• (GFD-2024-21352) Keliru, Video yang Diklaim Warga Kalimantan Bertingkah Tak Wajar Karena Mabuk Kecubung

    Sumber:
    Tanggal publish: 25/07/2024

    Berita



    Sebuah video beredar di WhatsApp, YouTube, serta unggahan Facebook ini, ini, dan ini, yang diklaim memperlihatkan dampak maraknya konsumsi buah kecubung di Kalimantan.

    Konten itu berisi beberapa video yang memperlihatkan sejumlah perempuan menari di jalan, seseorang duduk di tengah jalan, dan perilaku-perilaku tak biasa lainnya. Dikatakan bahwa orang-orang tersebut merupakan warga Kalimantan korban konsumsi buah kecubung, yang berakibat linglung dan melakukan kegiatan yang tak wajar.



    Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa kebenaran narasi tersebut. Benarkah video itu memperlihatkan warga Kalimantan yang mabuk kecubung?

    Hasil Cek Fakta



    Tempo memverifikasi narasi tersebut menggunakan layanan reverse image search dari Google, Yandex, dan Bing, sehingga ditemukan informasi selengkapnya terkait video yang disertakan.

    Berikut hasil penelusurannya:

    Verifikasi Video

    Video 1



    Video yang beredar diawali menampilkan sejumlah perempuan yang melakukan gerakan mengikuti musik. Video itu diklaim terjadi di Kalimantan baru-baru ini, dan dikatakan memperlihatkan orang-orang yang terpengaruh konsumsi buah kecubung.

    Padahal video itu pernah beredar di Thailand tahun 2018. Sebuah akun mengunggah versi video lebih panjang di YouTube dengan memberikan keterangan yang diterjemahkan artinya: Gerakan tari remaja dan wanita yang menyebalkan dalam parade.

    Video 2



    Pada menit ke-1:11 video yang beredar memperlihatkan seorang pria yang dibonceng naik sepeda motor. Pria ini juga diklaim warga Kalimantan yang berkelakuan aneh karena mengkonsumsi kecubung.

    Dilansir Antara, Kabid Humas Polda Kalimantan Selatan Kombes Pol Adam Erwindi menjelaskan pria di atas motor tersebut telah dimintai keterangan. Dia mengaku tidak mengkonsumsi buah kecubung melainkan terpengaruh pil putih, hingga bertingkah aneh sebagaimana terlihat dalam video.

    "Dua korban yang videonya viral berinisial AR dan S, yakni perempuan dengan mulut berbusa dan laki-laki kaos hitam di atas motor, mengaku hanya mengonsumsi obat putih tanpa merek dibeli Rp25 ribu," kata Adam.

    Video 3



    Video yang beredar pada menit ke-2 juga memperlihatkan seseorang yang duduk di tengah jalan, yang diklaim tengah terpengaruh konsumsi buah kecubung di Kalimantan. Dilansir Detik.com, pria di tengah jalan itu mengalami halusinasi hebat dan diantar ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

    Kasi Humas dan Informasi RSJ Sambang Lihum, Budi Harmanto, sejumlah pasien tersebut masuk dalam kondisi mengalami halusinasi hebat. Keterangan dari kepolisian menyebutkan orang-orang tersebut tidak sedang terpengaruh tanaman kecubung, melainkan telah mengkonsumsi pil putih tanpa merk.

    Duduk Perkara Halusinasi Massal

    Dilansir Tempo, peristiwa tersebut terungkap dari masuknya sejumlah orang ke RSJ Sambang Lihum sejak tanggal 5 Juli 2024. Sampai sekitar tanggal 20 Juli 2024, jumlah pasien dengan keluhan yang sama menjadi 56 orang.

    Pasien-pasien berusia antara 22 sampai 50 tahun itu berasal dari berbagai daerah, seperti Banjarmasin, Banjarbaru, Banjar, Hulu Sungai Selatan, Batola, dan Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah. 

    Dua pasien dilaporkan meninggal dunia pada tanggal 15 Juli 2024. Awalnya pil putih tanpa jenama yang menyebabkan kondisi tersebut diduga berbahan kecubung, karena konsumsi tanaman itu juga menyebabkan munculnya halusinasi.

