• (GFD-2025-27999) Cek Fakta: Tidak Benar Fenomena Aphelion Timbulkan Dampak Meriang Akibat Cuaca Bumi Lebih Dingin

    Sumber:
    Tanggal publish: 20/07/2025

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim fenomena Aphelion menimbulkan dampak meriang akibat cuaca bumi lebih dingin, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 18 Juli 2025.
    Klaim fenomena Aphelion menimbulkan dampak meriang akibat cuaca bumi lebih dingin berupa tulisan sebagai berikut.
    "Sekilas infoKita mengalami FENOMENA APHELION, dimana letak Bumi akan sangat jauh dari Matahari.
    Kita tidak bisa melihat fenomena tersebut, tapi kita bisa merasakan dampaknya.
    Ini akan berlangsung sampai bulan Agustus.Kita akan mengalami cuaca yang dingin melebihi cuaca dingin sebelumnya, yang akan berdampak…meriang, flu, batuk, sesak nafas, dll.
    Oleh karena itu mari kita semua tingkatkan imun dengan banyak2 meminum Vitamin atau Suplemen agar imun kita kuat.
    Jarak Bumi ke Matahari perjalanan 5 menit cahaya atau 90.000.000 km.
    Fenomena aphelion menjadi 152.000.000 km.66 % lebih jauh.
    Jadi hawa lebih dingin, dampaknya ke badan kurang enak karena gak terbiasa dengan suhu ini.
    Untuk itu jaga kondisi kesehatan kita agar tetap sehat dengan keadaan cuaca yang sedemikian rupa...
    Demikian sekilas info semoga bermanfaat"
    Benarkah fenomena Aphelion menimbulkan dampak meriang akibat cuaca bumi lebih dingin? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim fenomena Aphelion menimbulkan dampak meriang akibat cuaca bumi lebih dingin,  dalam artikel berjudul "Mengenal Fenomena Aphelion dan Dampaknya Saat Bumi Berada di Titik Terjauh dari Matahari" yang dimuat Liputan6.com, pada 7 Juli 2025.
    Artikel Liputan6.com menyebutkan, meskipun Bumi berada pada jarak terjauh dari Matahari saat aphelion, perubahan musim di Bumi tidak disebabkan oleh fenomena ini. Faktor utama yang memengaruhi perubahan musim adalah kemiringan sumbu rotasi Bumi terhadap bidang orbitnya. Kemiringan inilah yang menyebabkan perbedaan sudut datang sinar Matahari ke berbagai wilayah di Bumi sepanjang tahun.
    Oleh karena itu, meskipun jarak Bumi ke Matahari lebih jauh saat aphelion, dampaknya terhadap suhu permukaan Bumi sangat minimal. Fenomena ini tidak menyebabkan musim dingin atau perubahan cuaca ekstrem. Faktor-faktor klimatologi dan iklim lainnya, seperti pola angin, arus laut, dan tutupan lahan, jauh lebih berpengaruh terhadap suhu dan cuaca di Bumi.
    Saat aphelion terjadi, diameter tampak Matahari akan terlihat sedikit lebih kecil, sekitar 1,68 persen lebih kecil. Namun, perbedaan ini sangat kecil dan sulit untuk diamati secara kasat mata. Dampaknya pun tidak signifikan terhadap kehidupan di Bumi.
    Secara keseluruhan, aphelion adalah fenomena alamiah yang terjadi setiap tahun. Fenomena ini tidak perlu dikhawatirkan karena tidak menimbulkan dampak signifikan terhadap kehidupan di Bumi. Perubahan musim dan cuaca lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti kemiringan sumbu rotasi Bumi dan kondisi iklim regional.
    Penting untuk memahami bahwa aphelion hanyalah salah satu dari sekian banyak fenomena astronomi yang terjadi di alam semesta. Dengan memahami fenomena-fenomena ini, kita dapat lebih menghargai keindahan dan kompleksitas alam semesta serta posisi Bumi di dalamnya.
    Jadi, jangan khawatir jika Anda mendengar tentang fenomena aphelion. Ini adalah kejadian alamiah yang rutin terjadi dan tidak akan mengganggu aktivitas sehari-hari Anda. Tetaplah menikmati indahnya alam semesta dan pelajari lebih banyak tentang berbagai fenomena astronomi lainnya.
    Dalam tulisan berjudul "Guru Besar IPB University Jelaskan Fenomena Aphelion dan Pengaruhnya terhadap Batuk Pilek"  yang dimuat situs resmi IPB ppid.ipb.ac.id,
    Prof Husin Alatas, Guru Besar IPB University Bidang Fisika Teori sekaligus pengajar mata kuliah Fisika Sistem Kompleks pada Program Studi Sarjana (S1) Fisika menjelaskan secara ilmiah untuk memverifikasi informasi terkait adanya hubungan fenomena aphelion sebagai penyebab batuk dan pilek.
    Prof Husin Alatas mengatakan, apabila dibandingkan dengan rata-rata jarak antara bumi dengan matahari, maka penyimpangan titik aphelion hanya 1.68 persen, demikian juga dengan titik perihelion. Hal ini bersesuaian dengan nilai eksentrisitas orbit bumi yang bernilai 0.01671 atau dengan kata lain orbit bumi pada hakikatnya hampir berupa lingkaran.
    Prof Husin melanjutkan, apabila efek yang ditimbulkan oleh kemiringan poros rotasi bumi dibandingkan terhadap bidang orbit sebesar 23 derajat yang menimbulkan perbedaan musim antara bumi bagian utara dan selatan, maka efek dari aphelion dan perihelion praktis relatif sangat kecil terhadap cuaca di bumi.
    “Oleh karena itu, cuaca ekstrim yang dapat menimbulkan dampak bagi kesehatan seperti munculnya gejala batuk dan pilek, kecil kemungkinannya disebabkan oleh kedua posisi bumi dari matahari tersebut,” kata Prof Husin Alatas.
    Menurutnya, pemanasan global tampaknya berpeluang untuk lebih memberikan dampak yang signifikan bagi terjadinya kondisi cuaca ekstrim belakangan ini.
    “Secara fisik sulit untuk merasakan efek dari posisi aphelion dan perihelion, mengingat penyimpangan intensitas energi matahari yang sampai ke bumi dibanding dengan rata-rata tahunan hanya berkisar 3.5 persen saja,” tambah Prof Husin Alatas.
    Aphelion dan perihelion merupakan dinamika rutin alam yang terkait dengan orbit bumi yang berbentuk eliptik. Oleh karena itu, tidak perlu diposisikan sebagai sebuah fenomena yang berdampak negatif bagi kesehatan yang dapat dimunculkan pada dinamika cuaca. Kedua posisi istimewa bumi tersebut secara praktis berdampak relatif kecil dibanding dengan kondisi rata-rata, sehingga kecil peluangnya untuk menimbulkan kondisi perubahan cuaca yang ekstrim.
    “Menghindari hoax terkait fenomena alam yang dikaitkan dengan kondisi buruk tertentu perlu dilakukan dengan mengupayakan sikap kritis dan skeptis, dan bersandar pada sains yang benar dan bukan pada pseudo-sains,” tutup Prof Husin.
     
