• (GFD-2019-3377) [KLARIFIKASI] ITB STIKOM Bali Berikan Klarifikasi Atas Isu Telah Terpapar ISIS

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 09/12/2019

    Berita

    Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer (Stikom) Bali memberikan klarifikasi atas tuduhan kepada perguruan tinggi itu telah terpapar ISIS. Prof. I Made Bandem selaku pendiri Yayasan Widya Dharma Shanti Denpasar menegaskan isu tersebut tidak benar. “Isu itu tidak benar. Itu hoaks. Kampus kami sangat menghargai keberagaman dan menjunjung tinggi nasionalisme serta adat dan budaya,” tegas Prof. I Made Bandem. Menurutnya, isu hoaks yang menimpa kampus ITB Stikom Bali itu sebenarnya terjadi sangat lama, yakni tepatnya 28 November 2015 lalu.

    =====

    Narasi:

    SEKEDAR MENGINGATKAN saja . . .

    Masyarakat Bali vs STIKOM Bali Scorenya 0 : 4

    Wajar jika masyarakat Bali menaruh kecurigaan yang mendalam terhadap STIKOM Bali. Ini adalah sederetan rekaman ingatan publik yang sulit untuk dibantah dan kemudian dianggap sebagai kebetulan belaka;

    1. Kasus mahasiswa hindu yang hilang yang kemudian akhirnya ditemukan di lombok sudah menjadi mualaf adalah mahasiswa STIKOM Bali.

    2. Bank Mualamat yang sign boardnya demikian mentereng di STIKOM Bali bahkan konon Bank Syariah ini memiliki kantor di dalan gedung STIKOM Bali. STIKOM Bali adalah kampus yang getol dengan kemitraannya dengan Bank Syariah.

    3. Sepak terjang direktur STIKOM Bali Dadang Hermawan yang adalah ketua Masyarakat Ekonomi Syariah Bali yang sudah bikin geger dan melukai hati orang Bali dengan meluncurkan gagasan Wisata Syariah di Bali. Dadang Hermawan juga ingin mengembangkan MES di 5 daerah di Bali. Direktur STIKOM ini juga aktif di JPMI (Jaringan Pengusaha Muslim Indonesia), jadi selalu aktif di kegiatan dengan label agama.

    4. Adalah sebuah kebetulan yang super luar biasa jika kemudian 3 buah mobil operasional STIKOM Bali semuanya memiliki nomer plat DK 1515 yang kalau dibaca menjadi “ISIS”, bahkan salah satunya adalah DK 1515 DH yang merupakan inisial dari Dadang Hermawan. Pihak STIKOM Bali telah mengklarifikasi bahwa 1515 diasosiasikan dengan “first”, namun lagi-lagi masyarakat tersakiti karena dianggap bodoh. 1515 = “first” hanyalah logika onta, bukan logika Orang Bali.

    ISIS adalah organisasi yang sangat berbahaya, tetap waspada sebelum terlambat.

    Masyarakat Bali vs STIKOM Bali 0 : 4

    Pasang mata, selalu waspada. Pemikiran sektarian di dunia pendidikan lebih mengerikan effeknya dibandingkan dengan wacana Wisata Syariah.

    Orang ini menjadi besar kepala karena kebesaran STIKOM Bali. Stop memberi amunisi kepada STIKOM Bali atau Dadang Out!!!!

    =====

    Hasil Cek Fakta

    Penjelasan:

    Beredar informasi yang menyebutkan bahwa Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer (Stikom) Bali telah terpapar ISIS. Adapun, dalam informasi yang beredar itu terdapat empat poin argumen yang menguatkan hal tersebut.