    Namun, hasil pemeriksaan terbaru menunjukkan bahan pembuatan pil tersebut adalah parasetamol, carisoprodol, dan kafein. Ketiganya diduga bisa memunculkan efek samping mabuk seperti mengkonsumsi buah kecubung.

    Selanjutnya, berdasarkan keterangan kepolisian setempat, pil putih tersebut masih diperiksa kandungannya di Laboratorium Forensik (Labfor) Mabes Polri Cabang Surabaya.

    Kesimpulan



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan video yang beredar memperlihatkan warga Kalimantan yang berhalusinasi karena terpengaruh kecubung adalah keliru.

    Video sejumlah perempuan yang menari di jalan, sesungguhnya telah beredar sejak tahun 2018, bukan direkam di Kalimantan baru-baru ini. Video orang-orang di jalanan tersebut, bukan karena efek kecubung tapi bagian dari gerakan tarian.  

    Rujukan

  • (GFD-2024-21351) Modus Penipuan Acara Undian Berhadiah Bank BJB

    Sumber:
    Tanggal publish: 25/07/2024

    Berita

    tirto.id - Platfom Facebook seringkali jadi tempat bermunculannya konten-konten soal undian berhadiah yang mencatut instansi tertentu, biasanya dari sektor perbankan.

    Sepanjang tahun ini, Tirto menemukan beberapa bank dicatut oleh akun-akun tidak bertanggung jawab, termasuk Bank BRI dan Bank Papua. Tajuknya beragam, mulai dari “gebyar undian”, “gebyar hadiah”, hingga “hadiah langsung”.

    Terbaru, Tirto menemukan narasi serupa yang mengatasnamakan Bank BJB, yakni bank Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Banten. Sebuah akun Facebook dengan nama “Program FSTVL By Digi” mengunggah informasi acara gebyar undian berhadiah Bank BJB yang ditujukan kepada nasabah yang telah memiliki aplikasi mobilebank tersebut. Akun tersebut juga punya unggahan lain dengan klaim serupa di sini.

    Melalui acara itu, nasabah disebut bisa memperebutkan beragam hadiah, termasuk beberapa merk mobil, seperti Alphard, Fortuner, dan Xpander. Ada juga 20 unit motor Scoopy, 30 unit iPhone Pro Max 15, 25 emas batang, 25 paket wisata ke Singapura, serta 50 paket umroh.

    “Masih banyak lagi hadiah menarik lainnya dari Bank Jawa Barat (Bank Bjb)… Buruan Daftar Sekarang (Gratis),” tulis takarir yang disematkan akun pengunggah.

    Unggahan itu juga disertai sebuah tautan, lengkap dengan foto jajaran orang dengan latar “Bank BJB”.

    Selama Rabu (24/7/2024) sampai Kamis (25/7/2024), atau dalam sehari saja, unggahan ini sudah memperoleh 129 tanda suka dan 25 komentar. Narasi identik juga turut disebarkan akun Facebook ini dan ini.

    Lantas, bagaimana faktanya?

    Hasil Cek Fakta

    Tim Riset Tirto mula-mula menelusuri konteks gambar yang digunakan dalam unggahan. Dengan memanfaatkan alat pencarian di Google Image, kami menemukan foto itu tak ada kaitannya dengan program bagi-bagi hadiah oleh Bank BJB.

    Gambar beberapa orang dengan latar Bank BJB tersebut dijepret oleh wartawan Antara, Dhemas Reviyanto, dan dimuat di laman medianya pada Rabu (1/8/2018). Foto itu merupakan dokumentasi ketika para direktur dan komisaris Bank BJB berbincang di sela Analyst Meeting Q2 Bank BJB pada 2018.

    Setelah itu, Tirto mencoba mengunjungi akun Instagram resmi @bankbjb. Hasilnya, kami pun tak menemukan informasi yang membenarkan adanya acara gebyar undian berhadiah yang diadakan bank tersebut.

    Bank BJB, lewat akun Instagramnya, Minggu (14/7/2024), telah memberi peringatan kepada nasabah untuk berhati-hati terhadap penipuan dengan modus undian berhadiah yang mengatasnamakan pihaknya.