    Dikutip dari situs Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), fenomena Aphelion merupakan keadaan dimana titik orbit Bumi terjauh dari Matahari. Fenomena Aphelion ini terjadi karena orbit bumi tidak melingkar dengan sempurna melainkan berbentuk elips.
    Saat fenomena Aphelion terjadi, diameter matahari akan terlihat lebih kecil dibandingkan rata-rata, yakni sekitar 15,73 menit busur atau berkurang 1,68 persen. Selain itu, saat posisi matahari di utara, terjadi tekanan udara di belahan utara yang lebih rendah dibandingkan belahan selatan yang mengalami musim dingin.
    Namun, LAPAN menyebutkan posisi bumi yang berada pada titik terjauh dari matahari tidak akan berpengaruh pada suhu maupun panas yang diterima bumi. Panas dari matahari akan terdistribusi ke seluruh bumi, dengan distribusi yang juga dipengaruhi pola angin.
    Penelusuran dilanjutkan dengan memeriksa tautan yang dicantumkan dalam informasi tersebut yang mengarah pada artikel berjudul "Mengenal Fenomena Aphelion, Biar Tak Termakan Hoaks yang Sempat Beredar" dimuat oleh situs techno.okezone.com.
    Dalam situs techno.okezone.com, Peneliti Pusat Riset Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Andi Pangeran menyatakan Aphelion tidak berdampak pada kenaikan maupun penurunan suhu di permukaan Bumi. Namun, faktor klimatologis atau iklim yang turur berperan besar dalam perubahan suhu.

    Kesimpulan


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim fenomena Aphelion menimbulkan dampak meriang akibat cuaca bumi lebih dingin tidak benar.
    Aphelion dan perihelion merupakan dinamika rutin alam yang terkait dengan orbit bumi yang berbentuk eliptik. Oleh karena itu, tidak perlu diposisikan sebagai sebuah fenomena yang berdampak negatif bagi kesehatan yang dapat dimunculkan pada dinamika cuaca. Kedua posisi istimewa bumi tersebut secara praktis berdampak relatif kecil dibanding dengan kondisi rata-rata, sehingga kecil peluangnya untuk menimbulkan kondisi perubahan cuaca yang ekstrim.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27998) Hoaks! Artikel sebut Nadiem serahkan dana pengadaaan laptop Chromebook Rp450 triliun ke Jokowi

    Sumber:
    Tanggal publish: 20/07/2025

    Berita

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan di media sosial X menampilkan tangkapan layar artikel berita yang menarasikan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) periode 2019-2024 Nadiem Anwar Makarim mengaku telah menyerahkan dana pengadaan laptop Chromebook senilai Rp450 triliun kepada Presiden Ke 7 Indonesia Joko Widodo di kediamannya di Solo.

