• (GFD-2025-28228) Hoaks Video yang Diklaim Tsunami Akibat Gempa Rusia

    Sumber:
    Tanggal publish: 01/08/2025

    Berita

    tirto.id - Gempa bumi berkekuatan magnitude 8,7 mengguncang wilayah lepas pantai Semenanjung Kamchatka, Rusia, pada Selasa (29/7/2025) malam waktu setempat. Gempa ini memicu tsunami yang tidak hanya terjadi di Rusia, melainkan juga di negara-negara lain di sepanjang Pasifik.

    ADVERTISEMENT

    Badan Cuaca Jepang meningkatkan peringatan tsunami untuk wilayah Pantai Pasifik Jepang dari Hokkaido hingga Kyushu. Tak hanya Jepang, gempa Rusia ini pun memicu peringatan tsunami di sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat (AS) Filipina, Ekuador, Kosta Rika, hingga Indonesia.

    let gpt_inline2 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline2.cmd.push(function() {gpt_inline2.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-2', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline2-passback').addService(gpt_inline2.pubads());gpt_inline2.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline2.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline2.enableServices();gpt_inline2.display('gpt-inline2-passback');});

    Wilayah-wilayah yang disebut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berstatus waspada antara lain Talaud, Kota Gorontalo, Halmahera Utara, Manokwari, Raja Ampat, Biak Numfor, Supiori, Sorong Bagian Utara, Jayapura, dan Sarmi.
    #inline3 img{margin: 20px auto;max-width:300px !important;}

    let gpt_inline3 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline3.cmd.push(function() {gpt_inline3.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-3', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline3-passback').addService(gpt_inline3.pubads());gpt_inline3.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline3.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline3.enableServices();gpt_inline3.display('gpt-inline3-passback');});

    #gpt-inline3-passback{text-align:center;}

    Di tengah meningkatnya kekhawatiran publik terhadap potensi dampak tsunami, media sosial turut diramaikan oleh beredarnya video yang diklaim memperlihatkan situasi tsunami akibat gempa di Rusia.
    #inline4 img{max-width:300px !important;margin:20px auto;}

    let gpt_inline4 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline4.cmd.push(function() {gpt_inline4.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-4', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline4-passback').addService(gpt_inline4.pubads());gpt_inline4.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline4.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline4.enableServices();gpt_inline4.display('gpt-inline4-passback');});

    #gpt-inline4-passback{text-align:center;}

    Akun X bernama @fakenewsmedia33(arsip) misalnya, mengunggah video yang menampilkan gelombang besar yang menyapu pantai yang dipenuhi oleh orang-orang yang sedang berjemur.

    “Rekaman tsunami akibat gempa bumi di Rusia mulai berdatangan,” cuit akun pengunggah, Rabu (30/7/2025), seolah menggambarkan bahwa situasi dalam video tersebut adalah gelombang tsunami yang disebabkan gempa Rusia baru-baru ini.

    ADVERTISEMENT

    PERIKSA FAKTA Hoaks Video yang Diklaim Tsunami Akibat Gempa Rusia.

    Tirto juga menemukan video lain yang diunggah oleh akun Facebook bernama “M Roy”(arsip), yang diklaim merekam momen saat tsunami menghantam wilayah Rusia baru-baru ini. Dalam rekaman tersebut, tampak dua orang berada di tepi pantai, berlari menyelamatkan diri ketika gelombang besar tiba-tiba muncul dan menerjang dari arah laut.

    “Detik-Detik Tsunami Datang. Dampak Gempa 8,7 Rusia. Hari Ini Rusia Kembali Diguncang Gempa Bumi Dahsyat Dengan Kekuatan 8,7 Yang Menyebabkan Tsunami, Didalam Video Ini Adalah Detik Detik Tsunami Datang Menerjang Wilayah,” tulis keterangan unggahan tersebut pada Rabu (30/7/2025).

    Sepanjang Rabu (30/7/2025) hingga Jumat (1/8/2025) atau selama dua hari tersebar di Facebook, unggahan tersebut telah memperoleh 682 tanda suka, 72 komentar dan telah dibagikan sebanyak 343 kali.

    Lantas, bagaimana kebenaran video-video tersebut? Benarkah video itu menampilkan momen tsunami dampak dari gempa Rusia baru-baru ini?

