Akun Facebook Andi Anja (fb.com/andi.anja.7902) pada 8 Maret 2021 mengunggah foto musisi Yosi Mokalu atau Yosi Project Pop yang seolah memakai kaos bertuliskan ‘Badan Arahan Buzzerp Istana’ dengan narasi sebagai berikut:
“memang babi kalian buzzer cebong”
(GFD-2021-6517) [SALAH] Foto “Yosi Mokalu mengenakan kaos bertuliskan BADAN ARAHAN BUZZERP ISTANA”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 13/03/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim adanya foto musisi Yosi Mokalu atau Yosi Project Pop memakai kaos bertuliskan ‘Badan Arahan Buzzerp Istana’ adalah klaim yang keliru.
Faktanya, foto itu merupakan foto editan dan merupakan hoaks lama beredar kembali. Tulisan asli di baju kaos Yosi Mokalu adalah “GOLDEN STATE WARRIORS”.
Pada 3 September 2020, klaim ini sudah diperiksa faktanya dalam artikel berjudul [SALAH] Foto Yosi Mokalu Mengenakan Kaos Bertuliskan “BADAN ARAHAN BUZZERP ISTANA” yang tayang di situs turnbackhoax.id pada 3 September 2020.
Dilansir dari artikel tersebut, dari hasil penelusuran dengan mesin pencari gambar milik google, diketahui bahwa foto serupa pernah diunggah dalam laman kapanlagi.com. Dalam foto tersebut, Yosi terlihat mengenakan kaos berwarna putih, namun BUKAN bertuliskan “BADAN ARAHAN BUZZERP ISTANA” melainkan “GOLDEN STATE WARRIORS”.
Sementara itu, dilansir dari detikcom, Kominfo melalui Staf Khusus Menteri Kominfo Bidang Digital dan SDM, Dedy Permadi kemudian memberikan penjelasan. Dedy menegaskan tudingan yang beredar liar di media sosial tidaklah benar.
Dedy menjelaskan, Siberkreasi merupakan gerakan nasional literasi digital yang merupakan wadah kolaborasi bersama 108 lembaga dan komunitas. Di dalamnya, kata dia, memang ada program School of Influencer. Pelatihan yang ditujukan untuk masyarakat. Dedy menjelaskan, pelatihan itu ditujukan untuk masyarakat yang tertarik menggeluti bidang konten digital. Dia menegaskan School of Influencer bukan untuk para influencer.
Faktanya, foto itu merupakan foto editan dan merupakan hoaks lama beredar kembali. Tulisan asli di baju kaos Yosi Mokalu adalah “GOLDEN STATE WARRIORS”.
Pada 3 September 2020, klaim ini sudah diperiksa faktanya dalam artikel berjudul [SALAH] Foto Yosi Mokalu Mengenakan Kaos Bertuliskan “BADAN ARAHAN BUZZERP ISTANA” yang tayang di situs turnbackhoax.id pada 3 September 2020.
Dilansir dari artikel tersebut, dari hasil penelusuran dengan mesin pencari gambar milik google, diketahui bahwa foto serupa pernah diunggah dalam laman kapanlagi.com. Dalam foto tersebut, Yosi terlihat mengenakan kaos berwarna putih, namun BUKAN bertuliskan “BADAN ARAHAN BUZZERP ISTANA” melainkan “GOLDEN STATE WARRIORS”.
Sementara itu, dilansir dari detikcom, Kominfo melalui Staf Khusus Menteri Kominfo Bidang Digital dan SDM, Dedy Permadi kemudian memberikan penjelasan. Dedy menegaskan tudingan yang beredar liar di media sosial tidaklah benar.
Dedy menjelaskan, Siberkreasi merupakan gerakan nasional literasi digital yang merupakan wadah kolaborasi bersama 108 lembaga dan komunitas. Di dalamnya, kata dia, memang ada program School of Influencer. Pelatihan yang ditujukan untuk masyarakat. Dedy menjelaskan, pelatihan itu ditujukan untuk masyarakat yang tertarik menggeluti bidang konten digital. Dia menegaskan School of Influencer bukan untuk para influencer.
Kesimpulan
Foto editan dan merupakan hoaks lama beredar kembali. Tulisan asli di baju kaos Yosi Mokalu adalah “GOLDEN STATE WARRIORS”.
