Akun @teluuur mengunggah video konferensi pers dokter amerika mengenai COVID-19, dengan narasi “Dokter² Amerika Ini Buka Suara Melawan Wehao. Download sekarang sebelum di-takedown, nontonnya nanti aja!”
Di video itu, salah satunya ada klaim dari dokter Stela Immanuel sebagai berikut;
“This virus has a cure. It is called hydroxychloroquine, zinc and Zithromax. I know you people want to talk about a mask. Hello? You don’t need [a] mask. There is a cure. I know they don’t want to open schools. No, you don’t need people to be locked down. There is prevention and there is a cure.”
Jika diterjemahkan: Virus ini punya obat, yaitu hydroxychloroquine, zinc dan zithromax. Saya tahu orang orang akan membicarakan tentang masker. Halo? Kalian tidak memerlukan masker. Sudah ada obatnya. Saya tahu mereka tidak ingin membuka sekolah. Tidak, kalian tidak perlu membatasi orang. Ada pencegahan dan ada obatnya.
(GFD-2020-4548) [SALAH] Virus ini punya obat Hydroxychloroquine, Zinc dan Zithromax
Sumber: Instagram.comTanggal publish: 05/08/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri https://leadstories.com/ ternyata telah membuat debunk atas video yang berdurasi 45 menit ini. Video yang sudah di takedown di beberapa platform, antara lain youtube, facebook dan twitter ini banyak mengandung klaim palsu dan menyesatkan. Salah satunya klaim dari dokter Stela Immanuel, tentang hydroxychloroquine, zinc dan zithromax obat COVID-19.
Hal itu bertentangan dengan penjelasan ahli Global yang mengatakan bahwa tidak ada obat untuk Coronavirus. Mereka juga menekankan pentingnya memakai masker untuk mengurangi penyebaran virus ini.
WHO mengatakan “tidak ada obat-obatan yang telah ditemukan untuk mencegah atau menyembuhkan penyakit ini. ” WHO juga tidak merekomendasikan pengobatan sendiri dalam upaya untuk mencegah atau menyembuhkan Coronavirus.
Dalam konferensi Stela Immanuel mengutip penelitian pada tahun 2005, yang berjudul Chloroquine is a potent inhibitor of SARS coronavirus infection and spread. Chloroquine memang dapat mencegah penyebaran SARS Cov di kultur sel. namun COVID-19 ini berbeda dengan SARS Cov, Chloroquine juga berbeda dengan hydroxychloroquine serta kultur sel berbeda dengan manusia.
National Institute of Health (NIH) pada 20 Juni lalu juga menghentikan uji klinis dari chloroquine, untuk mengevaluasi keamanan dan efektivitas hydroxychloroquine. Begitu pula FDA bulan Juli lalu juga memperingatkan terhadap penggunaan hydroxychloroquine untuk COVID-19 diluar uji klinis atau rumah sakit pengaturan , mengutip risiko masalah irama jantung. FDA juga mencabut otorisasi penggunaan darurat untuk hydroxychloroquine.
Dengan begitu, berdasarkan kategori Misinformasi dan Disinformasi dari First Draft, unggahan akun @teluuur mengenai konferensi pers dokter amerika ini termasuk dalam kategori konten yang menyesatkan atau misleading content.
Hal itu bertentangan dengan penjelasan ahli Global yang mengatakan bahwa tidak ada obat untuk Coronavirus. Mereka juga menekankan pentingnya memakai masker untuk mengurangi penyebaran virus ini.
WHO mengatakan “tidak ada obat-obatan yang telah ditemukan untuk mencegah atau menyembuhkan penyakit ini. ” WHO juga tidak merekomendasikan pengobatan sendiri dalam upaya untuk mencegah atau menyembuhkan Coronavirus.
Dalam konferensi Stela Immanuel mengutip penelitian pada tahun 2005, yang berjudul Chloroquine is a potent inhibitor of SARS coronavirus infection and spread. Chloroquine memang dapat mencegah penyebaran SARS Cov di kultur sel. namun COVID-19 ini berbeda dengan SARS Cov, Chloroquine juga berbeda dengan hydroxychloroquine serta kultur sel berbeda dengan manusia.
