang terus bertambah.



    Demikian juga di Indonesia, yang tidak terjadi pengurangan jumlah penduduk setelah vaksinasi Covid-19 selama sekitar empat tahun terakhir. Data Badan Pusat Statistik ( BPS ) memperlihatkan jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun tetap bertambah.

    Kesimpulan



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan Bill Gates melakukan genosida dan depopulasi menggunakan microchip yang dimasukkan melalui vaksin adalah klaim yangkeliru.

    Narasi tersebut banyak dipercaya masyarakat, padahal tidak didukung bukti yang kuat. Kalimat-kalimat Gates sering ditafsirkan secara menyesatkan untuk menuduhnya melakukan depopulasi, padahal dia tidak mengatakan berencana melakukan depopulasi.

    Rujukan