    Informasi yang valid disebut hanya berasal dari akun resmi Bank BJB, antara lain Instagram @bankbjb dengan centang biru, Facebook “bank bjb” dengan centang biru, dan X @infobankbjb dengan centang biru.

    Di samping itu, nasabah juga bisa mengunjungi akun TikTok @infobankbjb atau YouTube @bankbjbofficial. Adapun WhatsApp resmi Bank BJB yakni bernomor +62811-2023-373.

    Dalam unggahan tersebut, Bank BJB turut membagikan beberapa tips untuk mengenali ciri-ciri akun palsu Bank BJB, di antaranya menggunakan logo dan nama Bank BJB yang tidak resmi, menginformasikan undian berhadiah atau promo yang tidak terduga, meminta data pribadi, dan menginstruksikan transfer sejumlah uang ke rekening mencurigakan.

    “Ingat! Bank BJB tidak pernah: (1) meminta data pribadi melalui DM atau chat media sosial, (2) menawarkan hadiah atau promo tanpa mekanisme yang jelas, (3) meminta transfer uang ke rekening pribadi. Segera bantu *Block* dan *Report* berbagai macam modus penipuan yang mengatasnamakan Bank BJB!” tulis akun Instagram Bank BJB, Minggu (14/7/2024).

    Artinya, akun-akun Facebook yang menyebarkan narasi soal program undian berhadiah Bank BJB merupakan akun palsu dan berpotensi penipuan.

    Kesimpulan

    Hasil penelusuran fakta menunjukkan bahwa sejumlah akun Facebook yang menyebarkan narasi soal program undian berhadiah dari Bank BJB merupakan akun palsu dan berpotensi penipuan.

    Tirto tak menemukan informasi soal adanya acara gebyar undian berhadiah di akun Instagram resmi @bankbjb. Bank BJB lewat akun Instagramnya, Minggu (14/7/2024), telah memberi peringatan kepada nasabah untuk berhati-hati terhadap penipuan dengan modus undian berhadiah yang mengatasnamakan pihaknya.

    Jadi, narasi undian berhadiah Bank BJB dengan tautan tertentu yang beredar di jagat maya bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

    Rujukan

  • (GFD-2024-21350) [KLARIFIKASI] Penghentian Pembangunan IKN Hanya Bersifat Sementara

    Sumber:
    Tanggal publish: 25/07/2024

    Berita

    KOMPAS.com- Beredar unggahan yang menyatakan bahwa mulai 10 Agustus 2024 seluruh kegiatan pembangunan di Ibu Kota Nusantara (IKN) dihentikan.

    Namun, narasi tersebut perlu diluruskan karena informasinya tidak tepat.

    Unggahan yang menyebut mulai 10 Agustus 2024 seluruh kegiatan pembangunan di IKN dihentikan muncul di media sosial. Narasi itu salah satunya dibagikan oleh akun Facebook ini.

    Akun tersebut membagikan gambar dengan tulisan:

    MULIA 10 AGUSTUS 2024. SELURUH KEGIATAN PEMBANGUAN DI IKN DIHENTIKAN

     

    Hasil Cek Fakta

    Dilansir Antara, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menjelaskan, penghentian pembangunan di IKN pada 10 Agustus 2024 bersifat sementara.

    Basuki menyampaikan, penghentian  dilakukan untuk memastikan kawasan yang digunakan untuk upacara peringatan HUT Republik Indonesia pada 17 Agustus 2024 bersih dari debu dan kotoran.

    Menurut dia, untuk pekerjaan pemasangan interior akan tetap berlanjut.

    "Tanggal 10 Agustus semua Paskibraka sudah bergerak ke sana. Makanya tanggal 10 Agustus, saya hentikan semua pekerjaan, yang membutuhkan mobilitas di luar patching plan segera berhenti, karena saya bersihkan dulu kawasannya," kata Basuki Selasa (9/7/2024).

    Basuki mengatakan, Istana Presiden dan kantor-kantor Menteri Perekonomian yang terdiri dari empat tower, sebagian telah siap.

