Akun Facebook Ghofartrans Ghofar (fb.com/ghofartrans.ghofar) pada 19 Juni 2021 mengunggah sebuah video dengan narasi sebagai berikut:
“Py ngeneiki jjl do muni corola jembut ujung” celeng kabeh petugase,..!”
Di video tersebut terdapat narasi “DIBILANG CORONA SETELAH PETI DIBUKA TERNYATA MATANYA DIAMBIL TANPA SEPENGETAHUAN KELUARGA SUNGGUH MANUSIA BIADAB”
(GFD-2021-7173) [SALAH] Video “Dibilang Corona Setelah Peti Dibuka Ternyata Matanya Diambil Tanpa Sepengetahuan Keluarga”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 01/07/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim adanya jenazah pasien Covid-19 di Probolinggo yang ketika peti dibuka ternyata matanya adalah klaim yang menyesatkan.
Faktanya, video ini merupakan hoaks lama beredar kembali. Faktanya, tidak ada organ yang hilang karena semua organnya lengkap, sedangkan darah yang keluar itu berasal dari hidungnya akibat pembuluh darah di bagian kepala pecah. Kondisi ini akibat jenazah pasien positif Covid-19 tersebut memiliki riwayat stroke dan hipertensi.
Dilansir dari artikel berjudul “[SALAH] “Jenazah pasien yang ‘katanya’ kena kopit di Probolinggo setelah dibuka ternyata kedua bola matanya sudah tidak ada” yang terbit di situs turnbackhoax.id pada 9 November 2020, berikut fakta terkait klaim tersebut:
1. Bola mata tidak hilang
Informasi jenazah jenazah pasien positif Covid-19 tanpa bola mata tidak benar. Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Probolinggo pun telah membantah klaim video jenazah pasien positif COVID-19 tanpa bola mata tersebut.
“Tidak betul ada pengambilan organ (mata) sebagaimana yang beredar di media sosial karena pada saat pemulasaran jenazah dengan protokol COVID-19 sudah disaksikan oleh pihak keluarga,” kata Ketua Pelaksana Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Probolinggo dr Shodiq Tjahjono.
2. Pengakuan keluarga
Salah satu keluarga pasien positif yang meninggal tersebut Ainur Huda mengatakan video yang beredar menyebutkan mata ibu M hilang itu tidak benar karena pihak keluarga menyaksikan pemulasaran jenazah.
“Saya melihat sendiri saat pemulasaran jenazah dan tidak ada organ yang hilang karena semua organnya lengkap, sedangkan darah yang keluar itu berasal dari hidungnya,” katanya.
Ia menjelaskan almarhum memiliki riwayat penyakit hipertensi dan stoke sejak lama, bahkan sempat dirawat di rumah sakit selama beberapa hari.
“Pihak keluarga membuka peti jenazah pasien COVID-19 karena ibunya ingin melihat jenazah anaknya untuk terakhir kali dan saat dibuka kondisi jenazah tersebut mengalami pendarahan yang keluar dari hidung,” ujarnya.
3. Pendarahan karena pembuluh darah pecah
Koordinator Penegakan Hukum Satgas COVID-19 Jawa Timur Ugas Irwanto menyatakan, jenazah pasien positif Covid-19 tersebut memiliki riwayat stroke dan hipertensi. Kondisi ini mengakibatkan pembuluh darah di bagian kepala pecah. Sehingga kemudian menimbulkan pendarahan di sejumlah bagian.
“Di antaranya, melalui bagian mata. Jenazah tersebut, akhirnya memang dibuka dan dimandikan kembali oleh pihak keluarga. Disaksikan tokoh agama setempat,” kata Ugas.
Faktanya, video ini merupakan hoaks lama beredar kembali. Faktanya, tidak ada organ yang hilang karena semua organnya lengkap, sedangkan darah yang keluar itu berasal dari hidungnya akibat pembuluh darah di bagian kepala pecah. Kondisi ini akibat jenazah pasien positif Covid-19 tersebut memiliki riwayat stroke dan hipertensi.
Dilansir dari artikel berjudul “[SALAH] “Jenazah pasien yang ‘katanya’ kena kopit di Probolinggo setelah dibuka ternyata kedua bola matanya sudah tidak ada” yang terbit di situs turnbackhoax.id pada 9 November 2020, berikut fakta terkait klaim tersebut:
1. Bola mata tidak hilang
Informasi jenazah jenazah pasien positif Covid-19 tanpa bola mata tidak benar. Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Probolinggo pun telah membantah klaim video jenazah pasien positif COVID-19 tanpa bola mata tersebut.
“Tidak betul ada pengambilan organ (mata) sebagaimana yang beredar di media sosial karena pada saat pemulasaran jenazah dengan protokol COVID-19 sudah disaksikan oleh pihak keluarga,” kata Ketua Pelaksana Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Probolinggo dr Shodiq Tjahjono.
2. Pengakuan keluarga
Salah satu keluarga pasien positif yang meninggal tersebut Ainur Huda mengatakan video yang beredar menyebutkan mata ibu M hilang itu tidak benar karena pihak keluarga menyaksikan pemulasaran jenazah.
“Saya melihat sendiri saat pemulasaran jenazah dan tidak ada organ yang hilang karena semua organnya lengkap, sedangkan darah yang keluar itu berasal dari hidungnya,” katanya.
Ia menjelaskan almarhum memiliki riwayat penyakit hipertensi dan stoke sejak lama, bahkan sempat dirawat di rumah sakit selama beberapa hari.
“Pihak keluarga membuka peti jenazah pasien COVID-19 karena ibunya ingin melihat jenazah anaknya untuk terakhir kali dan saat dibuka kondisi jenazah tersebut mengalami pendarahan yang keluar dari hidung,” ujarnya.
3. Pendarahan karena pembuluh darah pecah
Koordinator Penegakan Hukum Satgas COVID-19 Jawa Timur Ugas Irwanto menyatakan, jenazah pasien positif Covid-19 tersebut memiliki riwayat stroke dan hipertensi. Kondisi ini mengakibatkan pembuluh darah di bagian kepala pecah. Sehingga kemudian menimbulkan pendarahan di sejumlah bagian.
“Di antaranya, melalui bagian mata. Jenazah tersebut, akhirnya memang dibuka dan dimandikan kembali oleh pihak keluarga. Disaksikan tokoh agama setempat,” kata Ugas.
Kesimpulan
Hoaks lama beredar kembali. Faktanya, tidak ada organ yang hilang karena semua organnya lengkap, sedangkan darah yang keluar itu berasal dari hidungnya akibat pembuluh darah di bagian kepala pecah. Kondisi ini akibat jenazah pasien positif Covid-19 tersebut memiliki riwayat stroke dan hipertensi.