• (GFD-2019-3380) [SALAH] Peristiwa Perampokan Toko Emas Athira di Pematang Siantar

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 09/12/2019

    Berita

    Beredar sebuah video melalui media sosial Facebook mengenai peristiwa perampokan yang diklaim terjadi di wilayah Pematang Siantar. Dalam unggahan yang beredar, terdapat tiga video dengan pengambilan gambar dari sudut yang berbeda-beda. Namun setelah dilakukan penelusuran lebih lanjut, belakangan diketahui bahwa peristiwa dalam video tersebut bukanlah terjadi di Pematang Siantar.

    NARASI:

    Toko emas Athira di Pematang Siantar dirampok di dalam mall pun berani rampok ,,,
    Adu nekat benar orang ini Masa gak ada Securitinya..

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN: Sebuah akun Facebook bernama @AjurnJurn mengunggah tiga buah video yang di dalamnya terdapat sebuah peristiwa perampokan sebuah took emas. Dalam unggahannya, akun Facebook @AjurnJurn juga menyertakan narasi bahwa peristiwa dalam video tersebut terjadi di sebuah mall wilayah Pematang Siantar.

    Dalam tayangan video, terlihat seorang pria dengan helm telah melakukan tindakan kriminal yakni merampok toko emas. Pria tersebut kemudian mengeluarkan sebuah senjata api yang digunakan untuk menakuti para penjaga toko. Belakangan video tersebut pun ramai menjadi buah bibir masyarakat dikarenakan munculnya informasi yang menyebut peristiwa tersebut terjadi di Indonesia yakni di Pematang Siantar.

    Dari hasil penelusuran yang ada, terlihat jelas di toko tersebut sebuah nomor seluler yang tentunya bukan kode nomor seluler Indonesia. Nomor yang tertulis di toko emas tersebut yakni 04-7773388 yang merupakan kode sebuah area bisnis di negara Malaysia. Tepatnya di Kompleks Perniagaan Sultan Abdul Hamid, Kedah, Malaysia.

    Melansir dari tribunnews.com, disebutkan bahwa fakta selanjutnya yang memperkuat bukti bahwa kejadian tersebut tidak terjadi di Pematang Siantar yakni di Siantar tidak terdapat mall yang menyerupai lokadi seperti halnya di video yang viral tersebut.

    Rujukan

  • (GFD-2019-3379) [SALAH] “penemuan terdamparnya putri duyung di pesisir pantai nepa banyuates”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 09/12/2019

    Berita

    Bukan putri duyung. Sumber menggabungkan foto korban pembunuhan di kawasan Danau Nujau, Kecamatan Gantung, Belitung Timur dan foto “putri duyung” yang merupakan karya seni ciptaan seniman asal Florida, Amerika Serikat, Juan Cabana. Foto di bagian akhir kolase sendiri adalah foto yang dijadikan bahan parodi.

    Akun Rifqihasand (fb.com/rifhqi.hazain) mengunggah beberapa gambar yang diberi narasi:

    “Ya allah
    Tanda” apakah ini,
    Warga psisir pantai nepa banyuates pagi” di kejutkan dngan penemuan terdamparnya putri duyung
    minggu _01_12_2019″

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN

    Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan oleh Tim CekFakta Tempo, dengan reverse image tools Google, Tim CekFakta Tempo menemukan beberapa foto yang identik dengan foto yang memperlihatkan sejumlah warga tengah mengevakuasi sesuatu dalam kantung mayat berwarna oranye di tepi sebuah perairan.

    Salah satu situs yang memuat foto itu adalah situs media Belitong Ekspres. Foto tersebut digunakan untuk berita dengan judul “Pekerja Warkop Diduga Dibunuh” yang dimuat pada 19 Desember 2016.

    Menurut berita itu, pekerja warkop atau warung kopi yang dibunuh tersebut adalah seorang wanita berinisial AS, 30 tahun, yang merupakan warga Kecamatan Gantung, Belitung Timur. Sebelum ditemukan, AS telah menghilang selama tujuh hari.

    AS ditemukan tewas di dekat Danau Simpor, tidak jauh dari areal persawahan Danau Nujau, Gantung, pada 18 Desember 2016. Di kawasan Danau Nujau itulah warung kopi tempat AS bekerja berada. Saat ditemukan, AS berada di dalam sebuah karung.

