• (GFD-2020-5379) [SALAH] “Berita Abu Janda Hari Ini Keadaan Koma”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 28/10/2020

    Berita

    “SUDAH SAYA BILANG HATI HATI DENGAN DATANG NYA ADZAB KALIAN BILANG TIDAK MUNGKIN ADA ADZAB,
    KALAU KATA ALLOH JUSTRU KALIAN SUDAH TERLALU DEKAT DENGAN ADZAB,
    MAKA APA YANG TERJADI, TIDAK ADA ORANG YANG TAHU DISITULAH HEBATNYA RAHASIA ALLOH”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Facebook Khalid Bin Wahid mengunggah sebuah gambar hasil tangkapan layar pada 27 Oktober 2020, dalam gambar tersebut terdapat keterangan “Berita Abu Janda Hari Ini Keadaan Koma”, selain itu pada gambar tersebut juga terdapat foto seseorang yang tengah dirawat.

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim Abu Janda hari ini keadaan koma adalah klaim yang salah. Tidak ditemukan informasi mengenai keadaan Abu Janda dalam keadaan koma. Sedangkan, gambar yang terdapat dalam postingan tersebut, ditemukan foto aslinya pada situs penggalangan dana dan donasi kitabisa.com yang diunggah pada 23 Maret 2017.

    Diketahui seseorang dalam gambar pada postingan tersebut bernama Dista, foto tersebut diabadikan saat Dista dirawat dalam ruangan ICU Rumah Sakit. Dista merupakan seorang buruh cuci yang bekerja di usaha laundry milik tetangganya yang ada di Kota Duri, Riau. Ia mengalami kecelakan dan pendarahan hebat dikepalanya, sempat koma dan harus dirawat cukup lama diruang ICU Rumah Sakit dengan kebutuhan biaya yang cukup besar.

    Dengan demikian, klaim berita Abu Janda hari ini keadaan koma adalah tidak benar dan termasuk dalam konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Konaah (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta).

    Informasi palsu. Tidak ditemukan informasi mengenai keadaan Abu Janda dalam keadaan koma. Sedangkan, gambar yang terdapat dalam postingan tersebut, ditemukan foto aslinya pada situs penggalangan dana dan donasi kitabisa.com yang diunggah pada 23 Maret 2017. Diketahui seseorang dalam gambar itu bernama Dista, foto tersebut diabadikan saat Dista dirawat dalam ruangan ICU Rumah Sakit.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5378) [SALAH] Pesan Pembuatan Grup WhatsApp tentang Virus COVID-19 oleh Sekjen Kemenkes

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 27/10/2020

    Berita

    “Sy. Pak OSCAR PRIMADI SEKJEN KEMENKES
    Di dorong rasa kemanusiaan kami buat group diskusi online di WhatsApp tentang virus C-19 harapan kami hasil diskusi di group bisa ada manfaatnya buat orang banyak Amin…”

    Hasil Cek Fakta

    Telah beredar pesan berantai lewat aplikasi WhatsApp yang mengatasnamakan Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI, drg. Oscar Primadi, MPH. Pesan berantai tersebut berisikan ajakan bergabung grup diskusi daring di WhatsApp tentang COVID-19.

    Berdasarkan hasil penelusuran, informasi yang disebar melalui pesan WhatsApp itu palsu. Kepala Biro Komunikasi dan pelayanan Masyarakat Kemenkes RI, drg. Widyawati, MKM, meluruskan kabar beredarnya pesan berantai tersebut melalui akun Twitter resmi Kemenkes pada 26 Oktober 2020. Ia menyampaikan bahwa Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI, drg. Oscar Primadi, MPH tidak pernah membuat WhatsApp group maupun menulis pesan mengajak bergabung dalam grup tertentu untuk berdiskusi tentang COVID-19. Ia juga meminta masyarakat untuk mengabaikan pesan ajakan bergabung dalam WhatsApp group terkait COVID-19 serta pesan-pesan lainnya yang mengatasnamakan Oscar Primadi.