    Berdasarkan hasil penelusuran, pihak ITB Stikom Bali telah memberikan klarifikasinya. Klarifikasi itu sudah dipublikasikan melalui akun media sosial milik kampus tersebut. Berikut klarifikasi pihak perguruan tinggi tersebut melalui akun Facebooknya:

    […] Klarifikasi & Pernyataan Sikap ITB STIKOM BALI

    Terkait Hoax “Masyarakat Bali vs STIKOM Bali”

    Tujuan pendirian STMIK STIKOM BALI pada tahun 2002 adalah bentuk kecintaan dan komitmen kami — para pendiri yaitu Ida Bagus Dharmadiaksa, Satria Dharma, Dadang Hermawan, dan saya sendiri, Made Bandem — atas situasi dunia pendidikan tinggi di Bali saat itu yang belum memiliki sebuah lembaga pendidikan tinggi dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi.

    Berbekal keyakinan bahwa TIK akan menjadi salah satu bidang ilmu yang merubah dunia, kami pun berkolaborasi, berjuang, dan bekerja keras mewujudkan STMIK STIKOM BALI.

    Visi itu pun menjadi visi bersama, masyarakat Bali mendukung kami, dan sampai saat ini STMIK STIKOM BALI, dengan status barunya ITB STIKOM BALI telah meluluskan ribuan sarjana komputer dan ahli madya komputer. Tidak ada maksud lain, selain memajukan pendidikan TIK di Bali yang mampu meluluskan SDM yang berkompetensi dalam bidangnya. Prestasi ini bukan semata milik kami, bukan untuk memperkaya diri, namun menjadi prestasi masyarakat Bali dalam berkontribusi dalam pembangunan bangsa melalui TIK.

    Dan ketika passion dan kecintaan bersama ini dinodai oleh hoax ‘berita palsu’, dan ujaran kebencian, yang bertujuan merusak kepercayaan, kerukunan, dan toleransi di antara kita, maka ijinkanlah saya, atas nama ITB STIKOM BALI, menyampaikan klarifikasi dan pernyataan sebagai berikut:

    1. Berita palsu bermuatan SARA yang ditujukan kepada ITB STIKOM BALI adalah isu lama yang didaur ulang sehingga tidak ada validitas dan relevansinya dengan kondisi ITB STIKOM BALI dewasa ini.

    2. Kegaduhan dari berita palsu bermuatan adu-domba ini mesti disadari bukan semata-mata ingin menghancurkan nama baik dan prestasi ITB STIKOM BALI, namun ditujukan sebagai upaya memecah-belah kebersamaan, kerukunan dan kedamaian di Bali, dan ini sangatlah berbahaya karena bisa menimbulkan konflik di tataran akar rumput.

    3. Keluarga besar ITB STIKOM BALI mengecam penyebaran hoax bermuatan SARA ini, dan akan menjalankan tanggung jawab moral menjaga NKRI dengan menempuh jalan hukum.

    4. ITB STIKOM BALI tetap berkomitmen menjadi kampus TIK yang berlandaskan pada keteguhan melestarikan, mengembangkan, dan memajukan kebudayaan Bali.

    Demikan pernyataan ITB STIKOM BALI, dan saya mengajak semua lapisan masyarakat untuk berpikir jernih dan menghindari tindakan anarkis yang merugikan kita semua. Kepada semua anggota Keluarga Besar ITB STIKOM BALI, termasuk para alumni yang kini mengabdi di berbagai tempat di Indonesia, mari kita gunakan masalah ini sebagai kesempatan berharga untuk menunjukkan kualitas kita sebagai insan akademis yang menghargai toleransi serta setia kepada Pancasila dan NKRI.

    Denpasar, 3 Desember 2019

    Yayasan Widya Dharma Shanti Denpasar – ITB STIKOM BALI,

    Prof. Dr. I Made Bandem, M.A.

    #KamiKlarifikasi

    #PernyataanSikap

    #TurnBackHoax

    #SaringSebelumSharing […]

    Selain klarifikasi tertulis, pihak ITB Stikom Bali pun sudah menggelar konferensi pers dengan mengundang sejumlah media di Bali. Melalui konferensi pers tersebut, Prof. I Made Bandem selaku pendiri Yayasan Widya Dharma Shanti Denpasar yang menaungi kampus Stikom Bali menegaskan bahwa isu yang beredar tidak benar.