    Unggahan juga menyebut peristiwa tersebut disaksikan oleh kedua anak dari Presiden Jokowi, yaitu Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka serta Kaesang Pangarep.

    Berikut narasi dalam unggahan tersebut:

    “Nadiem Makarim Uang Pengadaan laptop 450 Triliun Saya Serahkan kepada Pak Jokowi Di Rumahnya Disolo Kalau Tidak Percaya Tanya Gibran Dan Kaesang Dia ADa Waktu Saya Menyerahkan Uang

    Semoga menjadi pembuka jalan untuk mengadili Jokowi dan keluarganya sebelum TERLAMBAT,,,”

    Namun, Benarkah Nadiem menyerahkan dana pengadaan laptop senilai Rp 450 triliun kepada Presiden Jokowi?

    Hasil Cek Fakta

    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    Menurut penelusuran ANTARA dengan menggunakan perangkat Google Lens, ditemukan dua artikel berita milik CNBC Indonesia dengan gambar serupa, namun dengan judul yang berbeda. Kedua artikel itu berjudul “GoTo Respons Kasus Korupsi Rp 9,9 T Seret Nadiem dan Andre Soelistyo” dan “Kronologi Kasus Korupsi Laptop Rp 1,98 T, Seret Nama Nadiem Makarim”.

    ANTARA tidak menemukan informasi resmi soal penyerahan uang dari Nadiem ke Jokowi sebesar Rp450 triliun.Saat ini, Kejaksaan Agung memang sedang menyelidiki dugaan kasus korupsi terkait terkait pengadaan Chromebook di Kemendikbudristek selama periode 2019–2022 yang melibatkan anggaran sekitar Rp 9,9 triliun, bukan Rp 450 triliun.

    Kejaksaan Agung, melalui Kapuspenkum Harli Siregar, membantah bahwa Nadiem masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).

    “Kami tidak ada menyatakan (Nadiem Makarim) DPO,” katanya kepada wartawan di Gedung Kejaksaan Agung.

    Mereka juga menegaskan bahwa tidak ada penggeledahan di apartemen Nadiem seperti yang terekam dalam video yang sempat viral, video itu ternyata adalah penggeledahan apartemen milik mantan staf khususnya dengan inisial FH.

    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    Selain itu, Kejagung menegaskan bahwa penyelidikan pengadaan Chromebook yang awalnya menyarankan sistem operasi Windows namun beralih ke Chromebook melibatkan anggaran hampir Rp9,982 triliun

    Nadiem Makarim telah menegaskan akan bersikap kooperatif dalam proses penyelidikan dugaan korupsi pengadaan Chromebook. Bahkan, kata dia, seluruh proses pengadaan dia kawal transparansi, turut melibatkan Kejaksaan Agung (Jamdatun), BPKP, dan KPPU.

    Hingga kini, Kejagung belum menetapkan dirinya sebagai tersangka dan belum ada bukti keterlibatan Presiden Jokowi maupun keluarganya.

    Dengan demikian inggahan yang menarasikan bahwa Nadiem Makarim menyerahkan dana pengadaan laptop sebesar Rp 450 triliun kepada Presiden Jokowi adalah hoaks. Memang ada dugaan kasus korupsi terkait pengadaan Chromebook, namun dengan nominal sebesar Rp 9,982 triliun.

    Klaim : Nadiem serahkan dana pengadaaan laptop Chromebook Rp450 triliun ke Jokowi

    Rating : Hoaks

    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    Baca juga : Kejagung akan kembali panggil Nadiem Makarim dalam kasus Chromebook

    Pewarta: Tim JACX

    Editor: Indriani

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27997) Hoaks! Video Jokowi ancam ulama dan umat Islam

    Sumber:
    Tanggal publish: 20/07/2025

    Berita

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan video berdurasi 1 menit 21 detik di Facebook menampilkan gabungan dua potongan pidato Presiden Ke-7 Indonesia, Joko Widodo.

    Dalam video tersebut terlihat Jokowi tampak berbicara di depan mikrofon, sementara teks di layar menampilkan narasi seperti “Penyiksa Ulama dan Umat Islam” serta “Presiden yang hobi ngancam rakyat”.