    Dengan demikian, pesan berantai yang tersebar melalui WhatsApp dapat dikategorikan sebagai Konten Palsu karena Kepala Biro Komunikasi dan pelayanan Masyarakat Kemenkes RI, drg. Widyawati, MKM, mengkonfirmasi bahwa Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI, drg. Oscar Primadi, MPH tidak pernah membuat WhatsApp group maupun menulis pesan mengajak bergabung dalam grup tertentu untuk berdiskusi tentang COVID-19.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)

    Informasi palsu. Faktanya, Kepala Biro Komunikasi dan pelayanan Masyarakat Kemenkes RI, drg. Widyawati, MKM, mengkonfirmasi bahwa Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI, drg. Oscar Primadi, MPH tidak pernah membuat WhatsApp group maupun menulis pesan mengajak bergabung dalam grup tertentu untuk berdiskusi tentang COVID-19.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5377) [SALAH] Pabrik Mobil Nissan Umumkan Tutup Usahanya Bulan Maret 2021

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 27/10/2020

    Berita

    “Pabrik Mobil Nissan umumkan tutup usahanya bulan Maret 2021.
    Lho…
    Sudah dibuatkan Undang Undang Omnibus Law kok malah TUTUP alias KABUR ke Thailand…?
    Emang UU itu tidak ampuh, tho…?
    Oala biyung…biyung…
    Komen dilarang kalap…”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Twitter tengkuzulkarnain (@ustadtengkuzul) mengunggah cuitan berupa narasi yang menyebutkan bahwa pabrik mobil Nissan umumkan tutup usahanya bulan Maret 2021 setelah dibuatkannya UU Omnibus Law. Cuitan yang diunggah pada 26 Oktober 2020 telah mendapat respon sebanyal 517 retweet, 318 balasan, dan 3,346 suka.

    Berdasarkan hasil penelusuran, narasi cuitan tersebut tidak tepat. Mengutip dari portal Bisnis, CEO Nissan Makoto Uchida mengatakan pada Kamis (28/5/2020) bahwa produksi di Eropa akan dipusatkan di pabrik Inggris di Sunderland dan produksi dari Indonesia akan dialihkan ke Thailand. Kebijakan ini dilakukan sebagai langkah bagian dari upaya penghematan biaya dan membentuk kembali operasional serta meningkatkan profitabilitas.

    Nissan melaporkan kerugian 671,2 miliar yen (US$6,2 miliar) untuk tahun fiskal yang berakhir pada Maret. Ini merupakan kerugian tahunan pertama sejak 2009, setelah dilanda krisis keuangan global. Dikatakan produksi kendaraan global turun 62 persen pada April dari tahun sebelumnya menjadi 150.388 kendaraan. Sementara itu, penjualan kendaraan global merosot hampir 42 persen bulan April lalu.

    Mengutip dari portal Detik, Nissan Motor Company di Thailand merekrut 2.000 karyawan baru. Penambahan Sumber Daya Manusia ini lantaran pabrik berskala besar yang tersisa di Asia Tenggara (pasca pabrik di Indonesia tutup) mengalami permintaan yang meningkat khususnya dua model, yakni Nissan Navara dan Nissan Kicks e-Power.

    “Peningkatan produksi ini terjadi seiring dengan pertumbuhan bisnis ekspor, khususnya untuk Nissan Kicks e-POWER dan Nissan Navara. Di Thailand, kami juga melihat permintaan yang kuat untuk Nissan Almera baru, sedan perkotaan yang cerdas, dan Kicks e-POWER, “kata Ramesh Narasimhan, Presiden Nissan Thailand.

    Dengan demikian, cuitan unggahan akun Twitter tengkuzulkarnain (@ustadtengkuzul) dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan karena pengumuman penutupan pabrik Nissan di Indonesia pada 28 Mei 2020 sebagai bagian dari upaya penghematan biaya dan membentuk kembali operasional serta meningkatkan profitabilitas.