    “Isu itu tidak benar. Itu hoaks. Kampus kami sangat menghargai keberagaman dan menjunjung tinggi nasionalisme serta adat dan budaya,” tegas Prof. I Made Bandem.

    Menurut Prof Bandem, isu hoaks yang menimpa kampus ITB Stikom Bali itu sebenarnya terjadi sangat lama, yakni tepatnya 28 November 2015 lalu. Namun pada 29 November hingga 1 Desember 2019, isu ini kembali disebarluaskan kembali di medsos (facebook dan whatsapp).

    Untuk itu, tak mau kejadian serupa terulang dan sebagai upaya memberikan efek jera meluruskan informasi palsu tersebut, pihak Stikom Bali berencana akan menempuh jalur hukum.

    Namun sebelum mengambil langkah hukum, pihak kampus kata Prof Bandem terlebih dahulu melakukan kajian mendalam. Selain itu juga akan dilakukan kerjasama dengan pihak kepolisian, provider dan juga media sosial untuk menelusuri asal muasal hoaks ini beredar.

    “Akan dikaji dulu nanti. Pihak-pihak mana saja yang akan dilaporkan. Tujuannya adalah supaya ada kesadaran bersama bahwa hal ini merugikan. Agar ke depannya masyarakat juga bisa bersikap dan terhindar dari hoaks,” tambahnya.

    Rektor ITB Stikom Bali Dr Dadang Hermawan Ak pun angkat bicara memberikan klarifikasinya. Ia mengatakan, berita hoaks yang beredar ini sejatinya sudah pernah diklarifikasi pada tahun 2015 silam.

    Dimana saat itu, Stikom Bali diisukan berafiliasi dengan kelompok radikal ISIS.

    Kata Dadang, pihak penyebar hoaks menghubungkan tudingan itu dengan sejumlah sarana milik kampus ITB Stikom Bali diantaranya mobil operasional milik kampus yang memiliki nomor polisi dengan angka unik, yakni 1515.

    “Masalah ini pertama kali di tahun 2015. Terkait nomor kendaraan mobil kami 1515. Nomor itu sendiri ada karena ingin ada ciri khas saja. Makanya dikasih nomor plat yang sama dengan beberapa mobil lain juga. Tidak ada hubungannya dengan ISIS,” terangnya.

    berita hoaks yang beredar ini sejatinya sudah pernah diklarifikasi pada tahun 2015 silam.

    Dimana saat itu, Stikom Bali diisukan berafiliasi dengan kelompok radikal ISIS.

    Kata Dadang, pihak penyebar hoaks menghubungkan tudingan itu dengan sejumlah sarana milik kampus ITB Stikom Bali diantaranya mobil operasional milik kampus yang memiliki nomor polisi dengan angka unik, yakni 1515.

    “Masalah ini pertama kali di tahun 2015. Terkait nomor kendaraan mobil kami 1515. Nomor itu sendiri ada karena ingin ada ciri khas saja. Makanya dikasih nomor plat yang sama dengan beberapa mobil lain juga. Tidak ada hubungannya dengan ISIS,” terangnya.

    Rujukan

  • (GFD-2019-3376) [SALAH] “UYM: Sholat Dimonas Itu Dosa, Karena Dianggap Riya, Semoga Para Alumni 212 Segera Bertobat”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 09/12/2019

    Berita

    Unggahan akun Facebook Aazk Zumhari Khanel atau @zumhari.khan yang berisi screenshot artikel merdekaind.blogspot.com yang bertajuk “UYM: Sholat Dimonas Itu Dosa, Karena Dianggap Riya, Semoga Para Alumni 212 Segera Bertobat” adalah tidak benar adanya.

    Menanggapi hal tersebut, Ustadz Yusuf Mansur melalui akun Instagramnya @yusufmansurnew menyatakan “Hehehe. Alhamdulillaah saya GA PERNAH bcr ini. Be the Santuyers… :grin:. Be the Kalemers… Sholluu ‘alannabiyy…,” unggah akun @yusufmansurnew, Selasa (3/12).