National Institute of Health (NIH) pada 20 Juni lalu juga menghentikan uji klinis dari chloroquine, untuk mengevaluasi keamanan dan efektivitas hydroxychloroquine. Begitu pula FDA bulan Juli lalu juga memperingatkan terhadap penggunaan hydroxychloroquine untuk COVID-19 diluar uji klinis atau rumah sakit pengaturan , mengutip risiko masalah irama jantung. FDA juga mencabut otorisasi penggunaan darurat untuk hydroxychloroquine.
Dengan begitu, berdasarkan kategori Misinformasi dan Disinformasi dari First Draft, unggahan akun @teluuur mengenai konferensi pers dokter amerika ini termasuk dalam kategori konten yang menyesatkan atau misleading content.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Riza Dwi M (Anggota Tim Kalimasada Solo)
Informasi tersebut menyesatkan. WHO dan beberapa lembaga lain menangguhkan penggunaan hydroxychloroquine untuk mengobati COVID-19 karena belum teruji klinis.
Informasi tersebut menyesatkan. WHO dan beberapa lembaga lain menangguhkan penggunaan hydroxychloroquine untuk mengobati COVID-19 karena belum teruji klinis.
Rujukan
(GFD-2020-4547) [SALAH] Datangi Polresta Bogor, Presiden Jokowi Urus Sendiri Perpanjangan SIM
Sumber: Portal BeritaTanggal publish: 05/08/2020
Berita
Datangi Polresta Bogor, Presiden Jokowi Urus Sendiri Perpanjangan SIM
Hasil Cek Fakta
Sebuah media online bernama acehpost.id menulis artikel berjudul “Datangi Polresta Bogor, Presiden Jokowi Urus Sendiri Perpanjangan SIM” yang rilis pada 4 agustus 2020.
Berdasarkan penelusuran, dilansir dari medcom.id, klaim bahwa Presiden Joko Widodo mendatangi Polresta Bogor untuk mengurus SIM sendiri adalah salah. Faktanya, Jokowi memperpanjang SIM di layanan mobil SIM keliling yang datang ke kompleks Istana Kepresidenan Bogor.
Dilansir dari Tribunnews.com, Jokowi memperpanjang SIM pada Sabtu, 24 Maret 2018 lalu. Saat memperpanjang SIM, Jokowi juga turut melakukan sesi foto biasa selaiknya pengendara lainnya.
Tampak foto kedua di unggahan, Jokowi duduk dengan latar belakang biru berlambang Kepolisian.Di sampingnya juga berdiri Kapolresta Bogor Kota saat itu Komisaris Besar Ulung Sampurna Jaya.
Jokowi saat itu memperpanjang untuk jenis SIM A dan SIM C. Saat itui selain Jokowi, banyak juga karyawan Istana Kepresidenan Bogor yang ikut memanfaatkan layanan mobil SIM Keliling tersebut.
Berdasarkan penelusuran, dilansir dari medcom.id, klaim bahwa Presiden Joko Widodo mendatangi Polresta Bogor untuk mengurus SIM sendiri adalah salah. Faktanya, Jokowi memperpanjang SIM di layanan mobil SIM keliling yang datang ke kompleks Istana Kepresidenan Bogor.
Dilansir dari Tribunnews.com, Jokowi memperpanjang SIM pada Sabtu, 24 Maret 2018 lalu. Saat memperpanjang SIM, Jokowi juga turut melakukan sesi foto biasa selaiknya pengendara lainnya.
Tampak foto kedua di unggahan, Jokowi duduk dengan latar belakang biru berlambang Kepolisian.Di sampingnya juga berdiri Kapolresta Bogor Kota saat itu Komisaris Besar Ulung Sampurna Jaya.
