Akun V i r a l 2020 (fb.com/Viral2020videos) mengunggah sebuah gambar dengan narasi berbahasa Filipina sebagai berikut:
“Ctto By shoto todoroki
Habang naglalakad ako kanina dito sa kahabahan ng Shibuya, Japan. Napansin ko tong portrait ng prime minister ng Japan na si Shinzō Uzumaki Jotaro Abe na katabi ang pangulo ng Pilipinas na si president Duterte. Nakalagay sa tapat sa isa sa mga national museum dito sa Japan. Maraming tao ang bumibisita dito araw-araw para magbigay galang sa dalawang lider na ito. Iniisip ko lang, buti pa mga ibang lahi, saludo at kayang magbigay galang sa pangulo ng Pilipinas na si tatay Digong. Samantalang diyan sa Pilipinas, ay grabe kung bastos-bastusin. Nakakalungkot na mas nakikita ng mga taga ibang bansa ang husay at galing ng ating tatay Digong! Ganun paman, mas lalong nagpapatuloy ang suporta at pagmamahal ko sa ating mahal na pangulo na tatay nating lahat! Please share at ipakita sa lahat na pang international na si pangulong Duterte!
#ProudFilipino”
Atau yang jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia:
“Ctto By shoto todoroki
Saat aku berjalan di sini sebelumnya di Shibuya, Jepang. Saya melihat potret perdana menteri Jepang Shinzo Uzumaki Jotaro Abe di samping presiden Filipina Duterte. Ditempatkan di salah satu museum nasional di Jepang. Banyak orang berkunjung ke sini setiap hari untuk memberi hormat kepada kedua pemimpin ini. Hanya berpikir, setidaknya ras lain, hormat dan hormat kepada presiden Filipina Bapa Digong. Sementara di Filipina, saya terlalu banyak tidak hormat. Menyedihkan bahwa negara-negara asing melihat yang hebat dan hebat dan hebat! Meskipun begitu, dukungan dan cintaku untuk presiden tercinta yang merupakan ayah kita semua! Tolong bagikan dan tunjukkan kepada semua orang bahwa Presiden Duterte adalah untuk internasional!
#ProudFilipino”
(GFD-2020-4055) [SALAH] Foto “Perdana Menteri Shinzo Abe disamping Presiden Filipina Duterte di museum nasional di Jepang”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 06/06/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa ada foto Perdana Menteri Shinzo Abe disamping Presiden Filipina Duterte di museum nasional di Jepang adalah klaim yang salah.
Faktanya, foto itu adalah foto hasil suntingan atau editan. Foto asilnya adalah foto Presiden RI Jokowi Widodo dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte yang disandingkan serta terpampang besar di bagian pintu masuk Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat pada tahun 2016 sebagai sambutan atas kunjungan Duterte ke Indonesia.
Foto asli, salah satunya diunggah oleh akun Twitter Joseph Morong, Reporter GMA News pada 8 September 2016 dengan narasi sebagai berikut:
“A picture of Pres. Duterte is displayed at d National Monument in Indonesia wc he is set to visit” atau yang jika diterjemahkan : “Gambar Pres. Duterte ditampilkan di Monumen Nasional di Indonesia yang akan dikunjungi”
Dikutip dari detik.com, menggunakan pesawat kepresidenan Filipina, Duterte tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (8/9/2016) malam. Dari video yang di-upload di akun Facebook pemerintah Filipina, Presidential Communications (Government of the Philippines), terlihat Menkum HAM Yasonna Laoly menyambut Duterte beserta rombongan.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte memulai kunjungan kenegaraan perdananya dengan menyambangi komunitas orang Filipina (Pinoy) di Indonesia. Pertemuan Duterte dengan komunitas Pinoy dihelat di Hotel Shangrilla. Dilansir media lokal Filipina, GMA News, Jumat (9/9/2016), usai pertemuan tersebut, Duterte dijadwalkan diterima secara resmi oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada sore harinya.
Faktanya, foto itu adalah foto hasil suntingan atau editan. Foto asilnya adalah foto Presiden RI Jokowi Widodo dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte yang disandingkan serta terpampang besar di bagian pintu masuk Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat pada tahun 2016 sebagai sambutan atas kunjungan Duterte ke Indonesia.