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2020/09/03/salah-foto-yosi-mokalu-mengenakan-kaos-bertuliskan-badan-arahan-buzzerp-istana/
- https://www.kapanlagi.com/yosi-project-pop/foto/foto-yosi-project-pop-074.html
- https://news.detik.com/berita/d-5152842/bantah-latih-influencer-kominfo-jelaskan-soal-siberkreasi-yosi-project-pop
(GFD-2021-6516) [SALAH] Pesan Berantai Whatsapp Bantuan Sosial Finansial Rp3.550.00 Dari BPJS Kesehatan
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 13/03/2021
Berita
Beredar pesan berantai Whatsapp yang menyatakan bahwa adanya bantuan sebesar Rp3.500.00 kepada mereka yang bekerja antara tahun 2000 dan 2021. Dalam pesan berantai tersebut terdapat tautan mengatasnamakan BPJS. Ketika dibuka, tautan itu akan muncul tampilan laman dengan logo BPJS Kesehatan.
Subsidi bpjs
Bantuan tunai BPJS
https://bpjs.club/bantuan/?bpjs
Mereka yang bekerja antara tahun 2000 dan 2021 berhak menerima bantuan sosial finansial sebesar Rp 3.550.000.
Periksa apakah nama Anda ada di daftar untuk menarik manfaat
Daftar lengkap
https://bpjs.club/bantuan/?bpjs
Bantuan tunai BPJS kesehatan Rp. 3.550.000
Bantuan Sosial Tunai Subsidi Rp 3.550.000
BST Rp. 3,5 juta dari BPJS
https://bpjs.club/bantuan/?bpjs
https://bpjs.club/?bantuan
Bansos tunai
bantuan sosial Rp.3.550.000 bpjs kesehatan
Mereka yang bekerja antara tahun 2000 dan 2021 berhak menerima bantuan sosial finansial sebesar Rp 3.550.000.
Periksa apakah nama Anda ada di daftar untuk menarik manfaat
Daftar lengkap
https://bpjs.club/bantuan/?bpjs
BPJS 3.550.000
Bantuan sosial finansial sebesar Rp 5.500.000.
2 NIK untuk 1 KK
Daftar lengkap
https://bankbjb.club/bantuan/?bjb
Subsidi bpjs
Bantuan tunai BPJS
https://bpjs.club/bantuan/?bpjs
Mereka yang bekerja antara tahun 2000 dan 2021 berhak menerima bantuan sosial finansial sebesar Rp 3.550.000.
Periksa apakah nama Anda ada di daftar untuk menarik manfaat
Daftar lengkap
https://bpjs.club/bantuan/?bpjs
Bantuan tunai BPJS kesehatan Rp. 3.550.000
Bantuan Sosial Tunai Subsidi Rp 3.550.000
BST Rp. 3,5 juta dari BPJS
https://bpjs.club/bantuan/?bpjs
https://bpjs.club/?bantuan
Bansos tunai
bantuan sosial Rp.3.550.000 bpjs kesehatan
Mereka yang bekerja antara tahun 2000 dan 2021 berhak menerima bantuan sosial finansial sebesar Rp 3.550.000.
Periksa apakah nama Anda ada di daftar untuk menarik manfaat
Daftar lengkap
https://bpjs.club/bantuan/?bpjs
BPJS 3.550.000
Bantuan sosial finansial sebesar Rp 5.500.000.
2 NIK untuk 1 KK
Daftar lengkap
https://bankbjb.club/bantuan/?bjb
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa isi pesan berantai tersebut tidak benar dan sudah pernah diperiksa faktanya pada 28 Januari 2021 di turnbackhoax.id dengan judul artikel “[SALAH] Tautan Bantuan Sosial Finansial Rp3.550.000 untuk Pekerja tahun 2000-2021.”
Adapun, pihak BPJS Kesehatan sudah memberikan klarifikasinya pada 27 Januari 2021. Dilansir dari kompas.com, Kepala Humas BPJS Kesehatan M Iqbal Anas Ma’ruf memastikan informasi bantuan sosial finansial sebesar Rp 3.550.00 dari BPJS Kesehatan adalah tidak benar alias hoaks. “Dapat kami pastikan itu hoaks, murni hoaks,” kata Iqbal.