Jokowi saat itu memperpanjang untuk jenis SIM A dan SIM C. Saat itui selain Jokowi, banyak juga karyawan Istana Kepresidenan Bogor yang ikut memanfaatkan layanan mobil SIM Keliling tersebut.
Kesimpulan
Bukan foto saat mengurus SIM di Polresta Bogor. Foto tersebut adalah pada Saat Presiden Jokowi memperpanjang SIM di layanan mobil SIM keliling yang datang ke kompleks Istana Kepresidenan Bogor pada maret 2018 lalu.
Rujukan
- https://www.medcom.id/telusur/cek-fakta/9K50xQBk-cek-fakta-jokowi-mendatangi-polresta-bogor-urus-perpanjangan-sim-sendiri
- https://jabar.tribunnews.com/2018/03/27/datangi-mobil-layanan-keliling-presiden-jokowi-urus-sendiri-perpanjangan-sim-a-dan-c?page=all
- https://oto.detik.com/berita/d-3938010/mau-tahu-ekspresi-jokowi-di-foto-sim
(GFD-2020-4546) [SALAH] “Cita-cita kalian sudah saya wujudkan yakni menjadikan Indonesia Negara Komunis terbesar di dunia”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 05/08/2020
Berita
Wahai kawan kawan gerilya yang tergabung dalam Partai Komunis Indonesia. Cita-cita kalian sudah saya wujudkan yakni menjadikan Indonesia sebagai Negara Komunis terbesar di dunia.
Hasil Cek Fakta
Melalui media sosial Facebook, akun @HendraGunawan membagikan foto yang mempelihatkan Presiden RI Joko Widodo tengah menyampaikan pidato. Unggahan tersebut dibarengi dengan narasi “Cita-cita kalian sudah saya wujudkan yakni menjadikan Indonesia sebagai Negara Komunis terbesar di dunia”. Jika melihat dari padanan gambar yang digunakan, unggahan akun @HendraGunawan tentu dapat menggiring opini bahwa narasi tersebut dilontarkan oleh Jokowi.
Coba melakukan penelusuran dengan mesin pencari gambar milik google, diketahui bahwa foto serupa pernah digunakan oleh medcom.id pada pemberitaan “Jokowi Pastikan RS Darurat Korona Wisma Atlet Siap Digunakan”. Mengutip pada isi berita tersebut, diketahui bahwa orang nomor satu di Indonesia itu tengah meninjau Rumh Sakit Darurat Penanganan Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran.
Usai melakukan peninjaun Wisma Atlet, Jokowi diketahui mengadakan konferensi pers yang menyatakan jika Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran siap menampung tiga ribu pasien.
“Wisma Atlet memiliki kapasitas 24.000 orang, yang saat ini telah disiapkan adalah untuk 3.000 pasien dengan wilayah ruang yang telah ditata dengan manajemen yang baik,” pungkas Jokowi.
Jika mengacu pada referensi yang ada, bisa disimpulkan bahwa Jokowi tidak pernah memberikan pernyataan seperti halnya klaim yang diberikan akun @HendraGunawan. Sementara foto tenaga medis yang merangkai kata “BACOT!” juga tidak benar. Foto tersebut sudah melalui proses penyuntingan, di mana foto asli bertuliskan #STAY AT – HOME – AND – HELP – US – PLEASE.
Coba melakukan penelusuran dengan mesin pencari gambar milik google, diketahui bahwa foto serupa pernah digunakan oleh medcom.id pada pemberitaan “Jokowi Pastikan RS Darurat Korona Wisma Atlet Siap Digunakan”. Mengutip pada isi berita tersebut, diketahui bahwa orang nomor satu di Indonesia itu tengah meninjau Rumh Sakit Darurat Penanganan Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran.
Usai melakukan peninjaun Wisma Atlet, Jokowi diketahui mengadakan konferensi pers yang menyatakan jika Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran siap menampung tiga ribu pasien.
“Wisma Atlet memiliki kapasitas 24.000 orang, yang saat ini telah disiapkan adalah untuk 3.000 pasien dengan wilayah ruang yang telah ditata dengan manajemen yang baik,” pungkas Jokowi.
