Beredar postingan yang menyebutkan perusahaan ekspedisi J&T tengah mengadakan promo membagi-bagikan ponsel. Dalam narasi disebutkan untuk dapat mengikuti promo tersebut harus mengakses laman khusus atau mengontak nomor telepon yang disertakan.
Berikut kutipan narasinya:
“nih Buat Teman-teman yang belum tau info.j&t lagi bagi" promo hadiah handphone sumpah ini bneran dapet, saya iseng" cobain modal 200ribu pulsa untk bayar pajak tiba2 ada kurir j&t
datang nganterin paket hadiah aku samsung s9+ nya Kerumah hpnya baru lagi dan dapat garansi 3bln, yg ngedaftar hari ini sudah pasti dapat semua karena
stock tersedia kalau mau ambil juga buka aja situs webnya : jntyes. com
atau bisa langsung hubunggi no admin di (nomor telepon disamarkan)”
(GFD-2020-4050) [SALAH] J&T Promo Bagi-Bagi Handphone
Sumber: facebook.comTanggal publish: 06/06/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, pihak J&T Indonesia sudah pernah membantah informasi mengadakan promosi semacam itu di media sosial miliknya. Melalui Instagram resminya (@jntexpressid) J&T menyatakan bahwa pihaknya tidak pernah memberikan hadiah melalui situs yang tidak resmi.
Berikut isi klarifikasi lengkap pihak J&T Indonesia:
[…] JnT Friends, jangan percaya ya kalau disuruh transfer sejumlah uang dan dijanjikan akan dikirimkan hadiah oleh J&T Express!
Selalu berhati-hati ya, JnT Friends.
Tips #DenganJnT Waspada Penipuan :
1. J&T Express tidak pernah memberikan hadiah melalui situs yang tidak resmi.
2. Waspada apabila terdapat pihak yang mengatasnamakan J&T Express yang menghubungi anda.
3. J&T Express tidak pernah meminta biaya apapun untuk proses klaim hadiah. […]
Lalu, bila dibaca pada kolom komentar sumber, diketahui bahwa akun yang menyebarkan sudah tidak dipegang oleh pengguna aslinya. Disinyalir, akun tersebut telah diretas.
Perlu diketahui, laman resmi milik J&T Indonesia beralamatkan di https://www.jet.co.id/ dan setelah diperiksa di dalam laman tersebut juga tidak ditemukan promo seperti pada klaim narasi.
Berikut isi klarifikasi lengkap pihak J&T Indonesia:
[…] JnT Friends, jangan percaya ya kalau disuruh transfer sejumlah uang dan dijanjikan akan dikirimkan hadiah oleh J&T Express!
Selalu berhati-hati ya, JnT Friends.
Tips #DenganJnT Waspada Penipuan :
1. J&T Express tidak pernah memberikan hadiah melalui situs yang tidak resmi.
2. Waspada apabila terdapat pihak yang mengatasnamakan J&T Express yang menghubungi anda.
3. J&T Express tidak pernah meminta biaya apapun untuk proses klaim hadiah. […]
Lalu, bila dibaca pada kolom komentar sumber, diketahui bahwa akun yang menyebarkan sudah tidak dipegang oleh pengguna aslinya. Disinyalir, akun tersebut telah diretas.
Perlu diketahui, laman resmi milik J&T Indonesia beralamatkan di https://www.jet.co.id/ dan setelah diperiksa di dalam laman tersebut juga tidak ditemukan promo seperti pada klaim narasi.
Kesimpulan
Berdasarkan hal tersebut maka konten yang tersebar mengenai promosi J&T membagi-bagikan ponsel tidak benar. Oleh sebab itu, konten tersebut masuk ke dalam kategori Fabricated Content atau Konten Palsu.
Rujukan
- https://web.facebook.com/groups/fafhh/permalink/1202411750091358/
- https://turnbackhoax.id/2020/06/06/salah-jt-promo-bagi-bagi-handphone/
- https://www.instagram.com/p/B7Z6PgmARkP/
- https://twitter.com/jntexpressid/status/1218004964410150912
- https://www.jet.co.id/
- https://www.merdeka.com/cek-fakta/cek-fakta-tidak-benar-perusahaan-pengiriman-jt-membagikan-hadiah-berupa-ponsel.html
(GFD-2020-4049) [SALAH] Zona Hitam Surabaya
Sumber: twitter.comTanggal publish: 06/06/2020
Berita
Beredar unggahan foto melalui Twitter mengenai peta persebaran Covid-19 Jawa Timur. Narasi dalam unggahan tersebut mengatakan bahwa Surabaya termasuk dalam zona berwarna hitam.