    ====

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)

    Narasi yang salah. Faktanya, Chief Executive Officer (CEO) Nissan Makoto Uchida mengumumkan penutupan pabrik Nissan di Indonesia pada 28 Mei 2020 sebagai bagian dari upaya penghematan biaya dan membentuk kembali operasional serta meningkatkan profitabilitas.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5376) [SALAH] Bahaya Menyebarkan Ucapan Selamat Dengan Gambar dan Video

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 27/10/2020

    Berita

    “Teman-teman terkasih, mohon hapus semua foto dan video selamat datang dalam format Selamat Pagi dan sejenisnya. Baca artikel di bawah ini sampai akhir, yang akan jelas mengapa saya bertanya tentang itu. Mulai sekarang saya hanya akan mengirim salam yang disiapkan secara pribadi.

    Baca semuanya !!! Kirim pesan ini secepatnya kepada sebanyak mungkin teman untuk menghentikan invasi.”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar pesan berantai yang berisi klaim tentang bahaya menyebarkan ulang ucapan selamat dalam bentuk gambar dan video karena dapat mengambil data pribadi dan data perbankan yang beredar di aplikasi WhatsApp. Klaim itu juga menyatakan bahwa ada 500.000 korban telah ditipu.

    Penelusuran dilakukan dengan mesin pencari Google dengan kata kunci “good morning messages private banking information” dan ditemukan artikel dari situs thelocalindia.com yang dimuat pada 21 Juli 2020 dengan judul “Fact Check: Does Sending Good Morning Messages Expose One’s Private Banking Information?”.

    Dalam artikel tersebut menunjukkan bahwa di India, pesan berantai berisi tentang bahaya menyebarkan ulang ucapan selamat dalam bentuk gambar dan video juga viral. Artikel tersebut juga menerangkan bahwa tidak ada peringatan resmi mengenai ancaman ini dari tim Tanggap Darurat Komputer India atau CERT-In. CERT-In berada di bawah naungan Kementerian Teknologi Informasi yang bertugas untuk melindungi orang India dari ancaman dunia maya. Di laman resmi Kementerian Teknologi Informasi India, tidak ada menunjukkan adanya korban dalam kasus ini.

    Penelusuran berikutnya merujuk pada situs detikcom dengan judul “Hoax! Ancaman Ucapan Selamat .gif di WhatsApp” yang ditulis oleh Alfons Tanujaya, ahli keamanan cyber dari Vaksincom.

    “Ucapan selamat dalam bentuk multimedia atau .gif secara teknis tidak mungkin bisa mengeksekusi malware atau pencurian data. Walaupun memerlukan kemampuan teknis yang sangat tinggi, secara teknis gambar .gif, .jpg atau video bisa saja digunakan untuk mengeksploitasi program lain yang melakukan pencurian data. Namun hal ini belum pernah terjadi dalam ucapan .gif yang dikirimkan melalui WA sampai saat artikel ini dibuat sehingga broadcast ancaman .gif ucapan selamat dapat dikategorikan hoax.” tulis Alfons Tanujaya di laman Detik yang dimuat tanggal 17 Januari 2018.

    Informasi dengan topik serupa pernah dibahas Turn Back Hoax dengan judul “[HOAX] BAHAYA MEMBERI UCAPAN SELAMAT DENGAN .GIF DI WHATSAPP” pada 18 Januari 2018.Dengan demikian, pesan berantai yang berisi klaim tentang bahaya menyebarkan ucapan selamat dengan gambar dan video adalah palsu dan masuk dalam kategori konten palsu.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Muhammad Padhliansyah (Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)

    Pesan berantai palsu. Faktanya, klaim ini juga beredar di India dan tidak ada kasus pembobolan data pribadi akibat mengirim dan menerima pesan ucapan selamat dengan gambar dan video.Selengkapnya di bagian penjelasan.

    Rujukan