Jika mengacu pada referensi yang ada, bisa disimpulkan bahwa Jokowi tidak pernah memberikan pernyataan seperti halnya klaim yang diberikan akun @HendraGunawan. Sementara foto tenaga medis yang merangkai kata “BACOT!” juga tidak benar. Foto tersebut sudah melalui proses penyuntingan, di mana foto asli bertuliskan #STAY AT – HOME – AND – HELP – US – PLEASE.
Kesimpulan
Kutipan tersebut palsu, yang adalah hasil suntingan. Sementara foto yang digunakan merupakan momen saat Presiden Joko Widodo tengah meresmikan Rumah Sakit Darurat Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran (23/7).
Rujukan
- https://www.medcom.id/telusur/cek-fakta/akW5R9WN-cek-fakta-jokowi-sebut-telah-menjadikan-indonesia-negera-komunis?
- https://nasional.kontan.co.id/news/jokowi-pastikan-wisma-atlet-dapat-tampung-3000-pasien-virus-corona
- https://www.medcom.id/foto/news/1bVj4Eab-jokowi-pastikan-rs-darurat-korona-wisma-atlet-siap-digunakan
- http://archive.fo/qp7gY
- https://web.facebook.com/groups/281730816561249/permalink/350382303029433/
(GFD-2020-4545) [SALAH] Pengecilan Otak Pada Anak-Anak Karena Radiasi Handphone
Sumber: facebook.comTanggal publish: 04/08/2020
Berita
Beredar Postingan foto di Facebook yang diklaim sebagai anak sedang terbaring di tempat tidur dan diklaim otaknya mengecil lantaran radiasi dari ponsel genggam.
Berikut kutipan narasi:
“Bgi yg punya anak putra putrinya harus di awasin yg suka maen hp..ini anak temen saya...hbis di oprasi pengecilan otak gara kna rdiasi sinar hp mhon di bagikan ya, sampe skrg anakya blm sadar...aamiinkan sejenak semoga anak ini cepat sadar Aamiin...
Bagikan agar ibu bapak awasin anak2!!
Sumber FB : Inur Inur switiy”
Berikut kutipan narasi:
“Bgi yg punya anak putra putrinya harus di awasin yg suka maen hp..ini anak temen saya...hbis di oprasi pengecilan otak gara kna rdiasi sinar hp mhon di bagikan ya, sampe skrg anakya blm sadar...aamiinkan sejenak semoga anak ini cepat sadar Aamiin...
Bagikan agar ibu bapak awasin anak2!!
Sumber FB : Inur Inur switiy”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim tersebut tidak benar. Dilansir dari liputan6.com, Dokter Spesialis Anak dan Konsultan Saraf Anak, Prof. Dr. Hardiono Pusponegoro, Sp.A(K) menyebut bahwa radiasi handphone dapat mengakibatkan pengecilan otak pada anak-anak adalah tidak benar.
"Radiasi HP mengakibatkan pengecilan otak itu tidak benar. Jadi diagnosa ini salah," kata Hardiono kepada Liputan6.com, Selasa (4/8/2020).
Menurut Hardiono, hingga kini tidak ada laporan dan kasus mengenai otak anak menjadi kecil karena radiasi dari handphone.
"Risetnya enggak ada, laporan kasusnya juga enggak ada," ucap Hardiono.
Hardiono menambahkan, pengecilan otak pada anak bisa disebabkan oleh berbagai hal. Misalnya saja seorang bayi mengalami kelainan saat lahir. Faktor lainnya adalah terinfeksi virus dan penyakit.
"Kalau sudah lahir, lahirnya normal lalu misalnya (otaknya) mengecil, itu karena infeksi otak. Meningitis atau (virus) zika, sehingga otaknya tidak berkembang lagi," terang Hardiono.
