Beredar sebuah narasi melalui media sosial Whatsapp tentang daftar bumbu masakan yang mengandung babi. Narasi ini pun mengatasnamakan Bidang Kerjasama Internasional Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, sebagai validasi atas informasi tersebut.
Bumbu masak mengandung babi
Royko mengandung babi
(GFD-2021-6505) [SALAH] Daftar Bumbu Masakan Mengandung Babi
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 12/03/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Namun setelah dilakukan penelusuran, diketahui bahwa hoaks ini merupakan hoaks lama yang kembali muncul. Setidaknya pada 2018 lalu, hoaks yang beredar ini telah dibantah oleh Wakil Sekretaris Jendral MUI, Dr. Najamudin Ramli.
Melansir dari media Kompas.com, Najamudin membantah kabar yang beredar tersebut.
“Berita bohong itu,” ujar Najamudin saat dikonfirmasi oleh Kompas.com.
Berita yang sama juga beredar di tahun 2020. Saat itu kabar yang beredar adalah tentang sejumlah bumbu masakan dan bumbu indomie yang mengandung babi.
Namun Wakil Direktur LPPOM MUI Muti Arintawati mengatakan, informasi klaim MUI menetapkan Masako, Sasa, Ajinomoto dan bumbu Indomie goreng haram karena mengandung babi adalah hoaks.
Muti menambahkan jika masyarakat ingin mengetahui apakah sebuah produk memiliki sertifikat halal, bisa langsung memeriksa produk tersebut di www.halalmui.org, atau aplikasi “Halal MUI”.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa narasi yang mengklaim jenis-jenis bumbu masakan yang mengandung babi adalah narasi hoaks kategori misleading content atau konten menyesatkan.
Melansir dari media Kompas.com, Najamudin membantah kabar yang beredar tersebut.
“Berita bohong itu,” ujar Najamudin saat dikonfirmasi oleh Kompas.com.
Berita yang sama juga beredar di tahun 2020. Saat itu kabar yang beredar adalah tentang sejumlah bumbu masakan dan bumbu indomie yang mengandung babi.
Namun Wakil Direktur LPPOM MUI Muti Arintawati mengatakan, informasi klaim MUI menetapkan Masako, Sasa, Ajinomoto dan bumbu Indomie goreng haram karena mengandung babi adalah hoaks.
Muti menambahkan jika masyarakat ingin mengetahui apakah sebuah produk memiliki sertifikat halal, bisa langsung memeriksa produk tersebut di www.halalmui.org, atau aplikasi “Halal MUI”.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa narasi yang mengklaim jenis-jenis bumbu masakan yang mengandung babi adalah narasi hoaks kategori misleading content atau konten menyesatkan.
Kesimpulan
Narasi tersebut salah. Faktanya MUI sendiri telah membantah kabar terkait jenis-jenis bumbu masakan yang mengandung babi pada tahun 2018.
Rujukan
- https://amp.kompas.com/nasional/read/2018/07/24/12182281/pesan-berantai-dari-mui-soal-bumbu-dan-makanan-mengandung-babi-hoaks
- https://m.liputan6.com/cek-fakta/read/4435523/cek-fakta-hoaks-mui-haramkan-masako-sasa-ajinomoto-dan-bumbu-indomie-goreng-karena-mengandung-babi
- https://www.medcom.id/telusur/cek-fakta/0kp4dBRk-cek-fakta-beredar-daftar-bumbu-masak-mengandung-babi-ini-faktanya
(GFD-2021-6504) [SALAH] Bio Farma Mengadakan Vaksinasi Covid-19 pada Jumat, 12 Maret 2021
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 12/03/2021
Berita
Telah beredar pesan berantai di Whatsapp tentang ajakan vaksinasi Covid-19 pada Jumat (12/3/2021) di Bio Farma. Dalam pesan tersebut disebutkan vaksinasi akan dimulai pada pukul 09.00 hingga 11.00 di Gedung Publik 2 Biofarma, selain itu tercantum juga nomor telepon atas nama Fahmi untuk mendapatkan info lebih lanjut.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, dilansir dari Liputan6.com, Juru Bicara Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan bahwa pesan tersebut adalah tidak benar.
“Itu tidak benar ya. Semoga pengumuman ini bisa membuat masyarakat clear,” ujar Bambang saat dihubungi Kamis (11/3/2021).
