• (GFD-2020-4070) [SALAH] 30 Pembantu Baru Positif Corona di Penjaringan

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 11/06/2020

    Berita

    Beredar video disertai narasi yang mengklaim ada 30 orang asisten rumah tangga (ART) baru dari datang dari kampung positif terpapar virus Corona atau Covid-19.

    Berikut kutipan narasinya:

    “Waahh tolong info info buat yg punya kelg ato sodara yg tinggal disekitaran Kelapa gading,kemayoran,sunter,Pluit, MK & PIK,...
    Hati2 nihh kl ambil “ART baru yg fress from kampong”..👇👇
    [: Pembantu baru dtg dr kampung ,30 org ,di test ,semua nya corona...
    Ud masuk tv beritanya...
    Pembantu baru dtg dr kampung sekitar 30rg. daerah penjaringan ditest . semua kena covid 19.Hati2 cari pembantu dr penyalur...
    “Klo ambil pembantu atau karyawan,langsung rapid test dulu ke rumah sakit biar lebih aman buat keluarga””

    Hasil Cek Fakta

    Melalui hasil penelusuran, diketahui bahwa informasi itu tidak benar. Dilansir dari detik.com, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara pun meluruskan informasi tersebut. Pasien terkonfirmasi positif yang dievakuasi itu berjumlah 23 orang, bukan 30 orang.

    "Warga biasa dari Kamal Muara, 23 terkonfirmasi positif tapi yang dirujuk 19, sisanya ada 2 yang ternyata sebelum hasil swab keluar dia sudah pulang kampung di awal bulan puasa, 2 lagi isolasi mandiri di rumah," kata Kasudin Kesehatan Jakut Yudi Dimyati saat dihubungi, Senin (1/6/2020).

    Yudi menjelaskan, video yang beredar itu merupakan kejadian pada Jumat (29/5) lalu. Para pasien dibawa menggunakan 6 ambulans menuju RS Duren Sawit.

    "Kan mau dirujuknya dalam jumlah besar jadi karena mereka tanpa gejala, mereka datang ke puskesmas, dari puskesmas sudah disiapkan ambulans, ada 6 ambulan kita siapkan," ujarnya.

    Dia memastikan semua pasien itu terkonfirmasi positif lewat swab test. Tes itu dilakukan setelah dinas kesehatan melakukan tracing dari kasus yang ada sebelumnya.

    "Ada kasus positif, lalu kita lakukan tracing, yang dekat kita lakukan swab semua, jadi tidak ada rapid test," ujar Yudi.

    Adapun, Yudi menegaskan bahwa pasien positif itu bukan ART melainkan warga setempat dan bukan pembantu yang baru datang dari Jakarta. "Bukan itu. Itu warga RW 017," kata Yudi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (2/6/2020) malam.

    Hal senada pun disampaikan oleh Kapolsek Metro Penjaringan, AKBP Achmad Imam Rifai. Dilansir dari merdeka.com, narasi dalam video dan pesan tersebut tidak sepenuhnya benar. Faktanya, jumlahnya tidak sebanyak itu.

    "Hoaks. Itu hasil rapid tes di Kelurahan Penjaringan dan yang positif dan dibawa ke rumah sakit 19 orang," katanya saat dikonfirmasi merdeka.com, Selasa (2/6).

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan tersebut, maka klaim pada narasi konten tidak benar. Oleh sebab itu, konten tersebut masuk ke dalam kategori False Context atau Konten yang Salah.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4069) [SALAH] “Pemprov DKI Tunaikan Janji Bansos, Netizen Tagih Janji Ganjar Bagi Sembako di DKI”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 10/06/2020

    Berita

    Beredar postingan yang mengklaim bahwa Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo ditagih janjinya oleh para netizen. Adapun, janji yang ditagih ialah pemberian bantuan bagi bantuan sembako di DKI Jakarta kepada warga ber-KTP Jateng. Dalam narasi yang beredar, disebutkan bahwa janji tersebut hanya bentuk pencitraan saja.