    Juga dengan reverse image tools Google, Tempo menemukan sejumlah foto yang identik dengan foto-foto yang diklaim berisi putri duyung. Salah satu situs yang mengunggah foto-foto itu adalah situs Hoax-Slayer, yakni pada 4 Agustus 2006.

    Situs ini menjelaskan bahwa foto-foto “putri duyung” tersebut telah beredar melalui email, forum, dan blog sejak 2006. Beberapa klaim menyatakan bahwa sejumlah foto itu merupakan foto putri duyung yang ditemukan oleh seorang nelayan di Teluk Bahang, Malaysia.

    Faktanya, “putri duyung” itu merupakan sebuah karya seni ciptaan seniman asal Florida, Amerika Serikat, Juan Cabana. Cabana menjual “putri duyung” dengan nama “SeaMystery” tersebut di situs eBay. Menurut informasi, karya seni itu terjual dengan harga US$ 1.550.

    Menurut situs Hoax-Slayer, di eBay, Cabana tidak menyebutkan bahwa “putri duyung” tersebut merupakan salah satu karya seni ciptaannya. Justru, Cabana menuliskan kisah fiksi mengenai “putri duyung” itu.

    Dalam wawancara di podcast Small WORLD, Cabana mengklaim bahwa ia mengarang kisah fiksi dalam deskripsi produknya yang dijual di eBay itu untuk menciptakan antusiasme terhadap pembeli sekaligus menambahkan unsur kesenangan.

    Cabana berasumsi bahwa sebagian besar pembeli potensial akan mengerti bahwa kisah itu hanyalah karangan semata. Namun, ketika tersebar ke dunia maya dengan konteks yang jauh berbeda dengan konteks aslinya, foto dan kisah tersebut mengecoh banyak orang.

    Foto-foto “putri duyung” tersebut tersebar tanpa seizin atau sepengetahuan Cabana. Menurut dia, untuk membuat “putri duyung” itu, Cabana menggunakan berbagai bahan, mulai dari tengkorak binatang, kulit ikan serta binatang, baja, plastik, hingga kaca fiber.

    Dikutip dari situs radio Coast to Coast AM, Cabana menggunakan sisa ikan yang sudah mati serta berbagai macam binatang sebagai medianya menciptakan karya seni. Ciptaannya yang seperti hidup mencerminkan minatnya pada cryptozoology, antropologi, dan fiksi ilmiah. Saat ini, karya seni berwujud monster laut dan putri duyung menjadi fokus utamanya. Cabana berharap, suatu hari nanti, ia memiliki museum makhluk laut terbesar di dunia.

    Karya-karya seni Cabana lainnya dapat dilihat di akun Pinterest miliknya.

    Rujukan

  • (GFD-2019-3378) [SALAH] Wamenag: Reuni 212 Berpotensi Menimbulkan Dosa

    Sumber: Media Online
    Tanggal publish: 09/12/2019

    Berita

    Judul suntingan. Faktanya, Wamenag Zainut Tauhid Saadi mengatakan acara Reuni 212 boleh dilakukan karena tidak ada anjuran sekaligus tidak ada larangan. Bahkan ikut Reuni 212 tidak berdosa. Zainut menjelaskan Reuni 212 dianggap sebagai ajang silahturahmi.

    Beredar artikel yang berasal dari situs indeksnews.com dengan judul “Wamenag: Reuni 212 Berpotensi Menimbulkan Dosa”

    Judul artikel ini masuk dalam kategori Misleading Content (konten menyesatkan). Misleading terjadi akibat sebuah konten dibentuk dengan nuansa pelintiran untuk menjelekkan seseorang maupun kelompok.

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN

    Setelah dilakukan penelusuran, pernyataan Wamenag yang mengatakan Reuni 212 berpotensi menimbulkan dosa adalah salah.

    Dilansir dari Suara.com, melalui artikel berjudul “Wakil Menteri Agama: Ikut Reuni 212 Tidak Berdosa” tayang pada Jumat 27 November 2019, disebutkan Wamenag Zainut mengatakan penyelenggaraan Reuni 212 boleh-boleh saja dilakukan karena tidak ada anjuran sekaligus tidak ada larangan. Bahkan ikut Reuni 212 tidak berdosa. Dia menjelaskan Reuni 212 sebagai ajang silahturahmi.

    Sebenarnya di dalam artikel di situs tersebut juga tidak ada pernyataan Wamenag yang menyebut Reuni 212 berpotensi menimbulkan dosa.