    Hasil Cek Fakta

    Tirto menelusuri satu per satu video yang beredar di media sosial. Pada video pertama yang tersebar di platform X, kami melakukan verifikasi dengan menggunakan teknik reverse image search melalui Google Images.

    Hasil penelusuran menunjukkan bahwa video serupa telah diunggah lebih dahulu di kanal YouTube @gotigamer24_7 pada Selasa, 22 Juli 2025 atau sekitar satu pekan sebelum gempa bumi di Rusia terjadi. Artinya, bisa dipastikan video tersebut tidak terkait dengan tsunami yang disebabkan gempa Rusia.

    Selain dari waktu unggahan, sejumlah kejanggalan visual juga ditemukan dalam video tersebut. Gerakan ombak dan pencahayaan tampak tidak natural, dan yang paling mencolok, orang-orang yang berada di tepi pantai tidak menunjukkan reaksi apapun meskipun gelombang besar terlihat mendekat.

    Kejanggalan-kejanggalan ini mengindikasikan bahwa video tersebut kemungkinan besar merupakan hasil manipulasi digital, khususnya menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI).

    Untuk memverifikasi hal itu, kami melakukan penelusuran dengan memasukan video itu ke situs pemindai AI, Hive Moderation. Hasilnya, video tersebut mendapatkan skor 81 persen kemungkinan besar dibuat menggunakan kecerdasan buatan.

    Hasil penelusuran juga mengarahkan kami ke artikel periksa fakta dari media Deutsche Welle (DW), yang juga telah melakukan pemeriksaan fakta terhadap klaim video yang sama. Senada, hasil pemeriksaan fakta DW juga menyimpulkan bahwa video tersebut adalah hasil rekayasa kecerdasan buatan (AI) dan tidak terkait dengan gempa rusia baru-baru ini.

    Selanjutnya, Tirto melakukan penelusuran terhadap klaim video tsunami akibat gempa Rusia yang tersebar di Facebook. Dengan menggunakan teknik reverse image search, kami menemukan bahwa video serupa pernah diunggah di kanal youtube “Licet Studios” pada (9/4/2021) dalam video berjudul “ TSUNAMI GREENLAND: Nelayan Lari Menyelamatkan Diri - Kamera 3”.

    Dari segi waktu, jelas bahwa video tersebut sudah beredar jauh sebelum peristiwa gempa bumi di Rusia yang terjadi baru-baru ini. Dalam deskripsi unggahan YouTube tersebut juga dijelaskan bahwa video tersebut merekam momen para nelayan yang berhasil menyelamatkan diri dari terjangan tsunami setinggi 10 meter yang menghantam desa Nuugaatsiaq, Greenland, pada (17/6/2017).

    Jadi, bisa dipastikan bahwa video tersebut tidak terkait dengan tsunami akibat gempa Rusia yang terjadi baru-baru ini.

    Kesimpulan

    Hasil penelusuran fakta menunjukan, video-video yang menampilkan momen yang diklaim peristiwa tsunami yang disebabkan oleh gempa Rusia bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).

    Video yang tersebar di platform X merupakan hasil manipulasi kecerdasan buatan (AI). Sementara, video yang tersebar di Facebook merupakan video tsunami di Greenland yang tidak terkait dengan tsunami akibat gempa Rusia yang terjadi baru-baru ini.

    ==

    Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.

    Rujukan

  • (GFD-2025-28227) [KLARIFIKASI] Rekaman Toko Diguncang Gempa Myanmar, Bukan Gempa Rusia

    Sumber:
    Tanggal publish: 01/08/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Gempa dengan magnitudo 8,7 mengguncang Semenanjung Kamchatka, Rusia pada Selasa (29/7/2025) pukul 23.24 waktu setempat atau Rabu (30/7/2025) pukul 06.24 WIB.

    Di media sosial, beredar rekaman CCTV sebuah toko dilanda gempa yang berpusat di Rusia.

    Namun hasil penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com menunjukkan, video itu disebarkan dengan konteks keliru.

