• (GFD-2019-3381) [KLARIFIKASI] Beredar Surat Rekrutmen Satpol PP, Kepala Satpol PP dan Damkar Sintang Angkat Bicara

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 09/12/2019

    Berita

    Beredar sebuah informasi mengenai informasi lowongan kerja sebagai tenaga Bantuan Polisi (Banpol PP) Pamong Praja tahun 2020. Informasi tersebut beredar dengan mengatasnamakan pemerintah kabupaten Sintang. Namun hal tersebut langsung mendapat bantahan dari Kasatpol PP Sintang, yang menyebut bahwa surat rekrutmen yang mengatasnamakan pemerintah kabupaten Sintang itu adalah tidak benar.

    NARASI:

    Kepala Satpol PP dan Damkar, Martin Nandung: “Gak jelas sumber dan tidak ada penanggungjawab. Ndak ada cap dan tanda tangan,”.

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN: Kepala Satpol PP dan Damkar Sintang, Martin Nandung angkat bicara terkait dengan munculnya surat pengumuman rekrutmen yang mengatasnamakan pemerintah Sintang. Menurutnya, saat ini Satpol PP tidak mengeluarkan surat seperti halnya yang beredar di masyarakat tersebut.

    “Gak jelas sumber dan tidak ada penanggungjawab. Ndak ada cap dan tanda tangan,” pungkas Martin.

    Lanjut Martin, ia mengungkapkan bahwa sejauh ini pihaknya belum membuka penerimaan Satpol PP. Ia menduga pengumuman tersebut dibuat oleh oknum yang tidak bertanggung jawab demi mencari keuntungan tersendiri.

    “Belum ada (pembukaan) karena aanggaran tidak tersedia di 2020. Indikasi awal ada oknum yang mau memfasilitasi masuk Satpol PP dengan jumlah biaya tertentu,” jelas Martin.

    Rujukan

  • (GFD-2019-3380) [SALAH] Peristiwa Perampokan Toko Emas Athira di Pematang Siantar

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 09/12/2019

    Berita

    Beredar sebuah video melalui media sosial Facebook mengenai peristiwa perampokan yang diklaim terjadi di wilayah Pematang Siantar. Dalam unggahan yang beredar, terdapat tiga video dengan pengambilan gambar dari sudut yang berbeda-beda. Namun setelah dilakukan penelusuran lebih lanjut, belakangan diketahui bahwa peristiwa dalam video tersebut bukanlah terjadi di Pematang Siantar.

    NARASI:

    Toko emas Athira di Pematang Siantar dirampok di dalam mall pun berani rampok ,,,
    Adu nekat benar orang ini Masa gak ada Securitinya..

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN: Sebuah akun Facebook bernama @AjurnJurn mengunggah tiga buah video yang di dalamnya terdapat sebuah peristiwa perampokan sebuah took emas. Dalam unggahannya, akun Facebook @AjurnJurn juga menyertakan narasi bahwa peristiwa dalam video tersebut terjadi di sebuah mall wilayah Pematang Siantar.

    Dalam tayangan video, terlihat seorang pria dengan helm telah melakukan tindakan kriminal yakni merampok toko emas. Pria tersebut kemudian mengeluarkan sebuah senjata api yang digunakan untuk menakuti para penjaga toko. Belakangan video tersebut pun ramai menjadi buah bibir masyarakat dikarenakan munculnya informasi yang menyebut peristiwa tersebut terjadi di Indonesia yakni di Pematang Siantar.

    Dari hasil penelusuran yang ada, terlihat jelas di toko tersebut sebuah nomor seluler yang tentunya bukan kode nomor seluler Indonesia. Nomor yang tertulis di toko emas tersebut yakni 04-7773388 yang merupakan kode sebuah area bisnis di negara Malaysia. Tepatnya di Kompleks Perniagaan Sultan Abdul Hamid, Kedah, Malaysia.

    Melansir dari tribunnews.com, disebutkan bahwa fakta selanjutnya yang memperkuat bukti bahwa kejadian tersebut tidak terjadi di Pematang Siantar yakni di Siantar tidak terdapat mall yang menyerupai lokadi seperti halnya di video yang viral tersebut.

