• (GFD-2020-4556) [SALAH] Foto “ledakan dahsyat di Beirut, terdapat gudang penyimpanan 2.750 ton amonium nitrat”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 05/08/2020

    Berita

    Terjadinya ledakan dahsyat di beirut ternyata di lokasi kejadian terdapat gudang penyimpanan 2.750 ton amonium nitrat…

    Hasil Cek Fakta

    Melalui media sosial Facebook, akun @NicBee membagikan tiga buah foto yang disertai keterangan bahwa foto-foto tersebut merupakan dokumentasi dari insiden ledakan di Beirut, Lebanon. Hingga saat ini, unggahan akun @NicBee telah mendapat 123 respon dan 16 kali dibagikan oleh pengguna Facebook lainnya.

    Coba melakukan penelusuran dengan mesin pencari gambar milik google, diketahui bahwa dua foto yang diunggah oleh @NicBee tidak sesuai dengan konteks. Melansir dari cnn.com, diketahui bahwa foto serupa pernah diunggah untuk memberitakan informasi berjudul “North Korea Blows Up Liaison Office Used For Talks With South Korea” pada 16 Juni 2020. Mengutip dari isi berita tersebut, dijelaskan bahwa Korea Utara meledakan kantor penghubung Kaesong, yang merupakan sarana penghubung untuk melakukan pembicaraan dengan Korea Selatan.

    Foto selanjutnya, yang memperlihatkan beberapa mobil dalam kondisi terbakar. Foto tersebut diketahui pernah digunakan oleh hurriyetdailynews.com dalam pemberitaan “Lebanon police intelligence chief killed by Beirut car bomb” pada Oktober 2012 silam. Mengutip pada pemberitaan tersebut, terkait penggunaan foto yang memperlihatkan beberapa mobil terbakar merupakan kejadian pada tahun 2012. Kejadian tersebut benar terjadi di Beirut, Lebanon, namun bukan merupakan dokumentasi dari insiden ledakan yang baru-baru ini terjadi.

    Kesimpulan

    Dua dari tiga foto yang diunggah tidak sesuai dengan konteks. Foto-foto tersebut bukan insiden ledakan yang baru terjadi di Beirut, Lebanon. Kejadian pada foto tidak mewakili caption atau keterangan, yang menyatakan bahwa foto tersebut merupakan dokumentasi dari terjadinya ledakan di Lebanon, 4 Agustus 2020.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4555) [SALAH] “4 agustus 2020 Lebanon saat diserang bom nuklir”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 05/08/2020

    Berita

    Akun Info penting (fb.com/gmail.anang) mengunggah sebuah video dengan narasi sebagai berikut:

    “4 agustus 2020
    Lebanon saat diserang bom nuklir
    Ngeri dan sedih
    Telah hancur lah negara jika sudah di keluar kan nuklir”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa Lebanon diserang bom nuklir pada tanggal 4 Agustus 2020 adalah klaim yang salah.

    Faktanya, ledakan yang terjadi di Beirut, Lebanon itu bukan karena bom nuklir. Pemerintah Lebanon meyakini biang keroknya adalah gudang di pelabuhan yang terbakar. Gudang itu menyimpan sekitar 2.750 ton amonium nitrat yang tersimpan di gudang lokasi ledakan besar Beirut.

    Perdana Menteri (PM) Lebanon, Hassan Diab, mengatakan ada sekitar 2.750 ton amonium nitrat tersimpan di gudang lokasi ledakan besar Beirut. Hassan menyebut pengiriman bahan pemicu ledakan itu tersimpan di gudang selama 6 tahun.

    “Tidak dapat diterima bahwa pengiriman 2.750 ton amonium nitrat telah ada selama enam tahun di sebuah gudang, tanpa mengambil langkah-langkah pencegahan, Itu tidak bisa diterima dan kita tidak bisa diam tentang masalah ini.” kata Diab pada pertemuan dewan pertahanan, seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (4/8/2020).

    Direktur Jenderal Kementerian Pertahanan Libanon, saat diwawancarai BBC, menyatakan sumber ledakan kemungkinan gudang yang beroperasi di pelabuhan sejak 2014. “Ada laporan kalau pemicunya adalah bahan peledak yang pernah disita aparat hukum beberapa waktu lalu,” kata Mayjen Abbas Ibrahim.

    Amonium nitrat adalah suatu senyawa kimia. Penggunaan amonium nitrat adalah sebagai komponen campuran peledak yang digunakan dalam konstruksi pertambangan, penggalian, dan konstruksi sipil.

    Selain itu, Redaksi Motherboard menghubungi pakar nuklir untuk menguji teori konspirasi tersebut. Pakar punya pendapat yang tegas: ledakan di Beirut bukan efek dari bom nuklir. Tak ada tanda-tanda proses pelepasan radiasi sama sekali.

    “Jelas bukan nuklir. Ledakan di Beirut tak ada seujung kukunya dari efek bom nuklir kecil,” kata Jeffrey Lewis kepada Motherboard, selaku Direktur Middlebury Institute of International Studies yang rutin mengkaji proses pelucutan nuklir di berbagai negara.

    “Selain itu, proses ledakan nuklir tidak diawali dengan asap membumbung seperti di Beirut, sebagaimana kita saksikan dari rekaman amatir di media sosial.”