    Rekaman CCTV sebuah toko saat diguncang gempa Rusia, disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Rabu (30/7/2025):

    Gempa dgn kekuatan 8,8 sr terjadi di rusia, dan memicu tsunami, 30 juli 2025.Bahkan gempa ini berdampak ke Indonesia, hingga BMKG mengeluarkan peringatan tsunami di 10 daerah

    Hasil Cek Fakta

    Video yang beredar telah ada di internet jauh sebelum perisitwa gempa di Rusia.

    Tim Cek Fakta Kompas.com menggunakan teknik reverse image search untuk melacak jejak digital video tersebut.

    Hasilnya, video serupa ditemukan di akun Instagram @mymtvshow yang diunggah pada 30 Mei 2025.

    Keterangan unggahan menyebutkan, peristiwa dalam video merupakan gempa bumi yang terekam oleh kamera CCTV sebuah toko di Myanmar.

    Video yang sama ditemukan di kanal YouTube RowanCreed-s4p.

    Pada 28 Maret 2025, gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,9 terjadi di dekat Mandalay, Myanmar. Bencana ini menyebabkan kehancuran dan ketakutan yang meluas di seluruh wilayah tersebut.

    Gempa berlangsung selama hampir satu menit dan mengakibatkan lebih dari 5.400 orang meninggal dan lebih dari 11.000 orang mengalami luka.

    Sementara, gempa di Semenanjung Kamchatka, Rusia terjadi pada Selasa (29/7/2025) pukul 23.24 waktu setempat atau Rabu (30/7/2025) pukul 06.24 WIB.

    Gempa di lepas pantai timur jauh Rusia itu memicu peringatan tsunami di sejumlah wilayah, termasuk Jepang dan Alaska.

    Kesimpulan

    Rekaman CCTV sebuah toko saat diguncang gempa Myanmar pada 28 Maret 2025 disebarkan dengan konteks keliru.

    Perisitwa dalam video tidak terkait dengan gempa yang berpusat di Rusia pada Rabu (30/7/2025).

    Rujukan

  • (GFD-2025-28226) [KLARIFIKASI] Gambar Tsunami di Jepang pada 2011 Dinarasikan Terjadi 2025

    Sumber:
    Tanggal publish: 31/07/2025

    Berita

     

    KOMPAS.com - Sebuah gambar yang beredar di media sosial diklaim menampilkan wilayah Jepang dilanda tsunami pada 2025, usai Rusia diguncang gempa.

    Berdasarkan penelusuran yang dilakukan Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar. Gambar yang beredar merupakan peristiwa tsunami di Jepang pada 2011.

    Gambar yang diklaim menampilkan wilayah Jepang dilanda tsunami pada 2025 salah satunya dibagikan akun Facebook ini, ini, dan ini.

    Foto itu menampilkan sejumlah mobil yang hanyut terseret air. Keterangan dalam video yakni sebagai berikut:

    JEPANG BERDUKA TSUNAMI SETELAH RUSIA GEMPA ??semoga menjadi teguran buat kita semua yang masih hidup di atas bumi...

    @sorotan#semuaorang

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri sumber gambar itu menggunakan teknik reverse image search.

    Hasilnya, gambar tersebut diketahui merupakan tangkapan layar video yang ada di kanal YouTube TBS NEWS DIG Powered by JNN.

    Keterangan dalam unggahan menyebut bahwa video itu menampilkan tsunami pada 11 Maret 2011. Tsunami itu menghanyutkan mobil dan kontainer di pesisir Kota Miyako, Prefektur Iwate, Jepang.

    Dikutip dari Kompas.id, pada Rabu (30/7/2025) Badan Meteorologi Jepang mengeluarkan peringatan tsunami  untuk wilayah di pesisir Pasifik Jepang, dari Hokkaido hingga Wakayama. 

    Peringatan itu dikeluarkan usai gempa bumi berkekuatan 8,8 magnitudo yang terjadi di lepas pantai Semenanjung Kamchatka, Rusia.

    Gempa bumi di Rusia itu telah memicu tsunami setinggi 1,3 meter di Pelabuhan Kuji di Prefektur Iwate, Jepang. Para pejabat pun mengimbau masyarakat untuk mengungsi hingga semua peringatan dicabut.

    Diberitakan NHK, Badan Meteorologi Jepang kemudian mencabut peringatan waspada tsunami untuk beberapa wilayah di pesisir Pasifik Jepang.