    Berikut kutipan narasinya:

    “Pemprov DKI Tunaikan Janji Bansos, Netizen Tagih Janji Ganjar Bagi Sembako di DKI

    Sejak April 2020 Gubernur Jawa Tengah dengan jumawanya berjanji memberikan bantuan kepada warga Jawa Tengah yang berdomisili di DKI Jakarta. Sebagai politisi ini tentu menguntungkan citranya, namun buat apa masih ngotot pencitraan di tengah situasi pandemi?

    Sungguh sesumbar Ganjar, padahal angka kemiskinan di Jawa Tengah masih 10,58% jauh lebih tinggi dibandingkan DKI Jakarta yang hanya di kisaran 3,42%. Penghasilan rata-rata penduduk Jawa Tengah juga hanya Rp 1,9 juta saja jauh lebih rendah dari UMP DKI Jakarta yang di atas Rp 4 juta. Logika yang benar dan yang terjadi memang justeru Anies Baswedan yang akhirnya membantu warga Jateng yang berdomisili di DKI Jakarta.

    Senyata yang terjadi adalah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menyalurkan bantuan sosial ( bansos) kepada penduduk non-KTP DKI Jakarta yang berdomisili dan beraktivitas di Jakarta.

    Di antaranya adalah kepada 7.558 orang wargaJawa Tengah yang berdomisili di Jakarta dan 55.599 orang pengemudi Gojek.

    Kebaikan Gubernur Anies Baswedan yang membantu warga Jateng di masa krisis pandemi ini dijelaskan oleh Asisten Perekonomian dan Keuangan Setda Provinsi DKI Jakarta Sri Haryati mengatakan, penyerahan bansos kepada warga Jawa Tengah yang berada di Jakarta dilakukan karena mereka diminta untuk tidak mudik.

    "Kami pun berkomitmen bagaimana kami bisa membantu dengan pemberian bantuan sosial ini. Sehingga, tidak hanya bagi masyarakat ber-KTP DKI Jakarta, tapi juga non-KTP DKI Jakarta yang terdampak secara ekonomi turut mendapat bantuan ini," ucap Sri, Rabu (20/5/2020).

    Sungguh mulia hati seorang pemimpin seperti Anies Baswedan. Ia dengan tegas memberikan peringatan agar warga tidak mudik, namun juga memberikan perhatian dan bantuan sosial. Ini kontras dengan kelakukan Ganjar yang sok jagoan, apa yang dikatakan bisa saja omong kosong, bahkan media menyambutnya seolah mendukung.

    Banyak pemberitaan yang mengangkat Ganjar dan merendahkan Anies. Misalnya beberapa media bahkan memuat berita yang berjudul sama yakni "Janji Pemprov DKI Jakarta Tak Kunjung Datang, Pemprov Jateng Kirim Puluhan Ribu Bantuan".

    Ada pula "Pemerintah DKI tak Menepati Janji Akhirnya Ganjar Bertindak Sendiri," sungguh congkak, dan sebenarnya mengundang tawa jika saat ini melihat kenyataannya karena belum sampai Bansos dari Ganjar buat warganya yang ada di Jakarta, Bansos Pemprov DKI malah lebih dulu sampai.

    Lalu apa manfaatnya Ganjar berkoar-koar akan bantu warganya di Jakarta? Tentu saja ini bentuk pencitraan saja, apalagi para Buzzer sengaja menghembuskan berita hoaks itu agar ditelan mentah-mentah oleh masyarakat.

    Contohnya akun Twitter bodong @woelannn yang setiap hari menyanjung Ganjar setinggi langit mengatakan, " Sementara ada Gubernur yang ribut masalah dana bansos dan minta-minta kepada pusat, Gubernur Jateng @ganjaroranowo malah menolak saat ditawari bantuan oleh Presiden @jokowi. Menurut Ganjar sudah selayaknya daerah tidak lagi membebani pemerintah pusat."

    Pujian pepesan kosong itu tentu saja bagai jauh panggang dari api, tidak sesuai kenyataan. Penerima bansos di Jateng justru pernah tidak tepat sasaran hingga 40%, sangat fatal dan memalukan. Akhirnya bantuan dari Kemensos yang diandalkan.