    Satu-satunya “bukti” yang bisa mendukung keyakinan para penganut teori konspirasi adalah munculnya awan jamur. Namun, berkebalikan dengan pemahaman awam, bom nuklir dan hidrogen tidak selalu ditandai dengan awan jamur.

    “Sebab, awan jamur juga bisa dihasilkan oleh ledakan akibat bahan kimia tertentu dalam jumlah besar,” kata David Dearborn, fisikawan di Yayasan Lawrence Livermore National Laboratory saat diwawancarai Scientific American pada 1999.

    Ledakan kilang minyak di Texas pada 2008 juga menghasilkan awan jamur. Begitu pula kecelakaan di pabrik pupuk Texas 2013. “Salah satu penanda awan jamur akibat bom nuklir adalah warnanya. Sementara yang warna ledakan awal Beirut adalah oranye, menandakan tidak cukup panas seperti nuklir yang biasanya sangat putih,” kata Alex Wellerstein, peneliti nuklir di the Stevens Institute, saat berkomentar di Twitter.

    Kesimpulan

    BUKAN bom nuklir. Pemerintah Lebanon meyakini biang keroknya adalah gudang di pelabuhan yang terbakar. Gudang itu menyimpan sekitar 2.750 ton amonium nitrat yang tersimpan di gudang lokasi ledakan besar Beirut.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4554) [SALAH] Foto “Jokowi: DIA SIAPA SIH? APAPUN YANG SAYA LAKUKAN PASTI SALAH DIMATA DIA”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 05/08/2020

    Berita

    Akun Facebook Vancen Angel membagikan foto Presiden Joko Widodo dan Politikus Fadli Zon dengan teks dialog di dalamnya bertuliskan “DIA SIAPA SIH? APAPUN YANG SAYA LAKUKAN PASTI SALAH DIMATA DIA.”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa foto tersebut suntingan dari dua foto. Foto Presiden Joko Widodo berasal dari hasil jepretan fotografer antaranews.com, Reno Esnir, yang tayang pada 14 Agustus 2014. Foto aslinya menampilkan Presiden Joko Widodo bersama Surya Paloh, Ketua Umum Partai NasDem.

    Lalu, foto Fadli Zon berasal dari akun Instagram Fadli Zon (@fadlizon) pada tanggal 17 Juli 2020. Pada narasi dalam akun Instagram tersebut disebutkan bahwa foto tersebut diambil saat Tim Kunjungan Kerja Komisi I DPR RI @DPR_RI ke Mako Korem 064/MY, di Jl. Maulana Yusuf No. 9 Serang, Banten, Jumat, 17 Juli 2020.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan itu, maka konten sumber masuk ke dalam kategori Manipulated Content atau Konten yang Dimanipulasi.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4553) [SALAH] Alat Pendeteksi Tsunami Merupakan Tanda Adanya Gunung Api di Bawah Laut

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 05/08/2020

    Berita

    Kita berada di kaki kaki Gunung Api Purba yang berada di dasar laut kab. Morowali. \

    Jadi pasti akan ada setiap tahun gempa yg berpusat di daerah kab. Morowali. Ini sudah diteliti sejak tahun 2013.

    Ini salah satu contoh alat untuk mengetahui letak Gempa dan potensi Tsunami.

    Dan ada juga yg diletakkan di dasar laut.

    Berarti jika ada yg melihat seperti ini di laut, berarti di sekitar bawah laut, ada Gunung Api yg aktif

    Hasil Cek Fakta

    Melalui media sosial Facebook , beredar sebuah unggahan oleh akun @AndiAfdal yang mengklaim jika alat pendeteksi tsunami juga merupakan pertanda akan keberadaan gunung api di bawah laut. Pasca ramai menjadi perbincangan, diketahui bahwa akun @AndiAfdal telah menghapus unggahannya tersebut.

    Namun pasca dilakukan penelusuran lebih lanjut, diketahui bahwa narasi terkait alat pendeteksi tsunami sebagai tanda akan keberadaan gunung api adalah tidak benar. Melansir dari merdeka.com, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Geologi Kementerian ESDM Ichy Sri Hidayati mengatakan, alat pendeteksi tsunami bukan sebagai tanda akan keberadaan gunung api di bawah laut.

    “Jadi dipasang alat itu, mungkin bukan karena ada gunung api di sana,” jelas Ichi.

    Senada dengan Ichi, pernyataan serupa juga dituturkan oleh Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi, dijelaskan bahwa alat tersebut berfungsi sebagai pendeteksi tsunami saja. Agung menuturkan bahwa hingga saat ini belum ada alat monitoring untuk mengetahui keberadaan gunung api di bawah laut.

    “Alat itu untuk mendeteksi tsunami saja, belum ada untuk memonitoring gunung api di bawah laut,” jelas Agung.

    Kesimpulan

    Informasi tersebut tidak sesuai fakta. Alat pendeteksi tsunami bukan sebagai tanda adanya keberadaan gunung api di bawah laut. Kementerian ESDM menjelaskan bahwa hingga saat ini belum ada alat untuk memonitoring keberadaan gunung api di bawah laut.

    Rujukan