• (GFD-2020-5383) [SALAH] “Ngabalin Sindir Refly Harun: Katanya Ahli Hukum Ko Jadi Provokator Kasihan Sekali Kamu Apa Tak Ada Kerjaan Lain?”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 28/10/2020

    Berita

    “Ngabalin Sindir Refly Harun: Katanya Ahli Hukum Ko Jadi Provokator Kasihan Sekali Kamu Apa Tak Ada Kerjaan Lain?”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Facebook Zulfansyah mengunggah gambar dengan judul “Ngabalin Sindir Refly Harun: Katanya Ahli Hukum Ko Jadi Provokator Kasihan Sekali Kamu Apa Tak Ada Kerjaan Lain?” pada Senin (26/10/20).

    Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa gambar tersebut merupakan hasil suntingan/editan dari salah satu artikel milik sulselekspres.com yang berjudul “Ngabalin Sindir Refly Harun: Katanya Ahli Hukum Ko Jadi Provokator” yang tayang pada Minggu (25/10/20).

    Berdasarkan hasil penelusuran, konten tersebut masuk ke dalam kategori Manipulated Content atau konten yang dimanipulasi.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Rizky Maulana (Universitas Bina Sarana Informatika).

    Tangkapan layar tersebut merupakan hasil suntingan berita milik sulseslekspres.com yang berjudul “Ngabalin Sindir Refly Harun: Katanya Ahli Hukum Ko Jadi Provokator” yang tayang pada Minggu (25/10/20).

    Rujukan

  • (GFD-2020-5382) [SALAH] Video “Terjadi demonstrasi kerusuhan di Thailand”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 28/10/2020

    Berita

    Akun Kwok Fu Lai (fb.com/kwokfu.lai.9) mengunggah sebuah video pada 17 Oktober 2020 dengan narasi “泰國~出現暴動示威,防暴警察噴射胡椒特霧~驅散示威者。” atau yang jika diterjemahkan :

    “Thailand ~ Terjadi demonstrasi kerusuhan dan polisi anti huru hara menyemprotkan semprotan merica khusus ~ untuk membubarkan para demonstran.”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim adanya video kerusuhan dalam aksi demonstrasi di Thailand pada 17 Oktober 2020 adalah klaim yang salah.

    Fakta, bukan di Thailand. Aksi unjuk rasa di video tersebut terjadi di Gedung DPRD Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia pada 8 Oktober 2020.

    Video yang identik, diunggah di kanal Youtube ilove borneo pada 8 Oktober 2020 dengan judul “detik detik demo mahasiswa di pontianak part 3”

    Selain itu, foto bagian gedung DPRD Kalimatan Barat yang identik dengan gedung di video itu diunggah oleh situs media online lokal Pontianak, Post Kota Pontianak dengan judul “PECAH BENTROK MAHASISWA DAN POLISI DI KONTOR DPRD PROVINSI” pada 9 Oktober 2020.

    Dilansir dari news.okezone.com, aksi penolakan Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja di Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) pada Kamis (8/10/2020) berakhir ricuh. Setidaknya, sudah ada 32 diduga perusuh yang diamankan.

    Kabid Humas Polda Kalbar, Kombes Pol Donny Charles Go menerangkan, ada yang memprovokasi sehingga terjadinya bentrok antara massa pengunjuk rasa dengan aparat kepolisian.

    “Kelompok mahasiswa diprovokasi. Sehingga awalnya berlangsung aman, namun terjadi sedikit bentrokan. Karena ada kelompok anak-anak di bawah umur di luar kelompok mahasiswa yang selalu memulai aksi lempar dan tidak berkenan melakukan dialog,” terangnya.

    Ia menjelaskan, ada yang melempar batu saat anggota DPRD Kalbar hendak turun ke lapangan menemui pengunjuk rasa untuk berdialog. Terpaksa anggota DPRD kembali ke gedung. “Karena anggota dewan dilempar dan diserang sehingga petugas pengamanan berupaya memisahkan dan menghalau pengunjuk rasa meninggalkan lokasi unjuk rasa,” jelasnya.

    Menurutnya, hampir 1.000 personel gabungan Polri dan TNI yang dikerahkan untuk mengamankan jalannya aksi penolakan Omnibus Law ini. “Untuk yang diamankan, ada 32 orang pengunjuk rasa. Masih didalami keterlibatannya dalam aksi anarkis,” tegas Donny.