    Rujukan

  • (GFD-2019-3379) [SALAH] “penemuan terdamparnya putri duyung di pesisir pantai nepa banyuates”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 09/12/2019

    Berita

    Bukan putri duyung. Sumber menggabungkan foto korban pembunuhan di kawasan Danau Nujau, Kecamatan Gantung, Belitung Timur dan foto “putri duyung” yang merupakan karya seni ciptaan seniman asal Florida, Amerika Serikat, Juan Cabana. Foto di bagian akhir kolase sendiri adalah foto yang dijadikan bahan parodi.

    Akun Rifqihasand (fb.com/rifhqi.hazain) mengunggah beberapa gambar yang diberi narasi:

    “Ya allah
    Tanda” apakah ini,
    Warga psisir pantai nepa banyuates pagi” di kejutkan dngan penemuan terdamparnya putri duyung
    minggu _01_12_2019″

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN

    Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan oleh Tim CekFakta Tempo, dengan reverse image tools Google, Tim CekFakta Tempo menemukan beberapa foto yang identik dengan foto yang memperlihatkan sejumlah warga tengah mengevakuasi sesuatu dalam kantung mayat berwarna oranye di tepi sebuah perairan.

    Salah satu situs yang memuat foto itu adalah situs media Belitong Ekspres. Foto tersebut digunakan untuk berita dengan judul “Pekerja Warkop Diduga Dibunuh” yang dimuat pada 19 Desember 2016.

    Menurut berita itu, pekerja warkop atau warung kopi yang dibunuh tersebut adalah seorang wanita berinisial AS, 30 tahun, yang merupakan warga Kecamatan Gantung, Belitung Timur. Sebelum ditemukan, AS telah menghilang selama tujuh hari.

    AS ditemukan tewas di dekat Danau Simpor, tidak jauh dari areal persawahan Danau Nujau, Gantung, pada 18 Desember 2016. Di kawasan Danau Nujau itulah warung kopi tempat AS bekerja berada. Saat ditemukan, AS berada di dalam sebuah karung.

    Juga dengan reverse image tools Google, Tempo menemukan sejumlah foto yang identik dengan foto-foto yang diklaim berisi putri duyung. Salah satu situs yang mengunggah foto-foto itu adalah situs Hoax-Slayer, yakni pada 4 Agustus 2006.

    Situs ini menjelaskan bahwa foto-foto “putri duyung” tersebut telah beredar melalui email, forum, dan blog sejak 2006. Beberapa klaim menyatakan bahwa sejumlah foto itu merupakan foto putri duyung yang ditemukan oleh seorang nelayan di Teluk Bahang, Malaysia.

    Faktanya, “putri duyung” itu merupakan sebuah karya seni ciptaan seniman asal Florida, Amerika Serikat, Juan Cabana. Cabana menjual “putri duyung” dengan nama “SeaMystery” tersebut di situs eBay. Menurut informasi, karya seni itu terjual dengan harga US$ 1.550.

    Menurut situs Hoax-Slayer, di eBay, Cabana tidak menyebutkan bahwa “putri duyung” tersebut merupakan salah satu karya seni ciptaannya. Justru, Cabana menuliskan kisah fiksi mengenai “putri duyung” itu.

    Dalam wawancara di podcast Small WORLD, Cabana mengklaim bahwa ia mengarang kisah fiksi dalam deskripsi produknya yang dijual di eBay itu untuk menciptakan antusiasme terhadap pembeli sekaligus menambahkan unsur kesenangan.

    Cabana berasumsi bahwa sebagian besar pembeli potensial akan mengerti bahwa kisah itu hanyalah karangan semata. Namun, ketika tersebar ke dunia maya dengan konteks yang jauh berbeda dengan konteks aslinya, foto dan kisah tersebut mengecoh banyak orang.

    Foto-foto “putri duyung” tersebut tersebar tanpa seizin atau sepengetahuan Cabana. Menurut dia, untuk membuat “putri duyung” itu, Cabana menggunakan berbagai bahan, mulai dari tengkorak binatang, kulit ikan serta binatang, baja, plastik, hingga kaca fiber.

    Dikutip dari situs radio Coast to Coast AM, Cabana menggunakan sisa ikan yang sudah mati serta berbagai macam binatang sebagai medianya menciptakan karya seni. Ciptaannya yang seperti hidup mencerminkan minatnya pada cryptozoology, antropologi, dan fiksi ilmiah. Saat ini, karya seni berwujud monster laut dan putri duyung menjadi fokus utamanya. Cabana berharap, suatu hari nanti, ia memiliki museum makhluk laut terbesar di dunia.