    NARASI:

    “UYM: Sholat Dimonas Itu Dosa, Karena Dianggap Riya, Semoga Para Alumni 212 Segera Bertobat,” unggah akun Facebook Aazk Zumhari Khanel atau @zumhari.khan, Selasa (3/12).

    Hasil Cek Fakta

    Akun Facebook Aazk Zumhari Khanel atau @zumhari.khan mengunggah screenshot artikel dari merdekaind.blogspot.com yang bertajuk “UYM: Sholat Dimonas Itu Dosa, Karena Dianggap Riya, Semoga Para Alumni 212 Segera Bertobat”. Berikut isi artikel lengkapnya:

    “MERDEKAIND,- Massa dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti shalat tahajud di Lapangan Monumen Nasional (Monas) Jakarta sebagai bagian kegiatan damai Reuni 212. Wartawan MERDEKAIND yang memantau kegiatan di Monas, Jakarta Pusat, Senin dini hari melaporkan shalat tahajud itu dipusatkan di sisi barat kawasan Monas.

    Shalat tahajud itu dipimpin oleh Imam Syekh Amar dari Palestina yang dimulai pukul 03.00 WIB.

    Peserta reuni terlihat khusyuk melaksanakan ibadah shalat tahajud meski cuaca di sekitar lapangan Monas cukup dingin dan angin berdesir.

    Namun Kekhusyuan ini menurut Ustadz Yusuf Mansur lebih ke riya, yaitu ingin dipuji, semoga mereka segera bertobat.

    “Dalam bahasa Arab, arriya berasal dari kata kerja raa yang bermakna memperlihatkan. Riya merupakan memperlihatkan sekaligsu memperbagus suatu amal ibadah dengan tujuan agar diperhatikan dan mendapat pujian dari orang lain. Riya termasuk karena meniatkan ibadah selain kepada Allah SWT, semoga mereka segera bertobat” ucap Yusuf Mansur.

    Panitia setempat melalui pengeras suara mengumumkan setelah shalat tahajud, kemudian dilanjutkan istighatsah yang disampaikan oleh Buya Kurtubi dari Banten.

    Setelah itu, dilanjutkan dengan dzikir menjelang dilaksanakan shalat subuh berjamaah.

    Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al Quran.

    Panitia menyebutkan kegiatan damai Reuni 212 tersebut tidak hanya diikuti peserta dari Jakarta dan kota sekitarnya tetapi juga dari beberapa daerah seperti Solo, Yogyakarta hingga Aceh”.

    Pada unggahan tersebut, akun @zumhari.khan menambahkan narasi yang berbunyi “Bagai mana dgn umroh apakah termasuk riya juga??Heee.IMAN YG TERJUAL”.

    Sementara Ustadz Yusuf Mansur sendiri telah membantahnya, melalui akun Instagramnya @yusufmansurnew. Berikut klarifikasi lengkapnya:

    “Hehehe. Alhamdulillaah saya GA PERNAH bcr ini. Be the Santuyers… :grin:. Be the Kalemers… Sholluu ‘alannabiyy…,” unggah akun @yusufmansurnew, Selasa (3/12).

    Klarifikasi dari Ustadz Yusuf Mansur ini pun ditayangkan oleh beberapa media daring, yaitu detik.com, okezone.com dan medcom.id.

    Rujukan

  • (GFD-2019-3375) [SALAH] “korban terkaman harimau d jln garuda sakti, pekan baru”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 09/12/2019

    Berita

    Bukan korban terkaman harimau di Pekanbaru. Korban di dalam foto tersebut adalah Ahli Hasibuan, warga Desa Siraisan, Kecamatan Ulu Barumun, Kabupaten Padanglawas (Palas), Sumatra Utara (Sumut), yang ditemukan tewas karena diduga diterkam binatang buas harimau pada Jumat, 17 Mei 2019.