Foto asli, salah satunya diunggah oleh akun Twitter Joseph Morong, Reporter GMA News pada 8 September 2016 dengan narasi sebagai berikut:
“A picture of Pres. Duterte is displayed at d National Monument in Indonesia wc he is set to visit” atau yang jika diterjemahkan : “Gambar Pres. Duterte ditampilkan di Monumen Nasional di Indonesia yang akan dikunjungi”
Dikutip dari detik.com, menggunakan pesawat kepresidenan Filipina, Duterte tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (8/9/2016) malam. Dari video yang di-upload di akun Facebook pemerintah Filipina, Presidential Communications (Government of the Philippines), terlihat Menkum HAM Yasonna Laoly menyambut Duterte beserta rombongan.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte memulai kunjungan kenegaraan perdananya dengan menyambangi komunitas orang Filipina (Pinoy) di Indonesia. Pertemuan Duterte dengan komunitas Pinoy dihelat di Hotel Shangrilla. Dilansir media lokal Filipina, GMA News, Jumat (9/9/2016), usai pertemuan tersebut, Duterte dijadwalkan diterima secara resmi oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada sore harinya.
Kesimpulan
Foto suntingan / editan. Foto asilnya adalah foto Presiden RI Jokowi Widodo dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte yang disandingkan serta terpampang besar di bagian pintu masuk Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat pada tahun 2016 sebagai sambutan atas kunjungan Duterte ke Indonesia.
Rujukan
(GFD-2020-4053) [SALAH] “Pesan Fadli Zon kepada SBY: Saya Kena Bully Setiap Hari, Masak Saya Dibilang ‘Ikan Buntal’”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 06/06/2020
Berita
Akun Herman Chova (fb.com/herman.chova) mengunggah sebuah gambar ke grup Jokowi Teman Rakyat (fb.com/groups/temanrakyat) dengan narasi”Benar Juga”
Gambar yang diunggah adalah gambar tangkapan layar yang seolah artikel berjudul “Pesan Fadli Zon kepada SBY: Saya Kena Bully Setiap Hari, Masak Saya Dibilang ‘Ikan Buntal’”
Gambar yang diunggah adalah gambar tangkapan layar yang seolah artikel berjudul “Pesan Fadli Zon kepada SBY: Saya Kena Bully Setiap Hari, Masak Saya Dibilang ‘Ikan Buntal’”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa ada artikel berjudul “Pesan Fadli Zon kepada SBY: Saya Kena Bully Setiap Hari, Masak Saya Dibilang ‘Ikan Buntal’” adalah klaim yang salah.
Judul tersebut adalah judul hasil suntingan atau editan. Judul artikel asli adalah “Pesan Fadli Zon kepada SBY: Saya Kena Bully Setiap Hari, Santai-santai Saja”.
Di dalam artikel ini, Fadli memberikan nasihat kepada SBY. Bahwa setiap sikap yang diambil politisi pasti mengundang pro dan kontra.
Nasihat ini muncul ketika Fadli menanggapi curhat SBY yang kala itu masih menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.Fadli ingin SBY memahami risiko atau konsekuensi logis yang pasti dihadapi setiap politikus.
“Setiap politisi apapun yang dilakukan pasti ada kelompok yang suka ada kelompok yang tidak suka. Jadi enggak usah baper lah kalau kena bully itu. Saya tiap hari kena bully santai aja, enggak ada tuh saya baper-baperan,” kata Fadli seperti dilansir Kompas.com.
Klaim ini sendiri adalah salah satu hoaks lama yang beredar kembali. Di turnbackhoax.id, artikel periksa fakta berjudul [SALAH] “Masak Saya Dibilang ‘Ikan Buntal’” tayang pada 30 Mei 2019.
Judul tersebut adalah judul hasil suntingan atau editan. Judul artikel asli adalah “Pesan Fadli Zon kepada SBY: Saya Kena Bully Setiap Hari, Santai-santai Saja”.
Di dalam artikel ini, Fadli memberikan nasihat kepada SBY. Bahwa setiap sikap yang diambil politisi pasti mengundang pro dan kontra.