Iqbal menjelaskan, pihaknya tidak pernah memberikan bantuan berupa bantuan finansial kepada para peserta BPJS Kesehatan, sebagaimana dinarasikan dalam unggahan tersebut.
“BPJS Kesehatan tidak pernah memberikan bantuan-bantuan finansial seperti itu,” kata Iqbal.
Untuk mengetahui informasi resmi terkait BPJS Kesehatan, Iqbal mengimbau masyarakat untuk mengakses website resmi, akun media sosial resmi, atau nomor kontak resmi BPJS Kesehatan. “Semua informasi terkait BPJS Kesehatan bisa diakses melalui care center 1500 400 atau ke akun medsos resmi BPJS kesehatan dan website resmi BPJS Kesehatan, bpjs-kesehatan.go.id,” kata Iqbal.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka konten tersebut masuk ke dalam kategori Konten Tiruan.
Adapun, pihak BPJS Kesehatan sudah memberikan klarifikasinya pada 27 Januari 2021. Dilansir dari kompas.com, Kepala Humas BPJS Kesehatan M Iqbal Anas Ma’ruf memastikan informasi bantuan sosial finansial sebesar Rp 3.550.00 dari BPJS Kesehatan adalah tidak benar alias hoaks. “Dapat kami pastikan itu hoaks, murni hoaks,” kata Iqbal.
Iqbal menjelaskan, pihaknya tidak pernah memberikan bantuan berupa bantuan finansial kepada para peserta BPJS Kesehatan, sebagaimana dinarasikan dalam unggahan tersebut.
“BPJS Kesehatan tidak pernah memberikan bantuan-bantuan finansial seperti itu,” kata Iqbal.
Untuk mengetahui informasi resmi terkait BPJS Kesehatan, Iqbal mengimbau masyarakat untuk mengakses website resmi, akun media sosial resmi, atau nomor kontak resmi BPJS Kesehatan. “Semua informasi terkait BPJS Kesehatan bisa diakses melalui care center 1500 400 atau ke akun medsos resmi BPJS kesehatan dan website resmi BPJS Kesehatan, bpjs-kesehatan.go.id,” kata Iqbal.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka konten tersebut masuk ke dalam kategori Konten Tiruan.
Kesimpulan
Kepala Humas BPJS Kesehatan M Iqbal Anas Ma’ruf memastikan informasi bantuan sosial finansial sebesar Rp3.550.00 dari BPJS Kesehatan adalah tidak benar alias hoaks. “Dapat kami pastikan itu hoaks, murni hoaks,” kata Iqbal pada 27 Januari 2021.
Rujukan
(GFD-2021-6515) [SALAH] Akun Facebook Wali Kota Kendari Mengarahkan ke Link Whatsapp
Sumber: facebook.comTanggal publish: 13/03/2021
Berita
Beredar akun Facebook dengan nama “Sulkarnain Kadir”. Akun tersebut memakai foto profil Wali Kota Kendari memakai topi dan kaos hijau. Akun tersebut mengirimkan sejumlah pesan melalui messanger kepada pengguna Facebook lainnya. Setelah meminta nomor Whatsapp untuk dibuatkan grup info Covid-19 dan meminta kode yang masuk lewat SMS lalu dikirim melalui Whatsapp yang tersedia.
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri, melansir dari lentera sultra, Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir mengonfirmasi bahwa akun tersebut bukan miliknya. Ia mengimbau untuk tidak menanggapi akun tersebut sampai melakukan tindakan berupa pemberian uang, dan segera melaporkan ke pihak yang berwajib.
“Jadi saya sudah melihat dan saya dapat dipastikan akun facebook tersebut adalah akun palsu,” tegas Sulkarnain Kadir pada 5 Maret 2021.
Kepala Dinas Kominfo Kota Kendari menyampaikan kepada masyarakat yang mendapat pesan demikian untuk tidak memberikan nomor atau identitas apapun seperti yang diminta.
Dengan demikian, akun Facebook bernama Sulkarnain Kadir adalah palsu, sehingga hal tersebut masuk dalam kategori konten tiruan.
“Jadi saya sudah melihat dan saya dapat dipastikan akun facebook tersebut adalah akun palsu,” tegas Sulkarnain Kadir pada 5 Maret 2021.