    Berikut isi lengkap artikel tersebut;

    “Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi menegaskan penyelenggaraan Reuni Akbar 212 pada Desember nanti tidak ada pelarangan dari pemerintah. Karena acara tersebut menurut Zainut, berhukum mubah, artinya boleh dilakukan atau tidak dilakukan.
    Zainut mengingatkan agar penyelenggaraan acara tersebut tidak menimbulkan dosa. Karena ia memandang Reuni Akbar 212 hanya ajang kumpul dan silaturahmi umat Islam. Sehingga penyelenggaraannya tidak perlu dipersoalkan.
    “Sesuatu yang mubah itu bisa menjadi baik dan memiliki nilai ibadah jika kegiatan tersebut diisi dengan hal kebaikan,” ujar Zainut dalam keterangan resmi, Rabu (27/11/2019).
    Ia berharap agar acara berlangsung tertib. Para peserta pun dianjurkan untuk menaati hukum dan peraturan yang berlaku.
    Namun, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia itu menyebut peringatan aksi massa pada 2 Desember 2016 itu juga berpotensi menimbulkan dosa. Apabila acara tersebut diisi dengan kegiatan yang melanggar norma dan aturan.
    “Jika reuni tersebut diisi dengan kegiatan yang tidak baik, misalnya melakukan provokasi, memfitnah, menebarkan ketakutan, kebencian, dan mengadu domba, maka reuni tersebut bisa menimbulkan dosa,” kata Zainut.
    Zainut menegaskan, saat ini bangsa Indonesia membutuhkan suasana yang aman, sejuk, damai, dan kondusif. Apalagi selama masa pemilihan umum, terjadi keretakan dan gesekan sosial akibat perbedaan pilihan politik.
    “Sehingga hubungan antarwarga masyarakat masih diliputi suasana kaku, tegang, dan penuh dengan curigaan,” ujarnya.
    Ia berharap semua pihak, khususnya tokoh agama dan tokoh masyarakat, terlibat aktif merajut kembali persaudaraan kebangsaan dan membantu menciptakan situasi yang kondusif.
    Semua dilakukan agar kehidupan masyarakat kembali normal, cair dan tidak ada ketegangan yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban.”

    Rujukan

  • (GFD-2019-3377) [KLARIFIKASI] ITB STIKOM Bali Berikan Klarifikasi Atas Isu Telah Terpapar ISIS

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 09/12/2019

    Berita

    Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer (Stikom) Bali memberikan klarifikasi atas tuduhan kepada perguruan tinggi itu telah terpapar ISIS. Prof. I Made Bandem selaku pendiri Yayasan Widya Dharma Shanti Denpasar menegaskan isu tersebut tidak benar. “Isu itu tidak benar. Itu hoaks. Kampus kami sangat menghargai keberagaman dan menjunjung tinggi nasionalisme serta adat dan budaya,” tegas Prof. I Made Bandem. Menurutnya, isu hoaks yang menimpa kampus ITB Stikom Bali itu sebenarnya terjadi sangat lama, yakni tepatnya 28 November 2015 lalu.

    =====

    Narasi:

    SEKEDAR MENGINGATKAN saja . . .

    Masyarakat Bali vs STIKOM Bali Scorenya 0 : 4

    Wajar jika masyarakat Bali menaruh kecurigaan yang mendalam terhadap STIKOM Bali. Ini adalah sederetan rekaman ingatan publik yang sulit untuk dibantah dan kemudian dianggap sebagai kebetulan belaka;

    1. Kasus mahasiswa hindu yang hilang yang kemudian akhirnya ditemukan di lombok sudah menjadi mualaf adalah mahasiswa STIKOM Bali.

    2. Bank Mualamat yang sign boardnya demikian mentereng di STIKOM Bali bahkan konon Bank Syariah ini memiliki kantor di dalan gedung STIKOM Bali. STIKOM Bali adalah kampus yang getol dengan kemitraannya dengan Bank Syariah.

    3. Sepak terjang direktur STIKOM Bali Dadang Hermawan yang adalah ketua Masyarakat Ekonomi Syariah Bali yang sudah bikin geger dan melukai hati orang Bali dengan meluncurkan gagasan Wisata Syariah di Bali. Dadang Hermawan juga ingin mengembangkan MES di 5 daerah di Bali. Direktur STIKOM ini juga aktif di JPMI (Jaringan Pengusaha Muslim Indonesia), jadi selalu aktif di kegiatan dengan label agama.