Dokter spesialis saraf RS Royal Surabaya dr Bambang Kusnardi SpS mengatakan, berita radiasi telepon genggam yang menyebabkan kanker otak pada anak adalah hoaks. ”Radiasi memang bisa menyebabkan kanker. Namun harus dalam dosis besar,” ucapnya.
Selain soal besarnya radiasi, kanker juga akan tumbuh ketika paparan berlangsung lama. Gelombang radiasi pada telepon genggam memang tidak terlalu besar. Sehingga kemungkinan untuk menyebabkan kanker juga sedikit.
Bambang mengatakan, kanker merupakan penyakit yang disebabkan banyak faktor. Hingga sekarang para ahli belum bisa memastikan penyebab pasti kanker. Penyebab kanker bisa dari keturunan. Artinya, mereka yang punya riwayat keluarga pengidap kanker bisa memiliki risiko tersebut. Selain itu, faktor lainnya adalah soal makanan yang dikonsumsi.
Sementara itu, dokter spesialis anak RS Khatolik St Vincentius a Paulo (RKZ) Surabaya dr Irma Lestari SpA menambahkan, paparan handphone merupakan salah satu faktor pemicu. ”Namun jika otaknya sampai mengecil itu tidak benar. Hoaks,” ujarnya.
"Radiasi HP mengakibatkan pengecilan otak itu tidak benar. Jadi diagnosa ini salah," kata Hardiono kepada Liputan6.com, Selasa (4/8/2020).
Menurut Hardiono, hingga kini tidak ada laporan dan kasus mengenai otak anak menjadi kecil karena radiasi dari handphone.
"Risetnya enggak ada, laporan kasusnya juga enggak ada," ucap Hardiono.
Hardiono menambahkan, pengecilan otak pada anak bisa disebabkan oleh berbagai hal. Misalnya saja seorang bayi mengalami kelainan saat lahir. Faktor lainnya adalah terinfeksi virus dan penyakit.
"Kalau sudah lahir, lahirnya normal lalu misalnya (otaknya) mengecil, itu karena infeksi otak. Meningitis atau (virus) zika, sehingga otaknya tidak berkembang lagi," terang Hardiono.
Dokter spesialis saraf RS Royal Surabaya dr Bambang Kusnardi SpS mengatakan, berita radiasi telepon genggam yang menyebabkan kanker otak pada anak adalah hoaks. ”Radiasi memang bisa menyebabkan kanker. Namun harus dalam dosis besar,” ucapnya.
Selain soal besarnya radiasi, kanker juga akan tumbuh ketika paparan berlangsung lama. Gelombang radiasi pada telepon genggam memang tidak terlalu besar. Sehingga kemungkinan untuk menyebabkan kanker juga sedikit.
Bambang mengatakan, kanker merupakan penyakit yang disebabkan banyak faktor. Hingga sekarang para ahli belum bisa memastikan penyebab pasti kanker. Penyebab kanker bisa dari keturunan. Artinya, mereka yang punya riwayat keluarga pengidap kanker bisa memiliki risiko tersebut. Selain itu, faktor lainnya adalah soal makanan yang dikonsumsi.
Sementara itu, dokter spesialis anak RS Khatolik St Vincentius a Paulo (RKZ) Surabaya dr Irma Lestari SpA menambahkan, paparan handphone merupakan salah satu faktor pemicu. ”Namun jika otaknya sampai mengecil itu tidak benar. Hoaks,” ujarnya.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka klaim tersebut tidak benar. Oleh sebab itu, konten tersebut masuk ke dalam kategori Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan.
Rujukan
- https://web.facebook.com/groups/fafhh/permalink/1251180578547808/
- https://turnbackhoax.id/2020/08/05/salah-pengecilan-otak-pada-anak-anak-karena-radiasi-handphone/
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4322376/cek-fakta-radiasi-sinar-handphone-sebabkan-pengecilan-otak-benarkah
- https://www.jpnn.com/news/radiasi-sinyal-hp-menyebabkan-otak-mengecil-begini-penjelasan-dokter
Halaman: 5722/6304