    Namun, peringatan tersebut tetap berlaku untuk area pesisir dari Hokkaido hingga Chiba, serta Kepulauan Izu di Tokyo, dan beberapa pulau di Prefektur Kagoshima.

    Kesimpulan

    Gambar yang diklaim menampilkan wilayah Jepang dilanda tsunami pada 2025 merupakan informasi keliru.

    Video aslinya adalah kondisi Prefektur Iwate ketika Jepang dilanda tsunami pada 2011.

    Sementara itu gempa bumi di Rusia pada Rabu (30/7/2025) memicu tsunami setinggi 1,3 meter di Pelabuhan Kuji di Prefektur Iwate, Jepang. 

    Badan Meteorologi Jepang kemudian mencabut peringatan waspada tsunami untuk beberapa wilayah pesisir Pasifik Jepang. 

    Rujukan

  • (GFD-2025-28225) [HOAKS] Gempa Rusia Disebabkan oleh Serangan HAARP

    Sumber:
    Tanggal publish: 31/07/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Gempa bumi Rusia bermagnitudo 8,7 pada Selasa (29/7/2025) diklaim sebagai akibat dari serangan HAARP yang dilepaskan Amerika Serikat.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks.

    Narasi yang mengeklaim gempa Rusia merupakan dampak serangan HAARP dari AS dibagikan oleh akun Facebook ini pada Rabu (30/7/2025).

    Berikut narasi yang dibagikan:

    Apakah AS melepaskan mesin HAARP ke Rusia sebagai peringatan?

    #gempabumi#selatbering

    Screenshot Hoaks, gempa Rusia disebabkan oleh serangan HAARP

    Hasil Cek Fakta

    Proyek HAARP (High-frequency Active Auroral Research Program) dibangun oleh militer AS, dan kemudian diambilalih oleh University of Alaska Fairbanks (UAF).

    Militer AS membangun HAARP pada 1990 untuk meningkatkan sistem komunikasi dan pengawasan, baik untuk tujuan sipil maupun pertahanan.

    Kemudian, UAF mengambilalih proyek tersebut pada 2015 dan memanfaatkannya untuk meneliti iosnofer, lapisan teratas atmosfer Bumi.

    Teori konspirasi yang mengeklaim HAARP sebagai senjata canggih untuk memicu bencana alam telah berulang kali beredar.

    Misalnya, narasi pada Agustus 2024 yang mengeklaim HAARP digunakan untuk menciptakan banjir dan gempa, untuk menghancurkan pasokan pangan dunia.

    Dikutip dari laman resmi UAF, HAARP tidak memiliki kemampuan semacam itu. Sebab, HAARP adalah fasilitas penelitian untuk meneliti atmosfer.

    Chris Fallen, asisten profesor riset UAF di bidang fisika antariksa dan aeronomi, mengatakan bahwa HAARP tidak dapat mengendalikan cuaca atau memanipulasi otak manusia.

    Daya HAARP terlalu kecil untuk mengendalikan cuaca, dan gelombang radio yang dipancarkannya 100 kali lebih lemah dibanding gelombang radio dari ponsel.

    Fallen menjelaskan, HAARP digunakan oleh para ilmuwan untuk memanaskan area kecil ionosfer dan mengamati efeknya. Eksperimen itu berlangsung selama beberapa jam.

    Penelitian semacam itu bertujuan mereplikasi fenomena alam yang bersifat acak dan seringkali sulit diamati. Dengan HAARP, fenomena alam tersebut bisa diamati dengan lebih baik. 

    Menurut Fallen, efek pengoperasian HAARP sangat kecil dan menghilang dalam hitungan detik hingga menit setelah alat tersebut dimatikan.

    "Ini seperti meletakkan pemanas ruangan di halaman belakang rumah Anda saat cuaca dingin. Jika Anda meletakkan tangan tepat di depannya, rasanya panas. Namun, ketika pemanas dimatikan, rasa hangatnya hilang dengan cepat," kata Fallen.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi yang mengeklaim gempa Rusia merupakan dampak serangan HAARP dari AS adalah hoaks.

    HAARP digunakan oleh para ilmuwan untuk memanaskan area kecil ionosfer dan mengamati efeknya, bukan untuk memicu bencana alam.

    Rujukan