    4. Adalah sebuah kebetulan yang super luar biasa jika kemudian 3 buah mobil operasional STIKOM Bali semuanya memiliki nomer plat DK 1515 yang kalau dibaca menjadi “ISIS”, bahkan salah satunya adalah DK 1515 DH yang merupakan inisial dari Dadang Hermawan. Pihak STIKOM Bali telah mengklarifikasi bahwa 1515 diasosiasikan dengan “first”, namun lagi-lagi masyarakat tersakiti karena dianggap bodoh. 1515 = “first” hanyalah logika onta, bukan logika Orang Bali.

    ISIS adalah organisasi yang sangat berbahaya, tetap waspada sebelum terlambat.

    Masyarakat Bali vs STIKOM Bali 0 : 4

    Pasang mata, selalu waspada. Pemikiran sektarian di dunia pendidikan lebih mengerikan effeknya dibandingkan dengan wacana Wisata Syariah.

    Orang ini menjadi besar kepala karena kebesaran STIKOM Bali. Stop memberi amunisi kepada STIKOM Bali atau Dadang Out!!!!

    =====

    Hasil Cek Fakta

    Penjelasan:

    Beredar informasi yang menyebutkan bahwa Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer (Stikom) Bali telah terpapar ISIS. Adapun, dalam informasi yang beredar itu terdapat empat poin argumen yang menguatkan hal tersebut.

    Berdasarkan hasil penelusuran, pihak ITB Stikom Bali telah memberikan klarifikasinya. Klarifikasi itu sudah dipublikasikan melalui akun media sosial milik kampus tersebut. Berikut klarifikasi pihak perguruan tinggi tersebut melalui akun Facebooknya:

    […] Klarifikasi & Pernyataan Sikap ITB STIKOM BALI

    Terkait Hoax “Masyarakat Bali vs STIKOM Bali”

    Tujuan pendirian STMIK STIKOM BALI pada tahun 2002 adalah bentuk kecintaan dan komitmen kami — para pendiri yaitu Ida Bagus Dharmadiaksa, Satria Dharma, Dadang Hermawan, dan saya sendiri, Made Bandem — atas situasi dunia pendidikan tinggi di Bali saat itu yang belum memiliki sebuah lembaga pendidikan tinggi dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi.

    Berbekal keyakinan bahwa TIK akan menjadi salah satu bidang ilmu yang merubah dunia, kami pun berkolaborasi, berjuang, dan bekerja keras mewujudkan STMIK STIKOM BALI.

    Visi itu pun menjadi visi bersama, masyarakat Bali mendukung kami, dan sampai saat ini STMIK STIKOM BALI, dengan status barunya ITB STIKOM BALI telah meluluskan ribuan sarjana komputer dan ahli madya komputer. Tidak ada maksud lain, selain memajukan pendidikan TIK di Bali yang mampu meluluskan SDM yang berkompetensi dalam bidangnya. Prestasi ini bukan semata milik kami, bukan untuk memperkaya diri, namun menjadi prestasi masyarakat Bali dalam berkontribusi dalam pembangunan bangsa melalui TIK.

    Dan ketika passion dan kecintaan bersama ini dinodai oleh hoax ‘berita palsu’, dan ujaran kebencian, yang bertujuan merusak kepercayaan, kerukunan, dan toleransi di antara kita, maka ijinkanlah saya, atas nama ITB STIKOM BALI, menyampaikan klarifikasi dan pernyataan sebagai berikut:

    1. Berita palsu bermuatan SARA yang ditujukan kepada ITB STIKOM BALI adalah isu lama yang didaur ulang sehingga tidak ada validitas dan relevansinya dengan kondisi ITB STIKOM BALI dewasa ini.

    2. Kegaduhan dari berita palsu bermuatan adu-domba ini mesti disadari bukan semata-mata ingin menghancurkan nama baik dan prestasi ITB STIKOM BALI, namun ditujukan sebagai upaya memecah-belah kebersamaan, kerukunan dan kedamaian di Bali, dan ini sangatlah berbahaya karena bisa menimbulkan konflik di tataran akar rumput.

    3. Keluarga besar ITB STIKOM BALI mengecam penyebaran hoax bermuatan SARA ini, dan akan menjalankan tanggung jawab moral menjaga NKRI dengan menempuh jalan hukum.

    4. ITB STIKOM BALI tetap berkomitmen menjadi kampus TIK yang berlandaskan pada keteguhan melestarikan, mengembangkan, dan memajukan kebudayaan Bali.