Kepala Dinas Kominfo Kota Kendari menyampaikan kepada masyarakat yang mendapat pesan demikian untuk tidak memberikan nomor atau identitas apapun seperti yang diminta.
Dengan demikian, akun Facebook bernama Sulkarnain Kadir adalah palsu, sehingga hal tersebut masuk dalam kategori konten tiruan.
Rujukan
(GFD-2021-6514) [SALAH] “Vaksin Sinovac, Vaksin yg sebenarnya di peruntukkan untuk ayam”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 13/03/2021
Berita
Akun Facebook Lois Lois (fb.com/100060624750848) pada 9 Maret 2021 mengunggah sebuah tangkapan layar artikel berjudul “Guru di Kota Tegal Meninggal Usai Divaksin Sinovac” dengan narasi sebagai berikut:
“Kode barcode vaksin asli di tukar oleh Farmasi sbg Vaksin Plasebo utk menipu KIPI. Oleh KIPI.. Akan di bantah bhw kematian bukan akibat Vaksin.
Bukankah Indonesia di jadikan kelinci percobaan Vaksin Sinovac? Makanya belum setahun Vaksin sudah di temukan. Vaksin yg sebenarnya di peruntukkan untuk ayam. Soalnya dr.Dirga Lambe mengatakan bhw Virus hewan bisa bermutasi kepada manusia.
Dan juru Vaksin-dr.Nadia Tarmizi adalah Ahli penyakit menular pada hewan . Vaksin sudah terlanjur di suntikkan dan WHO akhirnya melaporkan bhw Tidak di temukan bukti sumber penularan Hewan di Wuhan.
Kata Dokter2 Hewan: Ayam2 yg di suntikan Vaksin Sinovac ini banyak yg mati setelah 2 Minggu. Selamat ya buat IDI Anda tertipu ilmu sampah. Tapi mau di bantu.. Justru saya di gosipkan Gila gangguan jiwa berat!! IDI menolak di bantu Kemenkes menolak di bantu Kalau masih minta bukti Ini lhoooo: Pandemi berlarut2!!”
“Kode barcode vaksin asli di tukar oleh Farmasi sbg Vaksin Plasebo utk menipu KIPI. Oleh KIPI.. Akan di bantah bhw kematian bukan akibat Vaksin.
Bukankah Indonesia di jadikan kelinci percobaan Vaksin Sinovac? Makanya belum setahun Vaksin sudah di temukan. Vaksin yg sebenarnya di peruntukkan untuk ayam. Soalnya dr.Dirga Lambe mengatakan bhw Virus hewan bisa bermutasi kepada manusia.
Dan juru Vaksin-dr.Nadia Tarmizi adalah Ahli penyakit menular pada hewan . Vaksin sudah terlanjur di suntikkan dan WHO akhirnya melaporkan bhw Tidak di temukan bukti sumber penularan Hewan di Wuhan.
Kata Dokter2 Hewan: Ayam2 yg di suntikan Vaksin Sinovac ini banyak yg mati setelah 2 Minggu. Selamat ya buat IDI Anda tertipu ilmu sampah. Tapi mau di bantu.. Justru saya di gosipkan Gila gangguan jiwa berat!! IDI menolak di bantu Kemenkes menolak di bantu Kalau masih minta bukti Ini lhoooo: Pandemi berlarut2!!”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, adanya klaim bahwa vaksin Sinovac merupakan vaksin yang diperuntukkan bagi ayam, lalu ayam-ayam yang disuntik vaksin Sinovac ini banyak yang mati setelah 2 minggu, dan Indonesia dijadikan kelinci percobaan vaksin Sinovac serta klaim kode barcode vaksin asli di tukar oleh Farmasi sebagai vaksin plasebo adalah klaim yang menyesatkan.
Faktanya, vaksin Sinovac ditujukan untuk memberi perlindungan terhadap manusia dari infeksi Covid-19. Tidak ada penggunaan ayam dalam pengembangan vaksin Sinovac. Untuk vaksin Sinovac, pengujian telah dilakukan terhadap tikus. Demikian juga, tidak ada publikasi yang menyebutkan bahwa ayam-ayam mati setelah divaksin Sinovac.
DIlansir dari Tempo, untuk memeriksa klaim tersebut, Tempo mewawancarai Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Hindra Irawan Satari pada 12 Maret 2021 dan menelusuri berbagai literatur terkait.