    Video ini memperlihatkan pernyataan Presiden yang di antaranya berbunyi:

    “Kalau masih diteruskan ini saya ingatkan pagi hari ini, kalau masih ada yang main-main sekali lagi yang gigit saya sendiri, akan saya gigit sendiri lewat cara saya. Kepada seluruh kapolda, kepada seluruh kapolres, jajaran polres, polsek semuanya, kejar mereka, tangkap mereka, hajar mereka, hantam mereka. Kalau undang-undang memperbolehkan, dor mereka.”

    Namun, benarkah video Jokowi ancam ulama dan umat islam tersebut?



    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran, potongan video pertama diambil dari pidato Presiden dalam acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Indonesia Maju Pemerintah Pusat dan Forkopimda di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, pada 13 November 2019.

    Video tersebut diunggah YouTube Sekretariat Presiden “Arahan Presiden RI pada Rakornas Indonesia Maju Pemerintah Pusat dan Daerah, Bogor, 13 Nov 2019” pada detik 37:52 hingga 38:00.

    Dalam pidato tersebut, Presiden Joko Widodo meminta aparat penegak hukum tidak dengan sengaja untuk memeras atau membawa memproses hukum para kepala daerah maupun pelaku usaha bisnis.

    Sementara itu, potongan kedua berasal dari pidato Presiden Jokowi dalam acara Puncak Peringatan Hari Anti Narkotika Internasional pada 26 Juni 2016 di Jakarta.

    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    Video tersebut juga diunggah di YouTube Kementerian Sekretariat Negara yang berjudul “Presiden Jokowi: Kejar Pengedar Narkoba! Tangkap! atau Bahkan di Dor Saja!” pada 27 Juni 2016.

    Dalam pidatonya, Presiden menegaskan sikap keras terhadap para pengedar narkoba yang semakin licik dan membahayakan generasi muda. Pernyataan “kejar, tangkap, hajar, hantam, bahkan dor jika perlu” ditujukan kepada pengedar narkoba, bukan kepada ulama atau umat Islam.

    Dengan demikian, narasi judul tidak sesuai dengan isi video aslinya.

    Klaim: Video Jokowi ancam ulama dan umat islam

    Rating: Hoaks

    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    Pewarta: Tim JACX

    Editor: Indriani

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27996) Cek fakta, video PM Israel akui kekalahan dari Palestina

    Sumber:
    Tanggal publish: 20/07/2025

    Berita

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan video di Facebook berdurasi satu menit 30 detik yang diunggah pada 14 Juli 2025 menampilkan beberapa pria berseragam militer lengkap. Sosok utama dalam video tersebut dinarasikan sebagai Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

    Narasi dalam video menyebut bahwa Netanyahu mengakui kekalahan negaranya dalam perang melawan perlawanan Palestina, terutama dari kelompok Hamas.

    Disebutkan pula bahwa Netanyahu meminta maaf secara terbuka kepada rakyat Palestina dan menyatakan bahwa Israel telah kalah.

    Berikut narasi dalam unggahan tersebut:

    “PM Israel Akui Kekalahan: ‘Kami Bukan Israel Lagi’. Dalam pernyataan mengejutkan yang mengguncang dunia, Perdana Menteri Israel akhirnya mengakui kekalahan negaranya dalam perang panjang melawan perlawanan Palestina, khususnya dari kelompok Hamas. Ia menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada rakyat Palestina dan Hamas, menyatakan bahwa negaranya telah kalah. ‘Dalam perang, ada yang menang dan ada yang kalah. Kami kalah. Negara Israel kini sudah tidak ada. Kami bukan Israel lagi,’ ungkapnya dengan nada penuh penyesalan.”

    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    Namun, benarkah video Netanyahu mengakui kalah dari Palestina?



    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran, video tersebut serupa dengan video resmi yang diunggah di kanal YouTube IsraeliPM berjudul “PM Netanyahu in Gaza: We will continue fighting until victory. Nothing will stop us.”

    Dalam video tersebut, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengunjungi Jalur Gaza, menerima pengarahan keamanan, berdialog dengan para komandan dan tentara, serta menginspeksi salah satu terowongan yang ditemukan.

    "Kami akan terus berjuang sampai akhir, sampai kemenangan. Tidak ada yang akan menghentikan kami. Kami yakin bahwa kami memiliki kekuatan, kemauan, dan tekad untuk mencapai semua tujuan perang, dan kami akan mencapainya," kata Netanyahu.

    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    Netanyahu didampingi oleh beberapa pejabat senior Israel, termasuk Rabbi Tzachi Braverman, Mayor Jenderal Avi Gil, dan Wakil Kepala Staf Mayor Jenderal Amir Baram.

    Hingga saat ini, tidak ditemukan pernyataan resmi dari Netanyahu yang menyatakan kekalahan militer Israel atau permintaan maaf kepada Palestina sebagaimana diklaim dalam video itu.

    Pewarta: Tim JACX

    Editor: Indriani

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

    Rujukan