    Demikan pernyataan ITB STIKOM BALI, dan saya mengajak semua lapisan masyarakat untuk berpikir jernih dan menghindari tindakan anarkis yang merugikan kita semua. Kepada semua anggota Keluarga Besar ITB STIKOM BALI, termasuk para alumni yang kini mengabdi di berbagai tempat di Indonesia, mari kita gunakan masalah ini sebagai kesempatan berharga untuk menunjukkan kualitas kita sebagai insan akademis yang menghargai toleransi serta setia kepada Pancasila dan NKRI.

    Denpasar, 3 Desember 2019

    Yayasan Widya Dharma Shanti Denpasar – ITB STIKOM BALI,

    Prof. Dr. I Made Bandem, M.A.

    #KamiKlarifikasi

    #PernyataanSikap

    #TurnBackHoax

    #SaringSebelumSharing […]

    Selain klarifikasi tertulis, pihak ITB Stikom Bali pun sudah menggelar konferensi pers dengan mengundang sejumlah media di Bali. Melalui konferensi pers tersebut, Prof. I Made Bandem selaku pendiri Yayasan Widya Dharma Shanti Denpasar yang menaungi kampus Stikom Bali menegaskan bahwa isu yang beredar tidak benar.

    “Isu itu tidak benar. Itu hoaks. Kampus kami sangat menghargai keberagaman dan menjunjung tinggi nasionalisme serta adat dan budaya,” tegas Prof. I Made Bandem.

    Menurut Prof Bandem, isu hoaks yang menimpa kampus ITB Stikom Bali itu sebenarnya terjadi sangat lama, yakni tepatnya 28 November 2015 lalu. Namun pada 29 November hingga 1 Desember 2019, isu ini kembali disebarluaskan kembali di medsos (facebook dan whatsapp).

    Untuk itu, tak mau kejadian serupa terulang dan sebagai upaya memberikan efek jera meluruskan informasi palsu tersebut, pihak Stikom Bali berencana akan menempuh jalur hukum.

    Namun sebelum mengambil langkah hukum, pihak kampus kata Prof Bandem terlebih dahulu melakukan kajian mendalam. Selain itu juga akan dilakukan kerjasama dengan pihak kepolisian, provider dan juga media sosial untuk menelusuri asal muasal hoaks ini beredar.

    “Akan dikaji dulu nanti. Pihak-pihak mana saja yang akan dilaporkan. Tujuannya adalah supaya ada kesadaran bersama bahwa hal ini merugikan. Agar ke depannya masyarakat juga bisa bersikap dan terhindar dari hoaks,” tambahnya.

    Rektor ITB Stikom Bali Dr Dadang Hermawan Ak pun angkat bicara memberikan klarifikasinya. Ia mengatakan, berita hoaks yang beredar ini sejatinya sudah pernah diklarifikasi pada tahun 2015 silam.

    Dimana saat itu, Stikom Bali diisukan berafiliasi dengan kelompok radikal ISIS.

    Kata Dadang, pihak penyebar hoaks menghubungkan tudingan itu dengan sejumlah sarana milik kampus ITB Stikom Bali diantaranya mobil operasional milik kampus yang memiliki nomor polisi dengan angka unik, yakni 1515.

    “Masalah ini pertama kali di tahun 2015. Terkait nomor kendaraan mobil kami 1515. Nomor itu sendiri ada karena ingin ada ciri khas saja. Makanya dikasih nomor plat yang sama dengan beberapa mobil lain juga. Tidak ada hubungannya dengan ISIS,” terangnya.

    berita hoaks yang beredar ini sejatinya sudah pernah diklarifikasi pada tahun 2015 silam.

    Dimana saat itu, Stikom Bali diisukan berafiliasi dengan kelompok radikal ISIS.

    Kata Dadang, pihak penyebar hoaks menghubungkan tudingan itu dengan sejumlah sarana milik kampus ITB Stikom Bali diantaranya mobil operasional milik kampus yang memiliki nomor polisi dengan angka unik, yakni 1515.

    “Masalah ini pertama kali di tahun 2015. Terkait nomor kendaraan mobil kami 1515. Nomor itu sendiri ada karena ingin ada ciri khas saja. Makanya dikasih nomor plat yang sama dengan beberapa mobil lain juga. Tidak ada hubungannya dengan ISIS,” terangnya.

    Rujukan