Nasihat ini muncul ketika Fadli menanggapi curhat SBY yang kala itu masih menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.Fadli ingin SBY memahami risiko atau konsekuensi logis yang pasti dihadapi setiap politikus.
“Setiap politisi apapun yang dilakukan pasti ada kelompok yang suka ada kelompok yang tidak suka. Jadi enggak usah baper lah kalau kena bully itu. Saya tiap hari kena bully santai aja, enggak ada tuh saya baper-baperan,” kata Fadli seperti dilansir Kompas.com.
Klaim ini sendiri adalah salah satu hoaks lama yang beredar kembali. Di turnbackhoax.id, artikel periksa fakta berjudul [SALAH] “Masak Saya Dibilang ‘Ikan Buntal’” tayang pada 30 Mei 2019.
Kesimpulan
Hoaks Lama Beredar kembali. Judul suntingan / editan. Judul artikel asli adalah “Pesan Fadli Zon kepada SBY: Saya Kena Bully Setiap Hari, Santai-santai Saja”.
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2019/05/30/salah-masak-saya-dibilang-ikan-buntal/
- https://nasional.kompas.com/read/2019/05/28/15553811/pesan-fadli-zon-kepada-sby-saya-kena-bully-setiap-hari-santai-santai-saja
- https://www.medcom.id/telusur/cek-fakta/0k80eD0k-fadli-zon-curhat-ke-sby-disebut-ikan-buntal-ini-faktanya
(GFD-2020-4052) [SALAH] “Helmi Yahya di pecat dari Dirut TVRI karena September menyiarkan Film G30S PKI”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 06/06/2020
Berita
Akun Tiger Mblo (fb.com/100044773788983) mengunggah postingan dengan narasi sebagai berikut:
“Ooohhh …..
Ternyata Helmi Yahya di pecat dari Dirut TVRI karena September kmrn menyiarkan Film G30S PKI.
Gitu to …..”
“Ooohhh …..
Ternyata Helmi Yahya di pecat dari Dirut TVRI karena September kmrn menyiarkan Film G30S PKI.
Gitu to …..”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta Medcom, klaim bahwa pemecatan Helmy Yahya dari posisi Direktur Utama TVRI karena menyiarkan film G30S/PKI, adalah klaim yang salah.
Dilansir Kompas.com dalam sebuah artikel berjudul “Alasan-alasan Dewas TVRI Pecat Helmy Yahya sebagai Direktur Utama”, disebutkan sejumlah alasan pemecatan Helmy. Pertama, Helmy membeli hak siar liga Inggris yang akhirnya menimbulkan utang bagi perusahaan.
Kedua, kinerja Helmy dianggap tidak sesuai dengan visi dan misi TVRI. Pasalnya, Helmy terkesan hanya mengedepankan rating dan share.
“Tupoksi TVRI sesuai visi misi TVRI adalah televisi publik. Kami bukan swasta, jadi yang paling utama adalah edukasi, jati diri, media pemersatu bangsa. Prioritas programnya juga seperti itu,” kata Ketua Dewan Pengawas (Dewas) TVRI Arif Hidayat Thamrin seperti dilansir Kompas.com, Rabu 22 Januari 2020.
Ketiga, rebranding TVRI dianggap tidak sesuai dengan rencana. Alhasil biaya implementasi rebranding sebesar Rp8,2 miliar mengganggu alokasi pos anggaran lainnya.
“Yang paling banyak diambil dari program dan berita senilai Rp 6,2 miliar,” kata Anggota Dewas TVRI Maryuni Kabul Budiono.
Kemudian dilansir Republika.co.id, alasan lain pemecatan Helmy lantaran terjadinya inefisiensi atas tayangan ‘Kuis Siapa Berani’ yang menelan anggaran sebesar Rp146.533.000. Selain itu juga karena keterlambatan pembayaran honor pegawai dalam rentang waktu Mei-Desember senilai Rp7,6 miliar.
“Kondisi itu menyebabkan banyak karyawan berutang hingga tak pulang ke rumah selama sepekan,” tulis Republika.co.id dalam laporannya pada Minggu 26 Januari 2020.
Dilansir Kompas.com dalam sebuah artikel berjudul “Alasan-alasan Dewas TVRI Pecat Helmy Yahya sebagai Direktur Utama”, disebutkan sejumlah alasan pemecatan Helmy. Pertama, Helmy membeli hak siar liga Inggris yang akhirnya menimbulkan utang bagi perusahaan.