Berikut ini pemeriksaan fakta atas klaim-klaim tersebut:
Klaim 1: Barcode vaksin asli ditukar sebagai vaksin plasebo untuk menipu KIPI
Fakta:
Hindra menjelaskan bahwa barcode vaksin melalui satu sistem yang sama sejak selesai diproduksi di Cina hingga disuntikkan kepada penerima vaksin. Sistem satu pintu ini diterapkan untuk memudahkan pelacakan dan distribusi serta mencegah pemalsuan terhadap sebuah vaksin. “Tidak sesederhana itu (untuk menukar kode vaksin Sinovac),” kata Hindra.
Beberapa orang penerima vaksin Covid-19 memang mengalami KIPI. Dikutip dari Tempo, jumlah KIPI hanya sebanyak lima kasus per 10 ribu suntikan. Itu pun hanya berupa gejala yang ringan, seperti mual, kesulitan bernapas, kesemutan, lemas, atau jantung berdebar.
==================
Klaim 2: Indonesia menjadi kelinci percobaan vaksin Sinovac
Fakta:
Indonesia bukan satu-satunya pengguna vaksin Sinovac. Dikutip dari Kompas.com, tiga negara lainnya yang menggunakan vaksin Sinovac adalah Chili, Brazil, dan Turki.
Produksi vaksin sendiri membutuhkan proses yang panjang. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) menjelaskan ada enam tahap yang biasanya diperlukan dalam pengembangan vaksin , yakni eksplorasi, pra-klinis, pengembangan klinis, tinjauan peraturan dan persetujuan, produksi, dan kontrol kualitas.
Sebelum diujicobakan ke luar Cina, vaksin Sinovac telah terlebih dahulu menjalani uji coba fase I dan fase II yang melibatkan sejumlah warga Cina. Sinovac memulai pengembangan kandidat vaksin dari virus yang tidak aktif, yang disebut CoronaVac tersebut, pada 28 Januari 2020.
Pada 13 April 2020, Administrasi Produk Medis Nasional Cina (NMPA) memberikan persetujuan untuk uji klinis fase I dan fase II di Cina, yang dimulai pada 16 April di Provinsi Jiangsu. Uji klinis fase I dan fase II itu melibatkan orang dewasa yang sehat dan berusia 18-59 tahun. Mereka diberi vaksin selama 14 hari.
==================
Klaim 3: Vaksin yang sebenarnya diperuntukkan bagi ayam. Ayam banyak yang mati setelah disuntik vaksin Sinovac.
Fakta:
Menurut Hindra, vaksin Sinovac ditujukan bagi manusia, sesuai tahap uji klinis yang dilakukan terhadap manusia meskipun, sebelum uji klinis tersebut, dilakukan uji coba terhadap binatang. Untuk vaksin Sinovac, pengujian telah dilakukan terhadap tikus. Tidak ada penggunaan ayam dalam pengembangan vaksin Sinovac. Demikian juga, tidak ada publikasi yang menyebutkan bahwa ayam-ayam mati setelah divaksin Sinovac.
Sementara itu, artikel berjudul “Guru di Kota Tegal Meninggal Usai Divaksin Sinovac” sendiri berisi pernyataan Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal Sri Primawati Indraswari yang menyebut penyebab seorang guru SD di Kota Tegal yang meninggal bukan karena vaksin.
“Dia punya penyakit gula (diabetes), yang jelas bukan KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi),” kata Prima saat dikonfirmasi, Senin (8/3/2021) dikutip dari artikel yang tayang di situs jateng.suara.com pada Senin, 08 Maret 2021 pukul 17:25 WIB tersebut.
Faktanya, vaksin Sinovac ditujukan untuk memberi perlindungan terhadap manusia dari infeksi Covid-19. Tidak ada penggunaan ayam dalam pengembangan vaksin Sinovac. Untuk vaksin Sinovac, pengujian telah dilakukan terhadap tikus. Demikian juga, tidak ada publikasi yang menyebutkan bahwa ayam-ayam mati setelah divaksin Sinovac.
DIlansir dari Tempo, untuk memeriksa klaim tersebut, Tempo mewawancarai Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Hindra Irawan Satari pada 12 Maret 2021 dan menelusuri berbagai literatur terkait.