Berikut kutipan narasinya:
“Kota Surabaya tak lagi masuk zona merah tapi masuk zona hitam lebih parah lagi. Apa yg dikatakan Ibu Gubernur Jatim bhw Ibu Risma tidak bisa kerja itu fakta. Ternyata kemampuan Ibu Risma hy bisa marah2 bawahan, menata taman, atur lalu lintas & mengatasi masalah kebersihan kota.”
Jatim zona hitam
Berikut kutipan narasinya:
“Kota Surabaya tak lagi masuk zona merah tapi masuk zona hitam lebih parah lagi. Apa yg dikatakan Ibu Gubernur Jatim bhw Ibu Risma tidak bisa kerja itu fakta. Ternyata kemampuan Ibu Risma hy bisa marah2 bawahan, menata taman, atur lalu lintas & mengatasi masalah kebersihan kota.”
Jatim zona hitam
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, melansir dari kompas.com, Surabaya bukan berada di dalam zona berwarna hitam melainkan berada di zona berwarna merah tua. "Per 2 Juni 2020, Kota Surabaya memasuki zona merah tua, bukan hitam," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur Benny Sampirwanto.
Benny menyebutkan bahwa degradasi tampilan warna Covid-19 kabupaten dan kota di Jawa Timur bisa dipantau melalui situs infocovid19.jatim.go.id.
Perubahan warna pada peta berdasarkan penambahan kasus positif, semakin banyak angkanya maka semakin gelap warnanya. Benny juga menjelaskan, secara teknis, degradasi antar warna di situs memiliki kelipatan pangkat 2 kuadrat, misalnya angka 2, 4, 8, dan seterusnya.
Kota Surabaya, peta berubah dari merah ke merah tua karena ada penambahan kasus positif hingga 2.748 pada 2 Juni 2020.
Sementara itu, Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas COVID-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi menuturkan, kalau tidak ada zona hitam tetapi dari sistem terkait warna dalam peta sebaran COVID-19. "Tidak ada zona hitam, itu dari sistemnya. Bila case banyak warnanya makin gelap," ujar dia.
Benny menyebutkan bahwa degradasi tampilan warna Covid-19 kabupaten dan kota di Jawa Timur bisa dipantau melalui situs infocovid19.jatim.go.id.
Perubahan warna pada peta berdasarkan penambahan kasus positif, semakin banyak angkanya maka semakin gelap warnanya. Benny juga menjelaskan, secara teknis, degradasi antar warna di situs memiliki kelipatan pangkat 2 kuadrat, misalnya angka 2, 4, 8, dan seterusnya.
Kota Surabaya, peta berubah dari merah ke merah tua karena ada penambahan kasus positif hingga 2.748 pada 2 Juni 2020.
Sementara itu, Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas COVID-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi menuturkan, kalau tidak ada zona hitam tetapi dari sistem terkait warna dalam peta sebaran COVID-19. "Tidak ada zona hitam, itu dari sistemnya. Bila case banyak warnanya makin gelap," ujar dia.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan tersebut, informasi mengenai Surabaya berada di zona hitam tidak benar dan unggahan tersebut masuk dalam Misleading Content/Konten yang Menyesatkan.
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2020/06/06/salah-zona-hitam-surabaya/
- https://www.kompas.com/tren/read/2020/06/04/104009665/klarifikasi-penjelasan-zona-hitam-surabaya-bukan-hitam-tetapi-merah-tua?page=all
- https://www.kominfo.go.id/content/detail/26924/disinformasi-kota-surabaya-dari-zona-merah-menjadi-zona-hitam/0/laporan_isu_hoaks
- https://www.medcom.id/telusur/cek-fakta/nN90325K-cek-fakta-surabaya-masuk-zona-hitam-hoaks-ini-faktanya
- https://www.medcom.id/nasional/daerah/nbwj5A5N-penyumbang-60-persen-kasus-covid-19-di-jatim-status-surabaya-naik-merah-t
(GFD-2020-4048) [SALAH] PKI Nyamar Jadi Dokter
Sumber: facebook.comTanggal publish: 06/06/2020
Berita
Beredar video yang diklaim sebagai PKI menyamar menjadi dokter. Dalam video tersebut, orang-orang berpakaian hazmat sempat menyeret perempuan yang menghalanginya.
Berikut kutipan narasinya:
“Jangan 2 ini bukan dokter ato bidan.. ini pki nyamar sebagai dokter... aparat yg menyaksikan kejadian ini hanya diam .. mereka smua ngak punya hati.”
Berikut kutipan narasinya:
“Jangan 2 ini bukan dokter ato bidan.. ini pki nyamar sebagai dokter... aparat yg menyaksikan kejadian ini hanya diam .. mereka smua ngak punya hati.”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran diketahui bahwa orang-orang berpakaian hazmat tersebut bukanlah PKI. Diketahui bahwa kejadian sebenarnya mengenai evakuasi pasien meninggal berstatus pasien dalam pemantauan (PDP) di Rumah Sakit Siloam Makassar.