Menanggapi pesan ajakan vaksinasi Covid-19 di Bio Farma yang beredar di media sosial, Bio farma telah membantah informasi tersebut, hal itu disampaikannya melalui akun Instagram resmi @biofarmaid pada Kamis (11/3/2021).
“Sehubungan dengan beredarnya pengumuman melalui aplikasi pesan WhatsApp mengenai ajakan vaksinasi Covid-19 di Bio Farma Jum’at 12 Maret 2021, pada pukul 09:00-11:00 dapat kami sampaikan bahwa berita tersebut TIDAK BENAR,” tulis pernyataan Bio Farma di Instagram.
“Untuk Pelaksanaan vaksinasi Covid-19, mohon untuk dipastikan bahwa Anda sudah mendaftarkan diri melalui link resmi dari pemerintah, dan sudah mendapatkan konfirmasi resmi dari tempat fasilitas pelayanan vaksinasi Covid-19.”
Dengan demikian, pesan berantai mengenai ajakan vaksinasi Covid-19 di Bio Farma pada Jumat 12 Maret 2021 adalah tidak benar dan termasuk dalam kategori konten palsu.
“Itu tidak benar ya. Semoga pengumuman ini bisa membuat masyarakat clear,” ujar Bambang saat dihubungi Kamis (11/3/2021).
Menanggapi pesan ajakan vaksinasi Covid-19 di Bio Farma yang beredar di media sosial, Bio farma telah membantah informasi tersebut, hal itu disampaikannya melalui akun Instagram resmi @biofarmaid pada Kamis (11/3/2021).
“Sehubungan dengan beredarnya pengumuman melalui aplikasi pesan WhatsApp mengenai ajakan vaksinasi Covid-19 di Bio Farma Jum’at 12 Maret 2021, pada pukul 09:00-11:00 dapat kami sampaikan bahwa berita tersebut TIDAK BENAR,” tulis pernyataan Bio Farma di Instagram.
“Untuk Pelaksanaan vaksinasi Covid-19, mohon untuk dipastikan bahwa Anda sudah mendaftarkan diri melalui link resmi dari pemerintah, dan sudah mendapatkan konfirmasi resmi dari tempat fasilitas pelayanan vaksinasi Covid-19.”
Dengan demikian, pesan berantai mengenai ajakan vaksinasi Covid-19 di Bio Farma pada Jumat 12 Maret 2021 adalah tidak benar dan termasuk dalam kategori konten palsu.
Kesimpulan
Juru Bicara Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan bahwa pesan tersebut adalah tidak benar. Bio Farma melalui laman Instagram resminya mengimbau masyarakat untuk memastikan bahwa sudah mendaftarkan diri melalui link resmi dari pemerintah, dan sudah mendapatkan konfirmasi resmi dari tempat fasilitas pelayanan vaksinasi Covid-19.
Rujukan
(GFD-2021-6501) [SALAH] “Tidak Mampu Membayar Nasi Bungkus, Seorang Yang Mengaku Laskar FPI Babak Belur Dihajar Pengunjung Warteg”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 11/03/2021
Berita
Akun Facebook Soddiq Herby (fb.com/siddex.hermi) pada 7 Maret 2021 mengunggah sbeuah gambar yang seolah merupakah tangkapan layar artikel berjudul “Tidak Mampu Membayar Nasi Bungkus, Seorang Yang Mengaku Laskar FPI Babak Belur Dihajar Pengunjung Warteg” ke grup Save Abu Janda Permadi Arya.
Di gambar tersebut, artikel itu seolah ditayangkan pada 30 Desember 2020, pukul 12:30. Selain itu terdapat foto pria berpakaian putih dengan kepala berlumuran darah. Terdapat juga narasi “KOMPAS.COM/FADLAN MUKTHAR ZAIN” dan “Laskar FPI Yang Dihajar Massa setelah Ketahuan Belum Membayar Pesanan Nasi Bungkus di Warteg JL. KS Tubun.”
Di gambar tersebut, artikel itu seolah ditayangkan pada 30 Desember 2020, pukul 12:30. Selain itu terdapat foto pria berpakaian putih dengan kepala berlumuran darah. Terdapat juga narasi “KOMPAS.COM/FADLAN MUKTHAR ZAIN” dan “Laskar FPI Yang Dihajar Massa setelah Ketahuan Belum Membayar Pesanan Nasi Bungkus di Warteg JL. KS Tubun.”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim adanya gambar artikel berjudul “Tidak Mampu Membayar Nasi Bungkus, Seorang Yang Mengaku Laskar FPI Babak Belur Dihajar Pengunjung Warteg” yang ditayangkan di situs Kompas.com pada 30 Desember 2020, pukul 12:30 merupakan klaim yang keliru.