    Akun Gabe Hangoluan (fb.com/gabe.hangoluan.9) mengunggah beberapa gambar dengan narasi :

    “korban terkaman harimau d jln garuda sakti
    pekan baru..”

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN

    Setelah dilakukan penelusuran dengan menggunakan Google Images, ternyata korban yang ada di dalam foto tersebut bukanlah korban terkaman harimau di Pekanbaru yang kemunculan jejaknya terlihat oleh warga pada 2 Desember 2019.

    Korban dalam foto tersebut adalah Ahli Hasibuan, warga Desa Siraisan, Kecamatan Ulu Barumun, Kabupaten Padanglawas (Palas), Sumatra Utara (Sumut), yang ditemukan tewas dengan kondisi kepala dan badannya terpisah di kebun miliknya sendiri, Jumat (17/05/2019).

    Ironisnya, tangan kanan juga terpisah dari badan. Diduga, korban tewas akibat diterkam binatang buas harimau.

    Menurut informasi yang diperoleh, tewasnya Ahli Hasibuan diketahaui setelah istrinya Dancun (45), mendatangi perangkat dan kepala desa setempat guna melaporkan bahwa suaminya belum pulang dari kebun. Selanjutnya. Selanjutnya, kepala desa langsung meminta warga di tempat untuk sama sama mencari korban ke kebun.

    Setelah tubuh korban ditemukan, warga membawa ke rumah sakit umum setempat. Berdasarkan hasil visum, korban tewas karena diserang binatang buas.

    Sementara itu, Warga Desa Karya Indah, Kabupaten Tambang, Kabupaten Kampar, Riau dihebohkan dengan jejak tapak kaki yang diduga kuat harimau. Petugas menegaskan, bahwa jejak itu persis harimau.

    “Hasil penelitian jejak yang ditemukan warga itu adalah harimau. Ukurannya tapaknya antara 13 atau 14, diperkirakan harimau dewasa,” kata Kepala Bidang Wilayah 2, Heru Sutmantoro kepada Okezone, Senin (2/12/2019).

    Dia menjelaskan, kemunculan jejak kaki harimau itu terlihat oleh warga tadi pagi. Beberapa jejak harimau terlihat di jalan tanah yang bekas turun hujan. Jadi sangat terlihat jelas jejak jejak harimau tersebut.

    Lokasi jejak kaki harimau berdekatan dengan daerah Garuda Sakti, Kota Pekanbaru. Di perkirakan harimau itu berawasal dari kawasan hutan taman raya (Tahura). Lokasi temuan itu berada di jelajahnya (homering).

    “Lokasinya penemuan jejak harimau berada di perumahan yang belum lama dibangun. Jadi bukan bangunan lama. Homering harimau ini berada di sepanjang kebun sawit,” ucapnya.

    Selain dengan harimau, Desa Karya Indah merupakan homering atau daerah jelajah gajah Sumatera (Elephas maxsimus Sumateranus). Hewan bongsor itu sering juga melintas di sana. Untuk itu diminta warga tidak melakukan tindakan melawan hukum.

    “Gajah dan harimau merupakan hewan dilindungi. Kita minta warga tidak melakukan tindakan sendiri sendiri. Di sana memang daerah perlintasan harimau dan gajah. Tim sudah ke lokasi,” pungkasnya.

    Rujukan

  • (GFD-2019-3374) [SALAH] Pemilu Belum Dilaksanakan, Tapi Sudah Tau Menang

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 09/12/2019

    Berita

    Unggahan akun Facebook Sugeng Raharjo atau @sugeng.raharjo.33 yang berisi screenshot berita media daring Timlo.net yang bertajuk “Jokowi-Amin Sudah Sebulan Dilantik, KPU Bongkar Ribuan Kotak Suara Pemilu 2019” dengan menambahkan narasi “Lha iya gk aneh….Pemilu aja belum di laksanakan tapi sdh tau Menang,” dapat masuk kedalam kategori konten yang menyesatkan atau misleading konten.