Kedua, kinerja Helmy dianggap tidak sesuai dengan visi dan misi TVRI. Pasalnya, Helmy terkesan hanya mengedepankan rating dan share.
“Tupoksi TVRI sesuai visi misi TVRI adalah televisi publik. Kami bukan swasta, jadi yang paling utama adalah edukasi, jati diri, media pemersatu bangsa. Prioritas programnya juga seperti itu,” kata Ketua Dewan Pengawas (Dewas) TVRI Arif Hidayat Thamrin seperti dilansir Kompas.com, Rabu 22 Januari 2020.
Ketiga, rebranding TVRI dianggap tidak sesuai dengan rencana. Alhasil biaya implementasi rebranding sebesar Rp8,2 miliar mengganggu alokasi pos anggaran lainnya.
“Yang paling banyak diambil dari program dan berita senilai Rp 6,2 miliar,” kata Anggota Dewas TVRI Maryuni Kabul Budiono.
Kemudian dilansir Republika.co.id, alasan lain pemecatan Helmy lantaran terjadinya inefisiensi atas tayangan ‘Kuis Siapa Berani’ yang menelan anggaran sebesar Rp146.533.000. Selain itu juga karena keterlambatan pembayaran honor pegawai dalam rentang waktu Mei-Desember senilai Rp7,6 miliar.
“Kondisi itu menyebabkan banyak karyawan berutang hingga tak pulang ke rumah selama sepekan,” tulis Republika.co.id dalam laporannya pada Minggu 26 Januari 2020.
Kesimpulan
Bukan karena menyiarkan film G30SPKI. Helmy dipecat antara lain karena dampak dari pembelian hak siar liga Inggris yang akhirnya menimbulkan utang bagi perusahaan.
Rujukan
- https://www.medcom.id/telusur/cek-fakta/PNgWBY8N-helmy-yahya-dipecat-dari-tvri-karena-siarkan-film-g30s-pki-ini-faktanya
- https://nasional.kompas.com/read/2020/01/22/07054681/alasan-alasan-dewas-tvri-pecat-helmy-yahya-sebagai-direktur-utama?page=all
- https://republika.co.id/berita/q4o6b3409/alasan-dewas-tvri-pecat-helmy-yahya
(GFD-2020-4051) [SALAH] “BEDA KELAS. DULU KLAS VVIP. SEKARANG KELAS. EKONOMI”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 06/06/2020
Berita
Akun Aprizal (fb.com/100048267600532) mengunggah sebuah gambar ke grup Anies Baswedan For President 2024 (fb.com/groups/2573437279610101) dengan narasi sebagai berikut:
“BEDA KELAS… DULU KLAS VVIP.. SEKARANG KELAS….EKONOMI WK WK WK…
# SEKARANGMAH KACAU ZAMAN IKI”
Gambar tersebut memperlihatkan Presiden ke-2 RI Soeharto dan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Masing-masing terlihat sedang berjabat tangan. Presiden ke-2 RI Soeharto tampak menjabat tangan seseorang dengan posisi tegak. Sementara Jokowi menjabat tangan seseorang dengan membungkukkan badan.
Terdapat narasi : “Pemimpin Cerminan Pemilihnya”, Cina dulu”, “Yang merasa bangsa indonesia boleh bangga”, “Cina sekarang”, “Yang merasa bangsa cina boleh bangga”
“BEDA KELAS… DULU KLAS VVIP.. SEKARANG KELAS….EKONOMI WK WK WK…
# SEKARANGMAH KACAU ZAMAN IKI”
Gambar tersebut memperlihatkan Presiden ke-2 RI Soeharto dan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Masing-masing terlihat sedang berjabat tangan. Presiden ke-2 RI Soeharto tampak menjabat tangan seseorang dengan posisi tegak. Sementara Jokowi menjabat tangan seseorang dengan membungkukkan badan.
Terdapat narasi : “Pemimpin Cerminan Pemilihnya”, Cina dulu”, “Yang merasa bangsa indonesia boleh bangga”, “Cina sekarang”, “Yang merasa bangsa cina boleh bangga”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjabat tangan orang Cina dengan membungkukkan badan adalah klaim yang salah.