Humas RS SIloam Putri Amelia menyatakan bahwa pasien meninggal merupakan pasien berkategori PDP. “Untuk statusnya meninggal ini masih cek swab test, tidak bisa langsung. Ini masih still waiting, tapi kategorinya dia PDP, kejadiannya kemarin,” kata Putri yang dilansir dari detik.com.
Putri diketahui sudah mengkonfirmasi mengenai kejadian dalam video yang tersebar kepada stafnya dan diketahui bahwa petugas berpakaian hazmat dan terekam menyeret keluarga pasien adalah petugas Satgas Covid-19.
“Jadi begitu kita sudah konfirmasi ke satgas, satgas langsung ambil alih. Untuk di lokasi pun, sekuriti pun tidak standby di lokasi itu karena lokasinya agak berjauhan dan dari tim satgas dia kasih steril area jadi untuk petugas dari mulai sekuriti kemudian tim emergency, tidak boleh ada di dekat situ. Kalau sudah hubungi satgas jadi dia yang ambil alih,” ujarnya.
Kejadian hingga terjadi penyeretan itu diketahui dari berita berjudul “Viral, Video Wanita Keluarga Pasien RS Siloam Makassar Diseret Tim Satgas Covid” di laman kompas.com yang tayang pada 29 Mei 2020 dikarenakan petugas Satgas Covid-19 sempat cekcok dengan pihak keluarga pasien meninggal saat ingin mengevakuasi jenazah pasien berstatus PDP.
Humas RS SIloam Putri Amelia menyatakan bahwa pasien meninggal merupakan pasien berkategori PDP. “Untuk statusnya meninggal ini masih cek swab test, tidak bisa langsung. Ini masih still waiting, tapi kategorinya dia PDP, kejadiannya kemarin,” kata Putri yang dilansir dari detik.com.
Putri diketahui sudah mengkonfirmasi mengenai kejadian dalam video yang tersebar kepada stafnya dan diketahui bahwa petugas berpakaian hazmat dan terekam menyeret keluarga pasien adalah petugas Satgas Covid-19.
“Jadi begitu kita sudah konfirmasi ke satgas, satgas langsung ambil alih. Untuk di lokasi pun, sekuriti pun tidak standby di lokasi itu karena lokasinya agak berjauhan dan dari tim satgas dia kasih steril area jadi untuk petugas dari mulai sekuriti kemudian tim emergency, tidak boleh ada di dekat situ. Kalau sudah hubungi satgas jadi dia yang ambil alih,” ujarnya.
Kejadian hingga terjadi penyeretan itu diketahui dari berita berjudul “Viral, Video Wanita Keluarga Pasien RS Siloam Makassar Diseret Tim Satgas Covid” di laman kompas.com yang tayang pada 29 Mei 2020 dikarenakan petugas Satgas Covid-19 sempat cekcok dengan pihak keluarga pasien meninggal saat ingin mengevakuasi jenazah pasien berstatus PDP.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan tersebut, klaim bahwa orang berpakaian hazmat adalah PKI menyamar menjadi dokter merupakan klaim yang salah. Oleh sebab itu, konten tersebut masuk ke dalam kategori Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan.
Rujukan
- https://web.facebook.com/groups/fafhh/permalink/1202326433433223/
- https://turnbackhoax.id/2020/06/06/salah-pki-nyamar-jadi-dokter/
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4271411/cek-fakta-petugas-dalam-video-ini-bukan-pki-yang-menyamar-sebagai-dokter
- https://www.medcom.id/telusur/cek-fakta/4KZRABrK-cek-fakta-pki-menyamar-sebagai-dokter-di-rumah-sakit-hoaks-ini-faktanya
- https://news.detik.com/berita/d-5033328/keluarga-diseret-satgas-covid-19-keluar-di-makassar-jenazah-berstatus-pdp
- https://makassar.kompas.com/read/2020/05/29/17050981/viral-video-wanita-keluarga-pasien-rs-siloam-makassar-diseret-tim-satgas?page=all
(GFD-2020-4047) [SALAH] Seorang Pesepeda Meninggal Di Monas Akibat Kehabisan Oksigen Karena Memakai Masker
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 03/06/2020
Berita
[NARASI]:
“Henri meninggal saat bersepeda tadi pagi di monas krn kekurangan O2 (oksigen).
Bersepeda jangan memakai masker…..
Keterangan nya begini
Menarik napas adalah mengambil O2 dari udara dan menghembuskan napas adalah mengeluarkan CO2 ke udara. Kelebihan kadar CO2 dalam tubuh adalah berbahaya. Bersepeda adalah exercise apalagi bila cepat dan menanjak….kebutuhan O2 bertambah…frekwensi napas dan nadi meningkat. Apabila memakai masker akan terjadi rebreathing dalam arti ada CO2 yang terisap kembali yang lama2 mengakibatkan naik nya kadar CO2 dalam darah dan bisa mengakibatkan keracunan…..salah satu gejalanya pusing dan mual.