    Tapi di atas itu semua, tetap bersyukur karena Anies menepati janjinya membantu warga di Jakarta tanpa melihat KTP, semua diperhatikan. Proses penyalurannya pun rapih.

    Untuk diketahui Pelaksanaan kegiatan bansos ini sebagai implementasi dari Pergub Nomor 33/2020 tentang Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam Penanganan Covid-19 di Provinsi DKI Jakarta, sehingga ada dasar hukumnya yang jelas, bukan bekal omongan semata tanpa tindakan.

    Adapun mekanisme penyaluran bansos bagi warga Jawa Tengah dilakukan secara bersama-ama dengan Perwakilan Kantor Penghubung Provinsi Jawa Tengah yang ada di Jakarta. Sedangkan, penyaluran bagi pengemudi Gojek bekerja sama dengan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek).

    Proses distribusi dilakukan selama dua hari di 5 wilayah Kota Administrasi dibantu oleh Suku Dinas Sosial masing-masing wilayah. Sementara, untuk distribusi bansos bagi pemelihara tempat-tempat ibadah dilakukan atas kerja sama dengan DMI, PGPI, PHDI, Walubi dan Matakin.

    Melihat itu semua sudah kita membuka mata mana yang hanya pencitraan dan mata yang nyata berbuat untuk kemanusiaan!

    Oleh Akbar Farizi, Netizen.

    #AniesKeren Lihat Lebih Sedikit

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa Ganjar Pranowo sudah memberikan sejumlah bantuan sembako. Mengacu kepada berita berjudul “Ganjar Tegaskan Bansos untuk Perantau di Jabodetabek Berbentuk Sembako” yang tayang pada 17 Mei 2020 di kompas.com, diketahui bahwa sudah ada 7000 paket sembako yang dikirimkan oleh Pemerintah Provinsi Jateng kepada warga Jateng yang merantau di Jabodetabek.

    Pengiriman bantuan paket sembako akan disalurkan kepada warga Jateng yang berada di Jakarta Timur sebanyak 2.707 paket, Bogor 990 paket, Depok 1.027 paket, Tangerang 967 paket dan Bekasi 1.309 paket.

    "Alhamdulillah mulai kemarin kami laksanakan. Untuk tahap pertama ini, belum semua dari daftar yang menerima. Baru mereka yang ada di Bogor, Tangerang, Depok dan Bekasi. Jakartanya baru mereka yang ada di Jakarta Timur," kata Ganjar pada Minggu (17/5).

    Lebih lanjut, paket sembako yang dibagikan terdiri dari beras, sarden, kornet, minyak goreng, kecap dan kebutuhan lainnya.

    Bantuan beras langsung dikirim dari Jateng, sedangkan bahan makanan lainnya dibeli di Jakarta oleh PT Pos Indonesia selaku rekanan yang digandeng Pemprov Jateng untuk mendistribusikan bantuan.

    "Bantuannya sembako. Kalau uang, saya khawatir dibelikan untuk yang lain seperti rokok atau pulsa. Makanya kami fokus ke makan dulu, minimal mereka tenang karena di rumah ada makanan. Kalau itu bisa, maka apapun bisa dilakukan dan mudah-mudahan mereka tetap bisa survive," tandasnya.

    Sementara itu, dilansir dari beritasatu.com, Kepala Badan Penghubung Jateng di Jakarta Wachyu Alamsyah mengatakan, bantuan paket sembako tahap kedua bagi perantau di Jabodetabek akan didistribusikan seusai lebaran.