    Saat ini, situasi di Kota Pontianak sudah kondusif. Sama dengan yang disampaikan Kabag Ops Polresta Pontianak, AKP Rizal Ferdianto. Ia mengatakan, dalam aksi penyampaian aspirasi mahasiswa ini disusupi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

    Sementara itu, perwakilan Solidaritas Mahasiswa dan Pemuda Pengemban Amanat Rakyat (Solmadapar) Angga Marta menegaskan, ada 19 OKP dan BEM tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Ampera yang melaksanakan aksi penolakan Omnibus Law ini.

    “Kami menolak secara gamblang dengan menggandeng DPRD Kalbar untuk satu suara menolak Omnibus Law. Kami hanya ini ditegakkannya demokrasi. Hak bersuara jangan dipenjara,” jelasnya usai berorasi.

    Dia menyesalkan terjadinya rusuh antara mahasiswa dan aparat kepolisian. Menurutnya, rusuh ini ada yang provokasi. “Ternyata ada penyusup dan tak diundang. Mereka menjadi percikan-percikan chaos ini. Saya pastikan, kami dari koalisi aksi ini tidak ada melakukan tindakan anarkisme. Itu bukan mahasiswa. Tapi dari luar,” tegasnya.

    Kesimpulan

    Bukan di Thailand. Aksi unjuk rasa di video tersebut terjadi di Gedung DPRD Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia pada 8 Oktober 2020.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5381) [SALAH] Foto Winstar Mendapat Penghargaan Tingkat Nasional untuk Kategori Bupati Balekos Terbaik

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 28/10/2020

    Berita

    “Winstar mendapat penghargaan tingkat nasional untuk katagori Bupati Balekos terbaik”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar postingan berita Koran Jakarta dengan gambar Herwin Yatim ucapkan terima kasih dan merasa terhormat atas penghargaan bupati Balekos. Judul yang tertulis di bawah foto tersebut yaitu “Winstar Mendapat Penghargaan Tingkat Nasional Untuk Katagori Bupati Balekos Terbaik”. Postingan tersebut diunggah oleh akun Sahrul Luwuk.Narasi dalam postingan tersebut “Hama,… LUAR BIASA BUPATI BANGGAI masuk koran Jakarta…. Benar tidak ini punya berita, jangan2 BALEKOS?”.

    Setelah dilakukan penelusuran terhadap foto tersebut, postingan tersebut merupakan suntingan dari Koran Jakarta edisi Kamis, 19 Desember 2019. Terlihat pada koran judul asli berita sebelum diedit yaitu “Gunakan Hasil Bea Masuk untuk Industri dalam Negeri”, dan gambar aslinya petugas kepolisian bersenjata lengkap dengan latar belakan menara gereja.

    Melihat dari penjelasan tersebut, Foto Winstar mendapat penghargaan tingkat nasional untuk kategori Bupati Balekos terbaik tidak benar dan termasuk dalam konten yang dimanipulasi/ manipulated content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Aniq Masruroh (Universitas Sebelas Maret)

    Foto tersebut adalah suntingan. Foto asli adalah dua petugas kepolisian bersenjata lengkap dalam rangkaian pengamanan natal dan tahun baru.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5380) [SALAH] Presiden Jokowi Menjadi Dokter

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 28/10/2020

    Berita

    “Kalau Jokowi sanggup menjadi dokter , ngapain dokter kadrun ala barat menilai buruk kepada Jokowi , alasan cuma satu yaitu mereka tidak mau Indonesia maju , salam sukses buat Jokowi…”

    Hasil Cek Fakta

    Pengguna Facebook Cherry Chups dalam forum Manusia Merdeka mengunggah sebuah foto (27/10) yang menunjukkan Presiden RI Joko Widodo mengenakan jas dan topi berwarna putih, masker, pelindung wajah, serta sarung tangan karet. Unggahan foto tersebut juga disertai dengan keterangan yang menyatakan bahwa Jokowi sanggup menjadi dokter.

    Berdasarkan hasil penelusuran, foto tersebut bukan merupakan foto Jokowi menjadi dokter, melainkan merupakan foto yang diunggah oleh situs presidenri.go.id saat Jokowi melakukan kontrol terhadap fasilitas produksi vaksin COVID-19 pada 11 Agustus 2020 yang lalu. Foto yang sama juga diunggah ulang oleh akun Facebook resmi Jokowi, Presiden Joko Widodo, pada 26 Agustus 2020, disertai dengan keterangan mengenai rencana vaksinasi Covid-19.

    Dengan demikian, informasi yang diunggah oleh pengguna Facebook Cherry Chups tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).

    Informasi yang salah. Faktanya, foto tersebut merupakan foto Presiden Joko Widodo saat tengah melakukan kontrol kesiapan fasilitas produksi vaksin Covid-19 pada 11 Agustus 2020 lalu.

    Rujukan