    Diketahui dalam artikel Timlo.net tersebut, pembongkaran kotak suara dilakukan untuk kepentingan pengarsipan dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Selain itu diketahui juga KPU menetapkan pasangan Jokowi – Ma’ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih pada Minggu, 30 Juni 2019, setelah MK menolak gugatan yang diajukan Prabowo – Sandi.

    NARASI:

    “Lha iya gk aneh….Pemilu aja belum di laksanakan tapi sdh tau Menang,” unggah akun Facebook Sugeng Raharjo atau @sugeng.raharjo.33, Rabu (27/11).

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN:


    Akun Facebook Sugeng Raharjo atau @sugeng.raharjo.33 mengunggah screenshot berita media daring yang berjudul “Jokowi-Amin Sudah Sebulan Dilantik, KPU Bongkar Ribuan Kotak Suara Pemilu 2019”. Namun, pada unggahan tersebut, akun @sugeng.raharjo.33 menambahkan narasi yang inti pesannya mendiskreditkan Pemilu 2019. Berikut narasi lengkapnya:

    “Lha iya gk aneh….Pemilu aja belum di laksanakan tapi sdh tau Menang,” unggah akun Facebook @sugeng.raharjo.33, Rabu (27/11).

    Setelah ditelusuri melalui mesin pencari, dalam artikel Timlo.net tersebut, tidak ditemukan penjelasan yang menyatakan Pemilu belum dilaksanakan, tetapi sudah diketahui siapa pemenangnya. Akan tetapi dalam artikel itu dijelaskan bahwa pembongkaran ribuan kotak suara, dilakukan untuk pengarsipan dari pelaksanaan Pemilu yang lalu.

    Berikut artikel lengkapnya:

    Jokowi-Amin Sudah Sebulan Dilantik, KPU Bongkar Ribuan Kotak Suara Pemilu 2019
    2 Desember 2019 , 13:05 WIB | muhammad ismail – Timlo.net in Kota, Sosial

    Solo — Komisi Pemilihan Umum (KPU) Solo membongkar 8.670 kotak suara Pemilu 17 April 2019. Kotak suara tersebut terbagi dalam lima bagian, yakni kotak DPRD Kota, DPD, Capres-Cawapres, DPR RI, dan DPRD Provinsi Jateng.

    “Hari ini (Senin) kami mulai bongkar lima kotak suara yang digunakan saat Pileg dan Pilpres tanggal 17 April lalu,” ujar Ketua KPU Solo, Nurul Sutarti kepada Timlo.net, Senin (2/12).

    Pembongkaran kotak suara tersebut, kata dia, dilakukan setelah KPU RI mengeluarkan aturan terkait kotak suara Pileg dan Pilpres dibongkar setelah sebulan presiden dan wapres terpilih, Jokowi-Ma’ruf Amin, anggota DPR RI, anggota DPRD Kota, anggota DPRD Provinsi, dan anggota DPD selesai dilantik dan mengucap janji jabatan.

    “Kami tindak lanjuti aturan itu dengan mengundang Bawaslu dan Polresta Solo untuk menjadi saksi pembongkaran kotak suara ini,” kata dia.

    Nurul mengatakan, total ada sebanyak 8.670 kotak suara yang dibongkar petugas KPU. Kotak suara tersebut terdiri dari surat suara, kertas perhitungan suara, berita acara, paku, dan lainnya.

    “Baik kotak suara dan isinya tidak ada yang kita musnahkan. Khusus kotak suara ini masuk kategori arsip sehingga kita keluarkan dan dimasukkan ke dalam bungkus plastik bening dan diberikan tulisan TPS asal kotak suara yang dibongkar,” jelasnya.

    Diketahui, KPU telah menetapkan pasangan Joko Widodo (Jokowi) – Ma’ruf Amin pada Minggu (30/6) 2019 lalu, setelah Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan dari pasangan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno.


    =====

    Rujukan