Berikut ini pemeriksaan fakta atas klaim-klaim tersebut:
Klaim 1: Barcode vaksin asli ditukar sebagai vaksin plasebo untuk menipu KIPI
Fakta:
Hindra menjelaskan bahwa barcode vaksin melalui satu sistem yang sama sejak selesai diproduksi di Cina hingga disuntikkan kepada penerima vaksin. Sistem satu pintu ini diterapkan untuk memudahkan pelacakan dan distribusi serta mencegah pemalsuan terhadap sebuah vaksin. “Tidak sesederhana itu (untuk menukar kode vaksin Sinovac),” kata Hindra.
Beberapa orang penerima vaksin Covid-19 memang mengalami KIPI. Dikutip dari Tempo, jumlah KIPI hanya sebanyak lima kasus per 10 ribu suntikan. Itu pun hanya berupa gejala yang ringan, seperti mual, kesulitan bernapas, kesemutan, lemas, atau jantung berdebar.
==================
Klaim 2: Indonesia menjadi kelinci percobaan vaksin Sinovac
Fakta:
Indonesia bukan satu-satunya pengguna vaksin Sinovac. Dikutip dari Kompas.com, tiga negara lainnya yang menggunakan vaksin Sinovac adalah Chili, Brazil, dan Turki.
Produksi vaksin sendiri membutuhkan proses yang panjang. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) menjelaskan ada enam tahap yang biasanya diperlukan dalam pengembangan vaksin , yakni eksplorasi, pra-klinis, pengembangan klinis, tinjauan peraturan dan persetujuan, produksi, dan kontrol kualitas.
Sebelum diujicobakan ke luar Cina, vaksin Sinovac telah terlebih dahulu menjalani uji coba fase I dan fase II yang melibatkan sejumlah warga Cina. Sinovac memulai pengembangan kandidat vaksin dari virus yang tidak aktif, yang disebut CoronaVac tersebut, pada 28 Januari 2020.
Pada 13 April 2020, Administrasi Produk Medis Nasional Cina (NMPA) memberikan persetujuan untuk uji klinis fase I dan fase II di Cina, yang dimulai pada 16 April di Provinsi Jiangsu. Uji klinis fase I dan fase II itu melibatkan orang dewasa yang sehat dan berusia 18-59 tahun. Mereka diberi vaksin selama 14 hari.
==================
Klaim 3: Vaksin yang sebenarnya diperuntukkan bagi ayam. Ayam banyak yang mati setelah disuntik vaksin Sinovac.
Fakta:
Menurut Hindra, vaksin Sinovac ditujukan bagi manusia, sesuai tahap uji klinis yang dilakukan terhadap manusia meskipun, sebelum uji klinis tersebut, dilakukan uji coba terhadap binatang. Untuk vaksin Sinovac, pengujian telah dilakukan terhadap tikus. Tidak ada penggunaan ayam dalam pengembangan vaksin Sinovac. Demikian juga, tidak ada publikasi yang menyebutkan bahwa ayam-ayam mati setelah divaksin Sinovac.
Sementara itu, artikel berjudul “Guru di Kota Tegal Meninggal Usai Divaksin Sinovac” sendiri berisi pernyataan Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal Sri Primawati Indraswari yang menyebut penyebab seorang guru SD di Kota Tegal yang meninggal bukan karena vaksin.
“Dia punya penyakit gula (diabetes), yang jelas bukan KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi),” kata Prima saat dikonfirmasi, Senin (8/3/2021) dikutip dari artikel yang tayang di situs jateng.suara.com pada Senin, 08 Maret 2021 pukul 17:25 WIB tersebut.
Rujukan
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/1282/keliru-klaim-vaksin-sinovac-sebenarnya-ditujukan-bagi-ayam-dan-barcode-aslinya-ditukar
- https://tekno.tempo.co/read/1435940/ini-daftar-kejadian-ikutan-gejala-ringan-dan-berat-usai-vaksinasi-covid-19
- https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/21/102500465/berikut-negara-negara-yang-menyetujui-penggunaan-vaksin-sinovac-untuk-lawan
- https://www.clinicaltrialsarena.com/news/brazils-regulator-phase-iii-trial-sinovac-covid-19-vaccine/
- https://jateng.suara.com/read/2021/03/08/172545/guru-di-kota-tegal-meninggal-usai-divaksin-sinovac
Halaman: 5912/6964