Faktanya, pria berbaju putih yang bersalaman dengan Jokowi itu bukanlah WNA Cina. Foto tahun 2014, ketika Jokowi menjabat tangan Priyo Budi Santoso.
Priyo adalah Warga Negara Indonesia (WNI) kelahiran Trenggalek, Jawa Timur. Priyo kala itu menjabat sebagai Wakil Ketua DPR dan Jokowi masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Dilansir Medcom.id pada April 2014, foto itu sempat menjadi trending topic di media sosial twitter. Jokowi dan Priyo berjabat tangan saat mereka bertemu di acara ulang tahun buruh di Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta. Keduanya mengenakan kemeja putih. Bedanya, Priyo melengkapi penampilannya dengan dasi.
“Jokowi menyalami Priyo sambil membungkuk. Priyo pun menyambut rasa hormat Jokowi itu dengan tersenyum. Tangan kirinya tampak menepuk pundak Jokowi,” tulis Medcom.id dalam laporannya pada Jumat 4 April 2014.
Sementara itu, foto Presiden ke-2 RI Soeharto yang menjabat tangan seseorang dengan posisi tegak itu adalah foto ketika Soeharto bertemu dengan Sudono Salim alias Liem Sioe Liong, seorang pengusaha pada zaman Orde Baru.
Foto yang sama, diunggah di artikel berjudul “Liem Sioe Liong dan Salim Group, Pilar Bisnis Soeharto (1)” di situs afandriadya.com pada 25 Februari 2018.
Faktanya, pria berbaju putih yang bersalaman dengan Jokowi itu bukanlah WNA Cina. Foto tahun 2014, ketika Jokowi menjabat tangan Priyo Budi Santoso.
Priyo adalah Warga Negara Indonesia (WNI) kelahiran Trenggalek, Jawa Timur. Priyo kala itu menjabat sebagai Wakil Ketua DPR dan Jokowi masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Dilansir Medcom.id pada April 2014, foto itu sempat menjadi trending topic di media sosial twitter. Jokowi dan Priyo berjabat tangan saat mereka bertemu di acara ulang tahun buruh di Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta. Keduanya mengenakan kemeja putih. Bedanya, Priyo melengkapi penampilannya dengan dasi.
“Jokowi menyalami Priyo sambil membungkuk. Priyo pun menyambut rasa hormat Jokowi itu dengan tersenyum. Tangan kirinya tampak menepuk pundak Jokowi,” tulis Medcom.id dalam laporannya pada Jumat 4 April 2014.
Sementara itu, foto Presiden ke-2 RI Soeharto yang menjabat tangan seseorang dengan posisi tegak itu adalah foto ketika Soeharto bertemu dengan Sudono Salim alias Liem Sioe Liong, seorang pengusaha pada zaman Orde Baru.
Foto yang sama, diunggah di artikel berjudul “Liem Sioe Liong dan Salim Group, Pilar Bisnis Soeharto (1)” di situs afandriadya.com pada 25 Februari 2018.
Kesimpulan
Bukan WNA Cina. Foto tahun 2014, ketika Jokowi menjabat tangan Priyo Budi Santoso. Priyo adalah Warga Negara Indonesia (WNI) kelahiran Trenggalek, Jawa Timur. Priyo kala itu menjabat sebagai Wakil Ketua DPR dan Jokowi masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Rujukan
- https://www.medcom.id/telusur/cek-fakta/4KZRA7qK-foto-presiden-jokowi-jabat-tangan-pihak-tiongkok-sambil-membungkukkan-badan
- https://www.medcom.id/nasional/politik/ob3lPv0k-priyo-kaget-foto-jokowi-membungkuk-jadi-perbincangan
- https://www.merdeka.com/priyo-budi-santoso/profil/
- https://afandriadya.com/2018/02/25/liem-sioe-liong-dan-salim-group-pilar-bisnis-soeharto-1/
- https://kumparan.com/profil-orang-sukses/profil-orang-sukses-sudono-salim-konglomerat-yang-pernah-menjadi-gembel-1swOC3prAm6/full
Halaman: 5967/6453