    Karya-karya seni Cabana lainnya dapat dilihat di akun Pinterest miliknya.

    Rujukan

  • (GFD-2019-3378) [SALAH] Wamenag: Reuni 212 Berpotensi Menimbulkan Dosa

    Sumber: Media Online
    Tanggal publish: 09/12/2019

    Berita

    Judul suntingan. Faktanya, Wamenag Zainut Tauhid Saadi mengatakan acara Reuni 212 boleh dilakukan karena tidak ada anjuran sekaligus tidak ada larangan. Bahkan ikut Reuni 212 tidak berdosa. Zainut menjelaskan Reuni 212 dianggap sebagai ajang silahturahmi.

    Beredar artikel yang berasal dari situs indeksnews.com dengan judul “Wamenag: Reuni 212 Berpotensi Menimbulkan Dosa”

    Judul artikel ini masuk dalam kategori Misleading Content (konten menyesatkan). Misleading terjadi akibat sebuah konten dibentuk dengan nuansa pelintiran untuk menjelekkan seseorang maupun kelompok.

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN

    Setelah dilakukan penelusuran, pernyataan Wamenag yang mengatakan Reuni 212 berpotensi menimbulkan dosa adalah salah.

    Dilansir dari Suara.com, melalui artikel berjudul “Wakil Menteri Agama: Ikut Reuni 212 Tidak Berdosa” tayang pada Jumat 27 November 2019, disebutkan Wamenag Zainut mengatakan penyelenggaraan Reuni 212 boleh-boleh saja dilakukan karena tidak ada anjuran sekaligus tidak ada larangan. Bahkan ikut Reuni 212 tidak berdosa. Dia menjelaskan Reuni 212 sebagai ajang silahturahmi.

    Sebenarnya di dalam artikel di situs tersebut juga tidak ada pernyataan Wamenag yang menyebut Reuni 212 berpotensi menimbulkan dosa.

    Berikut isi lengkap artikel tersebut;

    “Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi menegaskan penyelenggaraan Reuni Akbar 212 pada Desember nanti tidak ada pelarangan dari pemerintah. Karena acara tersebut menurut Zainut, berhukum mubah, artinya boleh dilakukan atau tidak dilakukan.
    Zainut mengingatkan agar penyelenggaraan acara tersebut tidak menimbulkan dosa. Karena ia memandang Reuni Akbar 212 hanya ajang kumpul dan silaturahmi umat Islam. Sehingga penyelenggaraannya tidak perlu dipersoalkan.
    “Sesuatu yang mubah itu bisa menjadi baik dan memiliki nilai ibadah jika kegiatan tersebut diisi dengan hal kebaikan,” ujar Zainut dalam keterangan resmi, Rabu (27/11/2019).
    Ia berharap agar acara berlangsung tertib. Para peserta pun dianjurkan untuk menaati hukum dan peraturan yang berlaku.
    Namun, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia itu menyebut peringatan aksi massa pada 2 Desember 2016 itu juga berpotensi menimbulkan dosa. Apabila acara tersebut diisi dengan kegiatan yang melanggar norma dan aturan.
    “Jika reuni tersebut diisi dengan kegiatan yang tidak baik, misalnya melakukan provokasi, memfitnah, menebarkan ketakutan, kebencian, dan mengadu domba, maka reuni tersebut bisa menimbulkan dosa,” kata Zainut.
    Zainut menegaskan, saat ini bangsa Indonesia membutuhkan suasana yang aman, sejuk, damai, dan kondusif. Apalagi selama masa pemilihan umum, terjadi keretakan dan gesekan sosial akibat perbedaan pilihan politik.
    “Sehingga hubungan antarwarga masyarakat masih diliputi suasana kaku, tegang, dan penuh dengan curigaan,” ujarnya.
    Ia berharap semua pihak, khususnya tokoh agama dan tokoh masyarakat, terlibat aktif merajut kembali persaudaraan kebangsaan dan membantu menciptakan situasi yang kondusif.
    Semua dilakukan agar kehidupan masyarakat kembali normal, cair dan tidak ada ketegangan yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban.”

    Rujukan