Faktanya, gambar itu merupakan gambar editan. Kompas.com tidak pernah menerbitkan artikel tersebut. Anggota FPI di foto itu, berlumuran darah usai terjadi bentrok dengan aparat kepolisian yang membubarkan aksi anarkis massa FPI saat melakukan unjuk rasa di depan Balaikota DKI Jakarta, 3 Oktober 2014.
Melalui fitur pencarian gambar Google Images, ditemukan fakta bahwa foto anggota Front Pembela Islam (FPI) yang dimuat di gambar tersebut merupakan dimuat di situs Tempo dalam artikel berjudul “Demonstran FPI Diperiksa di Polda Metro Jaya” yang tayang pada Jumat, 3 Oktober 2014 20:31 WIB. Foto tersebut diabadikan pewarta dari Tempo, Dasril Roszandi.
Sementara itu, hasil penelusuran berdasarkan tanggal di gambar tersebut, faktanya Kompas.com tidak pernah menerbitkan artikel dengan judul seperti di gambar sumber klaim.
Faktanya, gambar itu merupakan gambar editan. Kompas.com tidak pernah menerbitkan artikel tersebut. Anggota FPI di foto itu, berlumuran darah usai terjadi bentrok dengan aparat kepolisian yang membubarkan aksi anarkis massa FPI saat melakukan unjuk rasa di depan Balaikota DKI Jakarta, 3 Oktober 2014.
Melalui fitur pencarian gambar Google Images, ditemukan fakta bahwa foto anggota Front Pembela Islam (FPI) yang dimuat di gambar tersebut merupakan dimuat di situs Tempo dalam artikel berjudul “Demonstran FPI Diperiksa di Polda Metro Jaya” yang tayang pada Jumat, 3 Oktober 2014 20:31 WIB. Foto tersebut diabadikan pewarta dari Tempo, Dasril Roszandi.
Sementara itu, hasil penelusuran berdasarkan tanggal di gambar tersebut, faktanya Kompas.com tidak pernah menerbitkan artikel dengan judul seperti di gambar sumber klaim.
Kesimpulan
Gambar EDITAN. Kompas.com tidak pernah menerbitkan artikel tersebut. Anggota FPI di foto itu, berlumuran darah usai terjadi bentrok dengan aparat kepolisian yang membubarkan aksi anarkis massa FPI saat melakukan unjuk rasa di depan Balaikota DKI Jakarta, 3 Oktober 2014.
Rujukan
(GFD-2021-6499) [SALAH] Vaksin Sinovac berisikan Virus Hidup yang dilemahkan serta mengandung Sel Vero dan Bahan-Bahan Berbahaya
Sumber: facebook.comTanggal publish: 11/03/2021
Berita
Beredar sebuah postingan dari akun Facebook Hikmawati memposting narasi yang berisikan klaim bahwa kandungan Vero Cell pada vaksin Sinovac berasal dari jaringan kera hijau Afrika, mengandung virus hidup yang dilemahkan serta mengandung bahan dasar yang berbahaya seperti boraks, formalin, aluminium, dan merkuri. Postingan tersebut diposting pada 4 Maret 2021.
mercury pada vaksin
merkuri
merkuri pada vaksin
vaksin merkuri
merkuri vaksin
Sinovac bahaya
Apakah vaksin sinovak berbahaya
mercury pada vaksin
merkuri
merkuri pada vaksin
vaksin merkuri
merkuri vaksin
Sinovac bahaya
Apakah vaksin sinovak berbahaya
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan artikel dari sehatnegeriku.kemkes.go.id, Bambang Herianto sebagai Juru Bicara Vaksin COVID-19 PT Bio Farma telah memberikan klarifikasi terhadap informasi vaksin Covid-19 yang digunakan adalah vaksin untuk uji klinik (only for clinical trial) serta mengandung sel Vero. Ia menjelaskan perbedaan kemasan vaksin untuk uji klinik adalah kemasan Pre-Filled Ayringe (PFS) atau isi kemasan dan jarum suntik berada dalam satu kemasan, sedangkan vaksin yang akan digunakan untuk vaksinasi dikemas dalam bentuk vial single dose dan tidak ada label “only for clinical trial” dikarenakan sudah memperoleh izin penggunaan.