    "Total yang sudah mendaftar dan terverifikasi ada 28.000-an orang. Tahap pertama ini, 7.000 paket kami serahkan, sisanya nanti habis lebaran," tutup Alam.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan tersebut, diketahui bantuan tahap pertama kepada warga Jateng di DKI Jakarta sudah dilaksanakan pada Mei 2020. Oleh sebab itu, konten postingan yang beredar masuk ke dalam kategori Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4068) [SALAH] Akun Facebook Eko Frananda Prajurit TNI AD

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 09/06/2020

    Berita

    Akun Facebook Eko Frananda dengan menggunakan foto profil dan menuliskan dirinya sebagai anggota dari TNI AD. Akun tersebut sempat melemparkan ujaran kebencian di sejumlah grup. Salah satu bukti ujaran kebenciannya dalam bentuk tangkapan layar dilakukan oleh akun Twitter @Yostanabe88.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa pihak TNI AD sudah merespon laporan dari @Yostanabe88. Melalui keterangan persnya, Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen TNI Nefra Firdaus menyatakan sudah melakukan penelusuran terhadap akun tersebut berdasarkan laporan dari akun @Yostanabe88.

    Menurut Nefra, akun atas nama Eko Frananda merupakan akun palsu. Akun tersebut menggunakan foto prajurit TNI AD yang identitas sebenarnya adalah Prajurit Satu AA dari satuan Perbekalan dan Angkutan Kodam Iskandar Muda (Aceh).

    Selain merusak dan merugikan nama pribadi Prajurit Satu AA, kata Nefra, unggahan yang dilakukan akun ini juga sangat merugikan TNI AD.

    "TNI AD telah bertindak mendorong proses hukum terhadap pemilik akun media sosial di atas," ujar Nefra.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan tersebut, maka akun Facebook Eko Frananda bukanlah akun milik anggota TNI AD. Oleh sebab itu, akun tersebut masuk ke dalam kategori Imposter Content atau Konten Tiruan.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4067) [SALAH] Video “DI BALIK COVID-19/CORONA TERNYATA ISI NYA SUDAH HABIS”

    Sumber: youtube.com
    Tanggal publish: 08/06/2020

    Berita

    NARASI:

    “DI BALIK COVID-19/CORONA TERNYATA ISI NYA SUDAH HABIS”

    “Mati coved 19 peti tk boleh di bukak…😁
    Sesudah di bukak peti nya organ tubuh nya habis di ambil..hati” kepada kluarga nya yang meninggal di RS cek dulu mayat nya 😭😭🙏🙏”

    Hasil Cek Fakta

    Namun pasca dilakukan penelusuran lebih lanjut, diketahui bahwa judul dan narasi yang menyebut bahwa organ pasien meninggal Covid-19 diambil adalah tidak benar. Faktanya, kejadian yang menimpa orang dalam video tersebut bukan dikarenakan oleh Covid-19. Melansir dari akun Youtube resmi milik tribunnews.com, pemberitaan terkait video tersebut diunggah pada 23 April 2018 dengan judul “Keluarga Ngamuk dan Minta Organ Dikembalikan, Ternyata Jecky Payow Dibunuh karena hal Sepele”.

    Jika melansir dari akun Youtube milik Tribunnews.com, diketahui bahwa video tersebut tidak berkaitan dengan Covid-19. Sementara melansir dari pemberitaan milik inews.id pada 23 April 2020 diketahui bahwa jenazah dalam video tersebut adalah Geraldy Jecky Payow, warga Mamiri Lama, Kecamatan Poigar, Bolaang Mongondow. Jecky Payow merupakan korban penikaman yang terjadi di sebuah indekos di wilayah Malalayang, Manado, Sulawesi Utara. Korban yang sudah tidak bernyawa, kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk dilakukan autopsi.

    Jika melihat dari pemaparan yang ada, maka unggahan yang menyebut bahwa video jenazah tersebut meninggal akibat virus corona dan diambil organ tubuhnya adalah tidak sesuai dengan fakta. Unggahan tersebut masuk ke dalam kategori misleading content atau konten yang menyesatkan. Misleading content sendiri terjadi akibat sebuah konten dibentuk dengan nuansa pelintiran untuk menjelekkan seseorang maupun kelompok. Konten jenis ini dibuat secara sengaja dan diharap mampu menggiring opini sesuai dengan kehendak pembuat informasi.

    Kesimpulan

    Video yang diunggah oleh akun Youtube @SemuaAdadiSini merupakan peristiwa yang terjadi pada tahun 2018. Video tersebut diunggah jauh sebelum virus corona atau Covid-19 muncul.

    Rujukan