Dalam keadaan tidak latihan pk masker tidak akan apa apa….bisa saja terjadi sedikit kenaikan CO2 tapi tidak sampai terjadi keracunan.
Karena nya bersepeda zaman covid pergilah ke tempat yang sepi dan udaranya besih. Masker tetap dibawa….dipakainya kalo istirahat atau ketemu teman.
Selamat Olahraga”
“Henri meninggal saat bersepeda tadi pagi di monas krn kekurangan O2 (oksigen).
Bersepeda jangan memakai masker…..
Keterangan nya begini
Menarik napas adalah mengambil O2 dari udara dan menghembuskan napas adalah mengeluarkan CO2 ke udara. Kelebihan kadar CO2 dalam tubuh adalah berbahaya. Bersepeda adalah exercise apalagi bila cepat dan menanjak….kebutuhan O2 bertambah…frekwensi napas dan nadi meningkat. Apabila memakai masker akan terjadi rebreathing dalam arti ada CO2 yang terisap kembali yang lama2 mengakibatkan naik nya kadar CO2 dalam darah dan bisa mengakibatkan keracunan…..salah satu gejalanya pusing dan mual.
Dalam keadaan tidak latihan pk masker tidak akan apa apa….bisa saja terjadi sedikit kenaikan CO2 tapi tidak sampai terjadi keracunan.
Karena nya bersepeda zaman covid pergilah ke tempat yang sepi dan udaranya besih. Masker tetap dibawa….dipakainya kalo istirahat atau ketemu teman.
Selamat Olahraga”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelusuran, dilansir dari tempo.co pada 30 mei 2020, Kepala Polsek Gambir Ajun Komisaris Besar Kade Budiyarta membenarkah bahwa ada seorang pesepeda berinisial H, 48 tahun, yang meninggal di Monas, Jakarta, pada 25 Mei 2020. Namun, Budi menyatakan bahwa H meninggal bukan karena menggunakan masker saat berolahraga.
Budi menuturkan bahwa H meninggal karena serangan jantung. “Itu sudah dipastikan oleh dokter. Keluarganya juga mengatakan dia (H) memang punya riwayat jantung. Mereka bingung kok informasi yang beredar seperti itu,” ujar Budi saat dihubungi Tempo lewat telepon pada 30 Mei 2020.
Budi menjelaskan bahwa H awalnya pingsan saat tengah beristirahat di area Taman Pandang, Monas. Teman-temannya pun memberikan pertolongan pertama kepada H. Kemudian, mereka bersama petugas satuan Polisi Pamong Praja yang berada di lokasi membawa H ke RS Budi Kemuliaan.
Pihak RS lantas merujuk H ke RSUD Tarakan. Menurut Budi, di situ, H dibawa ke ruang Intensive Care Unit (ICU) dan dinyatakan meninggal.
Budi menuturkan bahwa H meninggal karena serangan jantung. “Itu sudah dipastikan oleh dokter. Keluarganya juga mengatakan dia (H) memang punya riwayat jantung. Mereka bingung kok informasi yang beredar seperti itu,” ujar Budi saat dihubungi Tempo lewat telepon pada 30 Mei 2020.
Budi menjelaskan bahwa H awalnya pingsan saat tengah beristirahat di area Taman Pandang, Monas. Teman-temannya pun memberikan pertolongan pertama kepada H. Kemudian, mereka bersama petugas satuan Polisi Pamong Praja yang berada di lokasi membawa H ke RS Budi Kemuliaan.
Pihak RS lantas merujuk H ke RSUD Tarakan. Menurut Budi, di situ, H dibawa ke ruang Intensive Care Unit (ICU) dan dinyatakan meninggal.
Kesimpulan
Bukan karena kehabisan oksigen akibat menggunakan masker. Pesepeda yang meninggal di Monas tersebut karena terkena serangan jantung. Pihak keluarga juga mengatakan bahwa yang bersangkutan memang memiliki riwayat penyakit jantung.
Rujukan
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/811/fakta-atau-hoaks-benarkah-pesepeda-ini-meninggal-akibat-kekurangan-oksigen-karena-pakai-masker
- https://www.antaranews.com/berita/1526480/pesepeda-di-monas-meninggal-akibat-berolahraga-dengan-masker-ini-faktanya
- https://hot.grid.id/read/182177429/viral-kabar-pesepeda-meninggal-dunia-gara-gara-olahraga-pakai-masker-jatuh-terkapar-tak-sadarkan-diri-di-monas-begini-penjelasan-kapolsek-gambir?page=all
Halaman: 5968/6453