Bambang juga menjelaskan bahwa vaksin Sinovac tidak mengandung vero cell melainkan sel tersebut digunakan hanya sebagai media kultur untuk media kembang dan tumbuh virus untuk memperbanyak virus sebagai bahan baku vaksin. Sel Vero tidak terbawa dalam proses akhir pembuatan vaksin dan menggunakan virus yang sudah dimatikan (inactivated virus) dan tidak mengandung virus hidup yang dilemahkan.
Beberapa bahan yang disebutkan pada narasi seperti aluminium yang secara spesifik adalah Aluminium Hidroksida yang ternyata digunakan untuk meningkatkan kemampuan vaksin serta beberapa bahan lainnya seperti larutan fosfat sebagai stabilizer dan larutan garam Natrium Klorida untuk memberikan kenyamanan dalam penyuntikan. Vaksin Sinovac sendiri tidak mengandung boraks, formalin, merkuri, dan bahan pengawet lainnya dan sudah dijamin kualitas, keamanan, dan efektifitasnya dibawah pengawasan BPOM dan memenuhi standar internasional.
Hoax gabungan ini sudah pernah dibahas oleh turnbackhoax.id pada bulan Januari dengan 2 artikel yang berbeda yang berjudul “[SALAH] Vaksin Sinovac Mengandung Sel Kera Hijau Afrika” dan “[SALAH] “Vaksin Sinovac Covid-19 yang akan di suntikkan kepada warga hanya untuk kelinci percobaan””.
Melihat dari penjelasan tersebut, klaim Vaksin Sinovac menggunakan virus hidup yang dilemahkan serta mengandung Vero cell dan bahan berbahaya adalah tidak benar sehingga termasuk dalam kategori Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Bambang juga menjelaskan bahwa vaksin Sinovac tidak mengandung vero cell melainkan sel tersebut digunakan hanya sebagai media kultur untuk media kembang dan tumbuh virus untuk memperbanyak virus sebagai bahan baku vaksin. Sel Vero tidak terbawa dalam proses akhir pembuatan vaksin dan menggunakan virus yang sudah dimatikan (inactivated virus) dan tidak mengandung virus hidup yang dilemahkan.
Beberapa bahan yang disebutkan pada narasi seperti aluminium yang secara spesifik adalah Aluminium Hidroksida yang ternyata digunakan untuk meningkatkan kemampuan vaksin serta beberapa bahan lainnya seperti larutan fosfat sebagai stabilizer dan larutan garam Natrium Klorida untuk memberikan kenyamanan dalam penyuntikan. Vaksin Sinovac sendiri tidak mengandung boraks, formalin, merkuri, dan bahan pengawet lainnya dan sudah dijamin kualitas, keamanan, dan efektifitasnya dibawah pengawasan BPOM dan memenuhi standar internasional.
Hoax gabungan ini sudah pernah dibahas oleh turnbackhoax.id pada bulan Januari dengan 2 artikel yang berbeda yang berjudul “[SALAH] Vaksin Sinovac Mengandung Sel Kera Hijau Afrika” dan “[SALAH] “Vaksin Sinovac Covid-19 yang akan di suntikkan kepada warga hanya untuk kelinci percobaan””.
Melihat dari penjelasan tersebut, klaim Vaksin Sinovac menggunakan virus hidup yang dilemahkan serta mengandung Vero cell dan bahan berbahaya adalah tidak benar sehingga termasuk dalam kategori Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2021/01/06/salah-vaksin-sinovac-covid-19-yang-akan-di-suntikkan-kepada-warga-hanya-untuk-kelinci-percobaan/
- https://turnbackhoax.id/2021/01/05/salah-vaksin-sinovac-mengandung-sel-kera-hijau-afrika/
- https://www.cdc.gov/vaccinesafety/concerns/adjuvants.html
- https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20210103/2036124/disinformasi-vaksin-covid-19-buatan-sinovac-uji-klinik-dan-mengandung-sel-vero/
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/1182/keliru-vaksin-sinovac-mengandung-bahan-berbahaya-dan-virus-hidup-yang-dilemahkan
Halaman: 5915/6964