    Kesimpulan

    Unggahan yang menyebut mulai 10 Agustus 2024 seluruh kegiatan pembangunan di IKN dihentikan perlu diluruskan.

    Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyebut penghentian bersifat sementara, sedangkan untuk pemasangan interior akan tetap berlanjut.

    Penghentian pembangunan dilakukan untuk persiapan upacara peringatan HUT Republik Indonesia pada 17 Agustus 2024. 

    Rujukan

  • (GFD-2024-21349) [HOAKS] WEF Resmi Menetapkan Flu Burung sebagai Pandemi Internasional

    Sumber:
    Tanggal publish: 24/07/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Forum Ekonomi Dunia atau WEF diklaim telah menyatakan flu burung sebagai pandemi internasional. Informasi ini muncul berdasarkan sejumlah unggahan di media sosial.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu hoaks.

    Informasi yang mengeklaim WEF menetapkan flu burung sebagai pandemi internasional disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada 13 Juli 2024:

    BREAKING NEWS:The World Economic Forum has officially declared Bird Flu an ‘International Pandemic’, and has ordered Governments to begin culling BILLIONS of chickens.

    They’re literally trying to starve us all to Death. DO NOT COMPLY with their demands under ANY circumstances.

    Berikut terjemahannya:

    BERITA TERBARU:

    Forum Ekonomi Dunia telah secara resmi menyatakan Flu Burung sebagai 'Pandemi Internasional', dan telah memerintahkan pemerintah untuk mulai memusnahkan MILYARAN ayam.

    Mereka benar-benar mencoba membuat kita semua kelaparan sampai mati. JANGAN MEMENUHI tuntutan mereka dalam kondisi APA PUN.

    Hasil Cek Fakta

    Tangkapan layar artikel dan narasi mengenai WEF menyatakan flu burung sebagai pandemi bersumber dari situs web The People's Voice.

    Media Bias/Fact Check mengidentifikasi situs tersebut dengan kredibilitas rendah.

    Artikel-artikel yang diunggah di situs The People's Voice bermuatan propaganda, konspirasi, dan informasi palsu.

    Situs yang berbasis di Los Angeles, Amerika Serikat (AS) itu juga memiliki bias sayap kanan.

    Kepala keterlibatan media WEF, Yann Zopf membantah soal klaim mengenai flu burung sebagai pandemi.

    "Klaim ini sepenuhnya dibuat-buat. Forum Ekonomi Dunia tidak pernah membuat pernyataan seperti ini," kata Zopf, dikutip dari Reuters, Selasa (23/7/2024).

    Wabah flu burung atau H5N1 di AS belakangan menjadi sorotan.

    Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS atau CDC mencatat, ada total 11 kasus flu burung yang menginfeksi manusia.

    Sementara, kasus lainnya menyebar di antara sapi perah dan unggas mengakibatkan pemusnahan hewan ternak massal di daerah yang terdampak.

    Gubernur Colorado Jared Polis mengumumkan darurat bencana setelah wabah flu burung terdeteksi di peternakan telur komersial di Weld County pada tanggal 5 Juli.

    Hampir dua juta ayam di peternakan dimusnahkan untuk menghentikan penyebaran virus lebih lanjut.

    Badan yang berwenang untuk menetapkan suatu penyakit sebagai pandemi bukanlah WEF, melainkan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.

    WHO akan secara resmi menetapkan pandemi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

    Apakah suatu penyakit atau patogen menular dari manusia ke manusia dan apakah ada wabah pada manusia di lebih dari satu negara.

    "WHO belum menyatakan wabah flu burung sebagai pandemi internasional," kata juru bicara WHO kepada Reuters.

    Kesimpulan

    Narasi mengenai WEF menetapkan flu burung sebagai pandemi internasional adalah hoaks.

    Narasi tersebut beredar melalui situs yang memiliki rekam jejak menyebarkan propaganda, konspirasi, dan informasi palsu.

    Badan yang berwenang menetapkan suatu penyakit sebagai pandemi adalah WHO. Baik WEF dan WHO tidak menyatakan flu burung sebagai pandemi.

     

    Rujukan